SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  96
Télécharger pour lire hors ligne
EXECUTIVE DEVELOPMENT PROGRAM
PPM Manajemen
Jl. Menteng Raya 9, Jakarta 10340 Telp. (021) 2300313
Fax : (021) 2302051
www.ppm-manajemen.ac.id
PPM JAKARTA
Jl. Menteng Raya No.9 -19, Menteng
Jakarta Pusat 10340
+62 21 2300 313 | customer@ppm-
manajemen.ac.id
PPM Manajemen
EXECUTIVE DEVELOPMENT PROGRAM
SUPPLY CHAIN MANAGER
CERTIFICATION
UNIT KOMPETENSI
1. TLIL5020A Mengembangkan dan mempertahankan prosedur operasional untuk
transportasi dan logistik perusahaan
2. TLIX5015 Menetapkan rantai pasok
3. TLIP5025 Menetapkan dan mencapai anggaran
4. TLIP5035 Mengelola anggaran dan rencana keuangan
5. TLIP5011 Mengembangkan dan mengevaluasi strategi untuk perusahaan
transportasi dan logistik
6. TLIP4038 Mengawasi operasi rantai pasok
7. TLIP5055 Mengelola rantai pasok
8. TLII5018A Mengelola layanan pelanggan
9. TLIE4006A Mengumpulkan, menganalisa, dan menyajikan data dan informasi
tempat kerja
10. PSPROC607A Mengelola kontrak-kontrak strategis
11. BSBRSK401 Mengidentifikasi risiko dan menerapkan proses manajemen risiko
12. BSBMGT605 Memberikan kepemimpinan dalam organisasi
13. BSBREL402 Membangun hubungan klien dan jejaring bisnis
14. TLIX4034A Menerapkan secara teknis system dan teknik manajemen risiko
KELOMPOK KOMPTENSI SESI HARI
TLIX5015 Menetapkan rantai pasok
TLIP4038 Mengawasi operasi rantai pasok
TLIP5055 Mengelola rantai pasok
Manajemen Rantai Pasok
(Pengelolaan &
Pengawasan Rantai
Pasok)
1
TLIL5020A Mengembangkan dan mempertahankan
prosedur operasional untuk transportasi dan logistik
perusahaan
TLIP5011 Mengembangkan dan mengevaluasi strategi
untuk perusahaan transportasi dan logistik
Manajemen Logistik &
Transportasi
2
PSPROC607A Mengelola kontrak-kontrak strategis
BSBREL402 Membangun hubungan klien dan jejaring
bisnis
Manajemen Pengadaan
Manajemen Partnership
3
TLII5018A Mengelola layanan pelanggan
TLIE4006A Mengumpulkan, menganalisa, dan menyajikan
data dan informasi tempat kerja
BSBMGT605 Memberikan kepemimpinan dalam organisasi
• Manajemen Layanan
dalam Rantai Pasok
• Kepemiminan yang
Unggul
TLIP5025 Menetapkan dan mencapai anggaran
TLIP5035 Mengelola anggaran dan rencana keuangan
Pengelolaan Anggaran
dalam Rantai Pasok
4
BSBRSK401 Mengidentifikasi risiko dan menerapkan
proses manajemen risiko
TLIX4034A Menerapkan secara teknis system dan teknik
Manajemen Risiko Rantai
Pasok
Manajemen Rantai
Pasok
(Pengelolaan &
Pengawasan Rantai Pasok)
Sasaran Pengembangan Kompetensi:
• TLIX5015 Menetapkan rantai pasok
• TLIP4038 Mengawasi operasi rantai pasok
• TLIP5055 Mengelola rantai pasok
Pembahasan
Konsep
Dasar
Rantai
Pasok
Komponen
Dasar
Rantai
Pasok
Evaluasi/
Pengukuran
Rantai
Pasok
Mengelola
Permintaan
Keputusan
Strategik
Apa itu Supply Chain Management ?
Logistics=SCM
SCM versus Logistics: Empat Perspektif
Traditionalist Re-Labeling
Unionist Intersectionist
SCM Logistics
SCM
Logistics
Logistics
SCM
Tantangan Korporasi Saat ini
• Globalisasi dan “pemaksaan‟ ekonomi pasar bebas yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi seperti WTO (World Trade Organization), AFTA (Asean
Free Trade Area), APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation)
• Perubahan “customers oriented‟, (orientasi pelanggan)
setidaknya dalam 3 hal besar :
Harga Layanan
Mutu
Kebutuhan Optimalisasi
• Banyak perusahaan yang dalam menjalankan BPR (business
process reengineering) untuk mengatasinya.
• Untuk mengatasi hal kompleks yang melibatkan eksternal parties
(pihak luar) salah caranya adalah dengan strategi “supply chain
management optimization‟ (optimalisasi SCM)
• Dengan cara mengadakan analisis dari keseluruhan proses, dari
“initial supply‟ (titik awal suplai) sampai kepada “ultimate
consumption‟ (titik akhir pengguna) sehingga mendapatkan
keuntungan-keuntungan bagi organisasi
Keuntungan Optimalisasi SCM
Mengurangi inventory (sediaan)
30-40% aset perusahaan, berupa inventory
Biaya penyimpanan (inventory carrying cost)
antara 20%-40% dari nilai barang yang
disimpan
Menjamin kelancaran penyediaan barang
Kelancaran barang yang perlu dijamin mulai dari asal barang
(pabrik pembuat), supplier, perusahaan sendiri, wholesaler,
retailer sampai kepada end consumers
Menjamin mutu
Mutu barang jadi (finished product)
ditentukan tidak hanya oleh proses
produksi barang tersebut tetapi juga
oleh mutu bahan mentahnya dan
mutu keamanan dalam
pengirimannya
Trend Inisiatif Bisnis di Manufaktur
Sumber: Logistics Information System, TogarM. Simatupang Masyarakat Logistik Indonesia (the Indonesian Society of Logistics)
Definisi Supply Chain Management
Supply Chain adalah jaringan (global) yang
digunakan untuk mengirimkan produk dan
layanan dari bahan baku ke konsumen akhir
melalui aliran informasi, distribusi fisik, dan uang
tunai yang telah dipersiapkan dengan baik.
(APICS DICTIONARY)
(
„Supply chain management is a set of approaches
utilized to efficiently integrate suppliers,
manufacturers, warehouses, and stores, so that
merchandise is produced and distributed at the right
quantities, to the right locations, at the right time,
in order to minimize systemwide costs while
satisfying service level requirement‟ (David Simchi-
Levi)
Inter-organizational
Supplier
Raw Materials
Manufacturing
Distribution
Consumer
Customer
Melihat definisi
tersebut, maka
dapat dikatakan
bahwa supply
chain ialah
logistics
network.
Definisi Supply Chain Management
Tujuan Utama Supply Chain
• Untuk dapat memiliki produk yang tepat dalam jumlah
yang tepat, di tempat yang tepat pada saat yang tepat
dengan biaya yang optimal.
Evolusi Supply Chain Management
Sumber: Ahmed Khalid Nasr, The purpose of this research is to explore the impact of supply chain
visibility on supply chain performance in Del Monte Foods (UAE)
Keterkaitan Antar Proses dalam Rantai Pasok
Contoh Kasus : Basic Supply Chain
18
SUPPLIER
Toko Jahit di
Hong Kong
FIRM
Tommy Hilfiger
di Hong Kong
Department Stores May
di St. Louis, USA
CUSTOMER
Extended Supply Chain
SUPPLIER
CUSTOMER
SUPPLIER’S
SUPPLIER
CUSTOMER’S
CUSTOMER
FIRM
Suppliers
benang
Korea
Toko Jahit di
Hong Kong Tommy Hilfiger
in Hong Kong
Lord & Taylor
in New York
May Department
Stores
in St. Louis, USA
Ultimate Supply Chain
SUPPLIER
CUSTOMER
ULTIMATE
SUPPLIER
ULTIMATE
CUSTOMER
FIRM
FINANCIAL
PROVIDER
THIRD PARTY
LOGISTICS SUPPLIER
MARKET
RESEARCH FIRM
DHL
Hong Kong & Shanghai Bank
Petani Kapas di Mesir
M/A/R/C
Tommy Hilfiger
Tukang Jahit
di Hong Kong
May Department
Stores
Consumers
Manfaat Rantai Pasok dalam Studi Kasus
• CompaQ memperkirakan mengalami kerugian dari estmasi $ 0,5
miliar menjadi $ 1 miliar dalam penjualan pada 1995 karena laptop
tidak tersedia kapan pun dan di mana pun diperlukan (Opportunity
Loss)
• Ketika prosesor 1GB diperkenalkan oleh AMD, harga prosesor 800
mb turun 30%.
• P&G memperkirakan bahwa dapat menghemat ritel $65 juta
melalui kolaborasi yang menghasilkan kesesuaian antara
penawaran dan permintaan yang lebih baik.
1-21
Source : Sunil Chopra Peter Meindehl, 2010
SERVICE SUPPLIERS
• Menurunkan Biaya
Pengiriman
• Pengiriman yang lebih
cepat dan handal
• Mengurangi Biaya
modal
• Mengurangi Depresiasi
• Mengurangi Biaya tetap
CUSTOMERS
• Mengurangi sediaan
• Meningkatkan
pendapatan
• Mengurangi biaya
pemesanan
• Menigkatkan margin
• Peramalan yang lebih
akurat
• Alokasi anggaran
promosi lebih baik
MATERIAL SUPPLIERS
• Menguragi Sediaan
• Mengurangi biaya
gudang
• Mengurangi biaya
pengadaan material
• Mengurangi kondisi
stock out
Manfaat Kolaborasi dalam Rantai Pasok
Sumber : Cohen & Roussel, Strategic Supply Chain Management
Tiga aliran yang terjadi di SCM : material, informasi, uang
Material Flow
Capital Flow
Konsep Dasar SCM
Information Flow
(uang)
Komponen SCM menurut Turban (2004) terdiri dari tiga
komponen utama yaitu:
Komponen Dasar SCM
Sumber: Asih Rohmani, SCM, dinus.ac.id › repository › docs › ajar › 02_SCM
1. Upstream Supply Chain
• Meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para
penyalurnya dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka.
• Aktivitas utama adalah pengadaan.
Komponen Dasar SCM
Upstream Supply Chain
Contoh kegiatan Upstream untuk pabrik perakitan, sebagai fokus
dari rantai pasokan adalah:
– Memasok bahan baku, yang merupakan bahan tidak diproses.
Misal : logam spt aluminium dan tembaga.
– Fokus kegiatan :
• Menambang bahan yang diminta secepat dan seefisien
mungkin.
• Mengangkut atau pengiriman ke pabrik.
Komponen Dasar SCM
2. Internal Supply Chain
• Meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam
mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam
keluaran organisasi itu.
• Aktifitas utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan
pengendalian persediaan.
Komponen Dasar SCM
3. Downstream Supply Chain
• Meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk
kepada pelanggan akhir.
• Aktifitas diarahkan pada distribusi, transportasi pergudangan dan
after-sale service.
Komponen Dasar SCM
Peta Jaringan-Supply Chain Management
Peta-Jaringan SCM
Example of Toys Making-SCM Network Maps
Supply Chain Management
ELEMENT OF SCM – STRATEGIC INITIATIVES
Supply Chain
Business
Process
Supply Chain
Network
Structure
Supply Chain
Management
Component
Siapa Key Supply Chain
Members yang akan
dihubungkan dengan
proses ini
Proses apa saja yang
harus di hubungkan
(linked) dengan key
supply chain members
Integrasi dan
manajemen tingkat
apa yang harus
diterapkan untuk
setiap tautan proses
Sumber: Douglas Lambert. Martha Cooper & Janus D Pagh, Supply Chain Management: Implementation & Issues and research Opportunities” The
International Journal of Logistics Management 9 no.2 (1998)
Supply Chain Management
ELEMENT OF SCM – STRATEGIC DECISION
Supply Chain
Business
Process
Supply Chain
Network
Structure
Supply Chain
Management
Component
• Horizontal Structure
• Vertical Structure
• Managed Process Links
• Monitor Process Links
• Not managed Process Links
• Non member Process Links
• Primary Members
• Secondary Members
Source: Douglas Lambert. Martha Cooper & Janus D Pagh
Supply Chain Management
ELEMENT OF SCM – STRATEGIC DECISION
Supply Chain
Business
Process
• Managed Process Links
• Monitor Process Links
• Not managed Process Links
• Non member Process Links
Sumber ; Miranda ST & Drs Amin Widjaya Tunggal , Manajemen Logistik dan Supply ChainManagement
• Managed Process Links ; jaringan dimana perusahaan focal merasa penting untuk
berkolaborasi dengan anggota lain dalam supply chain
• Monitored Process Links : perusahaan focal point tidak terlalu aktif terlibat hanya
secara berkala melakukan penjinjauan, evaluasi dan audit.
• Not-managed Links : perusahaan focal point tidak terlibat terhadap entitas ini.
Perusahaan focal mempercayakannya pada pihak lain
• Non-member Links : Entitas non anggota ini tidak termasuk jaringan langsung dalam
jaringan SCM perusahaan focal, namun keberadaannya dapat mempengaruhi anggota
jaringan dan secara tidak langsung terkadang akan mempengaruhi tidak langsung
terhadap kinerja perusahaan focal
Supply Chain Management
Mini
Discussion
Integrasi Supply Chain : Process View of a
Supply Chain
1. Cycle view: Proses dalam Supply Chain dibagi dalam beberapa serial
siklus, dimana setiap tahapan merupakan keterikatan antara 2 pihak dalam
supply chain.
2. Push/pull view: process dalam supply chain dibagi dalam 2 kategori
tergantung padaeksekusi layanan berdasarkan
• Merespons order pelanggan (pull) atau
• Mengantisipasi order pelanggan (push)
1-36
1. Cycle View of Supply Chains
Customer Order Cycle
Replenishment Cycle
Manufacturing Cycle
Procurement Cycle
Customer
Retailer
Distributor
Manufacturer
Supplier
Cycle View of a Supply Chain
• Setiap siklus merupakan interface antar dua entitas dalam dua tahap yang
berurutan:
• Customer order cycle –Siklus Pesanan Pelanggan (customer-retailer)
• Replenishment cycle – Siklus Pengisian Kembali (retailer-distributor)
• Manufacturing cycle – Siklus Produksi (distributor-manufacturer)
• Procurement cycle – Siklus Pembelian (manufacturer-supplier)
• Cycle view mendefinisikan dengan jelas proses yang terlibat dan pemilik
setiap proses. Menentukan peran dan tanggung jawab masing-masing
anggota dan hasil yang diinginkan dari setiap proses.
1-38
Push System Pull System
2. Push/Pull View
Push/Pull Strategies
40
High
Low
Low High
Economies of scale
Demand
of
uncertainty
Pull
Push
Pull Push
• Customization is High
• Demand is uncertain
• Scale economies are Low
• E.g., Computer
Peripherals
• Demand is uncertain
• Scale economies are
High
• Low economies of scale
• E.g., Furniture
• Uncertainty is low
• Low economies of scale
• E.g., Stationeries (Books,
Pens, CDs)
• Standard processes are the
norm
• Demand is stable
• Scale economies are High
• E.g., Grosir, Vegetables, Soft
drinks
Push/Pull Strategies
41
Karakteristik Pull Dan PUSH dalam SCM
Porsi Push Pull
Objective Mengurangi Biaya Mengoptimalkan Layanan
Kompleksitas Tinggi Rendah
Fokus Alokasi Sumberdaya Tingkat Respon
Waktu Tenggat Panjang Pendek
Proses Perencanaan Supply Chain Pemenuhan Pesanan
Push/Pull Strategies
42
Push & Pull Boundary Point
Dell perusahaan electronic (laptop, PC), memastikan Push/Pull Boundary ada di
Assebly Point (bagian perakitan).
Sedangkan perusahaan furniture memastikan push/pull boundary ada di bagian
manufaktur/produksi  pabrik
Interface Push/Pull Strategies
43
Forecast
Demand
PUSH PULL
Terkait dengan Keputusan Stratejik
- Supply Chain Planning Process
- Buffer Inventory
Sumber : David Simchi Levi, Philip, Edith Simchi Levi, Designing & managing the Supply Chain
Keputusan Stratejik SCM
1-44
Sumber : Sunnil Chopra, Peter Meindl, Supply Chain Management
1. Perumusan Strategi Desain Supply Chain
• Keputusan tentang struktur jaringan Supply Chain dan proses apa saja
yang akan dilakukan pada tiap tahapan
• Keputusan Strategic supply chain dalam hal desain antara lain
– Lokasi dan kapasitas fasilitas
– Produk akan dibuat dan di simpan dimana saja
– Moda transportasi
– Sistem Informasi
• Desain Supply Chain harus mendukung tujuan strategis, bersifat jangka
panjang dan mahal untuk dibalik - harus memperhitungkan ketidakpastian
pasar
1-45
2. Perencanaan Supply Chain
• Berisi Serangkaian kebijakan yang mengatur operasi jangka
pendek
• Perbaikan konfigurasi Supply Chain dari fase sebelumnya
• Mulai dengan perkiraan permintaan di tahun mendatang
1-46
2. Perencanaan Supply Chain (cont’)
• Keputusan perencanaan :
– Pasar mana yang akan dipasok dari lokasi mana
– Penumpukan persediaan yang direncanakan Subkontrak,
– Lokasi penyimpanan sediaan
– Kebijakan besaran sediaan
– Pengaturan waktu dan ukuran promosi pasar
• Harus mempertimbangkan dalam keputusan perencanaan
menuntut ketidakpastian, nilai tukar, persaingan sepanjang
waktu
1-47
3. Operasional Supply Chain
• Masa pengelolaa dalam satuan waktu mingguan dan harian
• Penetapan konfigurasi supply chain and kebijakan operasional terkait:
– Alokasikan pesanan untuk sediaan atau produksi,
– Mengatur tanggal jatuh tempo pesanan,
– Membuat daftar pilih di gudang,
– Mengalokasikan pesanan untuk pengiriman tertentu,
– Menetapkan jadwal pengiriman,
– Penetapan pesanan pengisian ulang
• Tujuan: mengurangi ketidakpastian (dalam kurun waktu lebih pendek)
Mengelola Supply Chain Management
■ Keterlambatan dalam produksi dam distribusi
■ Sediaan yang mahal
■ Kurang koordinasi
■ Ketidakpastian dalam pengiriman
■ Forecast yang kurang akurat
■ Variabilitas di SCM
Problem/ Masalah yang sering dihadapi dalam Supply Chain
Mengevaluasi SCM
Source : Shirley Patterson, Contract Management 2007
Mengevaluasi Supply Chain
Mengevaluasi SCM dengan SCOR
One of the best way is using SCOR Model developed by Supply Chain Council
53
Atribut Strategi
Reliability (RL) Secara konsisten mendapatkan pesanan yang tepat,
produk memenuhi persyaratan kualitas
Responsiveness (RS) Kecepatan yang konsisten dalam menyediakan produk
/ layanan kepada pelanggan
Agility (AG) Kemampuan untuk merespons perubahan pasar
(pengaruh eksternal)
Cost (CO) Biaya yang terkait dengan mengelola dan
mengoperasikan rantai pasokan
Assets (AM) Efektivitas dalam mengelola aset rantai pasokan
dalam mendukung pemenuhan
Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved
Customer
Internal
53
Mengevaluasi SCM dengan SCOR
• Mengukur strategi: KPI adalah matriks strategis (level 1)
54
Atribut Matriks strategik
Reliability Perfect Order Fulfillment
Responsiveness Order Fulfillment Cycle Time
Agility Upside Supply Chain Flexibility
Supply Chain Upside Adaptability
Supply Chain Downside Adaptability
Cost Supply Chain Management Cost
Cost of Goods Sold
Assets Cash-to-Cash Cycle Time
Return on Supply Chain Fixed Assets
Return on Working Capital
Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved
Customer
Internal
54
Mengevaluasi SCM dengan SCOR
REABILITY
Matriks strategis (level 1)
55
Metric: Perfect Order Fulfillment
Definisi: Persentase pesanan yang dikirimkan tepat waktu. Komponen sempurna
termasuk semua barang dan jumlah tepat waktu, menggunakan definisi tepat
waktu pelanggan, dokumentasi lengkap dan dalam kondisi yang tepat.
Perhitungan: [Total Perfect Orders] / [Total Number of Orders]
Contoh
pengembanga
n Level 2-3
• RL.2 % Orders Delivered in Full
• RL.2 Perfect Condition
• RL.3 % Orders Received Defect Free
• RL.3 % Orders Received Damage Free
Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved 55
RESPONSIVENESS
Matriks strategis (level 1)
56
Matriks: Order Fulfillment Cycle Time
Definition: Waktu siklus aktual rata-rata yang dicapai secara konsisten untuk memenuhi
pesanan pelanggan. Waktu siklus aktual dimulai dengan penerimaan pesanan
dan berakhir dengan penerimaan pelanggan atas pengiriman. Satuan ukuran
adalah hari.
Perhitungan: [Sum Actual Cycle Times For All Orders Delivered] / [Total Number
Of Orders Delivered]
Contoh
pengembanga
n Level 2-3
• RS.2 Make Cycle Time
• RS.2 Deliver Cycle Time
• RS.3 Pick Product Cycle Time
Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved 56
AGILITY
Matriks strategis (level 1)
57
Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved 57
Metric: Upside Supply Chain Flexibility
Definition: Jumlah hari yang diperlukan untuk mencapai peningkatan berkelanjutan 20%
yang tidak direncanakan dalam jumlah yang dikirimkan. Musiman tidak
dianggap tidak direncanakan / tidak terduga. Satuan ukuran untuk fleksibilitas
adalah hari kalender.
Perhitungan: Semakin besar jumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapai
peningkatan berkelanjutan dimulai dari mendapakan Sumber,
membuat dan mengirim
Contoh
pengembanga
n Level 2-3:
• AG.2 Upside Source Flexibility
• AG.2 Upside Make Flexibility
• AG.2 Upside Deliver Flexibility
ASSET
Matriks strategis (level 1)
58
Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved
Matriks: Cash-to-Cash Cycle Time
Definisi: Waktu yang diperlukan untuk uang tunai yang diinvestasikan dalam bahan
mengalir kembali ke perusahaan setelah barang jadi telah dikirim ke pelanggan.
Satuan yang digunakan adalah hari kalender
Perhitungan: [Inventory Days of Supply] + [Days Sales Outstanding] – [Days
Payable Outstanding]
Contoh
pengembanga
n Level 2-3:
• AM.2 Days Sales Outstanding (DSO)
• AM.2 Inventory Days of Supply (IDOS)
• AM.2 Days Payable Outstanding (DPO)
58
ASSET
Matriks strategis (level 1)
59
Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved
Matriks: Return on Supply Chain Fixed Assets
Definisi: Pengembalian yang diterima organisasi atas modal yang diinvestasikan dalam
aset tetap rantai pasokan. Ini termasuk aset tetap yang digunakan untuk
Merencanakan, Membuat, Memberikan dan Mengembalikan. Contoh aset
tetap termasuk tanah, bangunan, mesin, truk.
Perhitungan: ([Supply Chain Revenue] – [COGS] – [Supply Chain Management
Costs]) / [Supply Chain Fixed Assets]
Contoh
pengembanga
n Level 2-3:
• AM.3 Deliver Fixed Assets Value
• AM.3 Make Fixed Assets Value
• AM.3 Plan Fixed Asset Value
• AM.3 Source Fixed Assets Value
59
MAPPING SCOR TREE
Mengevaluasi SCM dengan SCOR
Perbandingan Nilai SCOR
CONTOH PERHITUNGAN
Contoh 1. Inventory days of supply
Metrik ini mengukur kecukupan persediaan dengan satuan waktu (hari).
Jadi, inventory days of supply adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu
perusahaan bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki (apabila
tidak ada pasokan lebih lanjut).
Metrik ini berada pada klasifikasi asset kinerja supply chain dikatakan bagus
apabila mampumemutar asset dengan cepat (dengan kata lain memiliki
asset turnover yang tinggi). Dengan demikian maka makin pendek inventory
days of supply, semakin bagus kinerja asset suatu supply chain.
Misalkan :
Perusahaan rata-rata menyimpan suatu komponen sebanyak 150 unit.
Kebutuhan rata-rata komponen tersebut per tahun adalah 4000 unit.
Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 250 hari. Rata-rata kebutuhan
komponen per hari : 4000 / 250 hari = 16 unit. Jumlah hari rata-rata yang
bisa ditutupi oleh persediaan yang dimiliki : 150 / 16 = 9,375 hari.
Perhitungan inventory days of supply ini bisa dilakukan per jenis barang
atau secara agregat untuk sekelompok atau keseluruhan persediaan yang
dimiliki perusahaan.
Apabila perhitungan dilakukan secara agregat, rata-rata persediaan
maupun rata-rata kebutuhan (konsumsi) sama-sama diwujudkan dalam
satuan uang (nilai persediaan dalam rupiah).
Contoh 2. Cash-to-cash cycle time
Metrik ini mengukur kecepatan supply chain mengubah persediaan menjadi
uang. Makin pendek waktu yang dibutuhkan, makin bagus bagi supply chain.
Perusahaan yang bagus biasanya memiliki siklus cash-to-cash pendek.
Dell Computers, yang menjual produk langsung ke pelanggan akhir tanpa
menyimpan produk akhir, memiliki cash-to-cash cycle time negatif, sekitar -10
sampai -20 hari.
Ada tiga komponen dalam perhitungan cash to cash cycle time yaitu:
o Rata-rata account receivable/piutang (dalam hari) yang merupakan ukuran seberapa
cepat pelanggan membayar barang yang sudah diterima.
o Rata-rata account payable/hutang (dalam hari) yang mengukur kecepatan perusahaan
membayar ke pemasok untuk material yang sudah diterima.
o Rata-rata persediaan (dalam hari, yaitu inventory days of supply)
Cash-to-cash cycle time = inventory days of supply + average days of
account receivable - average days of
account payable
Untuk memperpendek cash-to-cash cycle time, perusahaan bisa
melakukan salah satu atau kombinasi dari tiga cara berikut:
• menurunkan tingkat persediaan
• melakukan negosiasi term pembayaran ke supplier (supaya lebih lama)
• melakukan negosiasi dengan pelanggan (supaya membayar lebih cepat)
Cash-to-cash cycle time mengintegrasikan siklus dalam tiga fungsi :
• pengadaan (purchasing),
• produksi (manufacturing),
• penjualan/distribusi (sales/distribution), seperti gambar berikut
Misalkan
Nilai penjualan selama 30 hari adalah Rp. 300 juta. Account receivable
(piutang) pada akhir bulan sebesar Rp. 60 juta. Nilai persediaan di akhir
bulan adalah Rp. 120 juta. Cost of sales besarnya 60% dari nilai penjualan
dan account payable (hutang) di akhir bulan besarnya Rp. 45 juta.
(Catatan: dalam contoh ini berarti marjin keuntungan adalah 40% dari nilai
penjualan).
o Nilai penjualan per hari :
300 juta / 30 hari = Rp. 10 juta
o Account receivable (dalam hari) :
60 juta / 10 juta per hari = 6 hari
o Cost of sales per hari :
60% xRp. 10 juta = Rp.6juta
o Account payable per hari :
Rp. 45 juta / 6 juta per hari = 7,5 hari
o Inventory days of supply :
Rp. 120 juta / 6 juta per hari = 20 hari
o Cash-to-cash cycle time :
20 + 6 – 7,5 = 18,5 hari
EVALUASI SCM
Mini
Discussion
Masalah Umum dalam Supply Chain
■ Demand variability
- Bahkan alat peramalan permintaan yang paling canggih
sekalipun sering gagal mengantisipasi permintaan
■ Process variability
- Waktu henti unit produksi
- Ketidakhadiran staf yang tidak terduga
■ Supply variability
- Keterlambatan dari supplier
Variability in SCM
Bullwhip effect (atau efek cambuk) adalah suatu keadaan yang terjadi dalam rantai suplai
dimana permintaan dari customer mengalami perubahan (distorsi). Perubahan tersebut
mengakibatkan serangkaian efek yang akan mengacaukan rantai suplai.
Variability in SCM : Bullwhip Effect
Source: mbaskool
Slight changes in actual demand create problems
Variability in SCM : Bullwhip Effect
Penyebab Bullwhip Effect
Sumber : Zaroni, Logistik dan Supply Chain
1. Peramalan permintaan yang kurang akurat
Penentuan safety stock dalam rangka antisipasi kebutuhan order pelanggan menjadi salah
satu penyebab penghitungan permalan (forecast) yang tidak akurat
2. Waktu Tenggat (Lead Time)
Lead time yang semakin lama akan semakin memicu perubahan vaiabilitas permintaan
sediaan
3. Order Batching (Pesanan dalam jumlah batch)
Pemesanan dalam jumlah lebih besar (bacth) biasanya didorong dengan diskon
menjadikan real demand semakin kabur
4. Fluktuasi Harga
Karena terkadang harga fluktuatif maka terjadi kecenderungan untuk membeli lebih banyak
pada saat harga turun.
5. Inflated Order
Permintaan pemesanan persediaan yang cenderung meningkat dari toko pengecer ke
pedagang besar pada periode shortage akan mendorong bullwhip effect
Mengurangi Bullwhip Effect
Sumber : Zaroni, Logistik dan Supply Chain
1. Mengurangi Ketidakpastian Informasi
Ketidakpastian informasi harus dijembatani hingga level end consumer jika
memungkinkan
2. Mengurangi Lead Time
Mengurangi Lead time Supply Chain dengan menerapkan system informasi
EDI dapat membantu penerapan pengurangan Leadtime sebagai salah satau
alternative. Mendekatkan Produk akhir ke pelanggan juga menjadi salah satu
alternative solusi lainnya
3. Kerjasama Stratejik
Kerjasama yang erat dengan pemasok/supplier seperti penerapan Vendor
Managed Inventory dimana pabrikan mengelola persediaan berdasarkan
tingkat persediaan di took pengecer. Sehingga pabrikan yang menentukan
persediaan yang harus disimpan dan di Gudang dan yang harus dikirim setiap
hari ke pengecer.
MENGELOLA PERMINTAAN
Peramalan Permintaan
(time series)
(Time series)
(kualitatif)
(moving average)
(exp. smoothing)
(trend)
(straight line)
Hanya 11 model peramalan yang populer digunakan
Persentase dari 160 perusahaan yang
menggunakan model peramalan
TEKNIK
PERAMALAN
KUALITATIF KUANTITATIF
DELPHI SURVEI
PASAR
JUDGEMENT TIME
SERIES
SEBAB AKIBAT
(KAUSAL)
MOVING
AVERAGE
EKSPONENTIAL
SMOOTHING
BOX-JENKINS
JENIS TEKNIK PERAMALAN
REGRESI
Metode Cara Peramalan Biasanya dipakai untuk
Tingkat Ketepatan
Perkiraan
Biaya
Jangka
Pendek
Jangka
Menengah
Jangka
Panjang
Delphi Para ahli berkumpul dalam suatu
kelompok diskusi kemudian menjawab
pertanyaan yang sama lalu didiskusikan
beberapa babak
• Ramalan penjualan jangka panjang
• Perencanaan pabrik dan kapasitas
produksi
• Meramalkan perubahan teknologi
Sedang s/d
sangat baik
Sedang s/d
sangat baik
Sedang s/d
sangat baik
Sedang s/ d
besar
Survei Pasar Panel diskusi, kuesioner, market test,
survei langsung
• Ramalan penjualan total
• Ramalan produk utama
• Ramalan setiap jenis produk
Sangat baik Baik Sedang Besar
Judgement Peramalan dilakukan oleh 1 orang atau
lebih, berdasarkan pengalaman firasat
tanpa metode yang sistematis
• Ramalan total penjualan
• Ramalan setiap jenis produk
Kurang s/d
sedang
Kurang s/d
sedang
Kurang s/d
sedang
Kecil
TEKNIK PERAMALAN KUALITATIF
Metode Cara Peramalan Biasanya dipakai untuk
Tingkat Ketepatan
Perkiraan
Biaya
Jangka
Pendek
Jangka
Menengah
Jangka
Panjang
Moving average Menggunakan data yang ada beberapa
periode sebelumnya
• Ramalan jangka pendek dan
menengah
• Untuk sediaan
• Penjadwalan
• Baik untuk banyak produk
Kurang s/d
sedang
Kurang Sangat kurang Rendah
Eksponential
smoothing
Menggunakan data yang ada beberapa
periode sebelumnya dengan dihitung
berdasarkan pembobotan
• Ramalan jangka pendek dan
menengah
• Untuk sediaan
• Penjadwalan
• Baik untuk banyak produk
Sedang s/d baik Kurang s/d baik Sangat kurang Rendah
Box Jenkins Menggunakan komputer dan perangkat
lunak statistik
• Ramalan total penjualan
• Ramalan setiap jenis produk
Sangat baik Sedang s/d baik Sangat kurang Tinggi
TEKNIK PERAMALAN KUANTITATIF
TEKNIK PERAMALAN
DERET WAKTU (TIME SERIES)
METODE DERET WAKTU (TIME SERIES)
Prinsip metode deret waktu (time series):
“masa yang akan datang adalah ekstrapolasi masa lalu”
1. Moving Average
MA (n) =  Demand in previous n periods
n
n = banyaknya periode dalam rata-rata bergerak
• n dipilih yang paling memberikan nilai forecast error terkecil melalui trial and error
• Metode Moving Average akan efektif diterapkan apabila dapat diasumsikan bahwa
permintaan akan tetap stabil sepanjang waktu dan tidak menunjukkan
kecenderungan (trend)
1. Moving Average
TAHUN PENJUALAN MOVING
(MILYAR) AVERAGE
3 THN
1983 125 -
1984 120 -
1985 128 -
1986 135
1987 139
1988 142
1989 ?
•RAMALAN PENJUALAN TAHUN 1989 = …………………….
1. Moving Average
BULAN TOTAL SALES
Januari 10
Februari 12
Maret 13
April 16 { ( 3 x 13 ) + ( 2 x 12 ) + 10 } / 6
Mei 19
Juni 23
Juli 26
Agustus 30
September 28
Oktober 18
Nopember 16
Desember
BOBOT YANG DIGUNAKAN PERIOD
3 Bulan lalu
2 Dua bulan lalu
1 Tiga bulan lalu
6 JUMLAH BOBOT
FORECAST BULAN INI :
3 X SALES BULAN LALU + 2 X SALES 2 BULAN LALU + 1 X SALES 3 BULAN LALU
6
2. Weighted Moving Average (Menggunakan
Bobot)
2. Weighted Moving Average (Menggunakan
Bobot)
3. Exponential Smoothing
•  dipilih yang paling memberikan nilai error terkecil melalui trial and error
• Biasa digunakan ketika pola historis dari data actual permintaan bergejolak atau
tidak stabil dari waktu ke waktu
• Fluktuasi/gejolak tinggi  pilih  mendekati satu
• Fluktuasi/gejolak rendah, relatif stabil  pilih  mendekati nol
• Angka ramalan awal ditentukan secara judgement, dapat disamakan dengan
permintaan awal atau menggunakan rata-rata beberapa data permintaan awal.
1 180 180 180
2 168 180 180
3 159 178,8 172,8
4 175 176,82 164,52
5 190 176,64 170,82
6 205 179,97 182,32
7 180 180,67 195,93
8 182 180,61 186,37
9 ? 180,75 183,37
KUARTAL PERMINTAAN
(dalam Ton)
FORECAST
 = 0,1  = 0,6
3. Exponential Smoothing
Perhitungan Permintaan
Mini
Discussion
PERHITUNGAN KESALAHAN (ERROR)
DAN PENGUKURAN AKURASI
PERAMALAN
 Peramalan tidak pernah sempurna
 Untuk mengukur kesalahan ramalan (forecast error):
 Over-forecasts akan menyebabkan negative errors
 Under-forecasts akan menyebabkan positive errors
t
t
t F
A
E 

KESALAHAN PERAMALAN
Angka Error semakin kecil semakin baik
AKURASI PERAMALAN
 Mean Absolute Deviation
(Rata-rata penyimpangan absolut)
 Mean Square Error
(Rata-rata kuadrat kesalahan) n
ramalan
kesalahan
MSE
2
)
..
(


Semakin kecil semakin akurat
AKURASI PERAMALAN
 Mean Absolute Percentage Error
(Rata-rata persentase kesalahan absolut)
Semakin kecil semakin akurat
CONTOH PENGGUNAAN
Indikator Akurasi Peramalan digunakan untuk memilih metode peramalan yang paling baik
Exp. Smoothing =0,1 Exp. Smoothing =0,5
JENIS KEPUTUSAN LINGKUP KEBUTUHAN TINGKAT METODE
WAKTU KETEPATAN MANAJEMEN PERAMALAN
KUALITATIF
DESAIN PROSES PANJANG SEDANG PUNCAK DAN
SEBAB AKIBAT
PERENCANAAN KUALITATIF
KAPASITAS PANJANG SEDANG PUNCAK DAN
FASILITAS SEBAB AKIBAT
PERENCANAAN SEBAB AKIBAT
PRODUKSI TOTAL MENENGAH TINGGI MENENGAH DAN
TIME SERIES
PENJADWALAN PENDEK PALING BAWAH TIME SERIES
PRODUKSI TINGGI
MANAJEMEN PENDEK PALING BAWAH TIME SERIES
SEDIAAN TINGGI
JENIS KEPUTUSAN
VS. TEKNIK PERAMALAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Apa yang akan terjadi tidak selalu merupakan ekstrapolasi dari data masa lalu.
Beberapa hal yang tidak tercakup dalam perumusan perhitungan dapat dibagi menjadi faktor
eksternal dan faktor internal yaitu:
Faktor Eksternal Faktor Internal
Metode peramalan dengan deret waktu ini sebenarnya hanya merupakan alat bantu.
Angka ramalan yang sebenarnya sangat ditentukan oleh judgment pengambil keputusan

Contenu connexe

Similaire à H1 - Manajemen SCM (Pengelolaan Pengawasan).pdf

Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Ppt mirzalina
Ppt mirzalinaPpt mirzalina
Ppt mirzalinamirzalina
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Pertemuan 1-Konsep Dasar SCM.pptx
Pertemuan 1-Konsep Dasar SCM.pptxPertemuan 1-Konsep Dasar SCM.pptx
Pertemuan 1-Konsep Dasar SCM.pptxWildaImamaSabilla1
 
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT for industrial engineering
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT for industrial engineeringSUPPLY CHAIN MANAGEMENT for industrial engineering
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT for industrial engineeringashaby
 
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_115 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1Agus Witono
 
supply chain management (suatu pengantar)
supply chain management (suatu pengantar)supply chain management (suatu pengantar)
supply chain management (suatu pengantar)andiricardy
 
strategi_rantai_pasok.ppt
strategi_rantai_pasok.pptstrategi_rantai_pasok.ppt
strategi_rantai_pasok.pptMukDin1
 
2. Manajemen Supply Chain for industrial
2. Manajemen Supply Chain for industrial2. Manajemen Supply Chain for industrial
2. Manajemen Supply Chain for industrialashaby
 
Supply chain management
Supply chain managementSupply chain management
Supply chain managementAinul Yaqin
 
8. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPLLY CHAIN MANAGEMENT).ppt
8. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPLLY CHAIN MANAGEMENT).ppt8. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPLLY CHAIN MANAGEMENT).ppt
8. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPLLY CHAIN MANAGEMENT).pptsudarmono19
 
1.1 overview of scm a-29 jun10
1.1 overview of scm a-29 jun101.1 overview of scm a-29 jun10
1.1 overview of scm a-29 jun10Dyah Kusumastuti
 
Manajemen Strategik (Manajemen Rantai Pasok)
Manajemen Strategik (Manajemen Rantai Pasok)Manajemen Strategik (Manajemen Rantai Pasok)
Manajemen Strategik (Manajemen Rantai Pasok)Dinda Savira Maharti
 
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdfProses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdfbeastcraft04
 

Similaire à H1 - Manajemen SCM (Pengelolaan Pengawasan).pdf (20)

SCM.pptx
SCM.pptxSCM.pptx
SCM.pptx
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Ppt mirzalina
Ppt mirzalinaPpt mirzalina
Ppt mirzalina
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Pertemuan 1-Konsep Dasar SCM.pptx
Pertemuan 1-Konsep Dasar SCM.pptxPertemuan 1-Konsep Dasar SCM.pptx
Pertemuan 1-Konsep Dasar SCM.pptx
 
Scm
ScmScm
Scm
 
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT for industrial engineering
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT for industrial engineeringSUPPLY CHAIN MANAGEMENT for industrial engineering
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT for industrial engineering
 
Scm
ScmScm
Scm
 
scm
scmscm
scm
 
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_115 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
 
supply chain management (suatu pengantar)
supply chain management (suatu pengantar)supply chain management (suatu pengantar)
supply chain management (suatu pengantar)
 
strategi_rantai_pasok.ppt
strategi_rantai_pasok.pptstrategi_rantai_pasok.ppt
strategi_rantai_pasok.ppt
 
2. Manajemen Supply Chain for industrial
2. Manajemen Supply Chain for industrial2. Manajemen Supply Chain for industrial
2. Manajemen Supply Chain for industrial
 
Supply chain management
Supply chain managementSupply chain management
Supply chain management
 
8. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPLLY CHAIN MANAGEMENT).ppt
8. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPLLY CHAIN MANAGEMENT).ppt8. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPLLY CHAIN MANAGEMENT).ppt
8. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (SUPLLY CHAIN MANAGEMENT).ppt
 
1.1 overview of scm a-29 jun10
1.1 overview of scm a-29 jun101.1 overview of scm a-29 jun10
1.1 overview of scm a-29 jun10
 
Manajemen Strategik (Manajemen Rantai Pasok)
Manajemen Strategik (Manajemen Rantai Pasok)Manajemen Strategik (Manajemen Rantai Pasok)
Manajemen Strategik (Manajemen Rantai Pasok)
 
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdfProses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
Proses Bisnis Secara Menyeluruh Bidang Manufaktur Dan Rekayasa.pdf
 

Dernier

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docxDokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docxjayantilinda
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAVeonaHartanti
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Dernier (20)

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docxDokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
Dokumentasi Penilaian Kinerja-Disiplin Positif-Aprilia.docx
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

H1 - Manajemen SCM (Pengelolaan Pengawasan).pdf

  • 1. EXECUTIVE DEVELOPMENT PROGRAM PPM Manajemen Jl. Menteng Raya 9, Jakarta 10340 Telp. (021) 2300313 Fax : (021) 2302051 www.ppm-manajemen.ac.id PPM JAKARTA Jl. Menteng Raya No.9 -19, Menteng Jakarta Pusat 10340 +62 21 2300 313 | customer@ppm- manajemen.ac.id PPM Manajemen EXECUTIVE DEVELOPMENT PROGRAM SUPPLY CHAIN MANAGER CERTIFICATION
  • 2. UNIT KOMPETENSI 1. TLIL5020A Mengembangkan dan mempertahankan prosedur operasional untuk transportasi dan logistik perusahaan 2. TLIX5015 Menetapkan rantai pasok 3. TLIP5025 Menetapkan dan mencapai anggaran 4. TLIP5035 Mengelola anggaran dan rencana keuangan 5. TLIP5011 Mengembangkan dan mengevaluasi strategi untuk perusahaan transportasi dan logistik 6. TLIP4038 Mengawasi operasi rantai pasok 7. TLIP5055 Mengelola rantai pasok 8. TLII5018A Mengelola layanan pelanggan 9. TLIE4006A Mengumpulkan, menganalisa, dan menyajikan data dan informasi tempat kerja 10. PSPROC607A Mengelola kontrak-kontrak strategis 11. BSBRSK401 Mengidentifikasi risiko dan menerapkan proses manajemen risiko 12. BSBMGT605 Memberikan kepemimpinan dalam organisasi 13. BSBREL402 Membangun hubungan klien dan jejaring bisnis 14. TLIX4034A Menerapkan secara teknis system dan teknik manajemen risiko
  • 3. KELOMPOK KOMPTENSI SESI HARI TLIX5015 Menetapkan rantai pasok TLIP4038 Mengawasi operasi rantai pasok TLIP5055 Mengelola rantai pasok Manajemen Rantai Pasok (Pengelolaan & Pengawasan Rantai Pasok) 1 TLIL5020A Mengembangkan dan mempertahankan prosedur operasional untuk transportasi dan logistik perusahaan TLIP5011 Mengembangkan dan mengevaluasi strategi untuk perusahaan transportasi dan logistik Manajemen Logistik & Transportasi 2 PSPROC607A Mengelola kontrak-kontrak strategis BSBREL402 Membangun hubungan klien dan jejaring bisnis Manajemen Pengadaan Manajemen Partnership 3 TLII5018A Mengelola layanan pelanggan TLIE4006A Mengumpulkan, menganalisa, dan menyajikan data dan informasi tempat kerja BSBMGT605 Memberikan kepemimpinan dalam organisasi • Manajemen Layanan dalam Rantai Pasok • Kepemiminan yang Unggul TLIP5025 Menetapkan dan mencapai anggaran TLIP5035 Mengelola anggaran dan rencana keuangan Pengelolaan Anggaran dalam Rantai Pasok 4 BSBRSK401 Mengidentifikasi risiko dan menerapkan proses manajemen risiko TLIX4034A Menerapkan secara teknis system dan teknik Manajemen Risiko Rantai Pasok
  • 5. Sasaran Pengembangan Kompetensi: • TLIX5015 Menetapkan rantai pasok • TLIP4038 Mengawasi operasi rantai pasok • TLIP5055 Mengelola rantai pasok
  • 7. Apa itu Supply Chain Management ?
  • 8. Logistics=SCM SCM versus Logistics: Empat Perspektif Traditionalist Re-Labeling Unionist Intersectionist SCM Logistics SCM Logistics Logistics SCM
  • 9. Tantangan Korporasi Saat ini • Globalisasi dan “pemaksaan‟ ekonomi pasar bebas yang dilakukan oleh organisasi-organisasi seperti WTO (World Trade Organization), AFTA (Asean Free Trade Area), APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) • Perubahan “customers oriented‟, (orientasi pelanggan) setidaknya dalam 3 hal besar : Harga Layanan Mutu
  • 10. Kebutuhan Optimalisasi • Banyak perusahaan yang dalam menjalankan BPR (business process reengineering) untuk mengatasinya. • Untuk mengatasi hal kompleks yang melibatkan eksternal parties (pihak luar) salah caranya adalah dengan strategi “supply chain management optimization‟ (optimalisasi SCM) • Dengan cara mengadakan analisis dari keseluruhan proses, dari “initial supply‟ (titik awal suplai) sampai kepada “ultimate consumption‟ (titik akhir pengguna) sehingga mendapatkan keuntungan-keuntungan bagi organisasi
  • 11. Keuntungan Optimalisasi SCM Mengurangi inventory (sediaan) 30-40% aset perusahaan, berupa inventory Biaya penyimpanan (inventory carrying cost) antara 20%-40% dari nilai barang yang disimpan Menjamin kelancaran penyediaan barang Kelancaran barang yang perlu dijamin mulai dari asal barang (pabrik pembuat), supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer sampai kepada end consumers Menjamin mutu Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya oleh proses produksi barang tersebut tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam pengirimannya
  • 12. Trend Inisiatif Bisnis di Manufaktur Sumber: Logistics Information System, TogarM. Simatupang Masyarakat Logistik Indonesia (the Indonesian Society of Logistics)
  • 13. Definisi Supply Chain Management Supply Chain adalah jaringan (global) yang digunakan untuk mengirimkan produk dan layanan dari bahan baku ke konsumen akhir melalui aliran informasi, distribusi fisik, dan uang tunai yang telah dipersiapkan dengan baik. (APICS DICTIONARY) ( „Supply chain management is a set of approaches utilized to efficiently integrate suppliers, manufacturers, warehouses, and stores, so that merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the right locations, at the right time, in order to minimize systemwide costs while satisfying service level requirement‟ (David Simchi- Levi) Inter-organizational Supplier Raw Materials Manufacturing Distribution Consumer Customer
  • 14. Melihat definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa supply chain ialah logistics network. Definisi Supply Chain Management
  • 15. Tujuan Utama Supply Chain • Untuk dapat memiliki produk yang tepat dalam jumlah yang tepat, di tempat yang tepat pada saat yang tepat dengan biaya yang optimal.
  • 16. Evolusi Supply Chain Management Sumber: Ahmed Khalid Nasr, The purpose of this research is to explore the impact of supply chain visibility on supply chain performance in Del Monte Foods (UAE)
  • 17. Keterkaitan Antar Proses dalam Rantai Pasok
  • 18. Contoh Kasus : Basic Supply Chain 18 SUPPLIER Toko Jahit di Hong Kong FIRM Tommy Hilfiger di Hong Kong Department Stores May di St. Louis, USA CUSTOMER
  • 19. Extended Supply Chain SUPPLIER CUSTOMER SUPPLIER’S SUPPLIER CUSTOMER’S CUSTOMER FIRM Suppliers benang Korea Toko Jahit di Hong Kong Tommy Hilfiger in Hong Kong Lord & Taylor in New York May Department Stores in St. Louis, USA
  • 20. Ultimate Supply Chain SUPPLIER CUSTOMER ULTIMATE SUPPLIER ULTIMATE CUSTOMER FIRM FINANCIAL PROVIDER THIRD PARTY LOGISTICS SUPPLIER MARKET RESEARCH FIRM DHL Hong Kong & Shanghai Bank Petani Kapas di Mesir M/A/R/C Tommy Hilfiger Tukang Jahit di Hong Kong May Department Stores Consumers
  • 21. Manfaat Rantai Pasok dalam Studi Kasus • CompaQ memperkirakan mengalami kerugian dari estmasi $ 0,5 miliar menjadi $ 1 miliar dalam penjualan pada 1995 karena laptop tidak tersedia kapan pun dan di mana pun diperlukan (Opportunity Loss) • Ketika prosesor 1GB diperkenalkan oleh AMD, harga prosesor 800 mb turun 30%. • P&G memperkirakan bahwa dapat menghemat ritel $65 juta melalui kolaborasi yang menghasilkan kesesuaian antara penawaran dan permintaan yang lebih baik. 1-21 Source : Sunil Chopra Peter Meindehl, 2010
  • 22. SERVICE SUPPLIERS • Menurunkan Biaya Pengiriman • Pengiriman yang lebih cepat dan handal • Mengurangi Biaya modal • Mengurangi Depresiasi • Mengurangi Biaya tetap CUSTOMERS • Mengurangi sediaan • Meningkatkan pendapatan • Mengurangi biaya pemesanan • Menigkatkan margin • Peramalan yang lebih akurat • Alokasi anggaran promosi lebih baik MATERIAL SUPPLIERS • Menguragi Sediaan • Mengurangi biaya gudang • Mengurangi biaya pengadaan material • Mengurangi kondisi stock out Manfaat Kolaborasi dalam Rantai Pasok Sumber : Cohen & Roussel, Strategic Supply Chain Management
  • 23. Tiga aliran yang terjadi di SCM : material, informasi, uang Material Flow Capital Flow Konsep Dasar SCM Information Flow (uang)
  • 24.
  • 25. Komponen SCM menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen utama yaitu: Komponen Dasar SCM Sumber: Asih Rohmani, SCM, dinus.ac.id › repository › docs › ajar › 02_SCM
  • 26. 1. Upstream Supply Chain • Meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurnya dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka. • Aktivitas utama adalah pengadaan. Komponen Dasar SCM
  • 27. Upstream Supply Chain Contoh kegiatan Upstream untuk pabrik perakitan, sebagai fokus dari rantai pasokan adalah: – Memasok bahan baku, yang merupakan bahan tidak diproses. Misal : logam spt aluminium dan tembaga. – Fokus kegiatan : • Menambang bahan yang diminta secepat dan seefisien mungkin. • Mengangkut atau pengiriman ke pabrik. Komponen Dasar SCM
  • 28. 2. Internal Supply Chain • Meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. • Aktifitas utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan. Komponen Dasar SCM
  • 29. 3. Downstream Supply Chain • Meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. • Aktifitas diarahkan pada distribusi, transportasi pergudangan dan after-sale service. Komponen Dasar SCM
  • 31. Peta-Jaringan SCM Example of Toys Making-SCM Network Maps
  • 32. Supply Chain Management ELEMENT OF SCM – STRATEGIC INITIATIVES Supply Chain Business Process Supply Chain Network Structure Supply Chain Management Component Siapa Key Supply Chain Members yang akan dihubungkan dengan proses ini Proses apa saja yang harus di hubungkan (linked) dengan key supply chain members Integrasi dan manajemen tingkat apa yang harus diterapkan untuk setiap tautan proses Sumber: Douglas Lambert. Martha Cooper & Janus D Pagh, Supply Chain Management: Implementation & Issues and research Opportunities” The International Journal of Logistics Management 9 no.2 (1998)
  • 33. Supply Chain Management ELEMENT OF SCM – STRATEGIC DECISION Supply Chain Business Process Supply Chain Network Structure Supply Chain Management Component • Horizontal Structure • Vertical Structure • Managed Process Links • Monitor Process Links • Not managed Process Links • Non member Process Links • Primary Members • Secondary Members Source: Douglas Lambert. Martha Cooper & Janus D Pagh
  • 34. Supply Chain Management ELEMENT OF SCM – STRATEGIC DECISION Supply Chain Business Process • Managed Process Links • Monitor Process Links • Not managed Process Links • Non member Process Links Sumber ; Miranda ST & Drs Amin Widjaya Tunggal , Manajemen Logistik dan Supply ChainManagement • Managed Process Links ; jaringan dimana perusahaan focal merasa penting untuk berkolaborasi dengan anggota lain dalam supply chain • Monitored Process Links : perusahaan focal point tidak terlalu aktif terlibat hanya secara berkala melakukan penjinjauan, evaluasi dan audit. • Not-managed Links : perusahaan focal point tidak terlibat terhadap entitas ini. Perusahaan focal mempercayakannya pada pihak lain • Non-member Links : Entitas non anggota ini tidak termasuk jaringan langsung dalam jaringan SCM perusahaan focal, namun keberadaannya dapat mempengaruhi anggota jaringan dan secara tidak langsung terkadang akan mempengaruhi tidak langsung terhadap kinerja perusahaan focal
  • 36. Integrasi Supply Chain : Process View of a Supply Chain 1. Cycle view: Proses dalam Supply Chain dibagi dalam beberapa serial siklus, dimana setiap tahapan merupakan keterikatan antara 2 pihak dalam supply chain. 2. Push/pull view: process dalam supply chain dibagi dalam 2 kategori tergantung padaeksekusi layanan berdasarkan • Merespons order pelanggan (pull) atau • Mengantisipasi order pelanggan (push) 1-36
  • 37. 1. Cycle View of Supply Chains Customer Order Cycle Replenishment Cycle Manufacturing Cycle Procurement Cycle Customer Retailer Distributor Manufacturer Supplier
  • 38. Cycle View of a Supply Chain • Setiap siklus merupakan interface antar dua entitas dalam dua tahap yang berurutan: • Customer order cycle –Siklus Pesanan Pelanggan (customer-retailer) • Replenishment cycle – Siklus Pengisian Kembali (retailer-distributor) • Manufacturing cycle – Siklus Produksi (distributor-manufacturer) • Procurement cycle – Siklus Pembelian (manufacturer-supplier) • Cycle view mendefinisikan dengan jelas proses yang terlibat dan pemilik setiap proses. Menentukan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota dan hasil yang diinginkan dari setiap proses. 1-38
  • 39. Push System Pull System 2. Push/Pull View
  • 40. Push/Pull Strategies 40 High Low Low High Economies of scale Demand of uncertainty Pull Push Pull Push • Customization is High • Demand is uncertain • Scale economies are Low • E.g., Computer Peripherals • Demand is uncertain • Scale economies are High • Low economies of scale • E.g., Furniture • Uncertainty is low • Low economies of scale • E.g., Stationeries (Books, Pens, CDs) • Standard processes are the norm • Demand is stable • Scale economies are High • E.g., Grosir, Vegetables, Soft drinks
  • 41. Push/Pull Strategies 41 Karakteristik Pull Dan PUSH dalam SCM Porsi Push Pull Objective Mengurangi Biaya Mengoptimalkan Layanan Kompleksitas Tinggi Rendah Fokus Alokasi Sumberdaya Tingkat Respon Waktu Tenggat Panjang Pendek Proses Perencanaan Supply Chain Pemenuhan Pesanan
  • 42. Push/Pull Strategies 42 Push & Pull Boundary Point Dell perusahaan electronic (laptop, PC), memastikan Push/Pull Boundary ada di Assebly Point (bagian perakitan). Sedangkan perusahaan furniture memastikan push/pull boundary ada di bagian manufaktur/produksi  pabrik
  • 43. Interface Push/Pull Strategies 43 Forecast Demand PUSH PULL Terkait dengan Keputusan Stratejik - Supply Chain Planning Process - Buffer Inventory Sumber : David Simchi Levi, Philip, Edith Simchi Levi, Designing & managing the Supply Chain
  • 44. Keputusan Stratejik SCM 1-44 Sumber : Sunnil Chopra, Peter Meindl, Supply Chain Management
  • 45. 1. Perumusan Strategi Desain Supply Chain • Keputusan tentang struktur jaringan Supply Chain dan proses apa saja yang akan dilakukan pada tiap tahapan • Keputusan Strategic supply chain dalam hal desain antara lain – Lokasi dan kapasitas fasilitas – Produk akan dibuat dan di simpan dimana saja – Moda transportasi – Sistem Informasi • Desain Supply Chain harus mendukung tujuan strategis, bersifat jangka panjang dan mahal untuk dibalik - harus memperhitungkan ketidakpastian pasar 1-45
  • 46. 2. Perencanaan Supply Chain • Berisi Serangkaian kebijakan yang mengatur operasi jangka pendek • Perbaikan konfigurasi Supply Chain dari fase sebelumnya • Mulai dengan perkiraan permintaan di tahun mendatang 1-46
  • 47. 2. Perencanaan Supply Chain (cont’) • Keputusan perencanaan : – Pasar mana yang akan dipasok dari lokasi mana – Penumpukan persediaan yang direncanakan Subkontrak, – Lokasi penyimpanan sediaan – Kebijakan besaran sediaan – Pengaturan waktu dan ukuran promosi pasar • Harus mempertimbangkan dalam keputusan perencanaan menuntut ketidakpastian, nilai tukar, persaingan sepanjang waktu 1-47
  • 48. 3. Operasional Supply Chain • Masa pengelolaa dalam satuan waktu mingguan dan harian • Penetapan konfigurasi supply chain and kebijakan operasional terkait: – Alokasikan pesanan untuk sediaan atau produksi, – Mengatur tanggal jatuh tempo pesanan, – Membuat daftar pilih di gudang, – Mengalokasikan pesanan untuk pengiriman tertentu, – Menetapkan jadwal pengiriman, – Penetapan pesanan pengisian ulang • Tujuan: mengurangi ketidakpastian (dalam kurun waktu lebih pendek)
  • 49. Mengelola Supply Chain Management ■ Keterlambatan dalam produksi dam distribusi ■ Sediaan yang mahal ■ Kurang koordinasi ■ Ketidakpastian dalam pengiriman ■ Forecast yang kurang akurat ■ Variabilitas di SCM Problem/ Masalah yang sering dihadapi dalam Supply Chain
  • 50. Mengevaluasi SCM Source : Shirley Patterson, Contract Management 2007
  • 52. Mengevaluasi SCM dengan SCOR One of the best way is using SCOR Model developed by Supply Chain Council
  • 53. 53 Atribut Strategi Reliability (RL) Secara konsisten mendapatkan pesanan yang tepat, produk memenuhi persyaratan kualitas Responsiveness (RS) Kecepatan yang konsisten dalam menyediakan produk / layanan kepada pelanggan Agility (AG) Kemampuan untuk merespons perubahan pasar (pengaruh eksternal) Cost (CO) Biaya yang terkait dengan mengelola dan mengoperasikan rantai pasokan Assets (AM) Efektivitas dalam mengelola aset rantai pasokan dalam mendukung pemenuhan Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved Customer Internal 53 Mengevaluasi SCM dengan SCOR
  • 54. • Mengukur strategi: KPI adalah matriks strategis (level 1) 54 Atribut Matriks strategik Reliability Perfect Order Fulfillment Responsiveness Order Fulfillment Cycle Time Agility Upside Supply Chain Flexibility Supply Chain Upside Adaptability Supply Chain Downside Adaptability Cost Supply Chain Management Cost Cost of Goods Sold Assets Cash-to-Cash Cycle Time Return on Supply Chain Fixed Assets Return on Working Capital Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved Customer Internal 54 Mengevaluasi SCM dengan SCOR
  • 55. REABILITY Matriks strategis (level 1) 55 Metric: Perfect Order Fulfillment Definisi: Persentase pesanan yang dikirimkan tepat waktu. Komponen sempurna termasuk semua barang dan jumlah tepat waktu, menggunakan definisi tepat waktu pelanggan, dokumentasi lengkap dan dalam kondisi yang tepat. Perhitungan: [Total Perfect Orders] / [Total Number of Orders] Contoh pengembanga n Level 2-3 • RL.2 % Orders Delivered in Full • RL.2 Perfect Condition • RL.3 % Orders Received Defect Free • RL.3 % Orders Received Damage Free Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved 55
  • 56. RESPONSIVENESS Matriks strategis (level 1) 56 Matriks: Order Fulfillment Cycle Time Definition: Waktu siklus aktual rata-rata yang dicapai secara konsisten untuk memenuhi pesanan pelanggan. Waktu siklus aktual dimulai dengan penerimaan pesanan dan berakhir dengan penerimaan pelanggan atas pengiriman. Satuan ukuran adalah hari. Perhitungan: [Sum Actual Cycle Times For All Orders Delivered] / [Total Number Of Orders Delivered] Contoh pengembanga n Level 2-3 • RS.2 Make Cycle Time • RS.2 Deliver Cycle Time • RS.3 Pick Product Cycle Time Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved 56
  • 57. AGILITY Matriks strategis (level 1) 57 Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved 57 Metric: Upside Supply Chain Flexibility Definition: Jumlah hari yang diperlukan untuk mencapai peningkatan berkelanjutan 20% yang tidak direncanakan dalam jumlah yang dikirimkan. Musiman tidak dianggap tidak direncanakan / tidak terduga. Satuan ukuran untuk fleksibilitas adalah hari kalender. Perhitungan: Semakin besar jumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan berkelanjutan dimulai dari mendapakan Sumber, membuat dan mengirim Contoh pengembanga n Level 2-3: • AG.2 Upside Source Flexibility • AG.2 Upside Make Flexibility • AG.2 Upside Deliver Flexibility
  • 58. ASSET Matriks strategis (level 1) 58 Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved Matriks: Cash-to-Cash Cycle Time Definisi: Waktu yang diperlukan untuk uang tunai yang diinvestasikan dalam bahan mengalir kembali ke perusahaan setelah barang jadi telah dikirim ke pelanggan. Satuan yang digunakan adalah hari kalender Perhitungan: [Inventory Days of Supply] + [Days Sales Outstanding] – [Days Payable Outstanding] Contoh pengembanga n Level 2-3: • AM.2 Days Sales Outstanding (DSO) • AM.2 Inventory Days of Supply (IDOS) • AM.2 Days Payable Outstanding (DPO) 58
  • 59. ASSET Matriks strategis (level 1) 59 Copyright © Supply Chain Council, 2008. All rights reserved Matriks: Return on Supply Chain Fixed Assets Definisi: Pengembalian yang diterima organisasi atas modal yang diinvestasikan dalam aset tetap rantai pasokan. Ini termasuk aset tetap yang digunakan untuk Merencanakan, Membuat, Memberikan dan Mengembalikan. Contoh aset tetap termasuk tanah, bangunan, mesin, truk. Perhitungan: ([Supply Chain Revenue] – [COGS] – [Supply Chain Management Costs]) / [Supply Chain Fixed Assets] Contoh pengembanga n Level 2-3: • AM.3 Deliver Fixed Assets Value • AM.3 Make Fixed Assets Value • AM.3 Plan Fixed Asset Value • AM.3 Source Fixed Assets Value 59
  • 63. CONTOH PERHITUNGAN Contoh 1. Inventory days of supply Metrik ini mengukur kecukupan persediaan dengan satuan waktu (hari). Jadi, inventory days of supply adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu perusahaan bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki (apabila tidak ada pasokan lebih lanjut). Metrik ini berada pada klasifikasi asset kinerja supply chain dikatakan bagus apabila mampumemutar asset dengan cepat (dengan kata lain memiliki asset turnover yang tinggi). Dengan demikian maka makin pendek inventory days of supply, semakin bagus kinerja asset suatu supply chain.
  • 64. Misalkan : Perusahaan rata-rata menyimpan suatu komponen sebanyak 150 unit. Kebutuhan rata-rata komponen tersebut per tahun adalah 4000 unit. Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 250 hari. Rata-rata kebutuhan komponen per hari : 4000 / 250 hari = 16 unit. Jumlah hari rata-rata yang bisa ditutupi oleh persediaan yang dimiliki : 150 / 16 = 9,375 hari. Perhitungan inventory days of supply ini bisa dilakukan per jenis barang atau secara agregat untuk sekelompok atau keseluruhan persediaan yang dimiliki perusahaan. Apabila perhitungan dilakukan secara agregat, rata-rata persediaan maupun rata-rata kebutuhan (konsumsi) sama-sama diwujudkan dalam satuan uang (nilai persediaan dalam rupiah).
  • 65. Contoh 2. Cash-to-cash cycle time Metrik ini mengukur kecepatan supply chain mengubah persediaan menjadi uang. Makin pendek waktu yang dibutuhkan, makin bagus bagi supply chain. Perusahaan yang bagus biasanya memiliki siklus cash-to-cash pendek. Dell Computers, yang menjual produk langsung ke pelanggan akhir tanpa menyimpan produk akhir, memiliki cash-to-cash cycle time negatif, sekitar -10 sampai -20 hari. Ada tiga komponen dalam perhitungan cash to cash cycle time yaitu: o Rata-rata account receivable/piutang (dalam hari) yang merupakan ukuran seberapa cepat pelanggan membayar barang yang sudah diterima. o Rata-rata account payable/hutang (dalam hari) yang mengukur kecepatan perusahaan membayar ke pemasok untuk material yang sudah diterima. o Rata-rata persediaan (dalam hari, yaitu inventory days of supply)
  • 66. Cash-to-cash cycle time = inventory days of supply + average days of account receivable - average days of account payable Untuk memperpendek cash-to-cash cycle time, perusahaan bisa melakukan salah satu atau kombinasi dari tiga cara berikut: • menurunkan tingkat persediaan • melakukan negosiasi term pembayaran ke supplier (supaya lebih lama) • melakukan negosiasi dengan pelanggan (supaya membayar lebih cepat) Cash-to-cash cycle time mengintegrasikan siklus dalam tiga fungsi : • pengadaan (purchasing), • produksi (manufacturing), • penjualan/distribusi (sales/distribution), seperti gambar berikut
  • 67. Misalkan Nilai penjualan selama 30 hari adalah Rp. 300 juta. Account receivable (piutang) pada akhir bulan sebesar Rp. 60 juta. Nilai persediaan di akhir bulan adalah Rp. 120 juta. Cost of sales besarnya 60% dari nilai penjualan dan account payable (hutang) di akhir bulan besarnya Rp. 45 juta. (Catatan: dalam contoh ini berarti marjin keuntungan adalah 40% dari nilai penjualan).
  • 68. o Nilai penjualan per hari : 300 juta / 30 hari = Rp. 10 juta o Account receivable (dalam hari) : 60 juta / 10 juta per hari = 6 hari o Cost of sales per hari : 60% xRp. 10 juta = Rp.6juta o Account payable per hari : Rp. 45 juta / 6 juta per hari = 7,5 hari o Inventory days of supply : Rp. 120 juta / 6 juta per hari = 20 hari o Cash-to-cash cycle time : 20 + 6 – 7,5 = 18,5 hari
  • 70. Masalah Umum dalam Supply Chain ■ Demand variability - Bahkan alat peramalan permintaan yang paling canggih sekalipun sering gagal mengantisipasi permintaan ■ Process variability - Waktu henti unit produksi - Ketidakhadiran staf yang tidak terduga ■ Supply variability - Keterlambatan dari supplier Variability in SCM
  • 71. Bullwhip effect (atau efek cambuk) adalah suatu keadaan yang terjadi dalam rantai suplai dimana permintaan dari customer mengalami perubahan (distorsi). Perubahan tersebut mengakibatkan serangkaian efek yang akan mengacaukan rantai suplai. Variability in SCM : Bullwhip Effect
  • 72. Source: mbaskool Slight changes in actual demand create problems Variability in SCM : Bullwhip Effect
  • 73. Penyebab Bullwhip Effect Sumber : Zaroni, Logistik dan Supply Chain 1. Peramalan permintaan yang kurang akurat Penentuan safety stock dalam rangka antisipasi kebutuhan order pelanggan menjadi salah satu penyebab penghitungan permalan (forecast) yang tidak akurat 2. Waktu Tenggat (Lead Time) Lead time yang semakin lama akan semakin memicu perubahan vaiabilitas permintaan sediaan 3. Order Batching (Pesanan dalam jumlah batch) Pemesanan dalam jumlah lebih besar (bacth) biasanya didorong dengan diskon menjadikan real demand semakin kabur 4. Fluktuasi Harga Karena terkadang harga fluktuatif maka terjadi kecenderungan untuk membeli lebih banyak pada saat harga turun. 5. Inflated Order Permintaan pemesanan persediaan yang cenderung meningkat dari toko pengecer ke pedagang besar pada periode shortage akan mendorong bullwhip effect
  • 74. Mengurangi Bullwhip Effect Sumber : Zaroni, Logistik dan Supply Chain 1. Mengurangi Ketidakpastian Informasi Ketidakpastian informasi harus dijembatani hingga level end consumer jika memungkinkan 2. Mengurangi Lead Time Mengurangi Lead time Supply Chain dengan menerapkan system informasi EDI dapat membantu penerapan pengurangan Leadtime sebagai salah satau alternative. Mendekatkan Produk akhir ke pelanggan juga menjadi salah satu alternative solusi lainnya 3. Kerjasama Stratejik Kerjasama yang erat dengan pemasok/supplier seperti penerapan Vendor Managed Inventory dimana pabrikan mengelola persediaan berdasarkan tingkat persediaan di took pengecer. Sehingga pabrikan yang menentukan persediaan yang harus disimpan dan di Gudang dan yang harus dikirim setiap hari ke pengecer.
  • 76. (time series) (Time series) (kualitatif) (moving average) (exp. smoothing) (trend) (straight line) Hanya 11 model peramalan yang populer digunakan Persentase dari 160 perusahaan yang menggunakan model peramalan
  • 77. TEKNIK PERAMALAN KUALITATIF KUANTITATIF DELPHI SURVEI PASAR JUDGEMENT TIME SERIES SEBAB AKIBAT (KAUSAL) MOVING AVERAGE EKSPONENTIAL SMOOTHING BOX-JENKINS JENIS TEKNIK PERAMALAN REGRESI
  • 78. Metode Cara Peramalan Biasanya dipakai untuk Tingkat Ketepatan Perkiraan Biaya Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Delphi Para ahli berkumpul dalam suatu kelompok diskusi kemudian menjawab pertanyaan yang sama lalu didiskusikan beberapa babak • Ramalan penjualan jangka panjang • Perencanaan pabrik dan kapasitas produksi • Meramalkan perubahan teknologi Sedang s/d sangat baik Sedang s/d sangat baik Sedang s/d sangat baik Sedang s/ d besar Survei Pasar Panel diskusi, kuesioner, market test, survei langsung • Ramalan penjualan total • Ramalan produk utama • Ramalan setiap jenis produk Sangat baik Baik Sedang Besar Judgement Peramalan dilakukan oleh 1 orang atau lebih, berdasarkan pengalaman firasat tanpa metode yang sistematis • Ramalan total penjualan • Ramalan setiap jenis produk Kurang s/d sedang Kurang s/d sedang Kurang s/d sedang Kecil TEKNIK PERAMALAN KUALITATIF
  • 79. Metode Cara Peramalan Biasanya dipakai untuk Tingkat Ketepatan Perkiraan Biaya Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Moving average Menggunakan data yang ada beberapa periode sebelumnya • Ramalan jangka pendek dan menengah • Untuk sediaan • Penjadwalan • Baik untuk banyak produk Kurang s/d sedang Kurang Sangat kurang Rendah Eksponential smoothing Menggunakan data yang ada beberapa periode sebelumnya dengan dihitung berdasarkan pembobotan • Ramalan jangka pendek dan menengah • Untuk sediaan • Penjadwalan • Baik untuk banyak produk Sedang s/d baik Kurang s/d baik Sangat kurang Rendah Box Jenkins Menggunakan komputer dan perangkat lunak statistik • Ramalan total penjualan • Ramalan setiap jenis produk Sangat baik Sedang s/d baik Sangat kurang Tinggi TEKNIK PERAMALAN KUANTITATIF
  • 81. METODE DERET WAKTU (TIME SERIES) Prinsip metode deret waktu (time series): “masa yang akan datang adalah ekstrapolasi masa lalu”
  • 82. 1. Moving Average MA (n) =  Demand in previous n periods n n = banyaknya periode dalam rata-rata bergerak • n dipilih yang paling memberikan nilai forecast error terkecil melalui trial and error • Metode Moving Average akan efektif diterapkan apabila dapat diasumsikan bahwa permintaan akan tetap stabil sepanjang waktu dan tidak menunjukkan kecenderungan (trend)
  • 84. TAHUN PENJUALAN MOVING (MILYAR) AVERAGE 3 THN 1983 125 - 1984 120 - 1985 128 - 1986 135 1987 139 1988 142 1989 ? •RAMALAN PENJUALAN TAHUN 1989 = ……………………. 1. Moving Average
  • 85. BULAN TOTAL SALES Januari 10 Februari 12 Maret 13 April 16 { ( 3 x 13 ) + ( 2 x 12 ) + 10 } / 6 Mei 19 Juni 23 Juli 26 Agustus 30 September 28 Oktober 18 Nopember 16 Desember BOBOT YANG DIGUNAKAN PERIOD 3 Bulan lalu 2 Dua bulan lalu 1 Tiga bulan lalu 6 JUMLAH BOBOT FORECAST BULAN INI : 3 X SALES BULAN LALU + 2 X SALES 2 BULAN LALU + 1 X SALES 3 BULAN LALU 6 2. Weighted Moving Average (Menggunakan Bobot)
  • 86. 2. Weighted Moving Average (Menggunakan Bobot)
  • 87. 3. Exponential Smoothing •  dipilih yang paling memberikan nilai error terkecil melalui trial and error • Biasa digunakan ketika pola historis dari data actual permintaan bergejolak atau tidak stabil dari waktu ke waktu • Fluktuasi/gejolak tinggi  pilih  mendekati satu • Fluktuasi/gejolak rendah, relatif stabil  pilih  mendekati nol • Angka ramalan awal ditentukan secara judgement, dapat disamakan dengan permintaan awal atau menggunakan rata-rata beberapa data permintaan awal.
  • 88. 1 180 180 180 2 168 180 180 3 159 178,8 172,8 4 175 176,82 164,52 5 190 176,64 170,82 6 205 179,97 182,32 7 180 180,67 195,93 8 182 180,61 186,37 9 ? 180,75 183,37 KUARTAL PERMINTAAN (dalam Ton) FORECAST  = 0,1  = 0,6 3. Exponential Smoothing
  • 90. PERHITUNGAN KESALAHAN (ERROR) DAN PENGUKURAN AKURASI PERAMALAN
  • 91.  Peramalan tidak pernah sempurna  Untuk mengukur kesalahan ramalan (forecast error):  Over-forecasts akan menyebabkan negative errors  Under-forecasts akan menyebabkan positive errors t t t F A E   KESALAHAN PERAMALAN Angka Error semakin kecil semakin baik
  • 92. AKURASI PERAMALAN  Mean Absolute Deviation (Rata-rata penyimpangan absolut)  Mean Square Error (Rata-rata kuadrat kesalahan) n ramalan kesalahan MSE 2 ) .. (   Semakin kecil semakin akurat
  • 93. AKURASI PERAMALAN  Mean Absolute Percentage Error (Rata-rata persentase kesalahan absolut) Semakin kecil semakin akurat
  • 94. CONTOH PENGGUNAAN Indikator Akurasi Peramalan digunakan untuk memilih metode peramalan yang paling baik Exp. Smoothing =0,1 Exp. Smoothing =0,5
  • 95. JENIS KEPUTUSAN LINGKUP KEBUTUHAN TINGKAT METODE WAKTU KETEPATAN MANAJEMEN PERAMALAN KUALITATIF DESAIN PROSES PANJANG SEDANG PUNCAK DAN SEBAB AKIBAT PERENCANAAN KUALITATIF KAPASITAS PANJANG SEDANG PUNCAK DAN FASILITAS SEBAB AKIBAT PERENCANAAN SEBAB AKIBAT PRODUKSI TOTAL MENENGAH TINGGI MENENGAH DAN TIME SERIES PENJADWALAN PENDEK PALING BAWAH TIME SERIES PRODUKSI TINGGI MANAJEMEN PENDEK PALING BAWAH TIME SERIES SEDIAAN TINGGI JENIS KEPUTUSAN VS. TEKNIK PERAMALAN
  • 96. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Apa yang akan terjadi tidak selalu merupakan ekstrapolasi dari data masa lalu. Beberapa hal yang tidak tercakup dalam perumusan perhitungan dapat dibagi menjadi faktor eksternal dan faktor internal yaitu: Faktor Eksternal Faktor Internal Metode peramalan dengan deret waktu ini sebenarnya hanya merupakan alat bantu. Angka ramalan yang sebenarnya sangat ditentukan oleh judgment pengambil keputusan