SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  60
HUKUM PAJAK
Chandra Dewi Puspitasari, LL.M
Sejarah
 Ordonansi Rumah Tangga
(Stbl 1908 No. 13)
 Ordonansi Bea Balik Nama
(Stbl 1924 No. 291)
 Ordonansi Pajak Upah
(Stbl 1934 No. 611)
 Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor
(Stbl 1934 No. 718)
 Aturan Bea Materai
(Stbl 1921 No. 498)
Perkembangan
 Fakta : banyak lahir UU baru
 Tax Reform 1983
 Perubahan sistem dan tata cara
 Lahir 5 paket UU Perpajakan
Alasan Tax Reform
 Falsafah yang menjadi latar belakang peraturan zaman
Belanda berbeda dengan falsafah Indonesia
 Struktur pemerintahan sebelum dan sesudah merdeka
berbeda
 Perkembangan aspirasi masyarakat
 Menghindari kegandaan bahasa
5 Paket UU
 UU No. 6/1983  UU No. 9/1994  UU No. 16/2000  UU No.
28/2007 (KUP)
 UU No. 7/1983  UU No. 10/1994  UU No. 17/2000  UU
No. 36/2008 (PPh)
 UU No. 8/1983  UU No. 11/1994  UU No. 18/2000  UU
No. 42/2009 (PPN & PPnBM)
 UU No. 12/1985  UU No. 12/1994 tentang PBB
 UU No. 13/1985 tentang Bea Materai
UU Perpajakan 1997
 UU No. 17/1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak
 UU no. 14/2004 tentang Pengadilan Pajak
 UU No. 18/1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 UU No. 28/2009
 UU No. 19/1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
 UU No. 19/2000
 UU No. 21/1997 tentang BPHTB
 UU No. 21/2000
Sumber Penerimaan Negara
milik pemerintah atau yang dikuasai
& rampasan-rampasan untuk kepentingan
 Perusahaan Negara;
 Barang-barang
pemerintah;
 Denda-denda
umum;
 Hak waris atas peninggalan harta terlantar (Balai Harta
Peninggalan);
 Hibah-hibah wasiat & hibah lainnya;
 Iuran-iuran (pajak, retribusi, sumbangan).
 Pajak merupakan sumber pendapatan
negara yang paling besar (80%).
 Pada APBN  penerimaan pajak.
PAJAK
 UU No. 28 / 2007 (KUP):
Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Unsur-Unsur Pajak
 Undang-Undang;
 Fiscus;
 Subyek Pajak;
 Obyek Pajak / taatbestand (keadaan,
kejadian, peristiwa);
 Kepentingan Masyarakat;
100 perusahaan penunggak pajak
1. Pertamina (Persero)
2. Karaha Bodas Company LLC
3. Industri Pulp Lestari
4. Badan Penyehatan Perbankan Nasional
5. Kalimanis Plywood Industries
6. Siemens Indonesia
7. Angkasa Pura II (Persero)
8. Bentala Kartika Abadi
9. Daya Guna Samudera Tbk
10. Direct Vision
11. Hyaat International-Asiapacific Limited
12. Djarma Aru
13. Televisi Republik Indonesia
14. Likpin LLC
15. Multi Kontrol Indonesia
16. Kereta Api Indonesia (Persero)
17. Bank BNI
18. TH Indo Platations
19. Ing International
20. Surya Dumai Industri Tbk
21. DSM Kaltim Melamine
22. Cosa International Group Limited
23. Bank Bukopin
24. Pasifik Satelit
25. PT Bukit Makmur Mandiri Utama
26. Bank Global International tbk
27. DP3KK
28. Gandhi Memorial International School
29. Sarana Niaga Perdana
30. Perdana Karya Perkasa Tbk
31. Sampoerna AGro Tbk
32. Seaunion Energy (Limau) LTD
33. Agoda Rimba Irian
34. Total E & P Indonesia
35. Avera Pratama
36. Seatdy Safe Tbk
37. Toyota Tsusho Indonesia
38. Kaltim Prima Coal
39. Jakarta Llyod Kantor Pusat
40. Universal Foodwear Utama Indonesia
Jenis-Jenis Pajak
 Menurut Golongannya
1. Pajak Langsung
a. Ekonomis
b. Administratif
2. Pajak Tidak langsung
a. Ekonomis
b. Administratif
 Menurut Sifatnya
1. Pajak Subyektif
2. Pajak Obyektif
Lanjutan…
 Menurut Kewenangan Pemungut
1. Pajak Pusat
2. Pajak Daerah
a. Pajak Propinsi
b. Pajak Kabupaten/Kota
Pendekatan Pajak
 Pajak dari aspek Hukum;
 Pajak dari aspek Ekonomi (mikro dan makro);
 Pajak dari aspek Sosiologi;
 Pajak dari aspek Historis;
 Pajak dari aspek Keuangan;
 Pajak dari aspek Pembangunan;
Hukum Pajak
Rochmat Sumitro :
Suatu kumpulan peraturan yang mengatur hubungan antara
pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai
pembayar pajak.
Santoso Brotodihardjo :
Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang
pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan
menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan melalui
kas negara, sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik
yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara
dan orang-orang atau badan-badan yang berkewajiban
membayar pajak.
Pembagian Hukum Pajak
 Hukum Pajak Material:
Memuat norma-norma yang menerangkan
 keadaan-keadaan perbuatan-perbuatan
dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus
dikenakan pajak
 siapa- siapa yang harus dikenakan pajak?
 Berapa besar pajaknya?
 Dengan kata lain:
Segala sesuatu tentang tentang timbulnya,
besarnya, dan hapusnya utang pajak dan pula
hubungan hukum antara pemerintah dengan
wajib pajak, termasuk didalamnya peraturan-
peraturan yang memuat kenaikan-kenaikan,
denda-denda dan hukuman-hukuman serta
cara-cara tentang pembebasan dan
pengembalian pajak.
 Hukum Pajak Formil
 Peraturan peraturan mengenai cara-
cara untuk menjelmakan hukum
pajak material menjadi suatu
kenyataan.
 Memuat cara-cara penyelenggaraan
mengenai penetapan suatu hutang
pajak
 Kontrol Pemerintah terhadap
penyelenggaraan pemungutan Pajak.
 Kewajiban para wajib pajak (sebelum
dan sesudah menerima surat
ketetapan pajak).
 Prosedur pemungutan pajak.
 Tujuan Hukum Formil:
 Melindungi para pihak, baik Fiscus
maupun wajib Pajak.
 Memberi jaminan bahwa hukum
material dapat diselenggarakan
dengan baik.
Pengaturan Hukum Pajak
 Sebelum Tax Reform
# hukum materiil dan hukum formil jadi satu
 Setelah Tax Reform
# hukum materiil dan hukum formil terpisah
# kecuali PBB
Kedudukan Hukum
 Privaatrecht
# hukum perdata
# hukum dagang
 Publikrecht
# hukum pidana
# hukum administrasi negara
# hukum tata negara
DASAR PEMUNGUTAN PAJAK
Dasar hukum Pemungutan Pajak
Falsafah Pemungutan Pajak
Syarat-Syarat Pemungutan Pajak
Teori Pemungutan Pajak
Sistem Pemungutan Pajak
Stelsel Pengenaan Pajak
Asas Pemungutan Pajak
Dasar Hukum
Pasal 23 A UUD 1945
Ketentuan Positif Perpajakan
(UU PPh, UU PPN dan PPnBM, UU
KUP, UU PBB, dsb)
Dasar Falsafah
Pancasila (sila IV)
Berdasar Undang-Undang (pasal 23A UUD 1945)
The Four Maxims (the four canons)
Equality and Equity
Certainty
Convenience of Payment
Economic of Collection (Efficiency)
Syarat Pemungutan
Syarat Yuridis
Syarat Ekonomis
Syarat Finansial
Syarat Rechtsfilosofis
Teori Pembenaran
Teori Asuransi
Teori Kepentingan
Teori Bakti (Kewajiban Pajak Mutlak)
Teori Gaya Pikul (Daya Pikul)
Teori Daya Beli
Teori Asuransi
Pajak = Premi pada asuransi
Tidak sesuai dengan sifat pajak
Negara tidak memberi ganti rugi
Teori Kepentingan
 Besar pajak = besar kepentingan
 Pajak tidak menunjuk kontra
prestasi secara langsung
 Mengacaukan arti pajak dengan
retribusi
Teori Bakti
 Negara = Organische Staatsler
 Warga negara mutlak membayar pajak pada negara
Teori Daya Pikul
 Pajak = daya pikul wajib pajak
 Daya pikul = jembatan
 Memunculkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daya Pikul ???
 Prof. De Langen :
“Kekuatan seseorang untuk memikul suatu beban dari
apa yang tersisa, setelah seluruh penghasilan dikurangi
dengan pengeluaran-pengeluaran yang mutlak untuk
kehidupan primer diri sendiri dan keluarga”.
Teori Daya Beli
 Pompa yang menyedot daya beli masyarakat
 Dikembalikan pada masyarakat melalui saluran lain
 Pajak tidak merugikan rakyat
adakah kesalahan yang terjadi?
 PT Indah Jaya memberikan gaji kepada karyawannya
tanggal 1 setiap bulannya. Untuk mempermudah dan
untuk pemerataan pajak, perusahaan menetapkan setiap
karyawan akan dipotong pajak dalam jumlah yang sama
atas gaji yang diterima oleh seluruh karyawan.
Mekanisme pajak atas gaji ditetapkan dengan
menggunakan level departemen sebagai tempat
pengumpulan gaji. Setiap karyawan diminta untuk
menyetorkan pajak setiap tanggal 25 kepada bagian yang
telah ditunjuk. Setelah terkumpul, selanjutnya pajak
disetorkan perusahaan kepada kas negara.
Sistem Pemungutan Pajak
Official Assessment System :
a. Jumlah pajak terutang ditentukan fiscus
b. Wajib pajak bersifat pasif
c. Hutang pajak timbul setelah dikeluarkannya SKP
Self Assessment System :
a. Jumlah pajak terutang ditentukan oleh wajib pajak
b. Fiscus hanya memberi penyuluhan, penerangan,
pengawasan
Semi Self Assessment System :
sebagai
a. Diawal tahun wajib pajak bersifat aktif dalam
menentukan besar pajak terutang
perhitungan sementara
fiscus aktif menentukan besarnya
b. Diakhir tahun
pajak
terutang
Fully Assessment System :
a. Wajib pajak bersifat aktif
b. Fiscus pasif kecuali apabila wajib pajak
menyalahi aturan perpajakan yang berlaku
With Holding System :
a. Fiscus maupun wajib pajak pasif dalam
menentukan pajak terutang
b. Pihak ketiga aktif menentukan jumlah pajak
terutang
Saat Pemungutan Pajak
 Pajak dipungut dimuka (voorheffing)
 Pajak dipungut dibelakang (naheffing)
Stelsel Pengenaan Pajak
Stelsel Riil
merupakan sistem pemungutan pajak yang dikenakan pada
penghasilan yang sesungguhnya dalam waktu satu tahun
pajak
Stelsel Fiktif
merupakan sistem pemungutan pajak yang didasarkan pada
suatu fiksi atau anggapan
Stelsel Campuran
merupakan gabungan dari stelsel fiksi dan stelsel riil.
Diawal tahun diadakan penghitungan dengan anggapan
yang pada akhir tahun akan disesuaikan dengan keadaan
yang sebenarnya dari wajib pajak
Asas Pemungutan Pajak
Permasalahan :
Negara mana yang
berwenang?
Siapa yang dikenai pajak?
Apa yang dikenai pajak?
Asas Domisili
Negara tempat domisili subyek pajak
Subyek pajak yang bertempat tinggal di negara yang
menganut asas tersebut
Penghasilan yang diperoleh subyek pajak dari manapun
ia memperoleh penghasilan tersebut
Asas Nasionalitas
Negara asal kebangsaan subyek pajak
Subyek pajak yang mempunyai
kewarganegaraan/kebangsaan dari negara yang
menganut asas nasionalitas dimanapun ia berada
Penghasilan yang diperoleh subyek pajak dari manapun
diperoleh subyek pajak
Asas Sumber
Negara asal/sumber penghasilan
subyek pajak didapat
Subyek pajak yang mempunyai
penghasilan dari negara tertentu
yang menganut asas ini dimanapun
ia berada
Penghasilan yang diperoleh dari
negara tertentu yang menganut
asas ini
Negara mana yang berwenang memungut pajak ?
A=Rp
Indonesia
$
Australia
$
Amerika
A
WNI
Negara mana yang berwenang memungut pajak ?
$
Amerika
$
Australia
B=Rp
Indonesia
B
WNA
Hutang Pajak
Perikatan
Perikatan yang timbul karena perjanjian ??
Perikatan yang timbul karena UU ??
Ajaran Timbulnya Hutang Pajak
 Ajaran Material :
# hutang pajak timbul karena undang-undang
pada saat dipenuhi tatbestand.
# tidak tergantung pada surat ketetapan.
# surat ketetapan pajak bersifat deklarator
(tidak menimbulkan hak-kewajiban).
# misal : PPh.
 Ajaran Formal :
# hutang pajak timbul pada saat dikeluarkannya
surat ketetapan pajak.
# surat ketetapan pajak bersifat mutlak/konstitutif
(menimbulkan hak-kewajiban).
# misal : PBB.
Hapusnya Hutang Pajak
 Pembayaran
 Kompensasi
 Pembebasan
 Verjaring
 Pembatalan
PEMBAYARAN
 Pembayaran dengan menggunakan uang
 Cek & BG ?
 Mata uang negara pemungut pajak
 Pembayaran lunas sesuai ketentuan Undang-Undang
KOMPENSASI/PERJUMPAAN HUTANG
 Jika salah satu pihak disamping memiliki hutang
juga memiliki tagihan
 Hutang pajak yang satu dengan hutang pajak
jenis lain
 Hutang pajak sejenis tetapi dari tahun yang
berbeda
PEMBEBASAN
 Peniadaan Hutang (kwijtschelding)
 Pembebasan Hutang (ontheffing)
 Writing Off
VERJARING
 Hak untuk melakukan penagihan daluwarsa dengan
lampaunya waktu 5 tahun terhitung dari saat
terhutangnya pajak.
PEMBATALAN
 Yang dibatalkan adalah Surat Ketetapan Pajak
 Salah nama dan atau jumlah pajak terutang
 Berdasarkan Surat keputusan Pejabat yang berwenang

Contenu connexe

Similaire à hukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptx

Pajak-1-Pengantar-Perpajakan-pert-1-1009122.pptx
Pajak-1-Pengantar-Perpajakan-pert-1-1009122.pptxPajak-1-Pengantar-Perpajakan-pert-1-1009122.pptx
Pajak-1-Pengantar-Perpajakan-pert-1-1009122.pptxEfniCerya1
 
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Meyta Aini
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakaneryeryey
 
pengantar perpajakan
 pengantar perpajakan pengantar perpajakan
pengantar perpajakanNurva_Sari95
 
9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teorivespa
 
P.1-DASAR-DASAR PERPAJAKAN-Heni.pptx
P.1-DASAR-DASAR PERPAJAKAN-Heni.pptxP.1-DASAR-DASAR PERPAJAKAN-Heni.pptx
P.1-DASAR-DASAR PERPAJAKAN-Heni.pptxHeniAgustina6
 
HUKUM PAJAK (1).pdf
HUKUM PAJAK (1).pdfHUKUM PAJAK (1).pdf
HUKUM PAJAK (1).pdfFalahisShufi
 
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianPajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianMulyana Natsir
 
serba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesiaserba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di IndonesiaJulham Efendi
 
Tinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka PenelitianTinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka PenelitianOpissen Yudisyus
 

Similaire à hukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptx (20)

Pajak-1-Pengantar-Perpajakan-pert-1-1009122.pptx
Pajak-1-Pengantar-Perpajakan-pert-1-1009122.pptxPajak-1-Pengantar-Perpajakan-pert-1-1009122.pptx
Pajak-1-Pengantar-Perpajakan-pert-1-1009122.pptx
 
HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAKHUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK
 
Sejarah pajak
Sejarah pajakSejarah pajak
Sejarah pajak
 
perpajakan_1.pptx
perpajakan_1.pptxperpajakan_1.pptx
perpajakan_1.pptx
 
Dasar dasar Pajak
Dasar dasar PajakDasar dasar Pajak
Dasar dasar Pajak
 
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
 
Pengantar Perpajakan
Pengantar PerpajakanPengantar Perpajakan
Pengantar Perpajakan
 
pengantar perpajakan
 pengantar perpajakan pengantar perpajakan
pengantar perpajakan
 
9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori9. bab iii landasan teori
9. bab iii landasan teori
 
P.1-DASAR-DASAR PERPAJAKAN-Heni.pptx
P.1-DASAR-DASAR PERPAJAKAN-Heni.pptxP.1-DASAR-DASAR PERPAJAKAN-Heni.pptx
P.1-DASAR-DASAR PERPAJAKAN-Heni.pptx
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
 
Dasar dasar perpajakan 1
Dasar dasar perpajakan 1Dasar dasar perpajakan 1
Dasar dasar perpajakan 1
 
HUKUM PAJAK (1).pdf
HUKUM PAJAK (1).pdfHUKUM PAJAK (1).pdf
HUKUM PAJAK (1).pdf
 
Dasar-dasar Perpajakan
Dasar-dasar PerpajakanDasar-dasar Perpajakan
Dasar-dasar Perpajakan
 
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomianPajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKANPengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKAN
 
serba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesiaserba serbi pajak di Indonesia
serba serbi pajak di Indonesia
 
Tinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka PenelitianTinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka Penelitian
 

Plus de ssuserd30037

Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptxPpt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptxssuserd30037
 
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptxJamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptxssuserd30037
 
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxPengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxssuserd30037
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxssuserd30037
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxssuserd30037
 
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptxPHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptxssuserd30037
 
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptxRevisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptxssuserd30037
 
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptxTransportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptxssuserd30037
 
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptxppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptxssuserd30037
 
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.pptHUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.pptssuserd30037
 
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptHUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptssuserd30037
 
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptxSejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptxssuserd30037
 
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdfSEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdfssuserd30037
 
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdfRPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdfssuserd30037
 
hukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppthukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.pptssuserd30037
 
Hukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptxHukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptxssuserd30037
 
Pengantar Pendidikan Pancasila.ppt
Pengantar Pendidikan Pancasila.pptPengantar Pendidikan Pancasila.ppt
Pengantar Pendidikan Pancasila.pptssuserd30037
 

Plus de ssuserd30037 (17)

Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptxPpt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
Ppt Hukum Transportasi118271222 (1).pptx
 
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptxJamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
Jamsossssssssssssssssssssssssssstek.pptx
 
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptxPengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
Pengupahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan.pptx
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
 
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptxPengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
Pengupahannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pptx
 
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptxPHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
PHK 2xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
 
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptxRevisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
Revisiiiiiiiiiiiiiiiiii [Autosaved].pptx
 
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptxTransportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
Transportasi kel-5wwwwwwwwwwwwwwwww.pptx
 
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptxppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
ppt transportasiiiiiiiiiiiiiiii (1).pptx
 
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.pptHUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
HUKUM_BURUH_di nindonesia bag 1_2PPT.ppt
 
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.pptHUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
HUKUM_PENGANGKUTAN di indonesiabag 1.ppt
 
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptxSejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
Sejarah_hari_buruh_indonesia100_ppt.pptx
 
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdfSEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
SEJARAH_HUKUM_KETENAGAKERJAAN_INDONESIA.pdf
 
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdfRPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
RPS-Hukum-Acara-Pidana.pdf
 
hukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppthukum-asuransi.ppt
hukum-asuransi.ppt
 
Hukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptxHukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptx
 
Pengantar Pendidikan Pancasila.ppt
Pengantar Pendidikan Pancasila.pptPengantar Pendidikan Pancasila.ppt
Pengantar Pendidikan Pancasila.ppt
 

Dernier

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Dernier (12)

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

hukumpajak-130222023232438-phpapp01.pptx

  • 1. HUKUM PAJAK Chandra Dewi Puspitasari, LL.M
  • 2. Sejarah  Ordonansi Rumah Tangga (Stbl 1908 No. 13)  Ordonansi Bea Balik Nama (Stbl 1924 No. 291)  Ordonansi Pajak Upah (Stbl 1934 No. 611)  Ordonansi Pajak Kendaraan Bermotor (Stbl 1934 No. 718)  Aturan Bea Materai (Stbl 1921 No. 498)
  • 3. Perkembangan  Fakta : banyak lahir UU baru  Tax Reform 1983  Perubahan sistem dan tata cara  Lahir 5 paket UU Perpajakan
  • 4. Alasan Tax Reform  Falsafah yang menjadi latar belakang peraturan zaman Belanda berbeda dengan falsafah Indonesia  Struktur pemerintahan sebelum dan sesudah merdeka berbeda  Perkembangan aspirasi masyarakat  Menghindari kegandaan bahasa
  • 5. 5 Paket UU  UU No. 6/1983  UU No. 9/1994  UU No. 16/2000  UU No. 28/2007 (KUP)  UU No. 7/1983  UU No. 10/1994  UU No. 17/2000  UU No. 36/2008 (PPh)  UU No. 8/1983  UU No. 11/1994  UU No. 18/2000  UU No. 42/2009 (PPN & PPnBM)  UU No. 12/1985  UU No. 12/1994 tentang PBB  UU No. 13/1985 tentang Bea Materai
  • 6. UU Perpajakan 1997  UU No. 17/1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak  UU no. 14/2004 tentang Pengadilan Pajak  UU No. 18/1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah  UU No. 28/2009  UU No. 19/1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa  UU No. 19/2000  UU No. 21/1997 tentang BPHTB  UU No. 21/2000
  • 7. Sumber Penerimaan Negara milik pemerintah atau yang dikuasai & rampasan-rampasan untuk kepentingan  Perusahaan Negara;  Barang-barang pemerintah;  Denda-denda umum;  Hak waris atas peninggalan harta terlantar (Balai Harta Peninggalan);  Hibah-hibah wasiat & hibah lainnya;  Iuran-iuran (pajak, retribusi, sumbangan).
  • 8.  Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang paling besar (80%).  Pada APBN  penerimaan pajak.
  • 9. PAJAK  UU No. 28 / 2007 (KUP): Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.
  • 10. Unsur-Unsur Pajak  Undang-Undang;  Fiscus;  Subyek Pajak;  Obyek Pajak / taatbestand (keadaan, kejadian, peristiwa);  Kepentingan Masyarakat;
  • 11. 100 perusahaan penunggak pajak 1. Pertamina (Persero) 2. Karaha Bodas Company LLC 3. Industri Pulp Lestari 4. Badan Penyehatan Perbankan Nasional 5. Kalimanis Plywood Industries 6. Siemens Indonesia 7. Angkasa Pura II (Persero) 8. Bentala Kartika Abadi 9. Daya Guna Samudera Tbk 10. Direct Vision 11. Hyaat International-Asiapacific Limited 12. Djarma Aru 13. Televisi Republik Indonesia 14. Likpin LLC 15. Multi Kontrol Indonesia 16. Kereta Api Indonesia (Persero) 17. Bank BNI 18. TH Indo Platations 19. Ing International 20. Surya Dumai Industri Tbk
  • 12. 21. DSM Kaltim Melamine 22. Cosa International Group Limited 23. Bank Bukopin 24. Pasifik Satelit 25. PT Bukit Makmur Mandiri Utama 26. Bank Global International tbk 27. DP3KK 28. Gandhi Memorial International School 29. Sarana Niaga Perdana 30. Perdana Karya Perkasa Tbk 31. Sampoerna AGro Tbk 32. Seaunion Energy (Limau) LTD 33. Agoda Rimba Irian 34. Total E & P Indonesia 35. Avera Pratama 36. Seatdy Safe Tbk 37. Toyota Tsusho Indonesia 38. Kaltim Prima Coal 39. Jakarta Llyod Kantor Pusat 40. Universal Foodwear Utama Indonesia
  • 13. Jenis-Jenis Pajak  Menurut Golongannya 1. Pajak Langsung a. Ekonomis b. Administratif 2. Pajak Tidak langsung a. Ekonomis b. Administratif  Menurut Sifatnya 1. Pajak Subyektif 2. Pajak Obyektif
  • 14. Lanjutan…  Menurut Kewenangan Pemungut 1. Pajak Pusat 2. Pajak Daerah a. Pajak Propinsi b. Pajak Kabupaten/Kota
  • 15. Pendekatan Pajak  Pajak dari aspek Hukum;  Pajak dari aspek Ekonomi (mikro dan makro);  Pajak dari aspek Sosiologi;  Pajak dari aspek Historis;  Pajak dari aspek Keuangan;  Pajak dari aspek Pembangunan;
  • 16. Hukum Pajak Rochmat Sumitro : Suatu kumpulan peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak.
  • 17. Santoso Brotodihardjo : Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan melalui kas negara, sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan-badan yang berkewajiban membayar pajak.
  • 18. Pembagian Hukum Pajak  Hukum Pajak Material: Memuat norma-norma yang menerangkan  keadaan-keadaan perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak  siapa- siapa yang harus dikenakan pajak?  Berapa besar pajaknya?
  • 19.  Dengan kata lain: Segala sesuatu tentang tentang timbulnya, besarnya, dan hapusnya utang pajak dan pula hubungan hukum antara pemerintah dengan wajib pajak, termasuk didalamnya peraturan- peraturan yang memuat kenaikan-kenaikan, denda-denda dan hukuman-hukuman serta cara-cara tentang pembebasan dan pengembalian pajak.
  • 20.  Hukum Pajak Formil  Peraturan peraturan mengenai cara- cara untuk menjelmakan hukum pajak material menjadi suatu kenyataan.  Memuat cara-cara penyelenggaraan mengenai penetapan suatu hutang pajak
  • 21.  Kontrol Pemerintah terhadap penyelenggaraan pemungutan Pajak.  Kewajiban para wajib pajak (sebelum dan sesudah menerima surat ketetapan pajak).  Prosedur pemungutan pajak.
  • 22.  Tujuan Hukum Formil:  Melindungi para pihak, baik Fiscus maupun wajib Pajak.  Memberi jaminan bahwa hukum material dapat diselenggarakan dengan baik.
  • 23. Pengaturan Hukum Pajak  Sebelum Tax Reform # hukum materiil dan hukum formil jadi satu  Setelah Tax Reform # hukum materiil dan hukum formil terpisah # kecuali PBB
  • 24. Kedudukan Hukum  Privaatrecht # hukum perdata # hukum dagang  Publikrecht # hukum pidana # hukum administrasi negara # hukum tata negara
  • 25. DASAR PEMUNGUTAN PAJAK Dasar hukum Pemungutan Pajak Falsafah Pemungutan Pajak Syarat-Syarat Pemungutan Pajak Teori Pemungutan Pajak Sistem Pemungutan Pajak Stelsel Pengenaan Pajak Asas Pemungutan Pajak
  • 26. Dasar Hukum Pasal 23 A UUD 1945 Ketentuan Positif Perpajakan (UU PPh, UU PPN dan PPnBM, UU KUP, UU PBB, dsb)
  • 27. Dasar Falsafah Pancasila (sila IV) Berdasar Undang-Undang (pasal 23A UUD 1945)
  • 28. The Four Maxims (the four canons) Equality and Equity Certainty Convenience of Payment Economic of Collection (Efficiency)
  • 29. Syarat Pemungutan Syarat Yuridis Syarat Ekonomis Syarat Finansial Syarat Rechtsfilosofis
  • 30. Teori Pembenaran Teori Asuransi Teori Kepentingan Teori Bakti (Kewajiban Pajak Mutlak) Teori Gaya Pikul (Daya Pikul) Teori Daya Beli
  • 31. Teori Asuransi Pajak = Premi pada asuransi Tidak sesuai dengan sifat pajak Negara tidak memberi ganti rugi
  • 32. Teori Kepentingan  Besar pajak = besar kepentingan  Pajak tidak menunjuk kontra prestasi secara langsung  Mengacaukan arti pajak dengan retribusi
  • 33. Teori Bakti  Negara = Organische Staatsler  Warga negara mutlak membayar pajak pada negara
  • 34. Teori Daya Pikul  Pajak = daya pikul wajib pajak  Daya pikul = jembatan  Memunculkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
  • 35. Daya Pikul ???  Prof. De Langen : “Kekuatan seseorang untuk memikul suatu beban dari apa yang tersisa, setelah seluruh penghasilan dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran yang mutlak untuk kehidupan primer diri sendiri dan keluarga”.
  • 36. Teori Daya Beli  Pompa yang menyedot daya beli masyarakat  Dikembalikan pada masyarakat melalui saluran lain  Pajak tidak merugikan rakyat
  • 37. adakah kesalahan yang terjadi?  PT Indah Jaya memberikan gaji kepada karyawannya tanggal 1 setiap bulannya. Untuk mempermudah dan untuk pemerataan pajak, perusahaan menetapkan setiap karyawan akan dipotong pajak dalam jumlah yang sama atas gaji yang diterima oleh seluruh karyawan. Mekanisme pajak atas gaji ditetapkan dengan menggunakan level departemen sebagai tempat pengumpulan gaji. Setiap karyawan diminta untuk menyetorkan pajak setiap tanggal 25 kepada bagian yang telah ditunjuk. Setelah terkumpul, selanjutnya pajak disetorkan perusahaan kepada kas negara.
  • 38. Sistem Pemungutan Pajak Official Assessment System : a. Jumlah pajak terutang ditentukan fiscus b. Wajib pajak bersifat pasif c. Hutang pajak timbul setelah dikeluarkannya SKP
  • 39. Self Assessment System : a. Jumlah pajak terutang ditentukan oleh wajib pajak b. Fiscus hanya memberi penyuluhan, penerangan, pengawasan
  • 40. Semi Self Assessment System : sebagai a. Diawal tahun wajib pajak bersifat aktif dalam menentukan besar pajak terutang perhitungan sementara fiscus aktif menentukan besarnya b. Diakhir tahun pajak terutang
  • 41. Fully Assessment System : a. Wajib pajak bersifat aktif b. Fiscus pasif kecuali apabila wajib pajak menyalahi aturan perpajakan yang berlaku
  • 42. With Holding System : a. Fiscus maupun wajib pajak pasif dalam menentukan pajak terutang b. Pihak ketiga aktif menentukan jumlah pajak terutang
  • 43. Saat Pemungutan Pajak  Pajak dipungut dimuka (voorheffing)  Pajak dipungut dibelakang (naheffing)
  • 44. Stelsel Pengenaan Pajak Stelsel Riil merupakan sistem pemungutan pajak yang dikenakan pada penghasilan yang sesungguhnya dalam waktu satu tahun pajak Stelsel Fiktif merupakan sistem pemungutan pajak yang didasarkan pada suatu fiksi atau anggapan
  • 45. Stelsel Campuran merupakan gabungan dari stelsel fiksi dan stelsel riil. Diawal tahun diadakan penghitungan dengan anggapan yang pada akhir tahun akan disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya dari wajib pajak
  • 46. Asas Pemungutan Pajak Permasalahan : Negara mana yang berwenang? Siapa yang dikenai pajak? Apa yang dikenai pajak?
  • 47. Asas Domisili Negara tempat domisili subyek pajak Subyek pajak yang bertempat tinggal di negara yang menganut asas tersebut Penghasilan yang diperoleh subyek pajak dari manapun ia memperoleh penghasilan tersebut
  • 48. Asas Nasionalitas Negara asal kebangsaan subyek pajak Subyek pajak yang mempunyai kewarganegaraan/kebangsaan dari negara yang menganut asas nasionalitas dimanapun ia berada Penghasilan yang diperoleh subyek pajak dari manapun diperoleh subyek pajak
  • 49. Asas Sumber Negara asal/sumber penghasilan subyek pajak didapat Subyek pajak yang mempunyai penghasilan dari negara tertentu yang menganut asas ini dimanapun ia berada Penghasilan yang diperoleh dari negara tertentu yang menganut asas ini
  • 50. Negara mana yang berwenang memungut pajak ? A=Rp Indonesia $ Australia $ Amerika A WNI
  • 51. Negara mana yang berwenang memungut pajak ? $ Amerika $ Australia B=Rp Indonesia B WNA
  • 52. Hutang Pajak Perikatan Perikatan yang timbul karena perjanjian ?? Perikatan yang timbul karena UU ??
  • 53. Ajaran Timbulnya Hutang Pajak  Ajaran Material : # hutang pajak timbul karena undang-undang pada saat dipenuhi tatbestand. # tidak tergantung pada surat ketetapan. # surat ketetapan pajak bersifat deklarator (tidak menimbulkan hak-kewajiban). # misal : PPh.
  • 54.  Ajaran Formal : # hutang pajak timbul pada saat dikeluarkannya surat ketetapan pajak. # surat ketetapan pajak bersifat mutlak/konstitutif (menimbulkan hak-kewajiban). # misal : PBB.
  • 55. Hapusnya Hutang Pajak  Pembayaran  Kompensasi  Pembebasan  Verjaring  Pembatalan
  • 56. PEMBAYARAN  Pembayaran dengan menggunakan uang  Cek & BG ?  Mata uang negara pemungut pajak  Pembayaran lunas sesuai ketentuan Undang-Undang
  • 57. KOMPENSASI/PERJUMPAAN HUTANG  Jika salah satu pihak disamping memiliki hutang juga memiliki tagihan  Hutang pajak yang satu dengan hutang pajak jenis lain  Hutang pajak sejenis tetapi dari tahun yang berbeda
  • 58. PEMBEBASAN  Peniadaan Hutang (kwijtschelding)  Pembebasan Hutang (ontheffing)  Writing Off
  • 59. VERJARING  Hak untuk melakukan penagihan daluwarsa dengan lampaunya waktu 5 tahun terhitung dari saat terhutangnya pajak.
  • 60. PEMBATALAN  Yang dibatalkan adalah Surat Ketetapan Pajak  Salah nama dan atau jumlah pajak terutang  Berdasarkan Surat keputusan Pejabat yang berwenang