2. Pendahuluan
Prevalensi terus meningkat
Hipertensi di Asia
Komplikasi penyakit kardiovaskular ↑
Stroke dan gagal jantung non-iskemik
lebih sering ditemukan
Hubungan dengan penyakit kardiovaskular
lebih kuat
Sensitivitas terhadap garam lebih tinggi
PERHI, 2021
3. Definisi
Diagnosis hipertensi ditegakkan bila:
TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90 mmHg pada pengukuran di
klinik atau fasilitas layanan kesehatan.
ABPM: ambulatory BP measurement
HBPM: home BP measurement
PERHI, 2021; AHA, 2020
5. Indikasi Merujuk ke Fasilitas Kesehatan
Tingkat Lanjut (FKTL)
• Pasien dengan kecurigaan hipertensi sekunder
• Pasien muda (<40 th) dengan hipertensi derajad 2 keatas
• Pasien dengan hipertensi mendadak dengan riwayat TD normal
• Pasien HT resisten
• Pasien dengan penilaian HMOD lanjutan yang akan mempengaruhi
pengobatan
• Kondisi klinis lain dimana dokter perujuk merasa evaluasi spesialistik
diperlukan
6. AHA, 2020
Faktor Risiko Kardiovaskular
Faktor Risiko Lain
• Usia (>65 tahun)
• Jenis Kelamin (L>P)
• HR (>80 kpm)
• Peningkatan BB
• Kolesterol LDL/Trigliserida Tinggi
• Riwayat keluarga menderita
PKV atau hipertensi
• Menopause awitan dini
• Merokok
• Faktor psikososial dan
sosioekonomi
HMOD
• Hipertrofi ventrikel kiri
• PGK derajat sedang-berat
(eLFG<60 mL/menit)
Penyakit
• Riwayat penyakit jantung
koroner
• Gagal jantung
• Stroke
• Penyakit vaskular perifer
• Fibrilasi atrium
• PGK Tahap 3+.
8. Intervensi pola hidup
• Pembatasan konsumsi garam (Na <2 gram/hari setara dengan 5-6 gr
Nacl/hari atau 1 sendok teh garam dapur)
• Perubahan pola makan (makanan seimbang mengandung sayur,
kacang-kacangan, buah segar, susu rendah lemak, gandum, ikan, asam
lemak tak jenuh (minyak zaitun), membatasi asupan daging merah dan
asam lemak jenuh
• Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal (mencegah
obesitas (IMT > 25 kg/m2) dan menarhetkan berat badan ideal (IMT 18.5
– 22.9 kg/m2) dengan lingkar pinggang < 90 cm (laki-laki) dan < 80 cm
(perempuan)
• Olahraga teratur (setidaknya 30 menit, aerobik dinamik berintensitas
sedang (jalan, joging, sepeda, renang) 5-7 hari/minggu
• Berhenti merokok
10. Hypertensive crisis
• Hypertensive emergencies are defined as severe elevations in BP
(>180/120 mmHg) associated with evidence of new or worsening target
organ damage
11. Kesimpulan
• Diagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90
mmHg pada pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan.
• Perlu diperhatikan persiapan pasien, posisi, alat pengukur tekanan darah
dan prosedur pemeriksaan
• Kenali white coat HT dan masked HT
• Screening faktor risiko HT dan screening adanya HMOD pada pasien
yang sudah tegak HT
• Intervensi pola hidup adalah langkah pertama dalam tatalaksana HT
• Kenali indikasi dilakukan rujukan FKTL
Penanganan hipertensi di negara-negara Asia sangat penting, karena:
prevalensi hipertensi terus meningkat, termasuk di Indonesia.
Di sebagian besar negara Asia Timur, penyakit kardiovaskular sebagai komplikasi hipertensi terus meningkat.
Karakteristik spesifik untuk populasi Asia yang berbeda dengan ras lain di dunia yaitu kejadian stroke, terutama stroke hemoragik, dan gagal jantung non-iskemik lebih sering ditemukan sebagai luaran dari hipertensi- terkait penyakit kadiovaskular.
Selain itu hubungan antara tekanan darah dan penyakit kardiovaskular lebih kuat di Asia dibandingkan negara barat
Populasi Asia terbukti memiliki karakteristik sensitivitas terhadap garam yang lebih tinggi (higher salt sensitivity), bahkan dengan obesitas ringan dan asupan garam yang lebih banyak.
PKV: penyakit kardiovaskular
Risiko kardiovaskular harus dinilai pada semua pasien hipertensi dengan skor berdasarkan tingkat tekanan darah dan faktor risiko tambahan berdasarkan pendekatan ESC (Tabel)
Pilihan gaya hidup sehat dapat mencegah atau menunda peningkatan TD dan mengurangi risiko KV
Modifikasi gaya hidup adalah lini pertama terapi antihipertensif
Juga dapat meningkatkan efek terapi antihipertensif