SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
Télécharger pour lire hors ligne
RelevansiRelevansiRelevansiRelevansi DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi di Era Desentralisasi:di Era Desentralisasi:di Era Desentralisasi:di Era Desentralisasi:
Studi Efektivitas Pengelolaan DekonsentrasiStudi Efektivitas Pengelolaan DekonsentrasiStudi Efektivitas Pengelolaan DekonsentrasiStudi Efektivitas Pengelolaan Dekonsentrasi
Bidang SosialBidang SosialBidang SosialBidang Sosial
Ujian Tertutup Disertasi S3 pada Program Pacsasarjana,
Pendidikan Doktor (S3) Administrasi Publik
UGM Yogyakarta
Tri Widodo W. Utomo
07/264426/SMU/493
Yogyakarta, 30 April 2015
Disertasi ini menganalisis relevansi dekonsentrasi dalam mendukung
kepentingan pusat di daerah, ditelaah dari aspek efektivitas
pengelolaan dekonsentrasi.
Argumen pokok dari disertasi ini adalah bahwa efektivitas pengelolaan
dekonsentrasi akan menentukan relevansi dekonsentrasi dalam sistem
penyelenggaraan pemerintahan yg terdesentralisasi.
Temuan utama dari disertasi ini adalah bahwa secara KONSEPTUAL
dekonsentrasi masih sangat relevan, namun pada tahap
IMPLEMENTASI-nya relevansi dekonsentrasi melemah akibat tidak
efektifnya pengelolaan asas dekonsentrasi dalam penyelenggaran
pemerintahan.
TentangTentangTentangTentang DisertasiDisertasiDisertasiDisertasi IniIniIniIni …………
5555 DimensiDimensiDimensiDimensi menilaimenilaimenilaimenilai RelevansiRelevansiRelevansiRelevansi DekonDekonDekonDekon
Relevansi
Dekon
1.
Program
2.
Anggaran
3.
Kelemba
gaan
4.
Perenca-
naan
5.
Regulasi
TumpangTumpangTumpangTumpang TindihTindihTindihTindih ProgramProgramProgramProgram DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi
Antara Program
Dekonsentrasi dengan
Program yang dilaksanakan
sendiri oleh Kementerian
Antara Program
Dekonsentrasi dengan
Program Provinsi
Antara Program
Dekonsentrasi Kemensos
dengan Program Dekon
Kementerian lain
Antara Program
Dekonsentrasi dengan
Program Tugas
Pembantuan
Overlap di tingkat Pusat Overlap di tingkat Daerah
Temuan Aspek Pemrograman:
Trend penurunan dana dekonsentrasi sosial, sementara sektor sosial
bukan prioritas pembangunan di Kalteng
o kemampuan rendah dalam membangun kinerja;
o mengandalkan sumber lain (CSR).
Ketergantungan daerah thd dana dekonsentrasi APBD Kalteng untuk
bidang sosial < dana dekonsentrasi sosial (2014)
o dana dekon menjadi sumber utama pembangunan daerah meleset dari
filosofi dasar dekonsentrasi untuk membiayai kepentingan pusat di daerah.
Anomali: dana dekon turun namun TP meningkat; besarannya
berimbang
o kedudukan gubernur selaku wakil pemerintah lebih tepat didukung dengan dana
dekon, bukan dana TP.
o dana TP yang semestinya fokus di kab./kota menjadi kurang efektif.
InefektivitasInefektivitasInefektivitasInefektivitas AnggaranAnggaranAnggaranAnggaran DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi
Temuan Aspek Penganggaran:
Kemensos masih memiliki “Instansi Vertikal”, yakni UPT berbentuk
Balai atau Panti.
o Balai / Panti tidak menerima pelimpahan wewenang;
o Mereka tidak dibiayai dari dana dekonsentrasi, melainkan dari DIPA yang
dikelola sendiri oleh Kemensos;
o Dana dekon justru dikelola Dinas Sosial yang merupakan SKPD.
Perangkat dekon sbg amanat PP No. 23/2011 tidak terbentuk
karena dianggap kurang bermanfaat. Daerah memilih
mengoptimalkan kelembagaan yang ada (SKPD) untuk
menjalankan tugas dekon.
KerancuanKerancuanKerancuanKerancuan KelembagaanKelembagaanKelembagaanKelembagaan DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi
Temuan Aspek Kelembagaan:
Perencanaan bersifat formalitas dan business as usual.
o Tidak didahului dengan identifikasi kepentingan pusat di setiap provinsi;
o Tidak ada analisis kebutuhan program dan pembiayaan dekon;
o Daerah hanya aktif turut membahas rencana namun tidak mengusulkan;
o Musrenbangsos setiap pertengahan tahun tidak melibatkan gubernur
secara langsung, pembahasan hanya di level Dinas;
o Program dekon lebih mencerminkan wants dari pada needs (Teras
Narang).
Kurang didukung instrumen monitoring & evaluasi yg komprehensif
terhadap kemanfaatan dekon dan kebutuhan untuk pengembangan
selanjutnya perencanaan menjadi siklus rutin belaka.
InefektivitasInefektivitasInefektivitasInefektivitas PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi
Temuan Aspek Mekanisme Perencanaan:
Fungsi pemerintah pusat (Kemensos) untuk menyediakan
NSPK sudah baik, namun aspek implementasi masih kurang
tergarap (supervisi, pembinaan, fasilitasi).
Permensos tentang pelimpahan kewenangan tidak
menegaskan secara eksplisit daftar urusan, kewenangan,
atau program yang dilimpahkan.
Ada kekeliruan yuridis yang fatal karena pelimpahan
kewenangan bukan kepada gubernur selaku wakil
pemerintah, melainkan kepada SKPD.
NSPKNSPKNSPKNSPK DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi
Temuan Aspek Regulasi:
KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan &&&& RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasi
Kesimpulan
• Dekonstruksi
dekonsentrasi;
• Relevansi
dekonsentrasi.
Rekomendasi
• Redefinisi dekonsentrasi;
• Redefinisi “kepentingan pusat”;
• Dekon memperkuat prinsip
subsidiaritas;
• Keseimbangan dekon, desen
(devolusi), dan delegasi;
• Penguatan kapasitas daerah.
Kelemahan implementasi dekonsentrasi mengakibatkan
terjadinya proses dekonstruksi dekonsentrasi, dimana
praktek dekonsentrasi di tanah air telah menyimpang dari
definisi teoretik dan praktek internasional;
Awal mula kekacauan dalam praktek dekonsentrasi didahului
tidak ada / tidak jelasnya identifikasi kepentingan pusat di
daerah.
DekonstruksiDekonstruksiDekonstruksiDekonstruksi DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi
Kesimpulan 1:
Sebagai asas dalam penyelenggaraan pemerintahan,
dekonsentrasi tetap relevan;
Praktek pengelolaan dekonsentrasi saat ini telah melemahkan
kadar relevansi dekon;
Dengan kondisi seperti saat ini, program dan anggaran dekon
lebih efektif jika diintegrasikan dengan program desen.
Untuk meningkatkan kadar relevansinya, diperlukan upaya
komprehensif untuk merekonstruksi dekonsentrasi.
RelevansiRelevansiRelevansiRelevansi DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi
Kesimpulan 2:
Dikembalikan pada definisi internasional:
o Pelimpahan wewenang kepada aparat pusat di daerah;
o Konsep kewilayahan, geografis, atau lokasional melahirkan field
administration.
Berlaku terutama untuk urusan absolut pemerintah pusat;
Untuk urusan konkuren (Kementerian teknis) dapat menjalankan asas
dekonsentrasi hanya untuk menjamin terlaksananya kepentingan
pusat di daerah.
Perlu adanya pelimpahan wewenang yang jelas,
Anggaran harus masuk dalam skema anggaran dekon,
Kelembagaan pelaksana (UPT, Balai, dll) dapat berskala 1 provinsi
(integrated prefectoral system) atau lintas provinsi (non-integrated).
RedefinisiRedefinisiRedefinisiRedefinisi ““““DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi””””
Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 1:
Mendorong perubahan/pembaharuan dalam business prosess
urusan pemerintahan tertentu,
Mengembangkan atau menyebarluaskan inovasi atau best
practices dalam pelayanan publik sektor tertentu,
Menekan defisiensi kompetensi aparatur dalam tugas tertentu,
Mengurangi kesenjangan pendapatan/kapasitas antar kelompok
dalam masyarakat melalui program intervensi tertentu,
Meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan rakyat kepada
pemerintah dalam kasus tertentu.
RedefinisiRedefinisiRedefinisiRedefinisi ““““KepentinganKepentinganKepentinganKepentingan NasionalNasionalNasionalNasional”””” sbgsbgsbgsbg FokusFokusFokusFokus
DekonDekonDekonDekon ((((DekonDekonDekonDekon bukanbukanbukanbukan PemUmPemUmPemUmPemUm;;;; DekonDekonDekonDekon bersifatbersifatbersifatbersifat FungsionalFungsionalFungsionalFungsional))))
Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 2:
Program / anggaran dekon dialokasikan untuk tujuan tertentu:
memacu inovasi daerah, sebagai insentif bagi daerah (provinsi)
yg mampu memenuhi standar pusat, mengurangi kesenjangan
antar daerah, menutup celah fiskal, dst.
Model subsidiaritas ini bisa menjadi pengganti model alokasi
dana dekon K/L menetapkan target kinerja tertentu,
ditawarkan ke provinsi. Provinsi yang berpartisipasi /
berkontribusi dan mampu mencapai target K/L akan
mendapatkan insentif dari skema subsidiaritas.
DekonDekonDekonDekon memperkuatmemperkuatmemperkuatmemperkuat prinsipprinsipprinsipprinsip SubsidiaritasSubsidiaritasSubsidiaritasSubsidiaritas
Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 3:
3 bentuk desentralisasi administratif Rondinelli: dekonsentrasi,
devolusi, delegasi perlu aktualisasi dalam konteks hubungan
Pusat-Daerah di Indonesia.
K/L melimpahkan urusan sektor (diluar urusan absolut) bukan
kepada instansi vertikal, melainkan kepada SKPD.
Selaku delegataris, SKPD harus mempertanggungjawabkan tugas
delegasi kepada delegan melalui gubernur (selaku wakil
pemerintah).
KeseimbanganKeseimbanganKeseimbanganKeseimbangan DekonDekonDekonDekon,,,, DesenDesenDesenDesen ((((DevolusiDevolusiDevolusiDevolusi),),),), dandandandan DelegasiDelegasiDelegasiDelegasi
Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 4:
Siap menerima transfer / pelimpahan urusan yang lebih luas.
Memiliki orientasi pembangunan yang komprehensif sehingga
tidak menimbulkan problem kesenjangan antar sektor;
Kapasitas perencanaan untuk mencegah inefektivitas / inefisiensi
baru;
Kemampuan teknis dan manajerial agar tidak menimbulkan
malpraktek administrasi.
PenguatanPenguatanPenguatanPenguatan KapasitasKapasitasKapasitasKapasitas DaerahDaerahDaerahDaerah
Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 5:
TerimaTerimaTerimaTerima KasihKasihKasihKasih
Mohon arahan dan bimbingan …
Yogyakarta, 30 April 2015

Contenu connexe

Tendances

Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...Tri Widodo W. UTOMO
 
Muatan Teknis Substantif KMKP -- Manajemen Kebijakan & Pembangunan Dalam Peni...
Muatan Teknis Substantif KMKP -- Manajemen Kebijakan & Pembangunan Dalam Peni...Muatan Teknis Substantif KMKP -- Manajemen Kebijakan & Pembangunan Dalam Peni...
Muatan Teknis Substantif KMKP -- Manajemen Kebijakan & Pembangunan Dalam Peni...Tri Widodo W. UTOMO
 
Kebijakan Restrukturisasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
Kebijakan Restrukturisasi Birokrasi dan Pelayanan PublikKebijakan Restrukturisasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
Kebijakan Restrukturisasi Birokrasi dan Pelayanan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Pembinaan JFAK dalam Kerangka Implementasi Kebijakan Perampingan JA ...
Strategi Pembinaan JFAK dalam Kerangka Implementasi Kebijakan Perampingan JA ...Strategi Pembinaan JFAK dalam Kerangka Implementasi Kebijakan Perampingan JA ...
Strategi Pembinaan JFAK dalam Kerangka Implementasi Kebijakan Perampingan JA ...Tri Widodo W. UTOMO
 
Mencegah Potensi Aparatur Intoleran dan Radikal
Mencegah Potensi Aparatur Intoleran dan RadikalMencegah Potensi Aparatur Intoleran dan Radikal
Mencegah Potensi Aparatur Intoleran dan RadikalTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Kebijakan (Policy Management)
Manajemen Kebijakan (Policy Management)Manajemen Kebijakan (Policy Management)
Manajemen Kebijakan (Policy Management)Tri Widodo W. UTOMO
 
Visi Kedeputian Kajian Kebijakan LAN
Visi Kedeputian Kajian Kebijakan LANVisi Kedeputian Kajian Kebijakan LAN
Visi Kedeputian Kajian Kebijakan LANTri Widodo W. UTOMO
 
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRIPeran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Kajian Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Daerah di Kalimantan
Kajian Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Daerah di KalimantanKajian Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Daerah di Kalimantan
Kajian Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Daerah di KalimantanTri Widodo W. UTOMO
 
Urgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis Kebijakan
Urgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis KebijakanUrgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis Kebijakan
Urgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...Tri Widodo W. UTOMO
 
Mewujudkan Keuangan Negara yang Transparan, Partisipatif, dan Akuntabel
Mewujudkan Keuangan Negara yang Transparan, Partisipatif, dan AkuntabelMewujudkan Keuangan Negara yang Transparan, Partisipatif, dan Akuntabel
Mewujudkan Keuangan Negara yang Transparan, Partisipatif, dan AkuntabelDadang Solihin
 
Membangun Lembaga Think Tanks
Membangun Lembaga Think TanksMembangun Lembaga Think Tanks
Membangun Lembaga Think TanksDadang Solihin
 
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018hadiarnowo
 
Transparansi Anggaran di Kota Surakarta
Transparansi Anggaran di Kota SurakartaTransparansi Anggaran di Kota Surakarta
Transparansi Anggaran di Kota SurakartaRokhmad Munawir
 

Tendances (20)

Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
Quo Vadis Reformasi Birokrasi, Sebuah Refleksi Perjalanan 7 Tahun Birokrasi I...
 
Muatan Teknis Substantif KMKP -- Manajemen Kebijakan & Pembangunan Dalam Peni...
Muatan Teknis Substantif KMKP -- Manajemen Kebijakan & Pembangunan Dalam Peni...Muatan Teknis Substantif KMKP -- Manajemen Kebijakan & Pembangunan Dalam Peni...
Muatan Teknis Substantif KMKP -- Manajemen Kebijakan & Pembangunan Dalam Peni...
 
Penguatan Pengkajian Lemhannas
Penguatan Pengkajian LemhannasPenguatan Pengkajian Lemhannas
Penguatan Pengkajian Lemhannas
 
Kebijakan Restrukturisasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
Kebijakan Restrukturisasi Birokrasi dan Pelayanan PublikKebijakan Restrukturisasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
Kebijakan Restrukturisasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
 
Strategi Pembinaan JFAK dalam Kerangka Implementasi Kebijakan Perampingan JA ...
Strategi Pembinaan JFAK dalam Kerangka Implementasi Kebijakan Perampingan JA ...Strategi Pembinaan JFAK dalam Kerangka Implementasi Kebijakan Perampingan JA ...
Strategi Pembinaan JFAK dalam Kerangka Implementasi Kebijakan Perampingan JA ...
 
Stakeholder Meeting II 2020
Stakeholder Meeting II 2020Stakeholder Meeting II 2020
Stakeholder Meeting II 2020
 
Mencegah Potensi Aparatur Intoleran dan Radikal
Mencegah Potensi Aparatur Intoleran dan RadikalMencegah Potensi Aparatur Intoleran dan Radikal
Mencegah Potensi Aparatur Intoleran dan Radikal
 
Manajemen Kebijakan (Policy Management)
Manajemen Kebijakan (Policy Management)Manajemen Kebijakan (Policy Management)
Manajemen Kebijakan (Policy Management)
 
Visi Kedeputian Kajian Kebijakan LAN
Visi Kedeputian Kajian Kebijakan LANVisi Kedeputian Kajian Kebijakan LAN
Visi Kedeputian Kajian Kebijakan LAN
 
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRIPeran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
Peran dan Kedudukan ASN Dalam NKRI
 
Kajian Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Daerah di Kalimantan
Kajian Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Daerah di KalimantanKajian Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Daerah di Kalimantan
Kajian Budaya Kerja Organisasi Pemerintah Daerah di Kalimantan
 
Praktik strategi
Praktik strategiPraktik strategi
Praktik strategi
 
Urgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis Kebijakan
Urgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis KebijakanUrgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis Kebijakan
Urgensi Kajian Kebijakan dan Peran Analis Kebijakan
 
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
Penguatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di...
 
Habituasi
HabituasiHabituasi
Habituasi
 
EBP dan Kaitannya dengan IKK
EBP dan Kaitannya dengan IKKEBP dan Kaitannya dengan IKK
EBP dan Kaitannya dengan IKK
 
Mewujudkan Keuangan Negara yang Transparan, Partisipatif, dan Akuntabel
Mewujudkan Keuangan Negara yang Transparan, Partisipatif, dan AkuntabelMewujudkan Keuangan Negara yang Transparan, Partisipatif, dan Akuntabel
Mewujudkan Keuangan Negara yang Transparan, Partisipatif, dan Akuntabel
 
Membangun Lembaga Think Tanks
Membangun Lembaga Think TanksMembangun Lembaga Think Tanks
Membangun Lembaga Think Tanks
 
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
 
Transparansi Anggaran di Kota Surakarta
Transparansi Anggaran di Kota SurakartaTransparansi Anggaran di Kota Surakarta
Transparansi Anggaran di Kota Surakarta
 

Similaire à Relevansi Dekonsentrasi di Era Desentralisasi: Studi Efektivitas Pengelolaan Dekonsentrasi Bidang Sosial

Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan DekonsentrasiRekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan DekonsentrasiTri Widodo W. UTOMO
 
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdfKONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdfWANTOWANTO10
 
Membedah Permasalahan Dekonsentrasi dan Proyeksi Untuk Rekonstruksi Kebijakan...
Membedah Permasalahan Dekonsentrasi dan Proyeksi Untuk Rekonstruksi Kebijakan...Membedah Permasalahan Dekonsentrasi dan Proyeksi Untuk Rekonstruksi Kebijakan...
Membedah Permasalahan Dekonsentrasi dan Proyeksi Untuk Rekonstruksi Kebijakan...Tri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen pembangunan
Manajemen pembangunanManajemen pembangunan
Manajemen pembangunannnugraha41
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Mulyadi Yusuf
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
04 materi buku informasi
04 materi buku informasi04 materi buku informasi
04 materi buku informasiNda Handara
 
01 Pengawasan Intern Program Lintas Sektoral.pptx
01 Pengawasan Intern Program Lintas Sektoral.pptx01 Pengawasan Intern Program Lintas Sektoral.pptx
01 Pengawasan Intern Program Lintas Sektoral.pptxMohammad Syaiful
 
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerjaPengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerjadelila_89
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docLairivRevyIwamony
 
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Oswar Mungkasa
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)Mulyadi Yusuf
 

Similaire à Relevansi Dekonsentrasi di Era Desentralisasi: Studi Efektivitas Pengelolaan Dekonsentrasi Bidang Sosial (20)

Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan DekonsentrasiRekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
Rekomendasi Untuk Rekonstruksi Kebijakan Dekonsentrasi
 
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdfKONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
 
Membedah Permasalahan Dekonsentrasi dan Proyeksi Untuk Rekonstruksi Kebijakan...
Membedah Permasalahan Dekonsentrasi dan Proyeksi Untuk Rekonstruksi Kebijakan...Membedah Permasalahan Dekonsentrasi dan Proyeksi Untuk Rekonstruksi Kebijakan...
Membedah Permasalahan Dekonsentrasi dan Proyeksi Untuk Rekonstruksi Kebijakan...
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah23716381 5-peran-pemerintah-daerah
23716381 5-peran-pemerintah-daerah
 
Manajemen pembangunan
Manajemen pembangunanManajemen pembangunan
Manajemen pembangunan
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
 
anggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public managementanggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public management
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
 
04 materi buku informasi
04 materi buku informasi04 materi buku informasi
04 materi buku informasi
 
01 Pengawasan Intern Program Lintas Sektoral.pptx
01 Pengawasan Intern Program Lintas Sektoral.pptx01 Pengawasan Intern Program Lintas Sektoral.pptx
01 Pengawasan Intern Program Lintas Sektoral.pptx
 
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerjaPengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
 
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.docTEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
TEORI PENGANGGARAN PUBLIK.doc
 
Redesign sistem penganggaran pemerintah
Redesign sistem penganggaran pemerintahRedesign sistem penganggaran pemerintah
Redesign sistem penganggaran pemerintah
 
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman. Memperkuat Koordinasi Menuju...
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenhub (1)
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
 

Plus de Tri Widodo W. UTOMO

Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluTri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNTri Widodo W. UTOMO
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarTri Widodo W. UTOMO
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightTri Widodo W. UTOMO
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaTri Widodo W. UTOMO
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakTri Widodo W. UTOMO
 
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui InovasiMenjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 

Plus de Tri Widodo W. UTOMO (20)

Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui InovasiMenjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
Menjunjung Tinggi Sijunjung Melalui Inovasi
 

Relevansi Dekonsentrasi di Era Desentralisasi: Studi Efektivitas Pengelolaan Dekonsentrasi Bidang Sosial

  • 1. RelevansiRelevansiRelevansiRelevansi DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi di Era Desentralisasi:di Era Desentralisasi:di Era Desentralisasi:di Era Desentralisasi: Studi Efektivitas Pengelolaan DekonsentrasiStudi Efektivitas Pengelolaan DekonsentrasiStudi Efektivitas Pengelolaan DekonsentrasiStudi Efektivitas Pengelolaan Dekonsentrasi Bidang SosialBidang SosialBidang SosialBidang Sosial Ujian Tertutup Disertasi S3 pada Program Pacsasarjana, Pendidikan Doktor (S3) Administrasi Publik UGM Yogyakarta Tri Widodo W. Utomo 07/264426/SMU/493 Yogyakarta, 30 April 2015
  • 2. Disertasi ini menganalisis relevansi dekonsentrasi dalam mendukung kepentingan pusat di daerah, ditelaah dari aspek efektivitas pengelolaan dekonsentrasi. Argumen pokok dari disertasi ini adalah bahwa efektivitas pengelolaan dekonsentrasi akan menentukan relevansi dekonsentrasi dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan yg terdesentralisasi. Temuan utama dari disertasi ini adalah bahwa secara KONSEPTUAL dekonsentrasi masih sangat relevan, namun pada tahap IMPLEMENTASI-nya relevansi dekonsentrasi melemah akibat tidak efektifnya pengelolaan asas dekonsentrasi dalam penyelenggaran pemerintahan. TentangTentangTentangTentang DisertasiDisertasiDisertasiDisertasi IniIniIniIni …………
  • 3. 5555 DimensiDimensiDimensiDimensi menilaimenilaimenilaimenilai RelevansiRelevansiRelevansiRelevansi DekonDekonDekonDekon Relevansi Dekon 1. Program 2. Anggaran 3. Kelemba gaan 4. Perenca- naan 5. Regulasi
  • 4. TumpangTumpangTumpangTumpang TindihTindihTindihTindih ProgramProgramProgramProgram DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi Antara Program Dekonsentrasi dengan Program yang dilaksanakan sendiri oleh Kementerian Antara Program Dekonsentrasi dengan Program Provinsi Antara Program Dekonsentrasi Kemensos dengan Program Dekon Kementerian lain Antara Program Dekonsentrasi dengan Program Tugas Pembantuan Overlap di tingkat Pusat Overlap di tingkat Daerah Temuan Aspek Pemrograman:
  • 5. Trend penurunan dana dekonsentrasi sosial, sementara sektor sosial bukan prioritas pembangunan di Kalteng o kemampuan rendah dalam membangun kinerja; o mengandalkan sumber lain (CSR). Ketergantungan daerah thd dana dekonsentrasi APBD Kalteng untuk bidang sosial < dana dekonsentrasi sosial (2014) o dana dekon menjadi sumber utama pembangunan daerah meleset dari filosofi dasar dekonsentrasi untuk membiayai kepentingan pusat di daerah. Anomali: dana dekon turun namun TP meningkat; besarannya berimbang o kedudukan gubernur selaku wakil pemerintah lebih tepat didukung dengan dana dekon, bukan dana TP. o dana TP yang semestinya fokus di kab./kota menjadi kurang efektif. InefektivitasInefektivitasInefektivitasInefektivitas AnggaranAnggaranAnggaranAnggaran DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi Temuan Aspek Penganggaran:
  • 6. Kemensos masih memiliki “Instansi Vertikal”, yakni UPT berbentuk Balai atau Panti. o Balai / Panti tidak menerima pelimpahan wewenang; o Mereka tidak dibiayai dari dana dekonsentrasi, melainkan dari DIPA yang dikelola sendiri oleh Kemensos; o Dana dekon justru dikelola Dinas Sosial yang merupakan SKPD. Perangkat dekon sbg amanat PP No. 23/2011 tidak terbentuk karena dianggap kurang bermanfaat. Daerah memilih mengoptimalkan kelembagaan yang ada (SKPD) untuk menjalankan tugas dekon. KerancuanKerancuanKerancuanKerancuan KelembagaanKelembagaanKelembagaanKelembagaan DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi Temuan Aspek Kelembagaan:
  • 7. Perencanaan bersifat formalitas dan business as usual. o Tidak didahului dengan identifikasi kepentingan pusat di setiap provinsi; o Tidak ada analisis kebutuhan program dan pembiayaan dekon; o Daerah hanya aktif turut membahas rencana namun tidak mengusulkan; o Musrenbangsos setiap pertengahan tahun tidak melibatkan gubernur secara langsung, pembahasan hanya di level Dinas; o Program dekon lebih mencerminkan wants dari pada needs (Teras Narang). Kurang didukung instrumen monitoring & evaluasi yg komprehensif terhadap kemanfaatan dekon dan kebutuhan untuk pengembangan selanjutnya perencanaan menjadi siklus rutin belaka. InefektivitasInefektivitasInefektivitasInefektivitas PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi Temuan Aspek Mekanisme Perencanaan:
  • 8. Fungsi pemerintah pusat (Kemensos) untuk menyediakan NSPK sudah baik, namun aspek implementasi masih kurang tergarap (supervisi, pembinaan, fasilitasi). Permensos tentang pelimpahan kewenangan tidak menegaskan secara eksplisit daftar urusan, kewenangan, atau program yang dilimpahkan. Ada kekeliruan yuridis yang fatal karena pelimpahan kewenangan bukan kepada gubernur selaku wakil pemerintah, melainkan kepada SKPD. NSPKNSPKNSPKNSPK DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi Temuan Aspek Regulasi:
  • 9. KesimpulanKesimpulanKesimpulanKesimpulan &&&& RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasi Kesimpulan • Dekonstruksi dekonsentrasi; • Relevansi dekonsentrasi. Rekomendasi • Redefinisi dekonsentrasi; • Redefinisi “kepentingan pusat”; • Dekon memperkuat prinsip subsidiaritas; • Keseimbangan dekon, desen (devolusi), dan delegasi; • Penguatan kapasitas daerah.
  • 10. Kelemahan implementasi dekonsentrasi mengakibatkan terjadinya proses dekonstruksi dekonsentrasi, dimana praktek dekonsentrasi di tanah air telah menyimpang dari definisi teoretik dan praktek internasional; Awal mula kekacauan dalam praktek dekonsentrasi didahului tidak ada / tidak jelasnya identifikasi kepentingan pusat di daerah. DekonstruksiDekonstruksiDekonstruksiDekonstruksi DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi Kesimpulan 1:
  • 11. Sebagai asas dalam penyelenggaraan pemerintahan, dekonsentrasi tetap relevan; Praktek pengelolaan dekonsentrasi saat ini telah melemahkan kadar relevansi dekon; Dengan kondisi seperti saat ini, program dan anggaran dekon lebih efektif jika diintegrasikan dengan program desen. Untuk meningkatkan kadar relevansinya, diperlukan upaya komprehensif untuk merekonstruksi dekonsentrasi. RelevansiRelevansiRelevansiRelevansi DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi Kesimpulan 2:
  • 12. Dikembalikan pada definisi internasional: o Pelimpahan wewenang kepada aparat pusat di daerah; o Konsep kewilayahan, geografis, atau lokasional melahirkan field administration. Berlaku terutama untuk urusan absolut pemerintah pusat; Untuk urusan konkuren (Kementerian teknis) dapat menjalankan asas dekonsentrasi hanya untuk menjamin terlaksananya kepentingan pusat di daerah. Perlu adanya pelimpahan wewenang yang jelas, Anggaran harus masuk dalam skema anggaran dekon, Kelembagaan pelaksana (UPT, Balai, dll) dapat berskala 1 provinsi (integrated prefectoral system) atau lintas provinsi (non-integrated). RedefinisiRedefinisiRedefinisiRedefinisi ““““DekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasiDekonsentrasi”””” Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 1:
  • 13. Mendorong perubahan/pembaharuan dalam business prosess urusan pemerintahan tertentu, Mengembangkan atau menyebarluaskan inovasi atau best practices dalam pelayanan publik sektor tertentu, Menekan defisiensi kompetensi aparatur dalam tugas tertentu, Mengurangi kesenjangan pendapatan/kapasitas antar kelompok dalam masyarakat melalui program intervensi tertentu, Meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan rakyat kepada pemerintah dalam kasus tertentu. RedefinisiRedefinisiRedefinisiRedefinisi ““““KepentinganKepentinganKepentinganKepentingan NasionalNasionalNasionalNasional”””” sbgsbgsbgsbg FokusFokusFokusFokus DekonDekonDekonDekon ((((DekonDekonDekonDekon bukanbukanbukanbukan PemUmPemUmPemUmPemUm;;;; DekonDekonDekonDekon bersifatbersifatbersifatbersifat FungsionalFungsionalFungsionalFungsional)))) Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 2:
  • 14. Program / anggaran dekon dialokasikan untuk tujuan tertentu: memacu inovasi daerah, sebagai insentif bagi daerah (provinsi) yg mampu memenuhi standar pusat, mengurangi kesenjangan antar daerah, menutup celah fiskal, dst. Model subsidiaritas ini bisa menjadi pengganti model alokasi dana dekon K/L menetapkan target kinerja tertentu, ditawarkan ke provinsi. Provinsi yang berpartisipasi / berkontribusi dan mampu mencapai target K/L akan mendapatkan insentif dari skema subsidiaritas. DekonDekonDekonDekon memperkuatmemperkuatmemperkuatmemperkuat prinsipprinsipprinsipprinsip SubsidiaritasSubsidiaritasSubsidiaritasSubsidiaritas Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 3:
  • 15. 3 bentuk desentralisasi administratif Rondinelli: dekonsentrasi, devolusi, delegasi perlu aktualisasi dalam konteks hubungan Pusat-Daerah di Indonesia. K/L melimpahkan urusan sektor (diluar urusan absolut) bukan kepada instansi vertikal, melainkan kepada SKPD. Selaku delegataris, SKPD harus mempertanggungjawabkan tugas delegasi kepada delegan melalui gubernur (selaku wakil pemerintah). KeseimbanganKeseimbanganKeseimbanganKeseimbangan DekonDekonDekonDekon,,,, DesenDesenDesenDesen ((((DevolusiDevolusiDevolusiDevolusi),),),), dandandandan DelegasiDelegasiDelegasiDelegasi Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 4:
  • 16.
  • 17. Siap menerima transfer / pelimpahan urusan yang lebih luas. Memiliki orientasi pembangunan yang komprehensif sehingga tidak menimbulkan problem kesenjangan antar sektor; Kapasitas perencanaan untuk mencegah inefektivitas / inefisiensi baru; Kemampuan teknis dan manajerial agar tidak menimbulkan malpraktek administrasi. PenguatanPenguatanPenguatanPenguatan KapasitasKapasitasKapasitasKapasitas DaerahDaerahDaerahDaerah Rekomendasi Rekonstruksi Dekon 5:
  • 18. TerimaTerimaTerimaTerima KasihKasihKasihKasih Mohon arahan dan bimbingan … Yogyakarta, 30 April 2015