Merupakan suatu kombinasi deformitas yang terdiri dari supinasi dan adduksi forefoot pada sendi midtarsal, heel varus pada sendi subtalar, equinus pada sendi ankle, dan deviasi pedis ke medial terhadap lutut (1,6). Deviasi pedis ke medial ini akibat angulasi neck talus dan sebagian internal tibial torsio Kata talipes equinovarus berasal dari bahasa Latin, dimana talus (ankle), pes (foot), equinus menunjukkan tumit yang terangkat seperti kuda, dan varus berarti inversidan adduksi (inverted and adducted)
Deformitas CTEV meliputi tiga persendian, yaitu inversi pada sendi subtalar, adduksi pada sendi talonavicular, dan equinus pada ankle joint
Orthosis terdiri dari dua sepatu yang dihubungkan dengan sebuah papan yang
mampu memposisikan sepatu selebar bahu. Papan harus mampu menahan sepatu 70
derajat eksternal rotasi dan 5-10 derajat dorsofleksi. Pada kasus unilateral, kaki
normal harus berada di 40 derajat eksternal rotasi. Menahan kaki selebar bahu
membantu abduksi pedis. Orthosis digunakan setiap hari hingga 3-4 bulan, lalu
dilanjutkan pemakaian saat tidur siang dan malam selama 2-4 tahun
ada 90% kasus diperlukan adanya Achilles tenotomy (percutaneous Achilles
Tenotomy/ pAT) untuk mengoreksi kontraktur equinus. Tindakan ini dilakukan
dengan anestesi local pada anak usia dibawah 1 tahun (tanpa adanya overlengthening
atau kelemahan otot) dan dengan sedasi di ruang operasi untuk anak yang lebih tua.
Untuk anestesi local disarankan hanya menggunakan anestesi topical terlebih dahulu
dan anestesi injeksi diberikan setelah prosedur tenotomy. Hal ini untuk menghindari
kesulitan dalam palpasi tendon sehingga berpotensi merusak neurovaskuler di area
tersebut. Tenotomy dapat dilakukan dengan thin cataract knife yang steril di klinik
(setelah EMLA cream menganastesi kulit secara local selama 30 menit). Beberapa
dokter lebih memilih mengerjakan di ruang operasi untuk anak >3 bulan, karena akan
lebih mudah memasang cast tanpa adanya resistensi dari anak (Herring, 2014). CTEV rata-rata muncul dalam 1-2:1000 kelahiran bayi di dunia dan merupakan salah satu defek saat lahir yang paling umum pada system musculoskeletal
Laki-laki 2:1 perempuan
50% kasusnya adalah bilateral. Pada kasus unilateral, kaki kanan lebih sering terkena. Setelah steril, pedis ditahan oleh asisten dengan tekanan dorsofleksi yang
ringan hingga sedang. Tekanan yang terlalu kuat akan cenderung mengencangkan
kulit dan menyulitkan untuk palpasi tendon dengan baik. Pisau memasuki kulit
sepanjang batas medial tendon Achilles . Karena biasanya calcaneus terelevasi pada
fat pad, maka penting untuk memotong tendon 0,5 – 1 cm proksimal dari insersinya,
dimana akan cenderung untuk menyebar ke tuberositas calcaneus. Setelah
dimasukkan, pisau didorong ke medial tendon dan dirotasikan di bawahnya.
Counterpressure dengan jari telunjuk dari arah berlawanan akan mendorong tendon ke
pisau dan mencegah laserasi yang tidak diinginkan. Pergerakan yang berlebihan dari
pisau ke arah
2. DEFINISI
• Merupakan suatu kombinasi deformitas yang terdiri dari supinasi dan adduksi
forefoot pada sendi midtarsal, heel varus pada sendi subtalar, equinus pada
sendi ankle, dan deviasi pedis ke medial terhadap lutut (1,6). Deviasi pedis ke
medial ini akibat angulasi neck talus dan sebagian internal tibial torsio
3. • Kata talipes equinovarus berasal dari bahasa Latin, dimana talus (ankle), pes
(foot), equinus menunjukkan tumit yang terangkat seperti kuda, dan varus
berarti inversidan adduksi (inverted and adducted)
• Deformitas CTEV meliputi tiga persendian, yaitu inversi pada sendi subtalar,
adduksi pada sendi talonavicular, dan equinus pada ankle joint
4. EPIDEMIOLOGI
• CTEV rata-rata muncul dalam 1-2:1000 kelahiran bayi di dunia dan
merupakan salah satu defek saat lahir yang paling umum pada system
musculoskeletal
• Laki-laki 2:1 perempuan
• 50% kasusnya adalah bilateral. Pada kasus unilateral, kaki kanan lebih sering
terkena.
5. ETIOPATOGENESIS
• Belum sepenuhnya dimengerti
• CTEV umumnya merupakan isolated birth defect dan diperkirakan idiopatik
• Meskipun kadang muncul bersamaan dengan myelodysplasia, arthrogryposis,
atau kelainan kongenital multiple
10. DIAGNOSIS
• Dapat ditegakkan sejak prenatal, setidaknya paling cepat pada trimester kedua
• Diagnosis terbukti saat kelahiran bayi yang ditandai dengan adanya heel
equinus dan inverted foot terhadap tibia
• True clubfoot harus dibedakan dengan postural clubfoot, dimana kaki tidak
dapat sepenuhnya dikoreksi secara pasif
11. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan radiologi dini tidaklah informatif dibandingkan dengan
pemeriksaan fisik, dikarenakan hanya akan tampak ossification center pada
tulang tarsal, calcaneus, dan metatarsal
• Setelah usia 3 atau 4 bulan, tulang-tulang tersebut telah cukup terosifikasi,
dan pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan proyeksi film
anteroposterior dan lateral dengan stress dorsofleksi
12. • Pada proyeksi AP diukur sudut talocalcaneal (30-50o) dan talo-metatarsal I
(010o), sedangkan pada proyeksi lateral diukur sudut talocalcaneal (30-50o)
dan tibiocalcaneal (10-20o)
• Sudut-sudut tersebut akan menghilang/berkurang pada CTEV, sehingga
dapat memprediksi keparahan dan respon terhadap intervensi yang akan
diberikan
14. Non operatif : ponseti metode
Ponseti cast dan brace
• Serial manipulasi yang gentle dan casting
setiap minggunya, diikuti Achilles
tenotomy,dan foot abduction orthosis
(Denis browne orthosis) jika dibutuhkan.
• Cast terpasang dipasang dari jari kaki
hingga 1/3 atas paha dengan lutut fleksi
90o dan akan diganti setiap 5-7 hari
15. Tahapan ponseti metode
• C : Cavus : supinasi forefoot relatif terhadap hindfoot melalui penekanan pada metatarsal I.
( cast 1)
• A : Forefoot adductus :dengan supinasi pedis dan counterpressure pada head of talus (cast
2-4)
• V : Hindfoot varus : dengan supinasi pedis dan counterpressure pada head of talus (cast 2-4)
• E : Hindfoot equinus : hindfoot dalam posisi sedikit valgus dan pedis abduksi 70o relative
terhadap cruris (cast 5)
16. • Setelah cast dilepas, foot abduction orthosis (sering disebut Denis Browne bar and
shoes) diberikan untuk mencegah rekurensi deformitas, untuk remodeling
persendian dengan tulang-tulang dalam posisi baik, dan untuk meningkatkan
kekuatan otot kaki.
• Alat ini berupa sepatu yang terhubung dengan dynamic bar (kira-kira sepanjang bahu
pasien). Rotasi sepatu terhadap bar sekitar 60-70o eksternal rotasi pada kaki clubfoot
dan 40o eksternal rotasi pada kaki normal. Alat ini dipakai 22-23 jam sehari selama 3
bulan, lalu saat tidur malam dan siang (12-14 jam sehari) hingga anak berusia 1
tahun, dan saat tidur malam hingga usia 3-4 tahun
18. Achiles tenotomy
• ada 90% kasus diperlukan adanya Achilles tenotomy
• Tenotomy dapat dilakukan dengan thin cataract knife yang steril
• pedis ditahan oleh asisten dengan tekanan dorsofleksi yang ringan hingga sedang
• Pisau memasuki kulit sepanjang batas medial tendon Achilles
• Counterpressure dengan jari telunjuk dari arah berlawanan akan mendorong tendon ke pisau dan mencegah laserasi yang
tidak diinginkan
• Tenotomy yang berhasil ditandai dengan palpable pop dan adanya kemampuan untuk dorsofleksi tambahan sejauh 15-20º
• Tidak perlu ada jahitan dan dipasangkan cotton cast padding steril, diikuti dengan pemasangan long leg cast pada maksimal
dorsofleksi dengan abduksi 70 derajat
20. French metode
• Metode ini memerlukan manipulasi setiap
harinya dan diikuti dengan pemakaian
adhesive tapping untuk menjaga posisi kaki
yang telah dikoreksi dengan peregangan
(stretching).
• focus pada penguatan otot peroneus
• harian berlangsung selama dua bulan, lalu
menjadi 3 kali seminggu selama enam
bulan. Saat kaki telah berhasil terkoreksi,
tetap dilakukan home exercise dan night
splint hingga sang anak mencapai usia
berjalan, kira-kira usia 2-3 tahu
21. TINDAKAN OPERATIF
1. Turco : One stage posteromedial release Koreksi terhadap calcaneus
dengan dilakukan subtalar release (lateral, posterior, medial) dan juga
calcaneofibular ligament.
2. Carrol : Plantar fascial release dan capsulotomy dari calcaneocuboid joint
3. Goldner : Koreksi dari rotasi talus dan tibiotalar joint release
4. McKay dan Simons : Prosedurnya lebih ekstensif, mayoritas struktur
peritalar dibebaskan.
23. Revisi dan Prosedur Sekunder
Soft Tissue Surgery
1. Percutaneus Achilles Tenotomy
2. Anterior TIbial Muscle Surgery
3. Posteromedial Soft-tissue Release
(PMR)
Bony Surgery
1. Lateral Column Shortening
2. Calcaneal Osteotomy
3. Supramalleolar Osteotomy
4. Triple Arthrodesis
24. Daftar pustaka
• Salter, RB. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system: An
introduction to orthopaedics, fractures, and joint injuries, rheumatology, metabolic bone
disease, and rehabilitation. Lippincott Williams & Wilkins, 1999.
• Dewi, K. A. C., & SpOT, K. A. Congenital Talipes Equino Varus (CTEV). 2015