SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1
Pendahuluan
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tatacara
Perpajakan ditegaskan bahwa Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal
yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,
atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka Koperasi termasuk sebagai Wajib Pajak
badan yang ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk
pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
Secara umum kewajiban perpajakan koperasi adalah :
1.	 Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan/atau PKP
2.	 Menyetorkan dan Melaporkan Pajak Penghasilan Badan
3.	 Melakukan Pemotongan Pajak Penghasilan
4.	 Melakukan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
a.	 NomorPokokWajibPajakadalahnomoryangdiberikankepadaWajibPajak
sebagaisaranadalamadministrasiperpajakanyangdipergunakansebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya.
b.	 Data pendukung yang perlu disiapkan oleh Wajib Pajak untuk mengisi
formulir permohonan pendaftaran untuk mendapatkan NPWP:
1.	 Akte Pendirian dan perubahan atau surat penunjukan dari kantor
pusat bagi bentuk usaha tetap;
2.	 NPWP pimpinan/penanggung jawab badan (koperasi);
3.	 Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi
orang asing sebagai penanggung jawab;
Pelaporan Usaha untuk Pengukuhan PKP
Koperasi yang sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku
seluruh nilai peredaran bruto telah melampaui batasan yang ditentukan
sebagai pengusaha kecil (600 Juta), wajib melaporkan usahanya untuk
Perpajakan Bagi
Koperasi
32
dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir masa pajak berikutnya. Dengan
pengukuhan sebagai PKP maka Koperasi terikat pemenuhan kewajiban Pajak
Pertambahan Nilai.
2. Menghitung, Menyetorkan dan Melaporkan Pajak Penghasilan Koperasi
Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
apa pun, termasuk :
a.	 penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi,bonus,gratifikasi,uangpensiunatauimbalandalambentuklainnya
kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang Pajak Penghasilan;
b.	 hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
c.	 laba usaha;
d.	 keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
-	 keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan,
dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
-	 keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu
atau anggota ;
-	 keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan atau pengambilalihan usaha;
-	 keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau
badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk
koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan
antara pihak-pihak yang bersangkutan;
-	 keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh
hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau
permodalan dalam perusahaan pertambangan.
e.	 penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya;
f.	 bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
g.	 dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi;
h.	 royalty atau imbalan atas penggunaan hak;
i.	 sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
j.	 penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
k.	 keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
l.	 keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
m.	 selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n.	 premi asuransi;
o.	 iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p.	 tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak;
q.	 penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r.	 imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;
s.	 surplus Bank Indonesia.
2.1 	Menghitung Penghasilan Kena Pajak setahun
Peredaran Usaha				 Rp. AAAA
Biaya-biaya Operasional			 Rp. BBBB
Penghasilan Neto				 Rp. CCCC
Koreksi Fiskal (positif/negatif)			 Rp. DDDD
Penghasilan Kena Pajak			 Rp. XXXX
Biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk:
a. 	 biayayangsecaralangsungatautidaklangsungberkaitandengankegiatan
usaha, antara lain:
1). 	 biaya pembelian bahan;
2). 	biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang;
3). 	 bunga, sewa, dan royalti;
4). 	 biaya perjalanan;
5). 	 biaya pengolahan limbah;
6). 	 premi asuransi;
7).	 biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
8). 	 biaya administrasi; dan
9). 	 pajak kecuali Pajak Penghasilan;
b. 	penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;
c. 	 iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan;
d. 	kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
54
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan;
e. 	 kerugian selisih kurs mata uang asing;
f. 	 biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia;
g. 	 biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
h. 	 piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
1). 	 telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2). 	 WajibPajakharusmenyerahkandaftarpiutangyangtidakdapatditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
3). 	telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri
atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya
perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan
utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya
pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk
jumlah utang tertentu;
4). 	syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk
penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k UU Pajak Penghasilan;
yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
i. 	 sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
j. 	 sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan
di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
k. 	 biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah;
l. 	sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah; dan
m. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam
negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan:
a. 	 pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
b. 	biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, atau anggota;
c. 	 pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
1. 	 cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha
lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi,
perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. 	 cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial
yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. 	 cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. 	 cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. 	 cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
6. 	 cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan
limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri, yang
ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
d. 	premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang
pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung
sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;
e. 	 penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan
makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau
imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
f. 	 jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang
saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;
g. 	 hartayangdihibahkan,bantuanatausumbangan,danwarisansebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf
m UU Pajak Penghasilan serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat
atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk
atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah;
h. 	 Pajak Penghasilan;
i. 	 biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib
Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;
j. 	 gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
k. 	 sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana
berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan
di bidang perpajakan.
2.2 	Menghitung Pajak Terhutang
a.	 Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b UU
Pajak Penghasilan sebagai berikut:
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Untuk Seluruh Lapisan Penghasilan Kena Pajak 28%*
* Mulai Tahun Pajak 2010, tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b menjadi 25%.
76
Contoh:
Penghasilan Kena Pajak Rp. 51.000.000.000,00, maka perhitungan pajak
terutangnya:
28% X Rp. 51.000.000.000,00	 = Rp. 14.280.000.000,00
b.	 KoperasiyangperedaranbrutosetahuntidakmelebihiRp50.000.000.000,00
dan Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto tidak melebihi
Rp4.800.000.000,00.
	 Contoh : 	Peredaran bruto sebesar Rp30.000.000.000,00 dengan
Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp3.000.000.000,00
	 Cara penghitungannya :
•	 Jumlah PKP dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas:
(Rp4.800.000.000,00 : Rp30.000.000.000,00) x Rp3.000.000.000,00 =
Rp480.000.000,00
•	 Jumlah PKP dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh
fasilitas: Rp3.000.000.000,00-Rp480.000.000,00 = Rp2.520.000.000
Pajak Penghasilan yang terutang:
- (50% x 28%) x Rp480.000.000,00		 = Rp 67.200.000,00
- 28% x Rp2.520.000.000,00 		 = Rp705.600.000,00 (+)		
Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang 	 Rp772.800.000,00
3.	 Melakukan Pemotongan Pajak Penghasilan
a.	 PPh Final/ Pasal 4 ayat (2)
1)	 10% dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau bangunan dan
bersifat final.
2)	5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan dan bersifat final.
3)	 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas Rumah Sederhana
dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh WP yang usaha
pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.
4)	 25%darijumlahbrutohadiahundian(nilaiuangataunilaipasarapabila
hadiah tersebut diserahkan dalam bentuk natura).
5)	2% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi bagi yang bersertifikasi usaha kecil, dan
bersifat final.
6)	3% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi bagi yang bersertifikasi usaha menengah dan
besar, dan bersifat final.
7)	4% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi bagi yang tidak bersertifikasi usaha konstruksi,
dan bersifat final.
8)	4% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa
perencanaan dan pengawasan konstruksi bagi yang bersertifikasi
usaha konstruksi, dan bersifat final.
9)	6% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa
perencanaan konstruksi dan jasa pengawasan konstruksi bagi yang
tidak bersertifikasi usaha konstruksi, dan bersifat final.
b.	 PPh Pasal 21 atas Penghasilan Karyawan
	 PPh Pasal 21 merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan yang
diterima oleh orang pribadi dari pekerjaan, jasa atau kegiatan yang
dilakukannya.
Cara Perhitungan:
Penghasilan Bruto					Rp. AAAA
Dikurangi:
- Biaya Jabatan 					 Rp. BBBB
(5% X Pengh.Bruto max: Rp6.000.000 pertahun)
- Iuran lain yang terikat penghasilan tetap		 Rp. CCCC
Penghasilan Neto					Rp. DDDD
Dikurangi PTKP *)					Rp. EEEE
Penghasilan Kena Pajak				 Rp. FFFF
Kemudian Penghasilan Kena Pajak tersebut dikalikan Tarif Pasal 17 sbb:
Penghasilan Kena Pajak Tarif
s.d. Rp 50.000.000,00 5 %
di atas Rp 50 jt s.d Rp 250 Jt 15%
di atas Rp 250 jt s.d. Rp 500 jt 25%
di atas Rp 500 jt 30%
*) PTKP adalah penghasilan tidak kena pajak yang diberikan kepada Wajib Pajak
Orang Pribadi dengan ketentuan sebagai berikut:
Keterangan Status PTKP
WP tidak Kawin dan tidak memiliki Tanggungan TK/0 Rp 15.840.000
WP tidak Kawin dan memiliki Tanggungan 1 Orang TK/1 Rp 17.160.000
WP tidak Kawin dan memiliki Tanggungan 2 Orang TK/2 Rp 18.480.000
WP tidak Kawin dan memiliki Tanggungan 3 Orang TK/3 Rp 19.800.000
WP Kawin dan tidak memiliki Tanggungan K/0 Rp 17.160.000
WP Kawin dan memiliki Tanggungan 1 Orang K/l Rp 18.480.000
WP Kawin dan memiliki Tanggungan 2 Orang K/2 Rp 19.800.000
WP Kawin dan memiliki Tanggungan 3 Orang K/3 Rp 21.120.000
c.	 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 23
-	 sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas :
1)	dividen;
2)	 bunga;
3)	royalti;
4)	hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong Pajak
98
Penghasilan Pasal 21;
-	 sebesar 2% (dua persen) dari penghasilan bruto tanpa PPN atas
penghasilan dari jasa lainnya sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 244/PMK.03/2008 yang terbit tanggal 31
Desember 2008.
4.	 Kewajiban perpajakan di bidang PPN
	 Jika Koperasi melakukan penyerahan Barang Kena Pajak maupun Jasa Kena
Pajak dan peredaran bruto setahun telah melebihi Rp600.00.000,00 , maka
koperasi memiliki kewajiban melakukan pemungutan PPN sebesar 10%, serta
menyetorkan dan melaporkan PPN yang terhutang setiap bulan.
	 Pada prinsipnya seluruh Barang dan Jasa merupakan Barang Kena Pajak dan
Jasa Kena Pajak kecuali atas barang-barang dan jasa-jasa yang dikecualikan
sebagai berikut:
4.1. 	Kelompok Barang yang Tidak dikenai PPN:
a.	 barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil
langsung dari sumbernya, yaitu : minyak mentah (crude oil), gas bumi,
panas bumi, pasir dan kerikil, batubara sebelum diproses menjadi
briket batubara dan bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga,
bijih nikel, dan bijih perak serta bijih bauksit;
b.	 barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat
banyak, yaitu : beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, dan garam baik
yang beryodium maupun yang tidak beryodium;
c.	 makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat ataupun tidak, termasuk makanan dan minuman
yang diserahkan oleh jasa boga atau catering;
d.	 uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.
4.2 Kelompok Jasa yang Tidak dikenai PPN
a.	 jasa pelayanan kesehatan medis;
b.	 jasa pelayanan sosial;
c.	 jasa pengiriman surat dengan perangko;
d.	 jasa keuangan;
e.	 jasa asuransi;
f.	 jasa keagamaan;
g.	 jasa pendidikan;
h.	 jasa kesenian dan hiburan;
i.	 jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
j.	 jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara
dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa
angkutan udara luar negeri;
k.	 jasa tenaga kerja;
l.	 jasa perhotelan;
m.	jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum;
n.	 jasa penyediaan tempat parkir;
o.	 jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;
p.	 jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
q.	 jasa boga atau katering.
Mekanisme perhitungan PPN adalah sebagai berikut:
Pajak Keluaran 			 Rp. XXXX
(10% kali nilai DPP atas penjualan)
Pajak Masukan			 Rp. YYYY (-/-)
(10% kali nilai DPP atas penjualan)
PPN yang kurang (lebih) bayar	 Rp. YYYY
Perhitungan tersebut dilaporkan dalam SPT Masa PPN setiap bulan dengan
menggunakan formulir 1107 atau menggunakan e-SPT DJP yaitu program SPT
Masa PPN yang dibagikan secara gratis oleh DJP.
Perlakuan Khusus Perpajakan untuk Koperasi
1.	 Atas penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
dipotong pajak sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga berupa
bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00 per bulan dan bersifat final.
2.	 Atas penghasilan berupa bunga simpanan koperasi yang tidak melebihi
batas yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, yaitu Rp240.000,00
sebulan yang dibayarkan koperasi kepada anggotanya tidak dipotong Pajak
Penghasilan Final (PP No. 15 Tahun 2009).
No Jenis Penghasilan Tarif
1 Dividen, bunga, royalti, hadiah; 15%
2 Sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta kecuali sewa
dan penghasilan lain sehubungan dengan pengggunaan harta yang telah
dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2);
2%
3 Imbalan jasa selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-undang PPh :
- Jasa penilai;
- Jasa aktuaris;
- Jasa akuntansi, pembukuan dan atestasi laporan keuangan;
- Jasa perancang;
- Jasa pengeboran (jasa drilling) di bidang migas;
- Jasa penunjang migas;
- Jasa penambangan dan jasa penunjang penambangan selain migas;
- Jasa penunjang penerbangan dan bandara;
2%
10
- Jasa penebangan hutan termasuk land clearing;
- Jasa pengolahan/pembuangan limbah;
- Jasa penyedia tenaga kerja;
- Jasa perantara dan/atau keagenan;
- Jasa perdagangan surat berharga kecuali oleh Bursa Efek, KSEI, dan KPEI;
- Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan kecuali oleh KSEI;
- Jasa pengisian suara dan/atau sulih suara;
- Jasa mixing film;
- Jasa software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan & perbaikan
- Jasa instalasi/pemasangan mesin, listrik/ telepon/ air/ gas /AC/ TV kabel,
selain yang dilakukan oleh WP yang ruang lingkupnya di bidang kon-
struksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha kon-
struksi;
- Perawatan/pemeliharaan/perbaikan mesin, listrik / telepon / air / gas /
AC / TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain
yang dilakukan olehWP yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
2%
- Jasa maklon, jasa penyelidikan dan keamanan, jasa penyelenggaraan
kegiatan/event organizer, jasa pengepakan.
- Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar
ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, jasa pembasmian
hama & jasa pembersihan, jasa catering/tata boga.
BATAS WAKTU PEMBAYARAN DAN PELAPORAN SSP & SPT
Jenis Pajak
PPh Pasal 21/26
PPh Pasal 23/26
PPh Pasal 22
pemungutan untuk
produksi tertentu
PPN/PPnBM
sebagai
PKP
PEMBAYARAN
(PALING LAMA)
PELAPORAN
(PALING LAMA)
Tanggal 10 Bulan
Berikutnya
Tanggal 10 Bulan
Berikutnya
Tanggal 10 Bulan
Berikutnya
Tanggal 15 Bulan
Berikutnya
20 hari Setelah
Akhir Masa
Pajak
20 hari Setelah
Akhir Masa
Pajak
20 hari Setelah
Akhir Masa
Pajak
Akhir bulan
berikutnya
Booklet koperasi-oke

More Related Content

What's hot

Rek onsiliasi lk_komersial_ke_lk_fiskal
Rek onsiliasi lk_komersial_ke_lk_fiskalRek onsiliasi lk_komersial_ke_lk_fiskal
Rek onsiliasi lk_komersial_ke_lk_fiskalMuhammad Madridista
 
Modul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalModul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalYABES HULU
 
Tabel PPh Pasal 26
Tabel PPh Pasal 26Tabel PPh Pasal 26
Tabel PPh Pasal 26Dudi Wahyudi
 
makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)Eka Esti
 
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...Rizky Aisyah Al-asturlabi
 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Ilham Sousuke
 
Perkongsian
PerkongsianPerkongsian
PerkongsianMiss Jia
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Sidik Abdullah
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)Prie Yono
 
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan LikuiditasPembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan LikuiditasCorinna Theodora
 

What's hot (18)

Rek onsiliasi lk_komersial_ke_lk_fiskal
Rek onsiliasi lk_komersial_ke_lk_fiskalRek onsiliasi lk_komersial_ke_lk_fiskal
Rek onsiliasi lk_komersial_ke_lk_fiskal
 
Modul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskalModul rekonsiliasi-fiskal
Modul rekonsiliasi-fiskal
 
Tabel PPh Pasal 26
Tabel PPh Pasal 26Tabel PPh Pasal 26
Tabel PPh Pasal 26
 
Pajak Penghasilan
Pajak PenghasilanPajak Penghasilan
Pajak Penghasilan
 
Bab ix-expatriate-baru
Bab ix-expatriate-baruBab ix-expatriate-baru
Bab ix-expatriate-baru
 
2016 ak2 a_kelompok2_pph24
2016 ak2 a_kelompok2_pph242016 ak2 a_kelompok2_pph24
2016 ak2 a_kelompok2_pph24
 
makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)
 
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
Pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterimanya ...
 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
 
Pph op
Pph opPph op
Pph op
 
Pajak penghasilan
Pajak penghasilanPajak penghasilan
Pajak penghasilan
 
Perkongsian
PerkongsianPerkongsian
Perkongsian
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
 
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
 
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan LikuiditasPembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
Pembubaran Karena Perubahan Sekutu dan Likuiditas
 
PPh Pasal 26
PPh Pasal  26PPh Pasal  26
PPh Pasal 26
 

Viewers also liked

FLASHIN | OFFICIAL PRESENTATION
 FLASHIN | OFFICIAL PRESENTATION  FLASHIN | OFFICIAL PRESENTATION
FLASHIN | OFFICIAL PRESENTATION Bramanto Kuswoyo
 
STL 221 - Content Marketing by Ed Mayuga
STL 221 - Content Marketing by Ed MayugaSTL 221 - Content Marketing by Ed Mayuga
STL 221 - Content Marketing by Ed MayugaAMM COMMUNICATIONS, LLC
 
Bisnis Plan | Marketing plan PayTren
Bisnis Plan |  Marketing plan PayTrenBisnis Plan |  Marketing plan PayTren
Bisnis Plan | Marketing plan PayTrenDani Mubarak
 
Digital marketing strategy with social media
Digital marketing strategy with social mediaDigital marketing strategy with social media
Digital marketing strategy with social mediaWilliam Raditya
 
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaMateri Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaIkbalAdytiaNst
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasineoxyline
 
Ebook Jarimatika
Ebook JarimatikaEbook Jarimatika
Ebook Jarimatikaneoxyline
 
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23Trisna Wahyuni
 
Sisa hasil usaha
Sisa hasil usahaSisa hasil usaha
Sisa hasil usahaekaayn
 
Selisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
Selisih Hasil Usaha Dan Dana CadanganSelisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
Selisih Hasil Usaha Dan Dana CadanganAlyssa Melani Savira
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaDeny Zaenal Faizin
 
Business plan yang menarik
Business plan yang menarikBusiness plan yang menarik
Business plan yang menarikNabil Basthomy
 

Viewers also liked (20)

Proses akuntansi
Proses akuntansiProses akuntansi
Proses akuntansi
 
FLASHIN | OFFICIAL PRESENTATION
 FLASHIN | OFFICIAL PRESENTATION  FLASHIN | OFFICIAL PRESENTATION
FLASHIN | OFFICIAL PRESENTATION
 
STL 221 - Content Marketing by Ed Mayuga
STL 221 - Content Marketing by Ed MayugaSTL 221 - Content Marketing by Ed Mayuga
STL 221 - Content Marketing by Ed Mayuga
 
Marketing plan pmbtcfund
Marketing plan pmbtcfundMarketing plan pmbtcfund
Marketing plan pmbtcfund
 
Bisnis Plan | Marketing plan PayTren
Bisnis Plan |  Marketing plan PayTrenBisnis Plan |  Marketing plan PayTren
Bisnis Plan | Marketing plan PayTren
 
Digital marketing strategy with social media
Digital marketing strategy with social mediaDigital marketing strategy with social media
Digital marketing strategy with social media
 
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada BundaMateri Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
Materi Pajak Penghasilan_Zul Afdal_Yayasan Pendidikan Persada Bunda
 
Bisnis plan 1
Bisnis plan 1Bisnis plan 1
Bisnis plan 1
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Ebook Jarimatika
Ebook JarimatikaEbook Jarimatika
Ebook Jarimatika
 
Laporan keuangan koperasi
Laporan keuangan koperasiLaporan keuangan koperasi
Laporan keuangan koperasi
 
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
 
Sisa hasil usaha
Sisa hasil usahaSisa hasil usaha
Sisa hasil usaha
 
Selisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
Selisih Hasil Usaha Dan Dana CadanganSelisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
Selisih Hasil Usaha Dan Dana Cadangan
 
PPT koperasi
PPT koperasiPPT koperasi
PPT koperasi
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
 
Business plan yang menarik
Business plan yang menarikBusiness plan yang menarik
Business plan yang menarik
 
Dasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar FotografiDasar-dasar Fotografi
Dasar-dasar Fotografi
 
Hidroponik - Aplkasi Komputer
Hidroponik - Aplkasi KomputerHidroponik - Aplkasi Komputer
Hidroponik - Aplkasi Komputer
 

Similar to Booklet koperasi-oke

PPT TAX PLANNING III.pptx
PPT TAX PLANNING III.pptxPPT TAX PLANNING III.pptx
PPT TAX PLANNING III.pptxSifaArsyanda1
 
Pertemuan 13.pptx
Pertemuan 13.pptxPertemuan 13.pptx
Pertemuan 13.pptxSaveFile1
 
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912dewimita
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiNaila Karima
 
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniPengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - BadanS-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badanmateripenyuluhan
 
P ph badan dan badan usaha tetap
P ph badan dan badan usaha tetapP ph badan dan badan usaha tetap
P ph badan dan badan usaha tetapFitria Hadri Yani
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfNathaniaAprillya
 
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptmSidik Abdullah
 
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptmSidik Abdullah
 
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikPerencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikAyuni Annisah
 
PPh badan JS 2020.pdf
PPh badan JS 2020.pdfPPh badan JS 2020.pdf
PPh badan JS 2020.pdfsyahrini4
 
Buku p ph upload
Buku p ph uploadBuku p ph upload
Buku p ph uploadharsela
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).pptIputuEka
 
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxRevisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxmatius7
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskalguest841855
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxIputuEka
 

Similar to Booklet koperasi-oke (20)

PPT TAX PLANNING III.pptx
PPT TAX PLANNING III.pptxPPT TAX PLANNING III.pptx
PPT TAX PLANNING III.pptx
 
Pertemuan 13.pptx
Pertemuan 13.pptxPertemuan 13.pptx
Pertemuan 13.pptx
 
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
Pajak 1-konsep pajak-penghasilan_100912
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
 
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki ArdoniPengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
Pengenaan PPh atas dividen - Riki Ardoni
 
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - BadanS-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
S-PL-021-14-00-Petunjuk Awal untuk WP Baru - Badan
 
P ph badan dan badan usaha tetap
P ph badan dan badan usaha tetapP ph badan dan badan usaha tetap
P ph badan dan badan usaha tetap
 
Pajak penghasilan
Pajak penghasilanPajak penghasilan
Pajak penghasilan
 
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdfPPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
PPT UKRIDA - Dasar Perpajakan 1 (Pertemuan 5).pptx.pdf
 
P ph badan oleh pm
P ph badan oleh pmP ph badan oleh pm
P ph badan oleh pm
 
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
 
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
1.1 penyuluhan spt p ph badan_ptm
 
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikPerencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
 
PPh badan JS 2020.pdf
PPh badan JS 2020.pdfPPh badan JS 2020.pdf
PPh badan JS 2020.pdf
 
Objek PPh.pdf
Objek PPh.pdfObjek PPh.pdf
Objek PPh.pdf
 
Buku p ph upload
Buku p ph uploadBuku p ph upload
Buku p ph upload
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
 
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxRevisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
 

Recently uploaded

CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxKartikaFebrianti1
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.pptIjlalMaulana1
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptAkuatSupriyanto1
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Baratsenapananginterbaik2
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaNovaRuwanti
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024DarmiePootwo
 
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptMANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptnugrohoaditya12334
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 

Recently uploaded (20)

CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docxCONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
CONTOH RUK PPI TAHUNAN PUSKESMAS 00.docx
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
005 ppt elastisitas-permintaan-dan-penawaran.ppt
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung pptPresentasi Root Cause Diagram bandung ppt
Presentasi Root Cause Diagram bandung ppt
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
[BEST PRICE] Senapan Angin Dengan Teleskopik Kalimantan Barat
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaasaw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
saw method aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
PROGRAM WALI KELAS TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.pptMANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
MANAJEMEN-ASET SEKTOR PUBLIK1111111-.ppt
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 

Booklet koperasi-oke

  • 1. 1 Pendahuluan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan ditegaskan bahwa Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Berdasarkan ketentuan tersebut maka Koperasi termasuk sebagai Wajib Pajak badan yang ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Secara umum kewajiban perpajakan koperasi adalah : 1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan/atau PKP 2. Menyetorkan dan Melaporkan Pajak Penghasilan Badan 3. Melakukan Pemotongan Pajak Penghasilan 4. Melakukan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai 1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP a. NomorPokokWajibPajakadalahnomoryangdiberikankepadaWajibPajak sebagaisaranadalamadministrasiperpajakanyangdipergunakansebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. b. Data pendukung yang perlu disiapkan oleh Wajib Pajak untuk mengisi formulir permohonan pendaftaran untuk mendapatkan NPWP: 1. Akte Pendirian dan perubahan atau surat penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap; 2. NPWP pimpinan/penanggung jawab badan (koperasi); 3. Kartu Tanda Penduduk bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing sebagai penanggung jawab; Pelaporan Usaha untuk Pengukuhan PKP Koperasi yang sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku seluruh nilai peredaran bruto telah melampaui batasan yang ditentukan sebagai pengusaha kecil (600 Juta), wajib melaporkan usahanya untuk Perpajakan Bagi Koperasi
  • 2. 32 dikukuhkan sebagai PKP paling lambat akhir masa pajak berikutnya. Dengan pengukuhan sebagai PKP maka Koperasi terikat pemenuhan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai. 2. Menghitung, Menyetorkan dan Melaporkan Pajak Penghasilan Koperasi Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk : a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,bonus,gratifikasi,uangpensiunatauimbalandalambentuklainnya kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang Pajak Penghasilan; b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan; c. laba usaha; d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk: - keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal; - keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota ; - keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan atau pengambilalihan usaha; - keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; - keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan. e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; f. bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; g. dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; h. royalty atau imbalan atas penggunaan hak; i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; n. premi asuransi; o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak; q. penghasilan dari usaha berbasis syariah; r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan; s. surplus Bank Indonesia. 2.1 Menghitung Penghasilan Kena Pajak setahun Peredaran Usaha Rp. AAAA Biaya-biaya Operasional Rp. BBBB Penghasilan Neto Rp. CCCC Koreksi Fiskal (positif/negatif) Rp. DDDD Penghasilan Kena Pajak Rp. XXXX Biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk: a. biayayangsecaralangsungatautidaklangsungberkaitandengankegiatan usaha, antara lain: 1). biaya pembelian bahan; 2). biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang; 3). bunga, sewa, dan royalti; 4). biaya perjalanan; 5). biaya pengolahan limbah; 6). premi asuransi; 7). biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; 8). biaya administrasi; dan 9). pajak kecuali Pajak Penghasilan; b. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A; c. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan; d. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
  • 3. 54 digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan; e. kerugian selisih kurs mata uang asing; f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia; g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan; h. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat: 1). telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial; 2). WajibPajakharusmenyerahkandaftarpiutangyangtidakdapatditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan 3). telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu; 4). syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k UU Pajak Penghasilan; yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; i. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; j. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; l. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; dan m. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah. Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan: a. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; b. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota; c. pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali: 1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang; 2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; 3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan; 4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; 5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan 6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri, yang ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; d. premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan; e. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; f. jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan; g. hartayangdihibahkan,bantuanatausumbangan,danwarisansebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m UU Pajak Penghasilan serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; h. Pajak Penghasilan; i. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya; j. gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham; k. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan. 2.2 Menghitung Pajak Terhutang a. Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b UU Pajak Penghasilan sebagai berikut: Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Untuk Seluruh Lapisan Penghasilan Kena Pajak 28%* * Mulai Tahun Pajak 2010, tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b menjadi 25%.
  • 4. 76 Contoh: Penghasilan Kena Pajak Rp. 51.000.000.000,00, maka perhitungan pajak terutangnya: 28% X Rp. 51.000.000.000,00 = Rp. 14.280.000.000,00 b. KoperasiyangperedaranbrutosetahuntidakmelebihiRp50.000.000.000,00 dan Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00. Contoh : Peredaran bruto sebesar Rp30.000.000.000,00 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp3.000.000.000,00 Cara penghitungannya : • Jumlah PKP dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas: (Rp4.800.000.000,00 : Rp30.000.000.000,00) x Rp3.000.000.000,00 = Rp480.000.000,00 • Jumlah PKP dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas: Rp3.000.000.000,00-Rp480.000.000,00 = Rp2.520.000.000 Pajak Penghasilan yang terutang: - (50% x 28%) x Rp480.000.000,00 = Rp 67.200.000,00 - 28% x Rp2.520.000.000,00 = Rp705.600.000,00 (+) Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang Rp772.800.000,00 3. Melakukan Pemotongan Pajak Penghasilan a. PPh Final/ Pasal 4 ayat (2) 1) 10% dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau bangunan dan bersifat final. 2) 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dan bersifat final. 3) 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh WP yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. 4) 25%darijumlahbrutohadiahundian(nilaiuangataunilaipasarapabila hadiah tersebut diserahkan dalam bentuk natura). 5) 2% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa pelaksanaan konstruksi bagi yang bersertifikasi usaha kecil, dan bersifat final. 6) 3% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa pelaksanaan konstruksi bagi yang bersertifikasi usaha menengah dan besar, dan bersifat final. 7) 4% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa pelaksanaan konstruksi bagi yang tidak bersertifikasi usaha konstruksi, dan bersifat final. 8) 4% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi bagi yang bersertifikasi usaha konstruksi, dan bersifat final. 9) 6% dari jumlah bruto, yang diterima Wajib Pajak penyedia jasa perencanaan konstruksi dan jasa pengawasan konstruksi bagi yang tidak bersertifikasi usaha konstruksi, dan bersifat final. b. PPh Pasal 21 atas Penghasilan Karyawan PPh Pasal 21 merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi dari pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukannya. Cara Perhitungan: Penghasilan Bruto Rp. AAAA Dikurangi: - Biaya Jabatan Rp. BBBB (5% X Pengh.Bruto max: Rp6.000.000 pertahun) - Iuran lain yang terikat penghasilan tetap Rp. CCCC Penghasilan Neto Rp. DDDD Dikurangi PTKP *) Rp. EEEE Penghasilan Kena Pajak Rp. FFFF Kemudian Penghasilan Kena Pajak tersebut dikalikan Tarif Pasal 17 sbb: Penghasilan Kena Pajak Tarif s.d. Rp 50.000.000,00 5 % di atas Rp 50 jt s.d Rp 250 Jt 15% di atas Rp 250 jt s.d. Rp 500 jt 25% di atas Rp 500 jt 30% *) PTKP adalah penghasilan tidak kena pajak yang diberikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dengan ketentuan sebagai berikut: Keterangan Status PTKP WP tidak Kawin dan tidak memiliki Tanggungan TK/0 Rp 15.840.000 WP tidak Kawin dan memiliki Tanggungan 1 Orang TK/1 Rp 17.160.000 WP tidak Kawin dan memiliki Tanggungan 2 Orang TK/2 Rp 18.480.000 WP tidak Kawin dan memiliki Tanggungan 3 Orang TK/3 Rp 19.800.000 WP Kawin dan tidak memiliki Tanggungan K/0 Rp 17.160.000 WP Kawin dan memiliki Tanggungan 1 Orang K/l Rp 18.480.000 WP Kawin dan memiliki Tanggungan 2 Orang K/2 Rp 19.800.000 WP Kawin dan memiliki Tanggungan 3 Orang K/3 Rp 21.120.000 c. Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 23 - sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas : 1) dividen; 2) bunga; 3) royalti; 4) hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong Pajak
  • 5. 98 Penghasilan Pasal 21; - sebesar 2% (dua persen) dari penghasilan bruto tanpa PPN atas penghasilan dari jasa lainnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 244/PMK.03/2008 yang terbit tanggal 31 Desember 2008. 4. Kewajiban perpajakan di bidang PPN Jika Koperasi melakukan penyerahan Barang Kena Pajak maupun Jasa Kena Pajak dan peredaran bruto setahun telah melebihi Rp600.00.000,00 , maka koperasi memiliki kewajiban melakukan pemungutan PPN sebesar 10%, serta menyetorkan dan melaporkan PPN yang terhutang setiap bulan. Pada prinsipnya seluruh Barang dan Jasa merupakan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak kecuali atas barang-barang dan jasa-jasa yang dikecualikan sebagai berikut: 4.1. Kelompok Barang yang Tidak dikenai PPN: a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya, yaitu : minyak mentah (crude oil), gas bumi, panas bumi, pasir dan kerikil, batubara sebelum diproses menjadi briket batubara dan bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih bauksit; b. barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, yaitu : beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, dan garam baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium; c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat ataupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh jasa boga atau catering; d. uang, emas batangan, dan surat-surat berharga. 4.2 Kelompok Jasa yang Tidak dikenai PPN a. jasa pelayanan kesehatan medis; b. jasa pelayanan sosial; c. jasa pengiriman surat dengan perangko; d. jasa keuangan; e. jasa asuransi; f. jasa keagamaan; g. jasa pendidikan; h. jasa kesenian dan hiburan; i. jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan; j. jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri; k. jasa tenaga kerja; l. jasa perhotelan; m. jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum; n. jasa penyediaan tempat parkir; o. jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam; p. jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan q. jasa boga atau katering. Mekanisme perhitungan PPN adalah sebagai berikut: Pajak Keluaran Rp. XXXX (10% kali nilai DPP atas penjualan) Pajak Masukan Rp. YYYY (-/-) (10% kali nilai DPP atas penjualan) PPN yang kurang (lebih) bayar Rp. YYYY Perhitungan tersebut dilaporkan dalam SPT Masa PPN setiap bulan dengan menggunakan formulir 1107 atau menggunakan e-SPT DJP yaitu program SPT Masa PPN yang dibagikan secara gratis oleh DJP. Perlakuan Khusus Perpajakan untuk Koperasi 1. Atas penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi dipotong pajak sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga berupa bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00 per bulan dan bersifat final. 2. Atas penghasilan berupa bunga simpanan koperasi yang tidak melebihi batas yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, yaitu Rp240.000,00 sebulan yang dibayarkan koperasi kepada anggotanya tidak dipotong Pajak Penghasilan Final (PP No. 15 Tahun 2009). No Jenis Penghasilan Tarif 1 Dividen, bunga, royalti, hadiah; 15% 2 Sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan pengggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); 2% 3 Imbalan jasa selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-undang PPh : - Jasa penilai; - Jasa aktuaris; - Jasa akuntansi, pembukuan dan atestasi laporan keuangan; - Jasa perancang; - Jasa pengeboran (jasa drilling) di bidang migas; - Jasa penunjang migas; - Jasa penambangan dan jasa penunjang penambangan selain migas; - Jasa penunjang penerbangan dan bandara; 2%
  • 6. 10 - Jasa penebangan hutan termasuk land clearing; - Jasa pengolahan/pembuangan limbah; - Jasa penyedia tenaga kerja; - Jasa perantara dan/atau keagenan; - Jasa perdagangan surat berharga kecuali oleh Bursa Efek, KSEI, dan KPEI; - Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan kecuali oleh KSEI; - Jasa pengisian suara dan/atau sulih suara; - Jasa mixing film; - Jasa software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan & perbaikan - Jasa instalasi/pemasangan mesin, listrik/ telepon/ air/ gas /AC/ TV kabel, selain yang dilakukan oleh WP yang ruang lingkupnya di bidang kon- struksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha kon- struksi; - Perawatan/pemeliharaan/perbaikan mesin, listrik / telepon / air / gas / AC / TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan olehWP yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi; 2% - Jasa maklon, jasa penyelidikan dan keamanan, jasa penyelenggaraan kegiatan/event organizer, jasa pengepakan. - Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, jasa pembasmian hama & jasa pembersihan, jasa catering/tata boga. BATAS WAKTU PEMBAYARAN DAN PELAPORAN SSP & SPT Jenis Pajak PPh Pasal 21/26 PPh Pasal 23/26 PPh Pasal 22 pemungutan untuk produksi tertentu PPN/PPnBM sebagai PKP PEMBAYARAN (PALING LAMA) PELAPORAN (PALING LAMA) Tanggal 10 Bulan Berikutnya Tanggal 10 Bulan Berikutnya Tanggal 10 Bulan Berikutnya Tanggal 15 Bulan Berikutnya 20 hari Setelah Akhir Masa Pajak 20 hari Setelah Akhir Masa Pajak 20 hari Setelah Akhir Masa Pajak Akhir bulan berikutnya