SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
Percobaan 3
Dissolved Oxygen Meter
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk dapat menentukan kadar oksigen terlarut dalam air.
II. TINJIUAN PUSTAKA
Menurut Hen, Abdul, dan Benni (2021) menyatakan bahwa, oksigen terlarut
merupakan indikator kualitas air yang memiliki peran kursial dalam proses
budidaya perairan. Semakain rendahnya atau menurunnya kadar suhu perairan
maka akan semakin meningkat kelarutan kadar oksigen di air. Kadar oksigen
terlarut dipengaruhi oleh proses foto sintesis dan tingkat suhu. Untuk mengukur
kadar oksigen terlarut digunakan DO meter yang nantinya alat ini langsung
menmpilkan kadar oksigen terlarut pada perairan yang diukur.
Menurut Yayuk dan Lismining (2018) menyatakan bahwa, parameter
fisika-kimia air seperti kosentrasi oksigen terlarut (DO). Peran Do bagi ekosistem
perairan mencerminkan kemampuan badan air dalam menyesuaikan diri dengan
kehadiran bahan pencemar. Sumber DO dapat berasal dari difusi oksigen yang
terdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktifitas fotosintesis tumbuhan air dan
fitoplankton.
Menurut Heri Asnadi (2021) menyatkan bahwa, kosentrasi oksigen terlarut
bersifat dinamis, mengikuti pola proses perubahan biologi, fisika dan kimia
perairan dan faktor alam. Titik kosentrasi oksigen terlarut tertinggi biasanya
terpantau pada siang hari, karena kadar oksigen yang melimpah pada siang hari
dikarenakan adanya proses mekanisme fotosintesis dengan bantuan sinar matahari.
Sedangkan kosentrasi oksigen terlarut yang minim dimalam hari karena tidak
adanya proses fotosintesis, juga disebabkan oleh tingkat fluktuasi suhu oleh udara.
Meningkatnya tingkat respirasi sedimen oleh bakteri dan semakin intensnya tingkat
respirasi pada kolom air oleh organisme perairan.
Menurut D. Madiawan, dkk(2020) menyatakan bahwa, akibat percampuran
massa air laut dan air tawar memberikan dampak terhadap beberapa komponen
kimia dan fisika seperti oksigen terlarut (DO) suhu pH, Tss dan kekeruhan.
Parameter-parameter tersebut merupakan komponen yang mampu menggambarkan
kondisi kualitas air. Oksigen tersebut didefinisikan sebagai jumlah miligram gas
oksigen yang terlarut dalam air. Keberadaan oksigen terlarut dipengaruhi oleh
tekanan atmosfer, suhu, salinitas, turbulensi air, aktifitas fotosintesis, respirasi dan
limbah yang masuk kebadan air.
Menurut Ilham Maulana (2018) menyatakan bahwa, oksigen terlarut menjadi
penting untuk dipantau karena oksigen terlarut merupakan penentu kehidupan biota
perairan. Oksigen merupakan akseptor elektron dalam reaksi respirasi biota
aerobik. Pada umumnya air yang sudah tercemar memiliki kandungan oksigen yang
rendah, hal ini dikarenakan oksigen terlarut digunakan mikroorganisme untuk
mereduksi senyawa-senyawa organik.
Menurut Nurshauma, Yudo dan Abdi(2020) menyatakan bahwa, perlu
diperhatikan beberapa parameter yang mempengaruhi kualitas air, seperti suhu
permukaan dan oksigen terlarut. Suhu permukaan air dan oksigen terlarut
mempunyai peranan penting sebagai penentu kualitas perairan dan merupakan
faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme di lautan.
Menurut Ach Maulidar (2019) menyatakan bahwa, salah satu parameter
kualitas air yang terpengaruh akibat tercemarnya air adalah Dissolved oxygen (DO)
atau oksigen terlarut. Beban pencemar yang tinggi menyebabkan oksigen terlarut
dalam air menjadi kurang. Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar tanaman
dan hewan dalam air. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis
tanaman air atau udara yang masuk ke dalam air dengan kecepatan terbatas.
Rendahnya kadar oksigen terlarut dalam air menunjukkan kualitas air yang buruk.
Penurunan kadar oksigen terlarut juga menjadi indikasi tingginya parameter
kualitas air lain seperti BOD.
Menurut TIM BSE (2014) menyatakan bahwa, oksigen terlarut diperlukan oleh
hampir semua bentuk kehidupan akuatik untuk proses pembakaran dalam tubuh.
Beberapa bakteri dan binatang dapat hidup tanpa O2 (anaerobik) sama sekali,
lainnya dapat hidup dalam keadaan anaerobik hanya sebentar, tetapi memerlukan
penyediaan O2 yang berlimpah setiap saat. Kebanyakan dapat hidup dalam keadaan
kandungan O2 yang rendah sekali, tapi tak dapat hidup tanpa O2 sama sekali.
Adapun sumber dari oksigen terlarut diperoleh dari langsung dari udara dan hasil
fotosintesis dari tanaman berklorofil.
Menurut Jayraj P; Subha, dkk(2018) menyatakan bahwa, dissolved oxygen
(DO) adalah jumlah gas oksigen (O2) yang terlarut dalam air. Setiap metode
penambahan oksigen ke dalam air dapat dianggap sebagai jenis aerosi. DO
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi laju metabolisme hewan laut.
Pada hari berawan kosentrasi DO dapat mencapai tingkat yang mengkhawatirkan
bahkan pada siang hari.
Menurut Aljay R., Lorenzo, dkk (2019) menyatakan bahwa, air merupakan
sumber daya yang paling banyak ditemukan di mana-mana, memiliki banyak
parameter dengan implikasi yang berbeda mengenai keadanya. Salah satu yang
penting adalah tingkat oksigen terlarut. Mengetahui tingkat oksigen terlarut dari
badan air sangat penting. Oksigen terlarut adalah indikator paling kritis dari
kesehatan tubuh dan kualitas air. Jumlah DO yang ada dalam suatu badan air
mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme akuatik yang
hidup didalamnya. Pengukuran DO dapat dilakukan melalui penggunaan salah satu
oksigen terlarut berikut, alat pengukur mulkparameter atau pengujian laboratorium.
III. ALAT dan BAHAN
1. ALAT
-Unit DO Meter
-Gelas Beker
-Tisue
2. BAHAN
-Air Sungai lambaro
-Air Sumur Lamteh
-Air Payau Limpo (air sawah)
-Air Limbah Laundry Tungkop
-Aquades
IV. PROSEDUR KERJA
Kalibrasi DO Meter
-Kalibrasi 0%
1. sebelum di pasang kabel “probe”, berlebih dahulu ditekan tombol ON untuk
dihidupkan alatnya.
2. Lalu langsung diputar ke arah kiri dengan digunakan obeng yang telah
disediakan dalam kotak alat hingga ditampilkan angka “0”.
-Kalibrasi 100%
1. Di sambungkan “kabel probe” ke alat.
2. Di buka penutup warna merah yang ada di ujung “probe” lalu digantungkan
probe tersebut. Di pastikan bagian yang telah dibuka jangan disentuh
apapun untuk dihindari kontaminasi.
3. Di tekan tombol ON untuk dihidupkan alat.
4. Di siapkan penutup “probe” yang berwarna hitam. Lalu dipasang karet
bandar kebagian sisi terbuka pada penutup tersebut. Di pastikan karet
dipasang dangan rapat.
5. Di masukkan larutan “Milwaukee liquid” jangan terlalu penuh ke dalam
penutup probe.
6. Dipasang penutup tersebut kr ujung probe hingga di pasang sempurna.
7. Di tekan dan ditahan dan ditahan tombol “Cal”. Di putar bagian yang
bertuliskan 100% dengan digunakan obeng yang disediakan dalam kotak
alat tersebut.
8. Di putar ke arah kiri untuk di turunkan angka dan di putar ke arah kanan
untuk dinaikkkan angka. Di atur hingga alat yang ditampilkan agka 100.
-Uji sampel
1. Di sambungkan kabel “probe” ke alat.
2. Di tekan tombol “ON” untuk dihidupkan alat.
3. Di celupkan ujung “probe” ke dalam sampel sambil digoyangkan hingga
angka ditampilkan pada alat konstan.
4. Dicatat hasil pengujian berdasarkan angka yang muncul pada alat.
V.Hasil dan Bahan
5.1 Hasil
No Nama Sampel Kadar Maksimum (PP No. 82
Tahun 2001)
Hasil
1 Air Payau Limpok 3 mg/L 7.5 mg/L
2 Air Sungai Lambaro 4 mg/L 9.2 mg/L
3 Air Sumur Lamteh 4 mg/L 7.5 mg/L
4 Air Limbah
Laundry Tungkup
- 3.0 mg/L
5.2 Pembahasan
Dissolved oxygen (DO) adalah jumlah gas oksigen (𝑂2) yang terlarut
dalam air. (Jayraj P., dkk, 2018). Kadar maksimum oksigen terlarut
dipengaruhi oleh proses fotosintesis dan tingkat suhu. Untuk mengukur kadar
oksigen terlarut digunakan DO meter yang nantinya alat ini langsung
menampilkan kadar oksigen terlarut pada perairan yang diukur. DO meter
adalah singkatan dari Dissolved Oxigen terlarut dalam air yang kemudian
dapat menjadi acuan dasar untuk menyimpulkan baik atau tidaknya kualitas
air.
Menurut PP No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air, klasifikasi air ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu:
a. Kelas satu, air yang yang diperuntukkan dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut. Nilai DO-nya dengan kadar
minimum 6 mg/L.
b. Kelas dua, air yang diperuntukkan dapat digunakan untuk prasarana/
sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau diperuntukkan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Contoh
air tersebut adalah air sungai atau air sumur. Dengan kadar minimum DO-
nya adalah 4 mg/L.
c. Kelas tiga, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman,
dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut. Contoh nya air payau. Dengan kadar minimum
DO-nya adalah 3 mg/L.
d. Kelas empat, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi
tanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut. Dengan kadar minimum nilai DO-nya
adalah 0 mg/L.
Pada pratikum kali ini, didapatkan hasil dari pengujian 4 sampel yang
dapat di bandingkan dengan kadar minimum sesuai dengan PP No. 82
Tahun 2001, yaitu yang pertama pengukuran nilai DO untuk air payau
didapatkan hasil sebesar 7.5 mg/L, jika dibandingkan dengan kadar
minimumnya, kualitas air payau tersebut yang digunakan sebagai sampel
adalah baik. Hal tersebut dikarenakan air payau yang termasuk pada kelas
III pada pembagian air menurut PP No. 82 Tahun 2001 memiliki kadar
minimum 3 mg/L.
Untuk sampel kedua yaitu air sungai Lambaro di dapatkan hasil
pengukuran DO-nya sebesar 9,2 mg/L, sedangkan untuk kadar minimum
untuk air sungai yang terdapat pada kelas II sebesar 4 mg/L. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kualitas air sungai Lambaro tersebut adalah baik karena
semakin tinggi nilai kadar DO dari kadar minimumnya maka akan semakin
baik kualitas air tersebut.
Untuk sampel ketiga yaitu pengukuran nilai DO air sumur Lamteh
didapatkan sebesar 7,5 mg/L, sedangkan nilai kadar minimum untuk air
sumur yang terdapat pada kelas II sebesar 4 mg/L. Jadi, disimpulkan
kualitas air sumur Lamteh tersebut adalah baik karena kandungan DO-nya
memenuhi baku standar.
Untuk sampel yang terakhir yaitu pengukuran DO untuk air limbah
laundry Tungkup didapatkan kadar DO-nya sebesar 3,0 mg/L. Limbah
laundry tidak termausk dalam 4 kelas dalam PP No. 82 Tahun 2001,
dikarenakan air limbah laundry termasuk ke dalam kategori limbah cair
domestik.
Dilihat dari hasil pratikum untuk air sungai Lambaro dan air sumur
Lamteh yang masuk kedalam kelas II pembagian air, dimana kelas II ini
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan dari hasil pratikum juga dapat
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai DO pada sampel air yang
bisa digunakan dan air limbah, yaitu suhu, Ph, fotosintesis organisme yang
hidup di perairan, tekanan atmosfer, dll. Pada pratikum ini nilai kadar DO
untuk air limbah laundry adalah yang paling kecil. Hal ini di karenakan
Pengaruh dari detergen yang menyebabkan penurunan transfer oksigen
terlarut sehingga terjadi penurunan DO. Detergen yang semakin meningkat
akan berdampak negatif Terhadap akumulasi surfaktan pada badan-badan
air, sehingga menimbulkan masalah pendongkalan perairan dan
terhambatnya transfer oksigen. Kemudian fosfat dari detergen yang tinggi,
dapat juga merangsang tumbuhnya gulma air, dengan meningkatnya jumlah
tanaman air akan menyebabkan penghambatan pertukaran oksigen dalam
air, sehingga nilai DO dalam air amat rendah karena peningkatan
penguraian fosfat.
Nilai pH air pada berbagai tingkatan konsentrasi limbah detergen
mengalami kenaikan seiring dengan tingginya konsentrasi detergen. Hal ini
dikarenakan detergen yang memiliki sifat kimia yang basa sehingga PH air
akan selalu naik akibat sifat basa detergen. Serta kenaikan suhu pada air
juga menyebabkan penurunan kadar DO di dalam air.
VI.KESIMPULAN
Setelah melakukan pratikum dapat di ambil kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. .Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai DO, yaitu tekanan atmosfer, suhu,
salinitas, turbolensi air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah yang
masuk ke badan air.
2. Limbah laundry memiliki kadar DO yang rendah karena pengaruh dari
detergen yang menyebabkan penurunan transfer Oksigen Terlarut.
3. Air payau memiliki kadar minimum sebesar 3 mg/L pada kelas III yang
dapat digunakan sebagai air pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi tanaman atau lainnya dengan hasil ukur DO 7,5 mg/L
dengan jumlah volume 500 mL.
4. Air sungai dan air sumur memiliki kadar minimum sebesar 4 mg/L pada
kelas II yang airnya dapat dipakai untuk kebutuhan sehari hari dengan hasil
ukur DO pada air sungai sebesar 9,2 mg/L dan air sumur 7,5 mg/L dengan
jumlah volume 500 mL.
5. Air limbah laundry tidak memiliki nilai kadar yang termaksud pada kelas
IV dengan hasil ukur DO sebesar 3,0 mg/L dengan jumlah volume 500 mL.
Pada kelas IV adalah air yang termaksud untuk industry atau kegiatan usaha.
VIII. Lampiran
VIII. I Lampiran
Gambar Keterangan
pengukuran nilai DO pada air
limbah laudry dan didapatkan hasil
3,0 mg/L
Pengukuran nilai DO pada air
payau dan di dapatkan hasil 7,5 mg
/L
Pengukuran nilai DO pada air
sumur lamteh dan didapat kan hasil
7,5 mg /L
Sampel dimasukkan ke dalam
gelas beker 500 mL
Pengukuran nilai DO pada air
sungai lambaro dan di dapat kan
hasil 9,2 mg/L
Ada 4 sampel yang di gunakan
yaitu :
- Air payau
- Air sungai lambaro
- Air sumur lamteh
- Air limbah laundry
VIII.II Lampiran
1.apa pengertian dari Dissolved Oxygen Meter ?
Jawab : Dissolved oxygen meter adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan
kadar oksigen terlarut dalam air yang kemudian dapat menjadi acuan dasar untuk
menyimpulkan baik atau tidaknya kualitas air.
2.Berapakah kadar minimum DO yang ditentukan dalam pp nomor 82 tahun 2001
tentang pengolahan kualitas air dan pencemaran air ?
Jawab :Adapun kelas pembagian air menurut pp nomor 82 tahun 2001 yaitu :
- Kelas I pada air minum dengan kadar minimumnya 6 mg/L
- Kelas II pada air sungai /sumur dengan kadar minimumnya 4 mg /L
- Kelas III pada payau dengan kadar minimumnya 3 mg/L
- Kelas IV pada air limbah laudry dengan kadar minimumnya 0 mg/L
3.Apa fungsi dari alat DO meter ?
Jawab : fungsi dari DO meter adalah sebagai alat unsur kadar oxygen terlarut dalam
air atau larutan.

Contenu connexe

Similaire à PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx

Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen Terlarut
Achmad Efendy
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
Asramid Yasin
 
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
BiomaPublishing
 

Similaire à PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx (20)

Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen Terlarut
 
Lapoan Analisa Air
Lapoan Analisa AirLapoan Analisa Air
Lapoan Analisa Air
 
Bod cod do dila
Bod cod do dilaBod cod do dila
Bod cod do dila
 
Sanitasi Air
Sanitasi AirSanitasi Air
Sanitasi Air
 
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
INDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN MAKRO INVERTEBRATA DI SUNGAI...
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1
 
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 
Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdf
 
Pencemaran Air.pptx
Pencemaran Air.pptxPencemaran Air.pptx
Pencemaran Air.pptx
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas Air
 
ALAT UKUR KUALITAS AIR.pdf
ALAT UKUR KUALITAS AIR.pdfALAT UKUR KUALITAS AIR.pdf
ALAT UKUR KUALITAS AIR.pdf
 
Cod dan bod
Cod dan bodCod dan bod
Cod dan bod
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih
 
Jurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik airJurnal uji fisik air
Jurnal uji fisik air
 
Laporan toksikologi
Laporan toksikologiLaporan toksikologi
Laporan toksikologi
 

PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx

  • 1. Percobaan 3 Dissolved Oxygen Meter I. TUJUAN PERCOBAAN Untuk dapat menentukan kadar oksigen terlarut dalam air. II. TINJIUAN PUSTAKA Menurut Hen, Abdul, dan Benni (2021) menyatakan bahwa, oksigen terlarut merupakan indikator kualitas air yang memiliki peran kursial dalam proses budidaya perairan. Semakain rendahnya atau menurunnya kadar suhu perairan maka akan semakin meningkat kelarutan kadar oksigen di air. Kadar oksigen terlarut dipengaruhi oleh proses foto sintesis dan tingkat suhu. Untuk mengukur kadar oksigen terlarut digunakan DO meter yang nantinya alat ini langsung menmpilkan kadar oksigen terlarut pada perairan yang diukur. Menurut Yayuk dan Lismining (2018) menyatakan bahwa, parameter fisika-kimia air seperti kosentrasi oksigen terlarut (DO). Peran Do bagi ekosistem perairan mencerminkan kemampuan badan air dalam menyesuaikan diri dengan kehadiran bahan pencemar. Sumber DO dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktifitas fotosintesis tumbuhan air dan fitoplankton. Menurut Heri Asnadi (2021) menyatkan bahwa, kosentrasi oksigen terlarut bersifat dinamis, mengikuti pola proses perubahan biologi, fisika dan kimia perairan dan faktor alam. Titik kosentrasi oksigen terlarut tertinggi biasanya terpantau pada siang hari, karena kadar oksigen yang melimpah pada siang hari dikarenakan adanya proses mekanisme fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Sedangkan kosentrasi oksigen terlarut yang minim dimalam hari karena tidak adanya proses fotosintesis, juga disebabkan oleh tingkat fluktuasi suhu oleh udara. Meningkatnya tingkat respirasi sedimen oleh bakteri dan semakin intensnya tingkat respirasi pada kolom air oleh organisme perairan.
  • 2. Menurut D. Madiawan, dkk(2020) menyatakan bahwa, akibat percampuran massa air laut dan air tawar memberikan dampak terhadap beberapa komponen kimia dan fisika seperti oksigen terlarut (DO) suhu pH, Tss dan kekeruhan. Parameter-parameter tersebut merupakan komponen yang mampu menggambarkan kondisi kualitas air. Oksigen tersebut didefinisikan sebagai jumlah miligram gas oksigen yang terlarut dalam air. Keberadaan oksigen terlarut dipengaruhi oleh tekanan atmosfer, suhu, salinitas, turbulensi air, aktifitas fotosintesis, respirasi dan limbah yang masuk kebadan air. Menurut Ilham Maulana (2018) menyatakan bahwa, oksigen terlarut menjadi penting untuk dipantau karena oksigen terlarut merupakan penentu kehidupan biota perairan. Oksigen merupakan akseptor elektron dalam reaksi respirasi biota aerobik. Pada umumnya air yang sudah tercemar memiliki kandungan oksigen yang rendah, hal ini dikarenakan oksigen terlarut digunakan mikroorganisme untuk mereduksi senyawa-senyawa organik. Menurut Nurshauma, Yudo dan Abdi(2020) menyatakan bahwa, perlu diperhatikan beberapa parameter yang mempengaruhi kualitas air, seperti suhu permukaan dan oksigen terlarut. Suhu permukaan air dan oksigen terlarut mempunyai peranan penting sebagai penentu kualitas perairan dan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme di lautan. Menurut Ach Maulidar (2019) menyatakan bahwa, salah satu parameter kualitas air yang terpengaruh akibat tercemarnya air adalah Dissolved oxygen (DO) atau oksigen terlarut. Beban pencemar yang tinggi menyebabkan oksigen terlarut dalam air menjadi kurang. Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar tanaman dan hewan dalam air. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air atau udara yang masuk ke dalam air dengan kecepatan terbatas. Rendahnya kadar oksigen terlarut dalam air menunjukkan kualitas air yang buruk. Penurunan kadar oksigen terlarut juga menjadi indikasi tingginya parameter kualitas air lain seperti BOD. Menurut TIM BSE (2014) menyatakan bahwa, oksigen terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan akuatik untuk proses pembakaran dalam tubuh. Beberapa bakteri dan binatang dapat hidup tanpa O2 (anaerobik) sama sekali,
  • 3. lainnya dapat hidup dalam keadaan anaerobik hanya sebentar, tetapi memerlukan penyediaan O2 yang berlimpah setiap saat. Kebanyakan dapat hidup dalam keadaan kandungan O2 yang rendah sekali, tapi tak dapat hidup tanpa O2 sama sekali. Adapun sumber dari oksigen terlarut diperoleh dari langsung dari udara dan hasil fotosintesis dari tanaman berklorofil. Menurut Jayraj P; Subha, dkk(2018) menyatakan bahwa, dissolved oxygen (DO) adalah jumlah gas oksigen (O2) yang terlarut dalam air. Setiap metode penambahan oksigen ke dalam air dapat dianggap sebagai jenis aerosi. DO merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi laju metabolisme hewan laut. Pada hari berawan kosentrasi DO dapat mencapai tingkat yang mengkhawatirkan bahkan pada siang hari. Menurut Aljay R., Lorenzo, dkk (2019) menyatakan bahwa, air merupakan sumber daya yang paling banyak ditemukan di mana-mana, memiliki banyak parameter dengan implikasi yang berbeda mengenai keadanya. Salah satu yang penting adalah tingkat oksigen terlarut. Mengetahui tingkat oksigen terlarut dari badan air sangat penting. Oksigen terlarut adalah indikator paling kritis dari kesehatan tubuh dan kualitas air. Jumlah DO yang ada dalam suatu badan air mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme akuatik yang hidup didalamnya. Pengukuran DO dapat dilakukan melalui penggunaan salah satu oksigen terlarut berikut, alat pengukur mulkparameter atau pengujian laboratorium.
  • 4. III. ALAT dan BAHAN 1. ALAT -Unit DO Meter -Gelas Beker -Tisue 2. BAHAN -Air Sungai lambaro -Air Sumur Lamteh -Air Payau Limpo (air sawah) -Air Limbah Laundry Tungkop -Aquades IV. PROSEDUR KERJA Kalibrasi DO Meter -Kalibrasi 0% 1. sebelum di pasang kabel “probe”, berlebih dahulu ditekan tombol ON untuk dihidupkan alatnya. 2. Lalu langsung diputar ke arah kiri dengan digunakan obeng yang telah disediakan dalam kotak alat hingga ditampilkan angka “0”. -Kalibrasi 100% 1. Di sambungkan “kabel probe” ke alat.
  • 5. 2. Di buka penutup warna merah yang ada di ujung “probe” lalu digantungkan probe tersebut. Di pastikan bagian yang telah dibuka jangan disentuh apapun untuk dihindari kontaminasi. 3. Di tekan tombol ON untuk dihidupkan alat. 4. Di siapkan penutup “probe” yang berwarna hitam. Lalu dipasang karet bandar kebagian sisi terbuka pada penutup tersebut. Di pastikan karet dipasang dangan rapat. 5. Di masukkan larutan “Milwaukee liquid” jangan terlalu penuh ke dalam penutup probe. 6. Dipasang penutup tersebut kr ujung probe hingga di pasang sempurna. 7. Di tekan dan ditahan dan ditahan tombol “Cal”. Di putar bagian yang bertuliskan 100% dengan digunakan obeng yang disediakan dalam kotak alat tersebut. 8. Di putar ke arah kiri untuk di turunkan angka dan di putar ke arah kanan untuk dinaikkkan angka. Di atur hingga alat yang ditampilkan agka 100. -Uji sampel 1. Di sambungkan kabel “probe” ke alat. 2. Di tekan tombol “ON” untuk dihidupkan alat. 3. Di celupkan ujung “probe” ke dalam sampel sambil digoyangkan hingga angka ditampilkan pada alat konstan. 4. Dicatat hasil pengujian berdasarkan angka yang muncul pada alat.
  • 6. V.Hasil dan Bahan 5.1 Hasil No Nama Sampel Kadar Maksimum (PP No. 82 Tahun 2001) Hasil 1 Air Payau Limpok 3 mg/L 7.5 mg/L 2 Air Sungai Lambaro 4 mg/L 9.2 mg/L 3 Air Sumur Lamteh 4 mg/L 7.5 mg/L 4 Air Limbah Laundry Tungkup - 3.0 mg/L 5.2 Pembahasan Dissolved oxygen (DO) adalah jumlah gas oksigen (𝑂2) yang terlarut dalam air. (Jayraj P., dkk, 2018). Kadar maksimum oksigen terlarut dipengaruhi oleh proses fotosintesis dan tingkat suhu. Untuk mengukur kadar oksigen terlarut digunakan DO meter yang nantinya alat ini langsung menampilkan kadar oksigen terlarut pada perairan yang diukur. DO meter adalah singkatan dari Dissolved Oxigen terlarut dalam air yang kemudian dapat menjadi acuan dasar untuk menyimpulkan baik atau tidaknya kualitas air. Menurut PP No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, klasifikasi air ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu: a. Kelas satu, air yang yang diperuntukkan dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Nilai DO-nya dengan kadar minimum 6 mg/L. b. Kelas dua, air yang diperuntukkan dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
  • 7. mengairi pertanaman, dan atau diperuntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Contoh air tersebut adalah air sungai atau air sumur. Dengan kadar minimum DO- nya adalah 4 mg/L. c. Kelas tiga, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Contoh nya air payau. Dengan kadar minimum DO-nya adalah 3 mg/L. d. Kelas empat, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Dengan kadar minimum nilai DO-nya adalah 0 mg/L. Pada pratikum kali ini, didapatkan hasil dari pengujian 4 sampel yang dapat di bandingkan dengan kadar minimum sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001, yaitu yang pertama pengukuran nilai DO untuk air payau didapatkan hasil sebesar 7.5 mg/L, jika dibandingkan dengan kadar minimumnya, kualitas air payau tersebut yang digunakan sebagai sampel adalah baik. Hal tersebut dikarenakan air payau yang termasuk pada kelas III pada pembagian air menurut PP No. 82 Tahun 2001 memiliki kadar minimum 3 mg/L. Untuk sampel kedua yaitu air sungai Lambaro di dapatkan hasil pengukuran DO-nya sebesar 9,2 mg/L, sedangkan untuk kadar minimum untuk air sungai yang terdapat pada kelas II sebesar 4 mg/L. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas air sungai Lambaro tersebut adalah baik karena semakin tinggi nilai kadar DO dari kadar minimumnya maka akan semakin baik kualitas air tersebut. Untuk sampel ketiga yaitu pengukuran nilai DO air sumur Lamteh didapatkan sebesar 7,5 mg/L, sedangkan nilai kadar minimum untuk air sumur yang terdapat pada kelas II sebesar 4 mg/L. Jadi, disimpulkan
  • 8. kualitas air sumur Lamteh tersebut adalah baik karena kandungan DO-nya memenuhi baku standar. Untuk sampel yang terakhir yaitu pengukuran DO untuk air limbah laundry Tungkup didapatkan kadar DO-nya sebesar 3,0 mg/L. Limbah laundry tidak termausk dalam 4 kelas dalam PP No. 82 Tahun 2001, dikarenakan air limbah laundry termasuk ke dalam kategori limbah cair domestik. Dilihat dari hasil pratikum untuk air sungai Lambaro dan air sumur Lamteh yang masuk kedalam kelas II pembagian air, dimana kelas II ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan dari hasil pratikum juga dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai DO pada sampel air yang bisa digunakan dan air limbah, yaitu suhu, Ph, fotosintesis organisme yang hidup di perairan, tekanan atmosfer, dll. Pada pratikum ini nilai kadar DO untuk air limbah laundry adalah yang paling kecil. Hal ini di karenakan Pengaruh dari detergen yang menyebabkan penurunan transfer oksigen terlarut sehingga terjadi penurunan DO. Detergen yang semakin meningkat akan berdampak negatif Terhadap akumulasi surfaktan pada badan-badan air, sehingga menimbulkan masalah pendongkalan perairan dan terhambatnya transfer oksigen. Kemudian fosfat dari detergen yang tinggi, dapat juga merangsang tumbuhnya gulma air, dengan meningkatnya jumlah tanaman air akan menyebabkan penghambatan pertukaran oksigen dalam air, sehingga nilai DO dalam air amat rendah karena peningkatan penguraian fosfat. Nilai pH air pada berbagai tingkatan konsentrasi limbah detergen mengalami kenaikan seiring dengan tingginya konsentrasi detergen. Hal ini dikarenakan detergen yang memiliki sifat kimia yang basa sehingga PH air akan selalu naik akibat sifat basa detergen. Serta kenaikan suhu pada air juga menyebabkan penurunan kadar DO di dalam air.
  • 9. VI.KESIMPULAN Setelah melakukan pratikum dapat di ambil kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. .Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai DO, yaitu tekanan atmosfer, suhu, salinitas, turbolensi air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah yang masuk ke badan air. 2. Limbah laundry memiliki kadar DO yang rendah karena pengaruh dari detergen yang menyebabkan penurunan transfer Oksigen Terlarut. 3. Air payau memiliki kadar minimum sebesar 3 mg/L pada kelas III yang dapat digunakan sebagai air pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman atau lainnya dengan hasil ukur DO 7,5 mg/L dengan jumlah volume 500 mL. 4. Air sungai dan air sumur memiliki kadar minimum sebesar 4 mg/L pada kelas II yang airnya dapat dipakai untuk kebutuhan sehari hari dengan hasil ukur DO pada air sungai sebesar 9,2 mg/L dan air sumur 7,5 mg/L dengan jumlah volume 500 mL. 5. Air limbah laundry tidak memiliki nilai kadar yang termaksud pada kelas IV dengan hasil ukur DO sebesar 3,0 mg/L dengan jumlah volume 500 mL. Pada kelas IV adalah air yang termaksud untuk industry atau kegiatan usaha.
  • 10. VIII. Lampiran VIII. I Lampiran Gambar Keterangan pengukuran nilai DO pada air limbah laudry dan didapatkan hasil 3,0 mg/L Pengukuran nilai DO pada air payau dan di dapatkan hasil 7,5 mg /L Pengukuran nilai DO pada air sumur lamteh dan didapat kan hasil 7,5 mg /L
  • 11. Sampel dimasukkan ke dalam gelas beker 500 mL Pengukuran nilai DO pada air sungai lambaro dan di dapat kan hasil 9,2 mg/L Ada 4 sampel yang di gunakan yaitu : - Air payau - Air sungai lambaro - Air sumur lamteh - Air limbah laundry
  • 12. VIII.II Lampiran 1.apa pengertian dari Dissolved Oxygen Meter ? Jawab : Dissolved oxygen meter adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan kadar oksigen terlarut dalam air yang kemudian dapat menjadi acuan dasar untuk menyimpulkan baik atau tidaknya kualitas air. 2.Berapakah kadar minimum DO yang ditentukan dalam pp nomor 82 tahun 2001 tentang pengolahan kualitas air dan pencemaran air ? Jawab :Adapun kelas pembagian air menurut pp nomor 82 tahun 2001 yaitu : - Kelas I pada air minum dengan kadar minimumnya 6 mg/L - Kelas II pada air sungai /sumur dengan kadar minimumnya 4 mg /L - Kelas III pada payau dengan kadar minimumnya 3 mg/L - Kelas IV pada air limbah laudry dengan kadar minimumnya 0 mg/L 3.Apa fungsi dari alat DO meter ? Jawab : fungsi dari DO meter adalah sebagai alat unsur kadar oxygen terlarut dalam air atau larutan.