SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  129
BIOTEKNOLOGI –
REKAYASA SEL –
JARINGAN
REKAYASA GENETIK DAN
TEKNIK TEKNIKNYA
Siti Julaiha / 0906597420
Pasca Sarjana
Teknologi Biomedis
Universitas Indonesia
BIOTEKNOLOGI –
REKAYASA SEL –
JARINGAN
REKAYASA GENETIK DAN
TEKNIK TEKNIKNYA
Siti Julaiha / 0906597420
Pasca Sarjana
Teknologi Biomedis
Universitas Indonesia
Pasca Sarjana Teknologi Biomedis
Universitas Indonesia
[Mei 2010]
Apa itu Gen?
Gen - subunit pekerja dari DNA.
DNA --- > database informasi kimia instruksi membuat
protein
DNA- dua pasang rantai heliks ganda
Blok base DNA : Adenin, Timin, Sitosin, dan Guanin.
1 SEL = 46 molekul DNA untai ganda.
1 MOLEKUL DNA = 50-250000000 basis pada kromosom.
DNA --- messenger RNA (mRNA)  keluar
nukleus menuju ke sitoplasma =pada
ribosom, -- molekul protein
GENETIK
Gen-membawa kunci untuk kesamaan kita dan
warisan keunikan;
KERUSAKAN GEN >>> cacat dan penyakit,
bahkan kematian
GENETIK
Sel manusia .== 2 set kromosom, dari ibu dan
ayah.
Tiap set = 23 kromosom tunggal = 22 autosom
dan kromosom X atau Y seks.. (Wanita mewarisi
X dari orang tua masing-masing, sementara laki-
laki mendapat X dari ibu dan Y dari ayah.)
GEN = STRUKTUR DAN BENTUK PROTEIN
-- BENTUK DAN FUNGSI SEL
GENETIK
Bagaimana cara kerja gen?
GEN - PROTEIN = FUNGSI DASAR , GEN
HOUSEKEEPING >> AKTIF DI BERBAGAI SEL
GEN  TIDAK AKTIF HAMPIR SEPANJANGN
WAKTU
GEN  HANYA BERFUNGSI PADA AWAL
EMBRIO
GEN  PROTEIN UNIK  KARAKTER UNIK SEL
GEN  MUTASI,
KERUSAKAN  Lebih
dari 4.000 penyakit
GENETIK
MUTASI GEN :
-BASE MERUBAH BASE DNA (misspelling)
-KEHILANGAN ATAU KELEBIHAN BASE
-TIDAK TERLIHAT (SILENT)  STRUKTUR,
FUNGSI TIDAK PENGARUH
- MUTASI LAIN
 PERUBAHAN PROTEIN STRUKTUR DAN
FUNGSI (CACAT HAEMOGLOBIN  SICKLE
CELL ANEMIA)
 HILANG FUNGSI PROTEIN TOTAL
MUTASI GENETIK
MUTASI BERBEDA PADA GEN YANG
SAMA
MENGHASILKAN EFEK BERBEDA
CONTOH PROUKSI GEN MUCUS  300
MUTASI GEN  BEBERAPA SIMPTOM
BERAT,
BEBERAPA SIMPTON MENENGAH,
TIDAK ADA SIMPTON SAMA SEKALI
MUTASI GENETIK
MUTASI GERMLINE :
WARISAN ORANG TUA  PERUBAHAN GEN
PADA SEL REPRODUKSI AWAL 
PEMBELAHAN SEL AKUMULASI  DNA
SEMUA SEL TUBUH  DITURUNKAN
ACQUIRED MUTASI / MUTASI SOMATIK:
MUTASI DNA  KESALAHAN GEN PADA SEL
TERTENTU BERKEMBANG SAAT HIDUP
KESALAHAN SAAT PEMBELAHAN SEL
DAMPAK LINGKUNGGAN (RADIASI, RACUN)
  PERUBAHAN DNA SEL INDIVIDU
MUTASI GENETIK
GANGGUAN GEN
RESESIF
KEDUA ORANG TUA
 FREE DESEASE
  SATU ALEL
NORMAL, SATU MUTASI
ALEL  DITURUNKAN
 PROBABILITAS ANAK

¼ DUA MUTASI ALEL /
AFFECTED,
½ SEL NORMAL DAN
ALEL / CARRIER,
¼ ALEL NORMAL
GANGGUAN GEN
DOMINAN  SALAH
SATU ORANG TUA 
ALEL PENYEBAB
PENYAKIT  DOMINASI
SEL NORMAL  50%
PROBABILITAS
DITURUNKAAN PADA
SETIAP ANAK
MUTASI GENETIK
SEJARAH
Jack Williamson’s Science Fiction Novel
Dragon Island, 1951, ISTILAH GENETIC
ENGINEERING
1952  JAMES WATSON, FRANCIS CRICK
 STRUKTUR DAN FUNGSI DNA
Rekayasa Genetic  1960’an  TEKNIK
LABORATORIUM MERUBAH DNA
ORGANISME HIDUP
REKAYASA GENETIK
REKAYASA GENETIK
GOAL
Menyisipkan gen ke spesies lainnya
Mengisolasi gen tertentu
Memproduksi RNA yang diinginkan
atau molekul protein
Membentuk organisme transgenik
Merubah gen perubahan produk
gen
Merubah ekspresi gen
memberikan informasi dan
aplikasi lain
Mengkoreksi cacat gen pada
organisme komplek
Meningkatkan efisiensi produksi
enzim dan obat
TEKNIK REKAYASA
GENETIK
REKAYASA GENETIK
TEKNOLOGI REKOMBINAN DNA
PENGUBAHAN GEN
GENETIK MODIFIKASI ORGANISM
(GMO)  GENOME TIPE BARU
METODE REKOMBINASI DNA :
PENGGUNAAN BIOLOGIS VEKTOR
(PLASMID/VIRUS)
TEKNIK REKOMBINASI DNA
1. MEMOTONG RANTAI PANJANG DNA
MENJADI FRAGMEN YANG LEBIH
KECIL DENGAN ENZIM RESTRIKSI
DAN MEMISAHKAN DENGAN GEL
ELEKTROPHORESIS
(PEMOTONGAN-PEMETAAN DNA)
2. ISOLASI, MEMPERBANYAK/
AMPLIFIKASI, DAN MEMURNIKAN
FRAGMEN MELALUI MOLEKUL
CLONING
(MENYISIPKAN GEN KE VEKTOR,
MENYISIPKAN VEKTOR KE HOST),
REPLIKASI, MULTIFIKASI)
9-13
DIGUNAKAN UNTUK MELAKSANAKAN
LIMA OPERASI DASAR DALAM
REKAYASA GENETIK YAITU
3. MENGGUNAKAN FRAGMEN DNA
YANG TELAH DIMURNIKAN SEBAGAI
PROBE HIBRIDISASI UNTUK
MENGIDENTIFIKASI SUSUNAN
YANG SERUPA PADA LIBRARIES
CLONE ATAU MIXED MOLEKUL DNA
DAN RNA
(HIBRIDISASI , PROBE, LIBRARIES)
4. MENGISOLASI SECARA CEPAT DAN
MEMPERBANYAK GENOME ATAU
SUSUNAN mRNA YANG TELAH
DITENTUKAN SEBELUMNYA
MELALUI POLYMERASE CHAIN
REACTION(PCR)
(PRODUKSI GEN)
5. MENENTUKAN SUSUNAN BASE
YANG TEPAT DENGAN
MENGISOLASI FRAGMEN DNA
(ISOLASI FRAGMEN DNA)9-14
TEKNIK REKOMBINASI DNA
E. coli is the most widely used cloning host for amplification
of recombinant DNA
http://www.bmb.psu.edu/courses/micro106/biotech/biotechover.jpg
TEKNIK REKOMBINASI DNA
http://www.bmb.psu.edu/courses/micro106/biotech/biotech.htm
TEKNIK REKOMBINASI DNA
Plasmids adalah potongan-potongan
lingkaran genetik pada bakteri yang memiliki
kemampuan untuk melewati batas spesies.
Lingkaran dapat dipecah dan materi genetik
baru ditambahkan dan menempatkan materi
genetik baru terhadap gen bakteri itu sendiri.
Virus juga dapat bertindak sebagai vektor
dalam rekayasa genetika. Virus adalah partikel
yang menular berisi materi genetik yang
dapat dikombinasikan dengan sebuah gen
baru. Virus ini dapat membawa gen baru ke
dalam sel penerima dalam proses menginfeksi
sel tersebut. Juga dapat dinonaktifkan
sehingga saat membawa gen baru ke dalam
sel, virus tidak dapat menjalankan mesin
genetik sel untuk membuat ribuan salinan itu
sendiri.
PLASMID/VEKTOR
VECTORS PEMBAWA GEN
Jenis Jenis Vektor diantaranya :.
retroviruses
adenoviruses
adeno-associated viruses (AAV)
herpes simplex virus
rhinoviruses
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
pBR322 and pUC plasmids
phage lambda , untai tunggal DNA
phages (berguna karena susunan DNA
dibawa pada untai tunggal DNA pada
Metode Sanger)
cosmids (hybrids dari phage lambda
dan plasmids, sangat berguna karena
digunakan untuk menyisipkan fragmen
DNA yang relatif besar pada sel host
PLASMID/VEKTOR
Vektor mengatasi masalah tidak berlangsungnya
replikasi kerena memiliki sifat :
•Cukup besar untuk membawa terus gen yang
diinginkan
•Namun cukup kecil untuk mengalami degradasi
saat purifikasi atau proses pemurnian.
•Bentuk sirkular/ lingkaran (atau lebih tepatnya
loop tertutup), mengurangi faktorkerusakan
•Memiliki sifat replikasi alam sehingga DNA
endogenote dapat direplikasi dengan sel host.
•mengandung susunan pengendali, seperti
promotor transkripsi sehingga gen akan
direplikasi atau diekspresikan.
•Memiliki beberapa site restriksi unik sehingga
vektor DNA akan terpotong pada lokasi yang
diinginkan, dan beberapa lokasi untuk
menyisipkan DNA asing
•Mengandung Gen Marker/Penanda, seperti gen
resitansi antibiotik, yang dapat mengidentifikasi
sel-sel vektor untuk menganalisa proses
transformasi.
PLASMID/VEKTOR
EUKARIOTIK VEKTOR DIGUNAKAN :
• DNA plasmid dan vektor bakteri tidak
cukup memadai.
•E. coli tidak memiliki beberapa sistem
enzim perubahan post-transcriptional/
post-translational protein.
•Studi fungsi genom eukariotik in vivo
•Bidang kesehatan dan pertimbangan
ekonomi
EUKARYOTIC VECTORS
VEKTOR KHUSUS UNTUK HEWAN
Virus tumor DNA SV40 (Virus
monyet vacuolating virus) -
mengubah sel-sel eukariota normal
menjadi sel kanker.
SV40 membawa DNA asing.
Dapat direplikasi dalam sel-sel
eukariotik untuk kloning DNA
Virus lain dengan afinitas sel-sel
hewan
EUKARYOTIC VECTORS
VEKTOR KHUSUS UNTUK TANAMAN
Bakteri tanah Agrobacterium
tumefaciens dikenal penyebab tumor
tumbuhan dikotil empedu.
Agen penyebab tumor plasmid Ti,
mengubah sel tanaman normal
menjadi sel kanker saat integrasi ke
DNA tanaman.
(Petunjuk vektor yang baik!!).
Genetika DNA asing ke plasmid,
afinitas DNA tanaman dikotil untuk
memfasilitasi penyisipan gen baru ke
dalam tanaman.
EUKARYOTIC VECTORS
PEMOTONGAN DNA
•PEMOTONGAN DNA PADA BASE SPESIFIK
•PEMOTONGAN DENGAN ENZIM RETRIKSI
YANG SAMA (ENZIM EX EcoR1, HANYA
MEMOTONG PADA BASE SPESIFIK, 4-8
PASANG BASE)
•DNA  FRAGMEN RESTRIKSI
•STICKE END ANNEAL KE DNA LAIN DENGAN
PASANGAN BASE KOMPLEMENTER
Pemotongan gen dengan menggunakan
RESTRIKSI ENDONUKLEASE
PEMOTONGAN DNA
Sticky Ends (Ujung Kohesif)
Teknnik Penghancuran sebagian  enzim
memotong hanya sebagian dari total jumlah
situs rekognasi pada genom
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or
display9-25
PEMOTONGAN DNA
Membuat komplek framen gen menjadi
beberapa bagian
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or display
9-26
PEMOTONGAN DNA
Jumlah pasangan base dari enzim restriksi memulai
penentuan jarak rata rata antara sites dan kemudian
ukuran fragmen diproduksi
Kemungkinan
empat base
site
rekognasi
ditemukan
pada =
¼ x ¼ x ¼ x ¼
= 1/256.
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or display
9-27
PEMOTONGAN DNA
DNA plasmid / vektor sisipan (produk
PCR) menggunakan enzim polimerase
Taq ,
Menambahkan Adenin (A) yang
mengantung pada ujung 3‘ 
Pemotongan secara tumpul 
Penambahan ujung T yang menggantung
dengan jalan mereaksikan ujung 3‘ DNA
yang tumpul dengan dTTP menggunakan
katalisator enzim polimerase Taq.
Eisiensi proses ligasi DNA ujung tumpul
tidak sebaik ujung kohesif dan lebih sulit
dalam memperoleh plasmid rekombinasi.
Pemotongan gen dengan menggunakan
Kloning TA
PEMOTONGAN DNA
Pada Gambar A terlihat enzim memotong
molekul DNA pada lokasi spesifik TA dan
memproduksi blunt ends.
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or display9-29
PEMOTONGAN DNA
PEMOTONGAN DNA
DNA  UNTAI TUNGGAL DENGAN ENZIM
REVERSE TRANSKRIPSI  mRNA DIKONVERSI
ENZIM DNA POLYMERASI  UNTAI GANDA /
KOMPLEMENTARI DNA  DISEBUT cDNA
Reverse transkripsi
primed dari poly-A
ditemukan pada hampir
semua eukaryotic mRNAs
Banyak variasi membuat
rantai DNA kedua
Rantai diciptakan
menggunakan enzim
kedua yang diprime kan
melalui generasi Hairpin
DNA dengan reverse
transkripsi
Pemotongan gen dengan menggunakan
Reverse Transkripsi
Pemetaan restriksi disimpulkan dari pemotongan
fragmen DNA dengan dua enzim, menyediakan alur
peta fragmen DNA dan Genome Virus
Langkah untuk menentukan susunan
site restriksi sepanjang fragmen DNA:
Pembagian pemurnian untuk cloned DNA
menjadi tiga bagian/aliquots
Potong satu aliquot dengan EcoRI, satu
dengan with BamHI, dan yang ketiga
dengan kedua enzim
Pisahkan fragmen dengan Gel
Electrophoresis
Tentukan ukuran dengan perbandingan
pada ukuran standar
Gunakan proses eliminasi untuk
menghasilkan hanya susunan yang dapat
menghitung ukuran fragmen yang didapat
pada ketiga aliquot
9-31
Restriction mapping
PEMETAAN DNA
Restriction mapping
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or display
9-32
PEMETAAN DNA
Gel electrophoresis dan Blotting adalah teknik
analisa yang umum digunakan untuk pemetaan DNA
fragments
Southern blot
adalah metode penting untuk mengisolasi dan
menguji Klone DNA
9-33
PEMETAAN DNA
SOUTHERN BLOT
mRNA memiliki sedikit introns, ada
wilayah komplementer dari gen, probe
bekerja, bahkan jika intron membentuk
"outloopings" pada hibrida probe-DNA..
Penggunaan autoradiograf untuk
pengambilan gambar pada film ini yang
dibentuk oleh paparan pada suatu
radioaktivitas.
Northern Blot :untuk menguji RNA
Western Blot :untuk menguji protein
melalui pengikatan antibody
Langkah langkahnya sebagai berikut :
•Potong seluruh Gen DNA dengan enzim
restriksi
•Pisahkan fragmen DNA fragments
dengan Electrophoresis.
•Blot fragment DNA terhadap filter.
•Hybridisasi DNA ke probe.
•Amati band/rantai yang sesuai dengan
Autoradiograph atau Fluorescence.
PEMETAAN DNA
SOUTHERN BLOT
SOUTHERN BLOT
http://www.bio.miami.edu/dana/250/25003_10.html
Metode transfer gen langsung melibatkan
pembentukan pori-pori atau lubang membran
sel untuk masuknya gen baru.
Dilakukan dengan :
-Bathing sel larutan kimia khusus / Bahan kimia
poration
-Pengarahan sel sel kepada arus listrik lemah
yang disebut Elektroporasi.
Berdasarkan :
- Perbedaan ukuran molekul
-Perbedaan sifat perpindahan Kimia /listrik
Fragmen DNA bermigrasi ke arah kutub positif
(sugar phospate backbone adalah bermuatan
negatif).
Jarak Migrasi berbanding terbalik dengan
logaritma dari panjang fragmen (dalam basis
pasangan).
ELECTROPHORESIS
PEMETAAN DNA
Elektrophoresis ada dua jenis
Polyacrylamide gels
Agarose gels
Polyacrylamide Gels
Memisahkan fragmen DNA hingga
1000 bp long
Kekuatan penyelesaian yang lebih
tinggi dibanding agarose
Memisahkan fragmen yang berbeda
pada single nucleotide panjang
Agarose Gels
Memisahkan campuran fragmen up
to 20 kb
Mudah disiapkan
Memiliki Resolusi yang lebih rendah
ELECTROPHORESIS
PEMETAAN DNA
Agarose Gel Electrophoresis
Polimer Karbohidrat dimurnikan dari air garam algae
Kopolimer dari mannose dan galactose
Melebur dan mendingin menjadi bentuk gel dengan
variasi ukuran lubang/pore
Overall kecepatan konsentrasi agarose :Pulsed-field gel
electrophoresis
Migrasi DNA - Negative charged phosphate backbone
 size DNA fragments- compared to standard
Pemitaan gel divisualisasikan dengan sumber cahaya UV
central dye Ethidium Bromide
Fluorescent under UV light
ELECTROPHORESIS
PEMETAAN DNA
Persiapan Agarose gel untuk Elektroporesis
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or display
9-39
ELECTROPHORESIS
PEMETAAN DNA
Visualisasi Fragmen DNA pada Agarose gel
Copyright © The McGraw-Hill
Companies, Inc. Permission
required to reproduce or display9-40
ELECTROPHORESIS
PEMETAAN DNA
41
http://www.bio.miami.edu/dana/250/25003_10.html
ELECTROPHORESIS
PEMETAAN DNA
Visualisasi Fragmen DNA pada Agarose Gel.
Poliakrilamida Gel memisahkan framen kecil DNA
dan Agarose gel memisahkan fragmen yang lebih
besar
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or
display9-42
ELECTROPHORESIS
PEMETAAN DNA
PENYISIPAN GENE KE
VEKTOR
- Duplikasi gen hasil pada langkah
sebelumnya.
-Gen dimasukkan dalam organisme lain/
vector untuk menghasilkan rancangan
yang telah ditetapkan.
-Fragmen DNA dimasukkan ke Plasmid
menggunakan restriksi dan enzim liase.
-Enzim restriksi (PstI), memotong plasmid
pada bagian tengah salah satu dari marker
gen.
-DNA asing anneal dengan plasmid dan
bergabung kovalen oleh DNA ligase
membentuk vektor hibrida (hibrida DNA
bakteri-DNA asing).
Produk lain :
-Plasmid reanneal membentuk plasmid
asli,
-Fragmen DNA bergabung membentuk
rantai
Produk berbeda dipisahkan dengan gen
penanda, dan mengidentifikasi vektor
hibrida.
PENYISIPAN GENE KE
VEKTOR
PENYISIPAN GENE KE
VEKTOR
PENYISIPAN GENE KE
VEKTOR
http://www.bio.miami.edu/dana/250/25003_10.html
PENYISIPAN VEKTOR KE
HOST
-Plasmid host disiapkan menerima plasmid
rekombinan
-(pengolahan treatment shock, kejutan
suhu, kalsium ion, dll)
-Tidak semua bakteri mengambil vektor
-Identifikasi dan isolasi
-Identifikasi marker membedakan sel
http://www.bio.miami.edu/dana/250/25003_10.html
PENYISIPAN VEKTOR KE
HOST
PELAPISAN REPLIKASI
Teknik sederhana membuat salinan piring agar.
Pad kain steril ukuran yang sama sebagai pelat
ditekan pada permukaan pelat agar dengan
bakteri yang tumbuh di atasnya.
Beberapa sel koloni akan menempel pada
kain. Jika kain tersebut kemudian ditekan ke
piringan agar-agar baru, beberapa sel akan
tertanam dan koloni tumbuh dalam posisi yang
sama persis pada pelat baru.
Identifikasi sel transformed bacterial
dengan plasmids dan penyisipan
Copyright © The McGraw-Hill
Companies, Inc. Permission
required to reproduce or display9-50
ISOLASI GENE INTEREST
Untuk membedakan sel-sel yang telah
mengambil vektor plasmid hibrida
(dengan gen asing di dalamnya) dari sel-sel
yang telah mengambil plasmid tanpa gen

Gen penanda/marker (ketahanan terhadap
ampisilin).
Gen asing dimasukkan ke gen marker,
Produk gen yang tidak tepat.
Sel-sel dengan plasmid hibrida dibunuh
ampisilin, sel-sel dengan plasmid normal
kebal terhadap ampisilin.
Koloni sel berisi plasmid vektor hibrida
teridentifikasi, dapat dipilih dan ditanam
pada piring lain.
Teknik replikasi ini dijabarkan pada
metod Hibridasasi dan Probe yang
disiapkan dari kumpulan fragmen DNA
PELAPISAN REPLIKASI
Mendeteksi susunan RNA atau DNA yang
spesifik pada sampel biologis
DNA dan RNA , 4 nucleotide bases : CGAT(U)
C G A T
G C T A
Target gene
Probe Base
Nukleotida
Komplementari
CTTAGGTCAGTAA
GAATCCAGTCATT
HYBRID
Hybridisasi ; Reaksi kimia antara probe dan DNA
atau RNA yang akan dideteksi
PRINSIP HYBRIDISASI
HIBRIDISASI - PROBE
Hybridisasi digunakan untuk
mengidentifikasi susunan DNA yang
serupa
NORMAL HYBRIDIZATION
• Ekstrasi dan isolasi DNA atau RNA
• Penghancuran DNA dengan enzim
restriksi
• Pemisahannya pada Gel
• Blotting pada nitrocellulose
• Probing dengan susunan komplementar
Prinsip dasar pada hibridisasi in situ
serupa, kecuali probe diutilisasikan untuk
mendeteksi susunan nukleotida yang
spesifik pada sel dan jaringan.
HIBRIDISASI - PROBE
HIBRIDISASI - PROBE
IN-SITU HYBRIDIZATION (ISH)
Tipe hibridisasi yang menggunakan Rantai
Komplementari DNA atau RNA yang berlabel
(ex. probe) untuk melokalisasi susunan mRNA
atau DNA yang spesifik pada bagian morfologis
yang diawetkan dari bagian jaringan akutal,
persiapan sel atau kromoson yang terisolasi,
atau jika jaringan cukup kecil (misalnya bibit
tanaman, embrio Drosophila) pada seluruh
jaringan ( seluruh ISH)
-Dengan hibridasasi rantai komplementari dari
probe nukleotida pada susunan yang diinginkan
-ISH memungkinkan visualisasi pada :
-autoradiographic in-situ hybridization (35
S, 32
P)
-Fluorescence in-situ hybridization (FITC dye)
-enzymatic in-situ hybridization (biotin,
digoxigenin
Autoradiografi In situ Hibridisasi
Prinsip : setiap base nukleotida mengikat
setiap base nukleotida komplementari
Pengikatan spesifik Probe DNA label pada
susunan komplementari sampel jaringan diikuti
visualisasi Probe
Deteksi susunan spesifik nukleotida
DNA (Northern blotting),
RNA (Southern Blotting)
UCCAAUGGCUUAUUUCCCUA
5’ 3’transcripts
RNA
Radiolabelled-RNA
RNAprobes-DNA - stable hybrids
RNAprobes-RNA – stable hybrids
HIBRIDISASI - PROBE
Persiapan Library.
Distribusi Klone
library pada petri
dish.
Transfer klone pada
nitrocellulose disk.
Persiapan probe.
Klone DNA
sebelumnya
PCR fragment
Oligonucleotide
Screen/Saring
library.
Tampilkan probe
untuk klone pada
nitrocellulose.
Tentukan lokasi
klone yang sesuai
oleh
Autoradiographi
atau fluorescence.Copyright © The McGraw-Hill
Companies, Inc. Permission
required to reproduce or display
9-56
HIBRIDISASI - PROBE
Sebuah PROBE genetika adalah fragmen
asam nukleat yang berlabel radioaktif.
Urutan fragmen asam nukleat dari
susunan yang diketahui dapat
memungkinkan lokasi yang tepat dari
susunan DNA tertentu pada untai
tunggal DNA yang tidak diketahui (rantai
tunggal terjadi karena denaturasi buatan
melalui panas, dll) sampel dengan
hibridisasi padanya.
HIBRIDISASI - PROBE
Berikut adalah salah satu cara membuat Probe
Berlabel:
1. Memillih produk protein yang diinginkan, dan
menentukan urutan aa.
2. Dari urutan aa , kemudian urutan mRNA dapat
diekstrapolasi, dan mRNA diisolasi
3. Menggunakan reverse transcripsi untuk
memproduksi DNA dari mRNA terisolasi
4. Supply radioaktif nukleotida (biasanya dilabeli
dengan 32P) sebagai bahan baku untuk sintesis
5. Proses Denaturasi hybrid DNA-RNA asam
nukleat dan didapatkan rantai tunggal, probe
DNA radioaktif yang akan berikatan dengan
DNA yang dikodekan untuk mRNA Anda
awalnya terisolasi
6.Lakukan proses Klon
HIBRIDISASI - PROBE
HIBRIDISASI - PROBE
REVERSE GENETICS
Radioactive klone sebagai Probe untuk
gen yang relevan.
Sisipan susunan mutasi ke gen bakteri
untuk menentukan fungsi gen
terganggu, karena bakteri tidak dapat
memproduksi produk gen terganggu/
disrupted gene. (gen eukaryote
disisipkan pada bakteri selalu
mengekspresikan (dalam keadaan wild
type atau mutant), bakteri tidak memiliki
sekuens gen eukariotik yang akan
mengaktifkan/menonaktifkannya).
Teknologi ini penting dalam GENE
KNOCKOUT.
Rekayasa gen bakteri (dan fungi) ini
digunakan untuk memproduksi produk
gen eukaryotic pada jumlah yang besar
gene--a commercial boon!
01/31/15 60
http://www.bio.miami.edu/dana/250/25003_10.html
HIBRIDISASI - PROBE
Copyright © The McGraw-Hill
Companies, Inc. Permission
required to reproduce or display9-61
Pewarnaan
dengan
Ethidium
bromide
HIBRIDISASI - PROBE
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc.
Permission required to reproduce or display
9-62
Blot
dihilangkan
Pencucian
dan
Penampilan
pada film
X-ray
HIBRIDISASI - PROBE
Pustaka adalah kumpulan dari fragmen
fragmen yang telah di klon.
Langkah mengumpulkan pustaka genome
Lengkapi pustaki genome dengan
mengumpulkan klon klon yang
mengandung satu kopi dari setiap
susunan pada semua genom
 Ekuivalen Genom – jumlah klon klaon
pada pustaka yang sempurna
 Bagi panjang genome dengan rata rata
ukuran sisipan yang dibawa oleh vektor
pustaka.
 Peneliti biasanya membuat pustaka
dengan empat atau lima ekuivalen
geneome untuk probabilitas 95% yang
setiap lokus ditampilkan paling sedikit
satu kali.
9-63
PUSTAKA
DNA LIBRARIES
Perpustakaan DNA sebagai satu buku kompilasi
informasi yang besar.
Setiap organisme memiliki genom,.
PERPUSTAKAAN DNA , kumpulan fragmen
restriksi kloning dari genom organism tunggal.
Tujuannya untuk memiliki perpustakaan berisi
klon geln SEMUA organisme. tapi semua
perpustakaan DNA lengkap.
Genomik PERPUSTAKAAN berisi DNA genom
lengkap suatu organisme, dalam bentuk fragmen
DNA kecil/oligonucleotides mewakili gen
dikenal.
Bidang bioinformatika melibatkan penggunaan
komputer untuk menganalisis dan menyimpan
data genetik, seperti perpustakaan DNA dari
spesies tertentu.
cDNA PERPUSTAKAAN adalah library DNA dari
klon DNA direkonstruksi (menggunakan reverse
transcriptase) beberapa molekul organisme
http://www.bio.miami.edu/dana/250/25003_10.html
DNA LIBRARIES
http://www.bio.miami.edu/dana/250/25003_10.html
DNA LIBRARIES
http://www.bio.miami.edu/dana/250/25003_10.html
DNA LIBRARIES
dibuat dengan vektor kloning mengandung unsur
teratur dibutuhkan ekspresi gen, seperti wilayah
promotor.
Dalam vektor ekspresi E. coli, merupakan
promotor berada di samping daerah unik
restriksi tempat DNA diinginkan dapat disisipkan.
Jika berhasil, penyisipan gen asing ke dalam
kerangka baca yang benar akan menghasilkan
transkrip gen &diterjemahkan sel inang E. coli.
Blotting dan perlakuan kultur memungkinkan
protein diinginkan tetap difilter nitroselulosa.
Antibodi yang diiketahui, dilabelkan radioaktif,
dicuci ke saringan dan dibiarkan glom ke protein
yang diinginkan.
Antibodi yang tidak terikat kemudian dibilas
Filter diatur di atas film radiografi, dan diberi
label koloni yang terungkap.
Kembali ke piring asli, ambil sedikit klon yang
membawa gen interest yang telah disisipkan ,dan
lakukan replikasi
EXPRESSION LIBRARIES
http://www.bio.miami.edu/dana/250/25003_10.html
EXPRESSION LIBRARIES
Pustaka cDNA membawa informasi dari
Transkrip TNA pada jaringan tertentu.
Semua Pustaka genom mengandung
semua DNA pada genom.
Pustka cDNA mengandung hanya
informasi dari gene’s exons.
Lankah langkahnya :
Siapkan total mRNA dari jaringan
Tambahkan reverse transcriptase
Untuk memulai sintesa, tambahkan empat
hal berikut
 deoxyribose
 nucleotide
 triphosphates, dan
 primers9-70
PUSTAKA cDNA
Screening pada Ekspresi Library
Expressi
library –
seluruh
pustaka
cDNA
Probe
library
dengan
fluoresce
n yang di
label
antibody
yang
mengikat
protein
produk
gen
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or display
9-71
PUSTAKA cDNA
KONSTRUKSI PUSTAKA cDNA
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or display
9-72
PUSTAKA cDNA
Perbandingan Pustaka Genomic dan cDNA
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or display
9-73
PERBANDINGAN LIBRARIES
MULTIPLIKASI DNA
Multiplikasi DNA memungkinkan
untuk menumbuhkan fragmen DNA dalam
jumlah besar yang merupakan DNA Clone
yang diinginkan. Fermentor skala besar
oleh cloning ini memiliki semua genetik
identik karena reproduksi aseksual.
Jumlah cloned DNA yang besar,
memerlukan proses karakterisasi, metode
diantaranya :
•Karakterisasi Susunan dengan DNA
Sekuensi (Metode Sanger), Gene Fungsi,
PCR
•Modifikasi yang diinginkan
•Penyisipan pada organisme host
DNA klone yang diinginkan telah ditumbuhkan
tetapi urutan atau susunan basenya tidak
diketahui,
Maka Ditentukan urutan kloning fragmen DNA
dengan berbagai metode sekuensing DNA,
diantaranya :
Metode dideoksi
Ide Utama:
Setelah proses pengikatan dideoksi selesai,
maka metode Sanger sequencing gel (melalui
elektroforesis) dilakukan. Sejumlah besar
fragmen DNA, masing-masing satu nukleotida
lebih panjang dari yang terakhir. Urutan
nukleotida pada dasarnya dapat dibaca
langsung dari gel tersebut.
MULTIPLIKASI DNA
DNA SEKUENSI
Dideoksi nukleotida menyebabkan penghentian proses
perpanjangan rantai selama replikasi DNA. Konfigurasi
Dideoksi primer kekurangan group 3’-OH yang dibutuhkan
untuk perpanjangan rantai pada konfigurasi primer.
DNA SEKUENSI
Step pertama metode Dideoksi: Asteris/dideoksinukleotida.
DNA disekuensi ditempatkan pada konfigurasi
primer(a,b).4 reaksi campuran diciptakan, reaksi dengan 4
normal nukleotida plus 1 dideoksinukleotida. Sintesis DNA
eaksi campuran berhenti saat complement
dideoksinukleotida muncul template (c ).
DNA SEKUENSI
Elektroporesis produk segmen dilakukan dengan metode dideoksi DNA sekuensi
memungkinkan pembacaan langsung susunan DNA. Asterisk/dideoksinukleotida.
Reaksi sintesa produkdiisolasi dengan penghilangan primer dan template. Setiap
reaksi campuran (contoh :ddTT adalah campuran mengandung dideoksitimin)
menghasilkan produk spesifik terhadap panjang yang dapat ditentukan dengan
elektroporesis. Pada kasus campuran ddTTP, Kedua ujung framen berhenti pada
Timin adalah mungkin, satu dengan panjang dua base, dan satunya dengan panjang
tujuh base. Kemudian komplemen dari timin, adenine, muncul pada posisi 2 dan 7
pada DNA asli. Namun, baik pada untai asli atau komplemen (sintesa baru)
memberikan susunan original karena DNA adalah double helix yang susunannya pada
satu rantai tunggal didefinisikan oleh susunan komplementari rantai lainnya.
DNA SEKUENSI
Semua proyek sekuensing menggunakan
protokol dasar yang sama.
Urutan ditentukan sekitar 800 basis
pada suatu waktu.
Metode Maxim-Gilbert
Kimia pembelahan DNA pada jenis
nukleotida yang spesifik
Metode Sanger
 Perpanjangan enzimatis DNA untuk
menentukan penghentian duplikasi base
Metode ini sangat popular dan efisien,
terutama untuk metode automasi
Kedua teknik menghasilkan keakuratan
kira kira 99.9%
9-79
DNA SEKUENSI
Prinsip Umum Metode Susunan Sanger
9-80
DNA SEKUENSI
9-81
DNA SEKUENSI
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission
required to reproduce or display
9-82
DNA SEKUENSI
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or
display
9-83
DNA SEKUENSI
Automasi Susunan DNA
Output dari reaksi
automasi DNA
sequencing
Setiap baris
menampilkan
susunan yang
didapat dari
pemisahan DNA
sampel dan
primer
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to
reproduce or display
9-84
DNA SEKUENSI
Automasi Susunan DNA
Pembacaan komputer pada susunan
komplementari terhadap templat strand dari kanan
ke kiri (5’ – 3’ direction). Mesin menghasilkan
rantai komplementari. Ambiguities direkam
sebagai “N” dan dapat diselesaikan oleh teknisi.
Copyright © The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required to reproduce or display
DNA SEKUENSI
Susunan Daerah Panjang DNA
Primer walking
Susunan dimulai dari kedua ujung klone
yang disisipkan
Primer baru didapat dari susunan pada
round sebelumnya
9-86
Shotgun sequencing
Susunan panjang DNA
di potong menjadi
fragmen kecil yang
masing masing akan
diklone
Semua susunan
fragmen kecil
ditentukan
Fragmen kecil
diselaraskan oleh
komputer untuk
menghasilkan satu
urutan kontinu
panjang
DNA SEKUENSI
Pendekatan Susunan Shotgun
bergantung pada redundansi.
- Harus mengumpulkan urutan informasi 3-4
kali jumlah sebenarnya Pasangan basa dari klon
asli untuk cakupan penuh
- Kadang-kadang harus mengisi kekosongan
dengan primer walking
- Harus memiliki banyak otomatis sequencer
- Sangat cepat jika laboratorium memiliki
peralatan cukup
Primer Walking
- Tidak memerlukan redundansi
- Tidak memerlukan penyelarasan
- Lebih lambat dari sekuensing shotgun karena
harus membuat primer setelah setiap putaran
urutan
- Bekerja dengan baik di dalam laboratorium
tanpa sejumlah besar sequencers otomatis
9-87
Susunan DNA Cepat/Rapid
DNA SEKUENSI
Polymerase chain reaction untuk
mengisolasi fragmen DNA secara cepat
PCR (polymerase chain reaction)
mencapai akumulasi eksponensial dari
target DNA
Berdasarkan urutan DNA yang telah
ditentukan sebelumnya,
oligonucleotides pendek (~ 20bp)
dikembangkan dan dilengkapi
untuk menyusun DNA target yang
diapit .
Oligonucleotides bertindak sebagai
primers untuk menyalin DNA yang
serupa (Replikasi DNA).
9-88
MULTIPLIKASI DNA
REAKSI RANTAI POLIMER (PCR)
Primer Oligonucleotide mulai
menyalin DNA.
9-89
REAKSI RANTAI POLIMER
Setiap siklus replikasi menggandakan
jumlah target DNA.
9-90
REAKSI RANTAI POLIMER
Amplifikasi Exponential
9-91
REAKSI RANTAI POLIMER
Copyright © The McGraw-Hill
Companies, Inc. Permission
required to reproduce or display9-92
REAKSI RANTAI POLIMER
PCR juga dapat digunakan untuk
bermacam fungsi seperti :
Pemetaan Genetic
Mendeteksi tipe Geno
Analisa jejak kerusakan sebagian
DNA
Studi Evolutionari
Bandingkan susunan homologous dari
organmisma yang berhubungan
Bandingkan susunan dari variasi
sumber
Studi keanekaragaman gene
Diagnosa Penyakit Menular
BEBERAPA CONTOH PCR
DIPAPARKAN SEBAGAI BERIKUT:
9-93
REAKSI RANTAI POLIMER
metode sensitif
mendeteksi dan
menganalisa transkripsi
mRNA/RNA pada porsi
yang rendah
RNA tidak dapat digunakan
sebagai template PCR,
sehingga harus
ditranskripsikan
menjadi cDNA dengan
reverse transcriptase
dari Moloney murine
virus atau
Avian virus, duplikat cDNA
kemudian diperbanyak.
Teknik diawali
pencampuran mixing
short (12-18 base)
polymers thymidine
(oligo dT) dengan
mRNA, dan anneal
RNA's polyadenylate
tail. Reverse transcriptase
ditambahkan dan oligo
dT sebagai primer
Roche Molecular Biochemicals: PCR Application Manual. RT-PCRRoche Molecular Biochemicals: PCR Application Manual. RT-PCR
Reverse Transcriptase-PCR
REAKSI RANTAI POLIMER
(PCR based) dengan Turunan
primer (mutagenesis saturasi)
REAKSI RANTAI POLIMER
Gene Sequencing for mutation
REAKSI RANTAI POLIMER
Restriction fragment length polymorphism
REAKSI RANTAI POLIMER
TaqMan™ assay
Allele specific PCR using
the 5’ to 3’ exo activity and
a third primer with a Fluor
and Quencher.
REAKSI RANTAI POLIMER
D
O
P-
P
C
R
REAKSI RANTAI POLIMER
Linker Primed PCR
REAKSI RANTAI POLIMER
Genomic
Walking
REAKSI RANTAI POLIMER
 Teknik yang mengubah 
cara campuran PCR  dengan 
pemanasan awal. 
Polimerase aktif, tapi target 
belum didenaturasi dan 
Primer  dapat mengikat ke 
lokasi non-spesifik (atau 
bahkan satu sama lainnya). 
Teknik dilakukan  manual 
dengan memanaskan 
komponen reaksi  pada 
suhu pencairan (mis. 95 ° C) 
sebelum menambahkan 
polimerase .
 Atau, sistem  yang 
menghambat 
aktivitas polimerase yang 
pada suhu lingkungan, baik 
oleh pengikatan 
suatu antibodi, atau dengan 
adanya inhibitor yang 
terikat kovalen yang hanya 
terdisosiasi setelah langkah 
aktivasi temperatur tinggi. ‘
Hot-start/cold-finish PCR 
dicapai dengan polimerase 
hibrida baru yang tidak aktif 
pada suhu lingkungan dan 
hanya diaktifkan pada 
temperatur tinggi.
Hot-start PCR
REAKSI RANTAI POLIMER
(PCR based) dengan Error – Prone
PCR dengan ketelitian yang 
rendah!
Dicapai dengan:
- Peningkatan konsentrasi ion 
Mg2 +
- Penambahan Mn2 +
- Konsentrasi  yang tidak sama 
pada keempat dNTPs
- Penggunaan dITP
- Meningkatkan jumlah Taq 
polimerase (Polymerase tanpa  
bukti fungsi pembacaan)
REAKSI RANTAI POLIMER
Menentukan varians baru protein
Berdasarkan prinsip bahwa Taq Polymerase dapat 
berannealing pada pasangan base yang tidak kompatibel 
satu sama lain selama proses amplifikasi / penguatan 
dalam kondisi PCR yang tidak sempurna.
TEKNOLOGI REKOMBINASI
DNA
REKOMBINASI DNA JUGA  DAPAT 
MENGGUNAKAN TEKNIK TEKNIK 
LAIN:
-TRANSFORMASI
-TRANSFEKSI
-TRANSFEKSI STABIL DAN
TRANSIENT
-TRANSDUKSI
-MICROINJEKSI
-BALIASTIK
-ELEKTROPORASI
 Transformasi, >>> molekul sel  host DNA 
dimasukkan pada DNA lain.
Transgenik dengan melibatkan 
transformasi DNA inang, dengan DNA dari 
spesies yang berbeda.
Beberapa spesies bakteri akan dengan 
mudah mengambil DNA asing, dan 
dikatakan KOMPETEN.
Namun, jenis bakteri lainnya  dapat 
digunakan dengan "dipaksa" untuk 
mengambil fragmen DNA melalui  metode 
seperti terpapar/exposure pada larutan 
garam (misalnya, klorida kalsium), atau 
Kejutan panas .

Transformasi sel eukariotik bukan lah 
merupakan metode yang sederhana. 
TRANSFORMASI
TRANSFORMASI
Transformation: DNA picked up 
directly from the medium and 
recombined into the genome
Competent cell: bacterial cell 
capable of picking up DNA
TRANSFORMASI
Other vectors 
include viruses 
(transduction) as 
well as otherwise 
inert projectiles
Note that plasmid 
is vector that 
carries DNA into 
recipient cells
Bila DNA asing dimasukkan ke dalam 
genom eukariotik, Transfeksi dikatakan 
telah terjadi (mirip dengan transformasi 
bakteri, namun penamaannya dibedakan 
dari eukariotik "transformasi" yang 
umumnya mengacu ke suatu sel menjadi 
kanker). 
Organisme eukariotik yang telah 
mengambil DNA asing dengan vektor 
dikatakan transgenik. 
Transgenik melampaui hubungan 
taksonomi.  Organisme  terkait yang 
sangat jauh  dapat secara artifisial 
diimplantasi dengan DNA masing-
masing.  
TRANSFEKSI
Masuknya benda asing ke dalam sel 
eukariotik.
Melibatkan pembukaan pori-pori transien 
atau 'lubang' di membran plasma sel, untuk 
memungkinkan penyerapan bahan.

Bahan genetik (seperti superkoil plasmid 
DNA atau siRNA konstruksi), atau bahkan 
protein seperti antibodi, dapat transfeksikan.

Transfeksi sering dilakukan dengan 
mencampur  lipid kationik dengan bahan 
untuk memproduksi liposom, yang menyatu 
dengan membran plasma sel dan 
mengendapkannya di dalam kargo.
Istilah transfeksi ini  paling sering digunakan 
dalam referensi untuk sel mamalia, 
sedangkan istilah transformasi lebih sering 
digunakan untuk proses yang sama pada 
bakteri dan, kadang-kadang, tanaman.
TRANSFEKSI
TRANSFEKSI
Methode Transfecksi:
Transfeksi  presipitasi Kalsium Fosfat,  metode 
termurah (paling diandalkan) , ditemukan  S. 
Bacchetti dan FL Graham 1977.  
  HEPES-buffered larutan garam (HeBS) 
mengandung ion fosfat  dikombinasikan dengan 
larutan kalsium klorida  mengandung DNA 
yang akan transfeksikan.  Ketika keduanya 
digabungkan, presipitat halus kalsium fosfat 
membentuk, mengikat DNA yang akan 
transfeksikan pada  permukaannya. Larutan  
presipitat ditambahkan ke sel-sel  yang akan 
transfeksikan (biasanya tumbuh pada  kultur sel 
monolayer).  Dengan proses yang tidak 
sepenuhnya dipahami, sel  akan mengambil 
beberapa presipitat, dan termasuk dengannya 
adalah, DNA.
Elektroporasi, heat shock, dan transfeksi 
dengan reagen seperti Lipofectamine dan 
Fugene.
TRANSFEKSI
Metode senyawa organik  dendrimers, untuk 
mengikat DNA dan mengambilnya ke dalam 
sel. 
Metode efisien dengan memasukkan DNA yang 
ditransfeksikan ke liposom (membran tubuh 
yang sangat kecil mirip struktur sel dan dapat 
menyatu dengan  membran sel), melepaskan 
DNA ke dalam sel . 
Untuk sel-sel eukariotik, lipid-kation berbasis 
transfeksi biasanya lebih digunakan, karena sifat 
sel-selnya yang  lebih sensitif.
Metode Gene Gun yaitu metode sasaran  
lansgsung  dengan  penggabungan  DNA pada 
nanopartikel dari inert padatan (biasanya emas) 
yang kemudian "ditembak" langsung ke dalam 
inti sel  seperti Biolistik
.
Plasmids dan gen sisipan dipisahkan dari bakteri 
dan vektor dengan sentrifugasi, penghancuran 
restriksi digests dan Gel electrophoresis
TRANSFEKSI
Kadang kadang sulit menentukan apakah gen 
yang disisipkan  "turned on“,  geneticists  
kadangkala menyisipkan REPORTER GENE  di 
samping gene  interest.   Reporter gene  ini  
mudah dideteksi pada phenotype.  Ketika 
berfungsi, produk menampilkan indikasi yang 
baik bahwa  gen  interest yang berdekatan juga 
berfungsi. 
Salah satu reporter gene  yang memberikan 
hasil agak luar biasa adalah  gen LUCIFERASE,  
yang menyebabkan  transgenic organism  
mengekspresikan ke  bioluminesce. 
Glowing mouse embryos atau glowing tobacco 
plants,  adalah hasil dari  genetic marker yang 
digunakan untuk mendeteksi kemungkinan 
aktifitas gen  disekitarnya yang benar benar di 
inginkant. 
The race is on.  Organisme transgenic  
kebanyakan diciptakan untuk mempelajari 
fungsi  tertentu pada manusia atau gangguan 
pada manusia.
TRANSFEKSI
Beberapa contoh ...
Tikus transgen secara rutin didapatkan 
dengan menginjeksikan vektor 
mengandung kloning DNA menjadi oosit 
atau bahkan satu atau dua-sel embrio yang 
kemudian kembali implan. 
Hanya dalam sekitar 15% dari operasi   
sebenarnya ini DNA asing dimasukkan ke 
genom inang. Itu tidak selalu bekerja!
Eukariota transgenik pertama yang pernah 
dibuat (1988) adalah seorang tikus yang 
membawa gen yang cenderung ke 
kanker. Hal ini digunakan sebagai model 
untuk mempelajari kanker. 
Organisme Transgenik dapat digunakan 
untuk mempelajari fungsi gen
TRANSFEKSI
Transfeksi Stable dan transient
Suffisien atau memadai jika gen 
ditransfeksikan hanya ekspresi  
sementara/transient. 
Bila DNA diperkenalkan dalam proses 
transfeksi biasanya tidak dimasukkan ke 
dalam inti genom, DNA asing hilang 
pada tahap berikutnya, ketika sel 
mengalami mitosis.
Transfeksi stabil >> gen transfeksi 
tertinggal pada sel genome dan sel  sel 
keturunannya.
Ko-transfeksi pada gen lain  memberikan 
keuntungan sel seleksi, seperti resistensi 
terhadap racun tertentu.
Transfeksi Stable dan transient
Sel transfeksi  memasukkan bahan 
genetik asing ke dalam genom mereka. 
Toksin  menuju ke arah gen ko-
transfeksi menawarkan perlawanan, 
kemudian ditambah kan ke kultur sel, 
hanya beberapa sel dengan gen asing  
disisipkan ke genom mereka akan dapat 
berkembang biak, sedangkan sel lain 
akan mati. 
Setelah menerapkan seleksi tekanan ini 
selama beberapa waktu, hanya sel-sel 
dengan transfeksi stabil bertahan dan 
dapat dibudidayakan lebih lanjut.
Bahan kimia agen yang umum 
digunakan untuk transfeksi stabil adalah 
Geneticin / G418, yang merupakan racun 
yang bisa dinetralisir oleh produk 
resistansi gen neomisin (neo gen ).
Disebut transduksi viral, dan, sel 
dikatakan sebagai transduksi.
Virus dengan afinitas untuk jenis sel 
tertentu  digunakan sebagai vektor 
jika mereka "dimuat" dengan DNA 
asing yang diinginkan dan diizinkan 
untuk menginfeksi sel inang sasaran.
Transduksi adalah proses dimana 
DNA bakteri dipindahkan dari satu 
bakteri yang lain dengan media 
virus. 
TRANSDUCTION
TRANSDUCTION
Memungkinkan Transformasi sel 
mutasi  gen  dan substitusi gen 
fungsional kepada gen yang rusak.
Regenerasi seluruh hewan dari 
transformasi satu sel tunggal  tidak 
memungkinkan.  
Mikroinjeksi digunakan untuk 
menghasilkan hewan transgenik, DNA 
asing  dimasukkan ke dalam sebuah 
zigot atau embrio awal.  DNA 
disuntikkan langsung ke inti sel dengan 
pipet yang sangat mungil. Setelah 
transfer DNA selesai, dimasukkan ke 
dalam kromosom sel host.
Zigot/embrio yang bertransformasi 
kemudian dapat ditanamkan ke dalam 
ibu pengganti untuk pertumbuhannya.
MICROINJECTION
MICROINJECTION
Metode Proyektil  menggunakan potongan 
logam untuk menyampaikan materi genetik ke 
interior sel.  
Proses membombardir sel dengan proyektil 
mikroskopis  diameter lebih kecil dari  sel 
target , terbuat dari zat inert seperti tungsten 
atau emas serta dilapisi dengan DNA/bahan 
genetik.
Penembakan dilakukan dengan  kecepatan 
tinggi dari pistol partikel ke dalam sel atau 
jaringan. Sebuah plat logam berlubang 
menghentikan cartridge shell, tapi 
memungkinkan slivers/potongan melewati 
dan masuk ke sel-sel hidup pada sisi lainnya
Setelah di dalam sel, materi genetik diangkut 
menuju inti di mana ia akan bergabung di 
antara gen host.
Teknik ini menjanjikan untuk digunakan 
dalam organisme hidup ditemukan oleh 
A.Guy.
BIOLISTICS
Jika sel inang memiliki dinding sel, enzim 
dapat digunakan untuk membubarkan 
dinding, dan kemudian hanya menyisakan 
protoplas (sel tanpa dinding)
DNA asing kemudian dimasukkan  melalui 
elektroporasi - protoplas yang diekspose 
terhadap pulsa arus listrik pendek dan 
membuka saluran membran transien yang 
dapat dilalui DNA .
Sel sel transformasi kemudian dapat dikultur 
dalam media yang memungkinkan 
pembentukan kembali dinding sel dan 
pertumbuhan normal menjadi organisme 
keseluruhan (tumbuhan, jamur, beberapa 
protista).
Sel Hewan memiliki sel  dinding yang sedikit, 
sehingga dapat dengan mudah ditranformasi 
melalui metode elektroporasi ini.
ELECTROPORASI
ELECTROPORASI
ELECTROPORASI
Phonophoresis
(Sonophoresis)
Pulsa Ultrasoundare passed
melalui probe ke permukaan ,
memfluidakan lapisan lemak
dengan pembentukan
gelembung yang disebabkan
kavitasi
Menggunakan energi Ultrasound agar penetrasi pada
substansi aktif meningkat
 Efek utamanya adalah pembentukan dan subsekuensi
ancurnya gelembung gas pada larutan yang disebut
Kavitasi
Efek pemanasan meningkatkan fluiditas dan difusivitas
molekul melalui penghalang
Ultrasound dapat mendorong partikel melalui nya
dengan meningkatkan tekanan walaupun hanya sedikit
ELECTROPORASI
Iontophoresis
(Electrophoresis
)Arus mengalir antara elektroda
aktif dan elektroda indifferent
electrode repelling drug away
dari aktif elektroda dan
memasuki permukaan
Menggunakan aliran listrik kecil
Menyediakan driving force untuk dapat memulai
penerasi dengan menCharge- mengalirkan arus molekul
pada permukaan
 Terdiri dari dua elektroda, aktif elektroda dnegan
penetrat charged yang sama dan posisi elektroda positif
dimanapun
 Efektif terutama untuk mengalirkan aris ke molekul
dan molekul kecih yang mempunyai masa jenis kurang
dari 5,000 daltons
ElectroporationElectroporation
Menggunakan tegangan tinggi 30~1,000V (dengan
tujuan aestetik, terbatas apada 50V untuk periode
pendek (10µs to 100ms) berlawanan dengan iontophoresis
yang menggunakan tegangan rendah.
 Membuat pore hidrofilik transient (aqueous pathways)
(Electropore bervariasi ukuran dari 40-250µm)
 Memungkinkan lewatnya molekul makro melalui
kombinasi difusi , elektrophoresis dan elektroosmosis
Efektif untuk charged, neutral dan molekul natural
serta molekul besar bermasa jenis lebih dari 40,000
ELECTROPORASI
ELECTROPORASI
Electroporation vs
Iontophoresis
ELECTROPORASI
Electroporation vs
Iontophoresis
Rekayasa Genetik dan Tekniknya

Contenu connexe

Tendances

Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)aminasari1995
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeJun Mahardika
 
Kelompok 6 Kimia B (Southern Blotting dan Northern Blotting)
Kelompok 6 Kimia B (Southern Blotting dan Northern Blotting)Kelompok 6 Kimia B (Southern Blotting dan Northern Blotting)
Kelompok 6 Kimia B (Southern Blotting dan Northern Blotting)Fathmasari
 
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptRekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptDiana Muliadi
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
 
Biologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaBiologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaalivo_9
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotSumayyah Nida Azizah
 
Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010f' yagami
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 

Tendances (20)

Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
 
Ppt replikasi DNA
Ppt replikasi DNAPpt replikasi DNA
Ppt replikasi DNA
 
Bioremediasi
Bioremediasi Bioremediasi
Bioremediasi
 
siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)
 
Metabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganismeMetabolisme mikroba mikroorganisme
Metabolisme mikroba mikroorganisme
 
Kelompok 6 Kimia B (Southern Blotting dan Northern Blotting)
Kelompok 6 Kimia B (Southern Blotting dan Northern Blotting)Kelompok 6 Kimia B (Southern Blotting dan Northern Blotting)
Kelompok 6 Kimia B (Southern Blotting dan Northern Blotting)
 
Bioreaktor
BioreaktorBioreaktor
Bioreaktor
 
Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
 
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).pptRekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Metabolisme Mikroba
Metabolisme MikrobaMetabolisme Mikroba
Metabolisme Mikroba
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
 
Biologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaBiologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasma
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010
 
Powerpont Antibodi Monoklonal
Powerpont Antibodi Monoklonal Powerpont Antibodi Monoklonal
Powerpont Antibodi Monoklonal
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDAALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Mikrobiologi sterilisasi
Mikrobiologi sterilisasiMikrobiologi sterilisasi
Mikrobiologi sterilisasi
 

Similaire à Rekayasa Genetik dan Tekniknya

Genomic Equivalence
Genomic EquivalenceGenomic Equivalence
Genomic Equivalencedidalestari
 
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi selITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi selFransiska Puteri
 
Buku xii bab 5 (Mutasi)
Buku xii bab 5 (Mutasi)Buku xii bab 5 (Mutasi)
Buku xii bab 5 (Mutasi)Muhamad Toha
 
6. DNA REKOMBINAN ATAU REKAYASA GENETIKA-dikonversi.pdf
6. DNA REKOMBINAN ATAU REKAYASA GENETIKA-dikonversi.pdf6. DNA REKOMBINAN ATAU REKAYASA GENETIKA-dikonversi.pdf
6. DNA REKOMBINAN ATAU REKAYASA GENETIKA-dikonversi.pdfHandayaniHalik1
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationYona Oktasari
 
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&txRio Rialdi
 
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxPPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxFerdi Adji
 
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxPPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxFerdi Adji
 
Struktur dan posisi gen
Struktur dan posisi genStruktur dan posisi gen
Struktur dan posisi genDody Perdana
 
3. Rekombinasi DNA.pptx
3. Rekombinasi DNA.pptx3. Rekombinasi DNA.pptx
3. Rekombinasi DNA.pptxraprtmaa
 
teknologi dna rekombinan
teknologi dna rekombinanteknologi dna rekombinan
teknologi dna rekombinanwawan_a_s
 

Similaire à Rekayasa Genetik dan Tekniknya (20)

Genetika mikroba.pdf
Genetika mikroba.pdfGenetika mikroba.pdf
Genetika mikroba.pdf
 
Asam Nukleat
Asam NukleatAsam Nukleat
Asam Nukleat
 
Genomic Equivalence
Genomic EquivalenceGenomic Equivalence
Genomic Equivalence
 
Kloning gen
Kloning genKloning gen
Kloning gen
 
BIOTEKNOLOGI FARMASI
BIOTEKNOLOGI FARMASIBIOTEKNOLOGI FARMASI
BIOTEKNOLOGI FARMASI
 
Kloning Gen
Kloning GenKloning Gen
Kloning Gen
 
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi selITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
ITP UNS SEMESTER 1 Teknologi sel
 
Buku xii bab 5 (Mutasi)
Buku xii bab 5 (Mutasi)Buku xii bab 5 (Mutasi)
Buku xii bab 5 (Mutasi)
 
Tek. Rekom. DNA.pptx
Tek. Rekom. DNA.pptxTek. Rekom. DNA.pptx
Tek. Rekom. DNA.pptx
 
rekayasa gen
rekayasa genrekayasa gen
rekayasa gen
 
6. DNA REKOMBINAN ATAU REKAYASA GENETIKA-dikonversi.pdf
6. DNA REKOMBINAN ATAU REKAYASA GENETIKA-dikonversi.pdf6. DNA REKOMBINAN ATAU REKAYASA GENETIKA-dikonversi.pdf
6. DNA REKOMBINAN ATAU REKAYASA GENETIKA-dikonversi.pdf
 
Ona's Cloning presentation
Ona's Cloning presentationOna's Cloning presentation
Ona's Cloning presentation
 
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
(09) dr. farida jr mkes, peran biomol-dlm-dx&tx
 
Krom,gen, dan dna
Krom,gen, dan dna Krom,gen, dan dna
Krom,gen, dan dna
 
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxPPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
 
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxPPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
 
Struktur dan posisi gen
Struktur dan posisi genStruktur dan posisi gen
Struktur dan posisi gen
 
3. Rekombinasi DNA.pptx
3. Rekombinasi DNA.pptx3. Rekombinasi DNA.pptx
3. Rekombinasi DNA.pptx
 
Buku xii bab 5
Buku xii bab 5Buku xii bab 5
Buku xii bab 5
 
teknologi dna rekombinan
teknologi dna rekombinanteknologi dna rekombinan
teknologi dna rekombinan
 

Plus de Siti Julaiha

Dielektrik jaringan
Dielektrik jaringanDielektrik jaringan
Dielektrik jaringanSiti Julaiha
 
Aplikasi jaringan syaraf tiruan dengan program matlab (bp, ga, dan som)
Aplikasi jaringan syaraf tiruan dengan program matlab (bp, ga, dan som)Aplikasi jaringan syaraf tiruan dengan program matlab (bp, ga, dan som)
Aplikasi jaringan syaraf tiruan dengan program matlab (bp, ga, dan som)Siti Julaiha
 
Protein engineering
Protein engineeringProtein engineering
Protein engineeringSiti Julaiha
 
Protein engineering
Protein engineeringProtein engineering
Protein engineeringSiti Julaiha
 
Rekayasa jaringan kulit
Rekayasa jaringan kulitRekayasa jaringan kulit
Rekayasa jaringan kulitSiti Julaiha
 
Permodelan biomekanik
Permodelan biomekanikPermodelan biomekanik
Permodelan biomekanikSiti Julaiha
 
Tissue engineering skin wound healing
Tissue engineering   skin wound healingTissue engineering   skin wound healing
Tissue engineering skin wound healingSiti Julaiha
 
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesiaSiti Julaiha
 
Biomaterial composite
Biomaterial compositeBiomaterial composite
Biomaterial compositeSiti Julaiha
 
Pengetahuan struktur, bentuk dan sintesa protein
Pengetahuan struktur, bentuk dan sintesa proteinPengetahuan struktur, bentuk dan sintesa protein
Pengetahuan struktur, bentuk dan sintesa proteinSiti Julaiha
 
Stimulasi elektrik penghilang nyeri
Stimulasi elektrik penghilang nyeriStimulasi elektrik penghilang nyeri
Stimulasi elektrik penghilang nyeriSiti Julaiha
 
Katup jantung buatan
Katup jantung buatanKatup jantung buatan
Katup jantung buatanSiti Julaiha
 
Modifikasi matlab program untuk pemrosesan citra medis
Modifikasi matlab program untuk pemrosesan citra medisModifikasi matlab program untuk pemrosesan citra medis
Modifikasi matlab program untuk pemrosesan citra medisSiti Julaiha
 

Plus de Siti Julaiha (16)

Dielektrik jaringan
Dielektrik jaringanDielektrik jaringan
Dielektrik jaringan
 
Aplikasi jaringan syaraf tiruan dengan program matlab (bp, ga, dan som)
Aplikasi jaringan syaraf tiruan dengan program matlab (bp, ga, dan som)Aplikasi jaringan syaraf tiruan dengan program matlab (bp, ga, dan som)
Aplikasi jaringan syaraf tiruan dengan program matlab (bp, ga, dan som)
 
Sensor biomedis
Sensor biomedis  Sensor biomedis
Sensor biomedis
 
Wound healings
Wound healingsWound healings
Wound healings
 
Protein engineering
Protein engineeringProtein engineering
Protein engineering
 
Protein engineering
Protein engineeringProtein engineering
Protein engineering
 
Rekayasa jaringan kulit
Rekayasa jaringan kulitRekayasa jaringan kulit
Rekayasa jaringan kulit
 
Permodelan biomekanik
Permodelan biomekanikPermodelan biomekanik
Permodelan biomekanik
 
Tissue engineering skin wound healing
Tissue engineering   skin wound healingTissue engineering   skin wound healing
Tissue engineering skin wound healing
 
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia  Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
Sistem manajemen rawat jalan rumah sakit indonesia
 
Biomaterial composite
Biomaterial compositeBiomaterial composite
Biomaterial composite
 
Optic sensor
Optic sensorOptic sensor
Optic sensor
 
Pengetahuan struktur, bentuk dan sintesa protein
Pengetahuan struktur, bentuk dan sintesa proteinPengetahuan struktur, bentuk dan sintesa protein
Pengetahuan struktur, bentuk dan sintesa protein
 
Stimulasi elektrik penghilang nyeri
Stimulasi elektrik penghilang nyeriStimulasi elektrik penghilang nyeri
Stimulasi elektrik penghilang nyeri
 
Katup jantung buatan
Katup jantung buatanKatup jantung buatan
Katup jantung buatan
 
Modifikasi matlab program untuk pemrosesan citra medis
Modifikasi matlab program untuk pemrosesan citra medisModifikasi matlab program untuk pemrosesan citra medis
Modifikasi matlab program untuk pemrosesan citra medis
 

Dernier

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 

Dernier (16)

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 

Rekayasa Genetik dan Tekniknya

Notes de l'éditeur

  1. Figure 9.13
  2. Figure 9.15
  3. Figure 9.15 (cont’d)
  4. Figure 9.12 b
  5. Figure 9.17
  6. Figure 9.17
  7. Figure 9.17
  8. Figure 9.18 a
  9. Figure 9.18 b
  10. Figure 9.18 c