MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
H1 - Manajemen SCM (Pengelolaan Pengawasan).pdf
1. EXECUTIVE DEVELOPMENT PROGRAM
PPM Manajemen
Jl. Menteng Raya 9, Jakarta 10340 Telp. (021) 2300313
Fax : (021) 2302051
www.ppm-manajemen.ac.id
PPM JAKARTA
Jl. Menteng Raya No.9 -19, Menteng
Jakarta Pusat 10340
+62 21 2300 313 | customer@ppm-
manajemen.ac.id
PPM Manajemen
EXECUTIVE DEVELOPMENT PROGRAM
SUPPLY CHAIN MANAGER
CERTIFICATION
2. UNIT KOMPETENSI
1. TLIL5020A Mengembangkan dan mempertahankan prosedur operasional untuk
transportasi dan logistik perusahaan
2. TLIX5015 Menetapkan rantai pasok
3. TLIP5025 Menetapkan dan mencapai anggaran
4. TLIP5035 Mengelola anggaran dan rencana keuangan
5. TLIP5011 Mengembangkan dan mengevaluasi strategi untuk perusahaan
transportasi dan logistik
6. TLIP4038 Mengawasi operasi rantai pasok
7. TLIP5055 Mengelola rantai pasok
8. TLII5018A Mengelola layanan pelanggan
9. TLIE4006A Mengumpulkan, menganalisa, dan menyajikan data dan informasi
tempat kerja
10. PSPROC607A Mengelola kontrak-kontrak strategis
11. BSBRSK401 Mengidentifikasi risiko dan menerapkan proses manajemen risiko
12. BSBMGT605 Memberikan kepemimpinan dalam organisasi
13. BSBREL402 Membangun hubungan klien dan jejaring bisnis
14. TLIX4034A Menerapkan secara teknis system dan teknik manajemen risiko
3. KELOMPOK KOMPTENSI SESI HARI
TLIX5015 Menetapkan rantai pasok
TLIP4038 Mengawasi operasi rantai pasok
TLIP5055 Mengelola rantai pasok
Manajemen Rantai Pasok
(Pengelolaan &
Pengawasan Rantai
Pasok)
1
TLIL5020A Mengembangkan dan mempertahankan
prosedur operasional untuk transportasi dan logistik
perusahaan
TLIP5011 Mengembangkan dan mengevaluasi strategi
untuk perusahaan transportasi dan logistik
Manajemen Logistik &
Transportasi
2
PSPROC607A Mengelola kontrak-kontrak strategis
BSBREL402 Membangun hubungan klien dan jejaring
bisnis
Manajemen Pengadaan
Manajemen Partnership
3
TLII5018A Mengelola layanan pelanggan
TLIE4006A Mengumpulkan, menganalisa, dan menyajikan
data dan informasi tempat kerja
BSBMGT605 Memberikan kepemimpinan dalam organisasi
• Manajemen Layanan
dalam Rantai Pasok
• Kepemiminan yang
Unggul
TLIP5025 Menetapkan dan mencapai anggaran
TLIP5035 Mengelola anggaran dan rencana keuangan
Pengelolaan Anggaran
dalam Rantai Pasok
4
BSBRSK401 Mengidentifikasi risiko dan menerapkan
proses manajemen risiko
TLIX4034A Menerapkan secara teknis system dan teknik
Manajemen Risiko Rantai
Pasok
8. Logistics=SCM
SCM versus Logistics: Empat Perspektif
Traditionalist Re-Labeling
Unionist Intersectionist
SCM Logistics
SCM
Logistics
Logistics
SCM
9. Tantangan Korporasi Saat ini
• Globalisasi dan “pemaksaan‟ ekonomi pasar bebas yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi seperti WTO (World Trade Organization), AFTA (Asean
Free Trade Area), APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation)
• Perubahan “customers oriented‟, (orientasi pelanggan)
setidaknya dalam 3 hal besar :
Harga Layanan
Mutu
10. Kebutuhan Optimalisasi
• Banyak perusahaan yang dalam menjalankan BPR (business
process reengineering) untuk mengatasinya.
• Untuk mengatasi hal kompleks yang melibatkan eksternal parties
(pihak luar) salah caranya adalah dengan strategi “supply chain
management optimization‟ (optimalisasi SCM)
• Dengan cara mengadakan analisis dari keseluruhan proses, dari
“initial supply‟ (titik awal suplai) sampai kepada “ultimate
consumption‟ (titik akhir pengguna) sehingga mendapatkan
keuntungan-keuntungan bagi organisasi
11. Keuntungan Optimalisasi SCM
Mengurangi inventory (sediaan)
30-40% aset perusahaan, berupa inventory
Biaya penyimpanan (inventory carrying cost)
antara 20%-40% dari nilai barang yang
disimpan
Menjamin kelancaran penyediaan barang
Kelancaran barang yang perlu dijamin mulai dari asal barang
(pabrik pembuat), supplier, perusahaan sendiri, wholesaler,
retailer sampai kepada end consumers
Menjamin mutu
Mutu barang jadi (finished product)
ditentukan tidak hanya oleh proses
produksi barang tersebut tetapi juga
oleh mutu bahan mentahnya dan
mutu keamanan dalam
pengirimannya
12. Trend Inisiatif Bisnis di Manufaktur
Sumber: Logistics Information System, TogarM. Simatupang Masyarakat Logistik Indonesia (the Indonesian Society of Logistics)
13. Definisi Supply Chain Management
Supply Chain adalah jaringan (global) yang
digunakan untuk mengirimkan produk dan
layanan dari bahan baku ke konsumen akhir
melalui aliran informasi, distribusi fisik, dan uang
tunai yang telah dipersiapkan dengan baik.
(APICS DICTIONARY)
(
„Supply chain management is a set of approaches
utilized to efficiently integrate suppliers,
manufacturers, warehouses, and stores, so that
merchandise is produced and distributed at the right
quantities, to the right locations, at the right time,
in order to minimize systemwide costs while
satisfying service level requirement‟ (David Simchi-
Levi)
Inter-organizational
Supplier
Raw Materials
Manufacturing
Distribution
Consumer
Customer
15. Tujuan Utama Supply Chain
• Untuk dapat memiliki produk yang tepat dalam jumlah
yang tepat, di tempat yang tepat pada saat yang tepat
dengan biaya yang optimal.
16. Evolusi Supply Chain Management
Sumber: Ahmed Khalid Nasr, The purpose of this research is to explore the impact of supply chain
visibility on supply chain performance in Del Monte Foods (UAE)
18. Contoh Kasus : Basic Supply Chain
18
SUPPLIER
Toko Jahit di
Hong Kong
FIRM
Tommy Hilfiger
di Hong Kong
Department Stores May
di St. Louis, USA
CUSTOMER
21. Manfaat Rantai Pasok dalam Studi Kasus
• CompaQ memperkirakan mengalami kerugian dari estmasi $ 0,5
miliar menjadi $ 1 miliar dalam penjualan pada 1995 karena laptop
tidak tersedia kapan pun dan di mana pun diperlukan (Opportunity
Loss)
• Ketika prosesor 1GB diperkenalkan oleh AMD, harga prosesor 800
mb turun 30%.
• P&G memperkirakan bahwa dapat menghemat ritel $65 juta
melalui kolaborasi yang menghasilkan kesesuaian antara
penawaran dan permintaan yang lebih baik.
1-21
Source : Sunil Chopra Peter Meindehl, 2010
22. SERVICE SUPPLIERS
• Menurunkan Biaya
Pengiriman
• Pengiriman yang lebih
cepat dan handal
• Mengurangi Biaya
modal
• Mengurangi Depresiasi
• Mengurangi Biaya tetap
CUSTOMERS
• Mengurangi sediaan
• Meningkatkan
pendapatan
• Mengurangi biaya
pemesanan
• Menigkatkan margin
• Peramalan yang lebih
akurat
• Alokasi anggaran
promosi lebih baik
MATERIAL SUPPLIERS
• Menguragi Sediaan
• Mengurangi biaya
gudang
• Mengurangi biaya
pengadaan material
• Mengurangi kondisi
stock out
Manfaat Kolaborasi dalam Rantai Pasok
Sumber : Cohen & Roussel, Strategic Supply Chain Management
23. Tiga aliran yang terjadi di SCM : material, informasi, uang
Material Flow
Capital Flow
Konsep Dasar SCM
Information Flow
(uang)
24.
25. Komponen SCM menurut Turban (2004) terdiri dari tiga
komponen utama yaitu:
Komponen Dasar SCM
Sumber: Asih Rohmani, SCM, dinus.ac.id › repository › docs › ajar › 02_SCM
26. 1. Upstream Supply Chain
• Meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para
penyalurnya dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka.
• Aktivitas utama adalah pengadaan.
Komponen Dasar SCM
27. Upstream Supply Chain
Contoh kegiatan Upstream untuk pabrik perakitan, sebagai fokus
dari rantai pasokan adalah:
– Memasok bahan baku, yang merupakan bahan tidak diproses.
Misal : logam spt aluminium dan tembaga.
– Fokus kegiatan :
• Menambang bahan yang diminta secepat dan seefisien
mungkin.
• Mengangkut atau pengiriman ke pabrik.
Komponen Dasar SCM
28. 2. Internal Supply Chain
• Meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam
mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam
keluaran organisasi itu.
• Aktifitas utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan
pengendalian persediaan.
Komponen Dasar SCM
29. 3. Downstream Supply Chain
• Meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk
kepada pelanggan akhir.
• Aktifitas diarahkan pada distribusi, transportasi pergudangan dan
after-sale service.
Komponen Dasar SCM
32. Supply Chain Management
ELEMENT OF SCM – STRATEGIC INITIATIVES
Supply Chain
Business
Process
Supply Chain
Network
Structure
Supply Chain
Management
Component
Siapa Key Supply Chain
Members yang akan
dihubungkan dengan
proses ini
Proses apa saja yang
harus di hubungkan
(linked) dengan key
supply chain members
Integrasi dan
manajemen tingkat
apa yang harus
diterapkan untuk
setiap tautan proses
Sumber: Douglas Lambert. Martha Cooper & Janus D Pagh, Supply Chain Management: Implementation & Issues and research Opportunities” The
International Journal of Logistics Management 9 no.2 (1998)
33. Supply Chain Management
ELEMENT OF SCM – STRATEGIC DECISION
Supply Chain
Business
Process
Supply Chain
Network
Structure
Supply Chain
Management
Component
• Horizontal Structure
• Vertical Structure
• Managed Process Links
• Monitor Process Links
• Not managed Process Links
• Non member Process Links
• Primary Members
• Secondary Members
Source: Douglas Lambert. Martha Cooper & Janus D Pagh
34. Supply Chain Management
ELEMENT OF SCM – STRATEGIC DECISION
Supply Chain
Business
Process
• Managed Process Links
• Monitor Process Links
• Not managed Process Links
• Non member Process Links
Sumber ; Miranda ST & Drs Amin Widjaya Tunggal , Manajemen Logistik dan Supply ChainManagement
• Managed Process Links ; jaringan dimana perusahaan focal merasa penting untuk
berkolaborasi dengan anggota lain dalam supply chain
• Monitored Process Links : perusahaan focal point tidak terlalu aktif terlibat hanya
secara berkala melakukan penjinjauan, evaluasi dan audit.
• Not-managed Links : perusahaan focal point tidak terlibat terhadap entitas ini.
Perusahaan focal mempercayakannya pada pihak lain
• Non-member Links : Entitas non anggota ini tidak termasuk jaringan langsung dalam
jaringan SCM perusahaan focal, namun keberadaannya dapat mempengaruhi anggota
jaringan dan secara tidak langsung terkadang akan mempengaruhi tidak langsung
terhadap kinerja perusahaan focal
36. Integrasi Supply Chain : Process View of a
Supply Chain
1. Cycle view: Proses dalam Supply Chain dibagi dalam beberapa serial
siklus, dimana setiap tahapan merupakan keterikatan antara 2 pihak dalam
supply chain.
2. Push/pull view: process dalam supply chain dibagi dalam 2 kategori
tergantung padaeksekusi layanan berdasarkan
• Merespons order pelanggan (pull) atau
• Mengantisipasi order pelanggan (push)
1-36
38. Cycle View of a Supply Chain
• Setiap siklus merupakan interface antar dua entitas dalam dua tahap yang
berurutan:
• Customer order cycle –Siklus Pesanan Pelanggan (customer-retailer)
• Replenishment cycle – Siklus Pengisian Kembali (retailer-distributor)
• Manufacturing cycle – Siklus Produksi (distributor-manufacturer)
• Procurement cycle – Siklus Pembelian (manufacturer-supplier)
• Cycle view mendefinisikan dengan jelas proses yang terlibat dan pemilik
setiap proses. Menentukan peran dan tanggung jawab masing-masing
anggota dan hasil yang diinginkan dari setiap proses.
1-38
40. Push/Pull Strategies
40
High
Low
Low High
Economies of scale
Demand
of
uncertainty
Pull
Push
Pull Push
• Customization is High
• Demand is uncertain
• Scale economies are Low
• E.g., Computer
Peripherals
• Demand is uncertain
• Scale economies are
High
• Low economies of scale
• E.g., Furniture
• Uncertainty is low
• Low economies of scale
• E.g., Stationeries (Books,
Pens, CDs)
• Standard processes are the
norm
• Demand is stable
• Scale economies are High
• E.g., Grosir, Vegetables, Soft
drinks
41. Push/Pull Strategies
41
Karakteristik Pull Dan PUSH dalam SCM
Porsi Push Pull
Objective Mengurangi Biaya Mengoptimalkan Layanan
Kompleksitas Tinggi Rendah
Fokus Alokasi Sumberdaya Tingkat Respon
Waktu Tenggat Panjang Pendek
Proses Perencanaan Supply Chain Pemenuhan Pesanan
42. Push/Pull Strategies
42
Push & Pull Boundary Point
Dell perusahaan electronic (laptop, PC), memastikan Push/Pull Boundary ada di
Assebly Point (bagian perakitan).
Sedangkan perusahaan furniture memastikan push/pull boundary ada di bagian
manufaktur/produksi pabrik
43. Interface Push/Pull Strategies
43
Forecast
Demand
PUSH PULL
Terkait dengan Keputusan Stratejik
- Supply Chain Planning Process
- Buffer Inventory
Sumber : David Simchi Levi, Philip, Edith Simchi Levi, Designing & managing the Supply Chain
45. 1. Perumusan Strategi Desain Supply Chain
• Keputusan tentang struktur jaringan Supply Chain dan proses apa saja
yang akan dilakukan pada tiap tahapan
• Keputusan Strategic supply chain dalam hal desain antara lain
– Lokasi dan kapasitas fasilitas
– Produk akan dibuat dan di simpan dimana saja
– Moda transportasi
– Sistem Informasi
• Desain Supply Chain harus mendukung tujuan strategis, bersifat jangka
panjang dan mahal untuk dibalik - harus memperhitungkan ketidakpastian
pasar
1-45
46. 2. Perencanaan Supply Chain
• Berisi Serangkaian kebijakan yang mengatur operasi jangka
pendek
• Perbaikan konfigurasi Supply Chain dari fase sebelumnya
• Mulai dengan perkiraan permintaan di tahun mendatang
1-46
47. 2. Perencanaan Supply Chain (cont’)
• Keputusan perencanaan :
– Pasar mana yang akan dipasok dari lokasi mana
– Penumpukan persediaan yang direncanakan Subkontrak,
– Lokasi penyimpanan sediaan
– Kebijakan besaran sediaan
– Pengaturan waktu dan ukuran promosi pasar
• Harus mempertimbangkan dalam keputusan perencanaan
menuntut ketidakpastian, nilai tukar, persaingan sepanjang
waktu
1-47
48. 3. Operasional Supply Chain
• Masa pengelolaa dalam satuan waktu mingguan dan harian
• Penetapan konfigurasi supply chain and kebijakan operasional terkait:
– Alokasikan pesanan untuk sediaan atau produksi,
– Mengatur tanggal jatuh tempo pesanan,
– Membuat daftar pilih di gudang,
– Mengalokasikan pesanan untuk pengiriman tertentu,
– Menetapkan jadwal pengiriman,
– Penetapan pesanan pengisian ulang
• Tujuan: mengurangi ketidakpastian (dalam kurun waktu lebih pendek)
49. Mengelola Supply Chain Management
■ Keterlambatan dalam produksi dam distribusi
■ Sediaan yang mahal
■ Kurang koordinasi
■ Ketidakpastian dalam pengiriman
■ Forecast yang kurang akurat
■ Variabilitas di SCM
Problem/ Masalah yang sering dihadapi dalam Supply Chain
63. CONTOH PERHITUNGAN
Contoh 1. Inventory days of supply
Metrik ini mengukur kecukupan persediaan dengan satuan waktu (hari).
Jadi, inventory days of supply adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu
perusahaan bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki (apabila
tidak ada pasokan lebih lanjut).
Metrik ini berada pada klasifikasi asset kinerja supply chain dikatakan bagus
apabila mampumemutar asset dengan cepat (dengan kata lain memiliki
asset turnover yang tinggi). Dengan demikian maka makin pendek inventory
days of supply, semakin bagus kinerja asset suatu supply chain.
64. Misalkan :
Perusahaan rata-rata menyimpan suatu komponen sebanyak 150 unit.
Kebutuhan rata-rata komponen tersebut per tahun adalah 4000 unit.
Jumlah hari kerja dalam setahun adalah 250 hari. Rata-rata kebutuhan
komponen per hari : 4000 / 250 hari = 16 unit. Jumlah hari rata-rata yang
bisa ditutupi oleh persediaan yang dimiliki : 150 / 16 = 9,375 hari.
Perhitungan inventory days of supply ini bisa dilakukan per jenis barang
atau secara agregat untuk sekelompok atau keseluruhan persediaan yang
dimiliki perusahaan.
Apabila perhitungan dilakukan secara agregat, rata-rata persediaan
maupun rata-rata kebutuhan (konsumsi) sama-sama diwujudkan dalam
satuan uang (nilai persediaan dalam rupiah).
65. Contoh 2. Cash-to-cash cycle time
Metrik ini mengukur kecepatan supply chain mengubah persediaan menjadi
uang. Makin pendek waktu yang dibutuhkan, makin bagus bagi supply chain.
Perusahaan yang bagus biasanya memiliki siklus cash-to-cash pendek.
Dell Computers, yang menjual produk langsung ke pelanggan akhir tanpa
menyimpan produk akhir, memiliki cash-to-cash cycle time negatif, sekitar -10
sampai -20 hari.
Ada tiga komponen dalam perhitungan cash to cash cycle time yaitu:
o Rata-rata account receivable/piutang (dalam hari) yang merupakan ukuran seberapa
cepat pelanggan membayar barang yang sudah diterima.
o Rata-rata account payable/hutang (dalam hari) yang mengukur kecepatan perusahaan
membayar ke pemasok untuk material yang sudah diterima.
o Rata-rata persediaan (dalam hari, yaitu inventory days of supply)
66. Cash-to-cash cycle time = inventory days of supply + average days of
account receivable - average days of
account payable
Untuk memperpendek cash-to-cash cycle time, perusahaan bisa
melakukan salah satu atau kombinasi dari tiga cara berikut:
• menurunkan tingkat persediaan
• melakukan negosiasi term pembayaran ke supplier (supaya lebih lama)
• melakukan negosiasi dengan pelanggan (supaya membayar lebih cepat)
Cash-to-cash cycle time mengintegrasikan siklus dalam tiga fungsi :
• pengadaan (purchasing),
• produksi (manufacturing),
• penjualan/distribusi (sales/distribution), seperti gambar berikut
67. Misalkan
Nilai penjualan selama 30 hari adalah Rp. 300 juta. Account receivable
(piutang) pada akhir bulan sebesar Rp. 60 juta. Nilai persediaan di akhir
bulan adalah Rp. 120 juta. Cost of sales besarnya 60% dari nilai penjualan
dan account payable (hutang) di akhir bulan besarnya Rp. 45 juta.
(Catatan: dalam contoh ini berarti marjin keuntungan adalah 40% dari nilai
penjualan).
68. o Nilai penjualan per hari :
300 juta / 30 hari = Rp. 10 juta
o Account receivable (dalam hari) :
60 juta / 10 juta per hari = 6 hari
o Cost of sales per hari :
60% xRp. 10 juta = Rp.6juta
o Account payable per hari :
Rp. 45 juta / 6 juta per hari = 7,5 hari
o Inventory days of supply :
Rp. 120 juta / 6 juta per hari = 20 hari
o Cash-to-cash cycle time :
20 + 6 – 7,5 = 18,5 hari
70. Masalah Umum dalam Supply Chain
■ Demand variability
- Bahkan alat peramalan permintaan yang paling canggih
sekalipun sering gagal mengantisipasi permintaan
■ Process variability
- Waktu henti unit produksi
- Ketidakhadiran staf yang tidak terduga
■ Supply variability
- Keterlambatan dari supplier
Variability in SCM
71. Bullwhip effect (atau efek cambuk) adalah suatu keadaan yang terjadi dalam rantai suplai
dimana permintaan dari customer mengalami perubahan (distorsi). Perubahan tersebut
mengakibatkan serangkaian efek yang akan mengacaukan rantai suplai.
Variability in SCM : Bullwhip Effect
73. Penyebab Bullwhip Effect
Sumber : Zaroni, Logistik dan Supply Chain
1. Peramalan permintaan yang kurang akurat
Penentuan safety stock dalam rangka antisipasi kebutuhan order pelanggan menjadi salah
satu penyebab penghitungan permalan (forecast) yang tidak akurat
2. Waktu Tenggat (Lead Time)
Lead time yang semakin lama akan semakin memicu perubahan vaiabilitas permintaan
sediaan
3. Order Batching (Pesanan dalam jumlah batch)
Pemesanan dalam jumlah lebih besar (bacth) biasanya didorong dengan diskon
menjadikan real demand semakin kabur
4. Fluktuasi Harga
Karena terkadang harga fluktuatif maka terjadi kecenderungan untuk membeli lebih banyak
pada saat harga turun.
5. Inflated Order
Permintaan pemesanan persediaan yang cenderung meningkat dari toko pengecer ke
pedagang besar pada periode shortage akan mendorong bullwhip effect
74. Mengurangi Bullwhip Effect
Sumber : Zaroni, Logistik dan Supply Chain
1. Mengurangi Ketidakpastian Informasi
Ketidakpastian informasi harus dijembatani hingga level end consumer jika
memungkinkan
2. Mengurangi Lead Time
Mengurangi Lead time Supply Chain dengan menerapkan system informasi
EDI dapat membantu penerapan pengurangan Leadtime sebagai salah satau
alternative. Mendekatkan Produk akhir ke pelanggan juga menjadi salah satu
alternative solusi lainnya
3. Kerjasama Stratejik
Kerjasama yang erat dengan pemasok/supplier seperti penerapan Vendor
Managed Inventory dimana pabrikan mengelola persediaan berdasarkan
tingkat persediaan di took pengecer. Sehingga pabrikan yang menentukan
persediaan yang harus disimpan dan di Gudang dan yang harus dikirim setiap
hari ke pengecer.
76. (time series)
(Time series)
(kualitatif)
(moving average)
(exp. smoothing)
(trend)
(straight line)
Hanya 11 model peramalan yang populer digunakan
Persentase dari 160 perusahaan yang
menggunakan model peramalan
78. Metode Cara Peramalan Biasanya dipakai untuk
Tingkat Ketepatan
Perkiraan
Biaya
Jangka
Pendek
Jangka
Menengah
Jangka
Panjang
Delphi Para ahli berkumpul dalam suatu
kelompok diskusi kemudian menjawab
pertanyaan yang sama lalu didiskusikan
beberapa babak
• Ramalan penjualan jangka panjang
• Perencanaan pabrik dan kapasitas
produksi
• Meramalkan perubahan teknologi
Sedang s/d
sangat baik
Sedang s/d
sangat baik
Sedang s/d
sangat baik
Sedang s/ d
besar
Survei Pasar Panel diskusi, kuesioner, market test,
survei langsung
• Ramalan penjualan total
• Ramalan produk utama
• Ramalan setiap jenis produk
Sangat baik Baik Sedang Besar
Judgement Peramalan dilakukan oleh 1 orang atau
lebih, berdasarkan pengalaman firasat
tanpa metode yang sistematis
• Ramalan total penjualan
• Ramalan setiap jenis produk
Kurang s/d
sedang
Kurang s/d
sedang
Kurang s/d
sedang
Kecil
TEKNIK PERAMALAN KUALITATIF
79. Metode Cara Peramalan Biasanya dipakai untuk
Tingkat Ketepatan
Perkiraan
Biaya
Jangka
Pendek
Jangka
Menengah
Jangka
Panjang
Moving average Menggunakan data yang ada beberapa
periode sebelumnya
• Ramalan jangka pendek dan
menengah
• Untuk sediaan
• Penjadwalan
• Baik untuk banyak produk
Kurang s/d
sedang
Kurang Sangat kurang Rendah
Eksponential
smoothing
Menggunakan data yang ada beberapa
periode sebelumnya dengan dihitung
berdasarkan pembobotan
• Ramalan jangka pendek dan
menengah
• Untuk sediaan
• Penjadwalan
• Baik untuk banyak produk
Sedang s/d baik Kurang s/d baik Sangat kurang Rendah
Box Jenkins Menggunakan komputer dan perangkat
lunak statistik
• Ramalan total penjualan
• Ramalan setiap jenis produk
Sangat baik Sedang s/d baik Sangat kurang Tinggi
TEKNIK PERAMALAN KUANTITATIF
81. METODE DERET WAKTU (TIME SERIES)
Prinsip metode deret waktu (time series):
“masa yang akan datang adalah ekstrapolasi masa lalu”
82. 1. Moving Average
MA (n) = Demand in previous n periods
n
n = banyaknya periode dalam rata-rata bergerak
• n dipilih yang paling memberikan nilai forecast error terkecil melalui trial and error
• Metode Moving Average akan efektif diterapkan apabila dapat diasumsikan bahwa
permintaan akan tetap stabil sepanjang waktu dan tidak menunjukkan
kecenderungan (trend)
84. TAHUN PENJUALAN MOVING
(MILYAR) AVERAGE
3 THN
1983 125 -
1984 120 -
1985 128 -
1986 135
1987 139
1988 142
1989 ?
•RAMALAN PENJUALAN TAHUN 1989 = …………………….
1. Moving Average
85. BULAN TOTAL SALES
Januari 10
Februari 12
Maret 13
April 16 { ( 3 x 13 ) + ( 2 x 12 ) + 10 } / 6
Mei 19
Juni 23
Juli 26
Agustus 30
September 28
Oktober 18
Nopember 16
Desember
BOBOT YANG DIGUNAKAN PERIOD
3 Bulan lalu
2 Dua bulan lalu
1 Tiga bulan lalu
6 JUMLAH BOBOT
FORECAST BULAN INI :
3 X SALES BULAN LALU + 2 X SALES 2 BULAN LALU + 1 X SALES 3 BULAN LALU
6
2. Weighted Moving Average (Menggunakan
Bobot)
87. 3. Exponential Smoothing
• dipilih yang paling memberikan nilai error terkecil melalui trial and error
• Biasa digunakan ketika pola historis dari data actual permintaan bergejolak atau
tidak stabil dari waktu ke waktu
• Fluktuasi/gejolak tinggi pilih mendekati satu
• Fluktuasi/gejolak rendah, relatif stabil pilih mendekati nol
• Angka ramalan awal ditentukan secara judgement, dapat disamakan dengan
permintaan awal atau menggunakan rata-rata beberapa data permintaan awal.
91. Peramalan tidak pernah sempurna
Untuk mengukur kesalahan ramalan (forecast error):
Over-forecasts akan menyebabkan negative errors
Under-forecasts akan menyebabkan positive errors
t
t
t F
A
E
KESALAHAN PERAMALAN
Angka Error semakin kecil semakin baik
92. AKURASI PERAMALAN
Mean Absolute Deviation
(Rata-rata penyimpangan absolut)
Mean Square Error
(Rata-rata kuadrat kesalahan) n
ramalan
kesalahan
MSE
2
)
..
(
Semakin kecil semakin akurat
93. AKURASI PERAMALAN
Mean Absolute Percentage Error
(Rata-rata persentase kesalahan absolut)
Semakin kecil semakin akurat
94. CONTOH PENGGUNAAN
Indikator Akurasi Peramalan digunakan untuk memilih metode peramalan yang paling baik
Exp. Smoothing =0,1 Exp. Smoothing =0,5
95. JENIS KEPUTUSAN LINGKUP KEBUTUHAN TINGKAT METODE
WAKTU KETEPATAN MANAJEMEN PERAMALAN
KUALITATIF
DESAIN PROSES PANJANG SEDANG PUNCAK DAN
SEBAB AKIBAT
PERENCANAAN KUALITATIF
KAPASITAS PANJANG SEDANG PUNCAK DAN
FASILITAS SEBAB AKIBAT
PERENCANAAN SEBAB AKIBAT
PRODUKSI TOTAL MENENGAH TINGGI MENENGAH DAN
TIME SERIES
PENJADWALAN PENDEK PALING BAWAH TIME SERIES
PRODUKSI TINGGI
MANAJEMEN PENDEK PALING BAWAH TIME SERIES
SEDIAAN TINGGI
JENIS KEPUTUSAN
VS. TEKNIK PERAMALAN
96. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Apa yang akan terjadi tidak selalu merupakan ekstrapolasi dari data masa lalu.
Beberapa hal yang tidak tercakup dalam perumusan perhitungan dapat dibagi menjadi faktor
eksternal dan faktor internal yaitu:
Faktor Eksternal Faktor Internal
Metode peramalan dengan deret waktu ini sebenarnya hanya merupakan alat bantu.
Angka ramalan yang sebenarnya sangat ditentukan oleh judgment pengambil keputusan