1. DISUSUN OLEH
AYU ASTUTI
60500112016
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2012
2. PERANAN LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
Sebagai Institusi yang mendidik dan mengembangkan calon pendidik
di bidang ilmu Kimia, keberadaan laboratorium di prodi Pend. Kimia
sangatlah penting. Laboratorium didirikan dalam rangka memberikan layanan
perkuliahan dan praktikum baik internal maupun eksternal. Untuk
menyelenggarakan layanan tersebut, pengelolaan laboratorium sangat
menentukan terselenggaranya fungsi dan peranan laboratorium untuk
menunjang kompetensi lulusan yang dihasilkan. Pengelolaan laboratorium
yang baik dan benar akan menghasilkan kegiatan laboratorium yang
berkelanjutan, penggunaan peralatan dan fasilitas secara terarah dan
terkendali, adanya sistem perawatan peralatan, serta kemudahan dalam
memanfaatkan jasa laboratorium.
Pengertian Laboratorium
Untuk dapat malaksanakan pembelajaran dangan praktek atau
ekperimen setiap sekolah perlu didukung dengan adanya laboratorium.
Laboratorium merupakan salah satu sarana pembelajaran dengan medode
demontrasi maupun praktek.
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruangan atau tempat
untuk melakukan percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa
gedung yang dibatasi oleh dinding atau alam terbuka misalnya kebun botani.
Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan
penelitian. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau
ruangan terbuka. Laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup di mana
percobaan eksperimen dan penelitian dilakukan (Depdikbud : 1995, 2003).
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode
pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di mana mahasiswa
3. berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-
gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen,
pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya
dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara
terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya,
misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium komputer dan
laboratorium bahasa.
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium
biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan
tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002),
laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan,
penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia,
dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu
tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu.
Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan
terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Menurut Procter laboratorium adalah tempat atau ruangan di mana
para ilmuwan bekerja dengan peralatan untuk penyelidikan dan pengujian
terhadap suatu bahan atau benda.
Menurut ISO/IEC Guide, laboratorium adalah instalasi atau lembaga
yang melaksanakan pengujian.
Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses
4. pembelajaran melalui pendekatan pengalaman, karenanya para dosen/
instruktur perlu memberi bimbingan kepada mahasiswa dalam melakukan
praktikum agar mahasiswa dapat mengungkapkan percobaan mereka
secara kritis dan dapat menggali kemandirian untuk menemukan sesuatu.
Pembelajaran di laboratorium merupakan proses pembelajaran
termahal di antara proses pembelajaran yang lain. Selain itu sebagian
besar pembelajaran di laboratorium berhubungan dengan peralatan yang
mahal, zat kimia yang berbahaya, listrik tegangan tinggi, peralatan
berputar, peralatan dengan suhu atau tekanan tinggi, dan risiko-risiko
lainnya. Oleh karena itu pembelajaran laboratoriun yang efektif, efisien,
dan aman perlu dirumuskan, diketahui, dan difahami oleh seluruh sivitas
akademika. Berdasarkan hal-hal tersebut, buku ini ditulis agar risiko dari
pembelajaran di laboratorium dapat dicegah. Buku ini ditulis dengan
kemasan singkat, sederhana, dan praktis, karena buku ini diharapkan
dapat menjadi inspirasi awal tentang pembelajaran di laboratorium dan
dapat memunculkan inspirasi melakukan peninjuan ulang atau usaha
penyempurnaan terhadap pembelajaran di laboratorium.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang
digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan
dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan
suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-
lain.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, disebutkan bahwa
sebagai guru kimia diantaranya harus memiliki beberapa kompetensi terkait
dengan pemanfaatan laboratorium yaitu:
5. 1. Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan
keselamatan kerja/belajar di laboratorium kimia sekolah.
2. Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran kimia di kelas,
laboratorium dan lapangan.
3. Merancang eksperimen kimia untuk keperluan pembelajaran atau
penelitian.
4. Melaksanakan eksperimen kimia dengan cara yang benar.
Dengan adanya standar kompetensi yang harus dikuasai tersebut
seorang guru kimia dituntut untuk terus meningkatkan kompetensinya dalam
pengelolaan dan pemanfaatan laboratorium secara benar. Guru harus
mampu mengelola laboratorium dan mampu merancang eksperimen kimia
untuk keperluan pembelajaran atau penelitian. Disamping itu guru harus mau
melakukan ekperimen dengan cara yang benar, sehingga dapat di tiru
peserta didik.
Pada umumnya kegitan praktek laboratorium bertujuan untuk menguji
dan membuktikan suatu hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan
oleh guru atau pengajar. Ada juga percobaan yang dirangsang oleh
pengajar/pendidik sehingga pembelajar yang mempraktekkannya dapat
menemukan suatu hukum atau prinsip ilmiah. Hukum atau prinsip ilmiah
tersebut disimpulkan oleh pembelajar berdasarkan hasil percobaan yang
dilakukan.
Sebuah laboratorium memerlukan beberapa orang yang bertanggung
jawab untuk mengelolanya. Kepala sekolah adalah penanggung jawab
laboratorium sekolah, wakil kepala sekolah biasanya yang membantu
mengawasi pengelolaan laboratorium secara harian, salah satu guru sebagai
koordinator laboratorium, dan dibantu oleh teknisi dan laboran. Tim
pengelolaan laboratorium dan guru mata pelajaran pengampu praktikum
6. harus menguasai ilmu dan keterampilan yang cukup tentang bagaimana
mengelola laboratorium dan memanfaatkan laboratorium.
Secara lebih umum laboratorium diartikan sebagai suatu tempat
dilakukannya percobaan dan penelitian (Depdikbud, 1994 : 7). Pengertian ini
bermakna lebih luas, karena tidak membatasi laboratorium sebagai suatu
ruangan, artinya kebun, lapangan, ruang terbukapun dapat menjadi
laboratorium. Tujuan penggunaan laboratorium kimia / IPA bagi peserta didik
antara lain :
1. mengembangkan keterampilan (pengamatan, pencatatan data,
penggunaan alat, dan pembuatan alat sederhana).
2. melatih bekerja cermat serta mengenal batas-batas kemampuan
pengukuran lab.
3. melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan.
4. melatih daya berpikir kritis analitis melalui penafsiran eksperimen.
5. memperdalam pengetahuan.
6. mengembangkan kejujuran dan rasa tanggungjawab.
7. melatih merencanakan dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan
menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang ada.
8. memberikan pengalaman untuk mengamati, mengukur, mencatat,
menghitung, mene-rangkan, dan menarik kesimpulan.
Laboratorium memiliki peranan sebagai tempat dilakukannya percobaan
atau penelitian. Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai
tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas. Fungsi lain dari laboratoium
adalah sebagai tempat display atau pameran.
7. Pengelolaan Laboratorium
Laboratorium sebagai fasilitas belajar dalam Pengembangan Sistem
Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke 21 (SPTK-21, Depdiknas, 2002)
merupakan tempat yang digunakan untuk mengaplikasikan teori keilmuan,
pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan
kuantitas dan kualitas yang memadai. Laboratorium dapat berarti suatu
ruangan tertutup dengan sejumlah perlengkapan, atau suatu alam terbuka
dengan karakteristik natural.
Laboratorium memegang peranan penting sebagai pusat kegiatan
praktikum dan penelitian mahasiswa, pembinaan, pengkajian, penelitian,
pengabdian masyarakat dan pengembangan IPTEK. Pengelolaan
Laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas
Laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, bahan-bahan kimia dan
sebagainya), serta aktivitas yang dilaksanakan di
Laboratorium membutuhkan keahlian khusus, baik keahlian yang bersifat
teknis maupun managerial dalam rangka menjaga dan mengembangkan
fungsi dan peranan Laboratorium.
Laboratorium pada lembaga pendidikan tidak hanya turut
bertanggungjawab dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi
akademis dan profesi kependidikan saja, melainkan juga harus mampu
menghasilkan berbagai produk pendidikan sains seperti; media, model dan
proses pembelajaran secara empiris dan tervalidasi secara objektif.
Laboratorium sebagai tempat untuk melahirkan gagasan-gagasan baru.
Inovasi dan kreativitas hendaknya lahir dari komponen laboratorium dengan
stimulus yang berasal dari lapangan. Laboratorium pendidikan harus mampu
8. mengembangkan berbagai alternatif solusi terhadap masalah pendidikan
sains.
Sampai saat ini laboratorium ideal hanya dinyatakan secara fisik dan
kelengkapannya serta proporsi antara alat dengan pemakai serta kualitas
alat. Tidak dinyatakan secara profesional, dalam hal ini adalah pengelolaan.
Fasilitas canggihpun tidak akan bertahan lama bila kapabilitas pengelolaan
tidak profesional. Setiap komponen alat laboratorium memiliki masa susut
dan potensi kerusakan. Tanpa adanya maintenance yang baik akan
mempersingkat umur dan daya guna alat. Tanpa pengelolaan yang baik
laboratorium hanya sebatas kumpulan alat yang teratur namun tidak
fungsional.
Peningkatan dan pengembangan laboratorium sebagai fungsi
pengelolaan pada dasarnya bertujuan untuk lebih meningkatkan produk
perguruan tinggi seperti jumlah dan kualitas lulusan, hasil penelitian,
kemitraan usaha dan kepedulian terhadap masyarakat, serta kemampuannya
sebagai income generating unit (Sub Direktorat Sarana Akademik,
2002). Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan unsur atau fungsi manajer
yakni perencanaan, penataan, pengadministrasian, pengamanan, perawatan
dan pengawasan.
1. Optimasi pemanfaatan laboratorium
Optimasi ruangan adalah suatu usaha untuk mengoptimasikan
pemakaian ruangan sehingga laboratorium tersebut secara optimal
memberikan faedah dan penunjang pencapaian tujuan ruangan.
Karakteristik ruangan yang dikelola dengan baik:
9. - Efektif
- Efisien
- Sehat dan aman
- Peralatan / fasilitas selalu siap pakai dan aman
- Seluruh aktivitas laboratorium mudah di kontrol
- Memenuhi kebuuhan psikologis
2. Tata letak peralatan laboratorium
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan
penempatan peralatan di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut
berwujud dan memenuhi persyaratan untuk beroperasi.
Tujuan kegiatan di laboratorium
a. Teliti dalam pengamatan dan cermat dalam pencatatan pada saat
pengamatan.
b. Mampu menafsirkan hasil percobaan untuk memperoleh penemuan
dan dapat memecahkan masalah
c. Mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan.
d. Terampil mempergunakan alat-alat laboratorium
e. Tumbuh sikap positif terhadap kegiata pratikum
f. Sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan
dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai
wadah dalam proses belajar mengajar.
g. Pembelajaran ketrampilan sesuai dengan subjek praktikum.
h. Pemahaman prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan tahap-tahap dalam
penelitian ilmiah.
i. Mengembangkan ketrampilan dalam pemecahan masalah secara
sistematik.
10. j. Membina pengembangan sikap atau perilaku profesional, praktis, dan
komitmen.
Fungsi Laboratorium
1. sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan
intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji
gejala-gejala alam.
2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah
keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia
untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat
kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang
calon ilmuan.
5. Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan
pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
6. sebagai tempat display atau pameran.
7. Laboratorium kimia sebagai tempat timbulnya berbagai masalah
sekaligus sebagai tempat untuk memecahkan masalah tersebut.
8. Laboratorium kima sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta
kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
9. Laboratorium kimia sebagai tempat yang dapat mendorong semangat
peserta didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang
diselidiki atau diamatinya.
11. 10. Sebagai tempat untuk menemukan sesuatu yang baru, yang belum
pernah di temukan sebelumnya.
11. Laboratorium berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta
didik bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan
cekatan.
12. Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk
mengembangkan ilmu pengetahuannya.
13. Sebagai tempat untuk mereaksikan sejumlah zat-zat kimia tertentu
yang memerlukan ketelitian yang tinggi.
14. Sebagai tempat untuk bereksperimen.
15. Sebagai tempat untuk meneliti zat-zat yang merugikan manusia dan
yang tidak merugikan, bahkan bernilai positif di kalangan masyarakat.
16. Sebagai tempat pembelajaran dengan metode praktik, demonstrasi
secara langsung.
17. Sebagai tempat pembelajaran berbasis demonstrasi, melakukan
penelitian secara langsung dan tanpa ada rekayasa.
18. Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.
19. Menyajikan dan menjelaskan bahan ajar.
20. Menumbuhkembangkan kemampuan psikomotorik.
21. Meningkatkan kemampuan dalam mengikuti petunjuk.
22. Membiasakan mahasiswa dengan peralatan/instrumen dan
perlengkapan praktikum.
23. Membiasakan mahasiswa merancang dan mengkonstruksi peralatan
percobaan.
24. Meningkatkan keahlian/ketrampilan pengamatan.
25. Meningkatkan keahlian/ketrampilan dalam mengumpulkan dan
interpretasi data.
26. Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil percobaan.
12. 27. Meningkatkan kemampuan menulis secara koheren dan argumentasi
yang bagus dan terarah.
28. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri.
29. Mendorong kemandirian berfikir.
30. Merangsang pemikiran yang mendalam mengenai interpretasi
percobaan.
31. Meningkatkan keahlian mahasiswa dalam pemecahan masalah
dengan variabel berjumlah besar dan banyak kemungkinan cara
pemecahannya.
32. Mendorong inisiatif, semangat berusaha, dan pemberdayaan akal.
33. Meningkatkan tanggung jawab dan keandalan personal untuk
melakukan percobaan.
34. Mananamkan kemampuan mengukur secara tepat dan seksama
35. Menumbuhkembangkan kepercayaan/keyakinan pada kemampuan
diri.
36. Menumbuhkembangkan kecerdikan/keahlian.
37. Memperkuat keyakinan akan kebenaran teori-teoari.
38. Menanamkan kemampuan merancang percobaan dan menafsirkan
data yang diperoleh.
39. Melatih penulisan laporan teknik
40. Memuaskan keingintahuan peserta didik.
41. Menumbuhkembangkan sikap ilmiah dan pemahaman tentang
metologi ilmiah/ rekayasa melalui penyelidikan eksperimental.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium
sebagai tempat untuk mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu
masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang, antara lain :
1. Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah.
13. 2. Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium
sekolah serta implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem
pembelajaran IPA. Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah
dianggap membebani sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana
mestinya.
3. Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran.
4. Belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat peraga sehingga
menyulitkan bagi pusat kegiatanpengajar untuk menjalankan fungsi
pembinaannya kepada para pengajar.