SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  100
Konsep dan Teknik
                 PERENCANAAN



Randy R. Wrihatnolo


                      LPEM FE-UI Salemba Jakarta, 18 Juni 2009
DAFTAR ISI

 Bagian 1.Memahami Pembangunan

 Bagian 2.Memahami Perencanaan

 Bagian 3.Perumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, dan
          Prioritas Perencanaan

 Bagian 4.Penentuan Kriteria dan Penentuan Alternatif

 Bagian 5.Perencanaan Teknokratis dan Perencanaan
          Partisipatif


                                                        2
Bagian 1.
 Memahami
Pembangunan



              3
1. Pembangunan

  Pembangunan

   Secara sederhana diartikan sebagai suatu perubahan
   struktur secara sengaja dan terukur misal tingkat
   kesejahteraan.

   Agar perubahan struktur dapat dilakukan secara terukur,
   maka diperlukan perencanaan.

   Namun sudahkah perencanaan yang telah kita lakukan
   membawa perubahan struktur?



                                                             4
2. Perubahan Struktur

       INPUT
     KEGIATAN
      Modal,                                                      OUTPUT
     SDM, SDA                                                    KEGIATAN




            KESEMPATAN                               PROFIT/
             BERUSAHA                              PENDAPATAN


                                        ahan
                                P   erub
                                                                    KUNCI
                                                                   SUKSES




                                               PEMUPUKAN MODAL
            WELFARE FOR ALL                        SENDIRI
                *) PERUBAHAN TEKNOLOGI                                      5
3. Perencanaan


                      7             1               2
                   Evaluasi     Perumusan       Perumusan
                                  Tujuan         Sasaran




                      6         Pengumpulan
                 Implementasi       dan
                                Analisis Data


 Published
   Plan


                       5            4                 3
                 Implementasi    Penilaian      Identifikasi
                  Perencanaan   Komparatif        Pilihan


                                                               6
Bagian 2.
 Memahami
Perencanaan



              7
1. Dasar Filosofis


  Tidak ada yang ideal di dunia, karena dunia adalah
  tempat bertemunya semua ketidakpastian (uncertainty). Sepanjang kita tidak dapat
  menjamin adanya kepastian, maka sesuatu yang ideal tetap sulit kita peroleh atau
  kita temukan.

  Persoalannya sekarang adalah bukan bagaimana kita mendefinisikan sesuatu
  yang ideal itu, namun lebih sempit dari itu yaitu bagaimana kita dapat berbuat
  sesuatu agar kita dapat memperkecil peluang munculnya ketidakpastian. Jika kita
  mempercayai pernyataan ini, maka langkah awal yang yang dapat kita lakukan
  adalah menguraikan terlebih dahulu elemen-elemen ketidakpastian.




                                                                                8
1. Dasar Filosofis


  Tiga elemen utama ketidakpastian:

  Pertama, elemen waktu. Semakin kita dapat menjamin sesuatu akan
    ada sesuai dengan waktunya, maka semakin kecil peluang
    ketidakpastian.

  Kedua, elemen ruang. Semakin kita dapat menjamin sesuatu sesuai
    ukuran yang kita inginkan, maka semakin kecil peluang
    ketidakpastian.

  Ketiga, elemen materi. Semakin kita dapat menjamin sesuatu ada
    secara indrawi, maka semakin kecil peluang ketidakpastian.




                                                                   9
1. Dasar Filosofis


  Manusia adalah makhluk yang dinamis.
  Kedinamisan manusia –dalam arti mobilitas lokasi dan kebutuhan--
  menyebabkan kepastian sulit hadir. Alam, juga merupakan sesuatu
  yang dinamis, tapi alam tidak mempunyai mobilitas lokasi dan
  kebutuhan, tapi mobilitas massa. Massa alam akan bergerak ke titik
  nol. Berlawanan dengan alam, manusia sebaliknya akan bergerak
  ke titik tidak terhingga. Kebutuhan manusia akan mengikuti mobilitas
  manusia itu sendiri, sehingga kebutuhan juga akan bergerak ke titik
  tidak terhingga. Oleh karena itu, alam tidak akan mampu menjamin
  kebutuhan manusia sepanjang masa. Manusia hanya bisa menunda
  atau memperlama agar alam lebih lambat bergerak ke titik nol.
  Ekonom abad 18 Robert Solow merumuskannya bahwa adopsi
  teknologi dapat meningkatkan produktivitas yang tidak lain adalah
  upaya menghemat agar massa alam tidak lekas habis.

                                                                    10
1. Dasar Filosofis


  Kehidupan manusia pasti menuju titik 0
  Alam           Mobilitas massa alam       0
  Manusia            Mobilitas massa manusia         ~

  Nol dibagi tak terhingga               Nol
  Manusia hanya bisa menunda atau memperlama agar alam lebih
  lambat bergerak ke titik nol. Atau jumlah manusianya dibatasi.




                                                                   11
1. Dasar Filosofis


  Perencanaan, dalam arti luas, merupakan upaya
  manusia meminimalkan ketidakpastian itu. Perencanaan yang ideal,
  dalam arti luas, adalah langkah-langkah yang dilakukan manusia
  agar kepastian semakin dekat dalam kehidupan manusia. Manusia
  bisa makan sesuai jumlah gizi dengan tepat waktu dan pasti ada,
  makan nasi dan lauknya, tapi bukan makan angin. Perencanaan
  dalam arti luas telah dilakukan manusia sejak masa purbakala.
  Kemajuan peradaban manusia ditentukan oleh kemampuan
  perencanaan ini. Langkah paling purba yang dilakukan manusia
  sebagai langkah perencanaan adalah memfungsikan kemampuan
  ”melihat jauh ke depan” (foresight).




                                                                 12
1. Dasar Filosofis


  Perencanaan, dalam arti sempit, sesungguhnya
  merupakan derivat dari kemampuan foresight itu, yaitu
  kemampuan ”mengukur” (measuring). Inti perencanaan –yang
  ideal—sesungguhnya adalah mengukur itu. Persoalannya adalah
  bahwa tidak semua ”sesuatu” itu bersifat materi, sehingga sifatnya
  ”tersembunyi”, sehingga sulit diukur. Di sinilah sesungguhnya tugas
  perencana itu. Yaitu ”mendefinisikan” sesuatu yang ”tersembunyi”
  menjadi terukur, sehingga menjadi ”nyata”. Contoh paling sederhana
  tentang hal ini adalah apabila kita ditanya persoalan mendefinisikan
  ”bahagia”. Bahagia –barangkali—lebih sulit diukur dibandingkan
  mendefinisikan ”sejahtera”. Inilah tugas perencana itu. Bagaimana
  perencana menuntaskan tugasnya itu, maka terdapatlah beberapa
  jenis perencanaan, yang dapat kita sebut sebagai beberapa cara
  agar kita dapat memilih perencanaan yang ”ideal” (dalam tanda
  kutip keras).
                                                                    13
2. Jenis



  (1) Perencanaan menurut jangka waktu,
  (2) Perencanaan menurut sifat dorongannya,
  (3) Perencanaan menurut alokasi sumberdaya,
  (4) Perencanaan menurut tingkat keluwesan,
  (5) Perencanaan menurut sistem ekonomi,
  (6) Perencanaan menurut arus informasi,
  (7) Perencanaan menurut dimensi pendekatan,
  (8) Perencanaan menurut dokumen aktivitas
      pembangunan.

  Di luar tersebut di atas, masih banyak lagi jenis perencanaan
       tergantung model dan sifatnya.

                                                                  14
2.1. Jangka Waktu


 Pertama, perencanaan menurut jangka waktu.
   Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan
   dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

 (1) Perencanaan Jangka Panjang (Perspektif).
 (2) Perencanaan Jangka Menengah.
 (3) Perencanaan Jangka Pendek.




                                                15
2.2. Dorongan Perencanaan

 Kedua, perencanaan menurut sifat dorongan perencanaan.
    Berdasarkan sifat pendorongnya, perencanaan dapat dibagi
    menjadi dua macam, yaitu:

 (1) Perencanaan dengan komando (planning by direction).
     Perencanaan ini menuntut adanya liberalism. Pada sistem ini
     pemerintah pusat merencanakan, mengatur, dan memerintahkan
     pelaksanaan rencana sesuai dengan sasaran dan prioritas yang
     telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan seperti itu bersifat
     menyeluruh dan mencakup keseluruhan perekonomian.
 (2) Perencanaan dengan rangsangan (planning by inducement).
     Sistem perencanaan dengan rangsangan merupakan sistem
     perencanaan yang demokratis. Sistem ini dilakukan dengan cara
     memanipulasi pasar. Tidak ada keharusan, tetapi ajakan. Ada
     kebebasan berusaha, kebebasan berkonsumsi, dan kebebasan
     berproduksi.
                                                                16
2.3. Alokasi Sumberdaya

 Ketiga, perencanaan berdasarkan alokasi sumberdaya. Berdasarkan
     pengalokasian sumberdaya, perencanaan dibagi menjadi dua yaitu.

 (1) Perencanaan Keuangan. Perencanaan keuangan adalah teknik perencanaan
     berkaitan dengan pengalokasian dana (uang). Keuangan merupakan kunci
     pokok implementasi perencanaan ekonomi. Jika dana tersedia secara
     mamadai, maka sasaran fisik dapat dengan mudah dilaksanakan.

 (2) Perencanaan fisik. Perencanaan fisik adalah usaha untuk menjabarkan usaha
     pembangunan melalui pengalokasian factor-faktor produksi dan hasi produksi
     sehingga memaksimalkan pendapatan dan pekerjaan. Keseimbangan fisik
     hanya dapat dicapai melalui perkiraan yang tepat terhadap hubungan antara
     investasi dengan output.




                                                                             17
2.4. Arus Informasi

  Keempat, perencanaan menurut arus informasi. Dilihat dari sudut
     pelaksanaanya (arus informasi), perencanaan dapat dibedakan menjadi dua,
     yaitu:

  (1) Perencanaan sentralistik (top-down planning). Dalam perencanaan
      sentralistik, keseluruhan proses perencanaan suatu Negara berada di bawah
      badan perencanaan pusat. Badan perencanaan pusat pengendalian setiap
      aspek pembangunan, menetapkan harga semua produk dan upah tenaga
      kerja.

  (2) Perencanaan Desentralistik (bottom-up planning). Perencanaan desentralistik
      mengacu pada proses pelaksanaan rencana dari bawah (bottom-up
      planning). Rencana pada dasarnya dirumuskan oleh badan perencanaan
      pusat setelah berkoordinasi dan berkonsultasi dengan berbagai unit
      administrasi Negara, dengan memperhatikan secara cermat rencana
      daerah/wilayah. Rencana ditingka daerah dirumuskan oleh badan
      perencanaan daerah sesuai dengan potensi dan kondisi daerah serta aspirasi
      masyarakat. Harga barang dan jasa ditentukan oleh mekanisme pasar
      meskipun ada pengawasan tertentu oleh pemerintah di bidang kegiatan
      ekonomi tertentu.                                                        18
2.5. Tingkat Keluwesan

 Kelima, perencanaan menurut tingkat keluwesan. Berdasarkan keluwesannya,
     perencanaan dibagi menjadi dua, yaitu.

 (1) Perencanaan indikatif. Perencanaan ini bersifat luwes. Pemerintah
     memberikan rangsangan kepada sektor swasta melalui hibah, pinjaman,
     pembebasan pajak, dan sebagainya. Pemerintah memberikan pedoman bagi
     sektor swasta (bukan pemerintah).

 (2) Perencanaan imperativ. Dalam perencanaan imperativ semua kegiatan dan
     sumberdaya ekonomi berjalan menurut komando negara. Ada pengawasan
     menyeluruh oleh negara terhadap faktor produksi. Produksi barang-barang
     disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah.




                                                                               19
2.6. Sistem Ekonomi

 Keenam, perencanaan menurut sistem ekonomi. Berdasarkan sistem ekonomi
    yang dianut suatu Negara, perencanaan dapat dibagi menjadi:

 (1) Perencanaan dalam kapitalisme. Perencanaan dalam sistem kapitalisme tidak
     difokuskan pada rencana yang terpusat (central plan), maka alat-alat produksi
     bisa dimiliki secara pribadi. Kegiatan ekonomi tidak direncanakan oleh
     pemerintah dan harga pasar ditentukan oleh kekuatan pasar atau tidak
     ditetapkan oleh pemerintah.
 (2) Perencanaan dalam sosialisme. Perencanaan dalam sistem sosialisme
     diarahkan pada rencana yang terpusat, dalam arti ada penguasa atau badan
     perencanaan terpusat yang merumuskan rencana secara keseluruhan.
     Kedaulatan konsumen hanya dibatasi pada pemilihan barang-barang yang
     secara social bermanfaat dan oleh badan perencanaan dianggap tepat untuk
     diproduksi dan disediakan untuk masyarakat.
 (3) Perencanaan dalam ekonomi campuran. Perencanaan dalam perekonomian
     campuran tidak bersifat menyeluruh seperti dalam pengertian perencanaan
     sosialis. Sistem perencanaan ini membagi perekonomian Negara ke sektor
     pemerintah dan sektor swasta. Sektor pemerintah berada di bawah langsung
     pengawasan pemerintah, yang mengatur produksi dan distribusinya. Sektor
     swasta seperti perorangan mengelola sendiri apa yang dimilikinya.          20
2.7. Dimensi Pendekatan

 Ketujuh, perencanaan menurut dimensi pendekatan.
     Berdasarkan dimensi pendekatan, perencanaan pembangunan
     terdiri dari:
 (1) Perencanaan makro. Perencanaan makro dapat didefinisikan sebagai
      perencanaan nasional dalam skala makro atau menyeluruh. Dalam perencanaan
      makro dikaji seberapa pesat pertumbuhan ekonomi dapat dan akan direncanakan,
      berapa besar tabungan masyarakat dan pemerintah akan tumbuh, bagaimana
      proyeksinya dan hal-hal lainnya secara makro dan menyeluruh.
 (2) Perencanaan sektoral. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang
      dilakukan dengan pendekatan berdasarkan sektor. Sektor adalah kumpulan dari
      kegiatan atau program yang mempunyai persamaan ciri-ciri serta tujuan.
 (3) Perencanaan regional. Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional
      menitikberatkan pada aspek lokasi dimana kegiatan dilakukan
 (4) Perencanaan mikro. Perencanaan mikro didefinisikan sebagai perencanaan
      skala rinci dalam perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran rencana-rencana
      sektoral maupun regional ke dalam susunan proyek dan kegiatan-kegiatan dengan
      berbagai dokumen perencanaan dan penganggarannya. Secara operasional
      perencanaan mikro antara lain tergambar dalam rancangan kegiatan.
                                                                                     21
2.8. Dokumen Aktivitas

 Kedelapan, perencanaan menurut dokumen lingkaran aktivitas
    pembangunan. Berdasarkan lingkaran aktivitas pembangunan, perencanaan
    perlu diwujdukan dalam 3 dokumen perencanaan, yaitu:

 (1) Dokumen perencanaan target. Perencanaan target adalah perencanaan yang
     menetapkan target dari kebijakan-kebijakan pembangunan yang dipilih
     sebagai program-program pembangunan. Agar setiap program mempunyai
     target yang terukur, maka diperlukan adanya indikator untuk setiap target di
     masing-masing program.

 (2) Dokumen perencanaan sumberdaya. Perencanaan sumberdaya adalah
     perencanaan yang menetapkan pengalokasian sumberdaya secara efektif.
     Biasanya dalam bentuk kebijakan penganggaran. Perencanaan sumberdaya
     ditentukan oleh seberapa efektif target yang diproyeksikan akan tercapai
     dalam satu kurun waktu tertentu.

 (3) Dokumen perencanaan evaluasi. Perencanaan evaluasi adalah perencanaan
     yang menetapkan tingkat optimal pencapaian target setiap program
     pembangunan. Dokumen perencanaan evaluasi menjadi dasar penilaian
     kesuksesan statu program pembangunan.                               22
Bagian 3.
Perumusan Masalah, Tujuan,
   Sasaran, dan Prioritas
       Perencanaan




                             23
1. Silogisme dalam Perumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, dan Prioritas
                     Ideologis:
                     1. Kapitaslisme
                     2. Sosialisme
    PERUMUSAN                                                             Tentukan             Definisi-
                     Teoritis (Conceptual Framework)                                           Definisi
     MASALAH                                                            Parameternya
                     1. Lingkaran Setan
                     Pragmatis
                     2. Perpres RPJMN
                                                                        Indikator ?
                     Misal:
      TUJUAN         Meningkatkan APS
                     APS 2010 = 88



                                                                                2010   2014
                                                             Proyeksi           APS 2010    APS 2014
                                                                                88   95
     SASARAN
                     APS 2014 = 95
     (TARGET)
                                                                                 1. Metode Time Series
                                                         Forecasting             2. Metode Kausal
                                                                                 3. Model Kualitatif
                                                                                         Delphi,
                                     Teknik Penentuan                                    Sistem
    ALTERNATIF
                                     Kriteria & Alternativ                               AHP
                                                                                         Efas/ifas
                                                                                 4. Linear Programming
                                                                                 5. Analisis Inpput-output

     PRIORITAS
   PERENCANAAN
                              Model Penentuan Prioritas
                                                                                         LANJUT….          24
2. Bentuk-bentuk Silogisme dalam Penentuan Sasaran

 1. Paralel
                                            4. Single Line (Focus)
 Tujuan                         Target
   t                             t+n        S1 ------------------
 S1             ------------>               S2 ------------------
 S2             ------------>               S3 ------------------
 S3             ------------>               S4 ------------------
 Sn             ------------>


                                            5. Line Branch
 2. Paralel-Mixed
                                            S1           --------------
 S1            -------------->              S2           --------------
 S2            -------                      S3           --------------
 Sn            -------------->              Sn           --------------



 3. Multi-Line


 S1 ---------------------------------->
 S2 -------------------
 S3 ----------------
 S4 ---------------------------------->

                                                                          25
3. Pokok-pokok Perhatian

•   Konsep dan teori perencanaan pembangunan.
•   Cakupan wilayah perencanaan.
•   Bidang sektoral perencanaan.
•   Substansi dan ukuran perencanaan.
•   Sumber/bentuk pembiayaan perencanaan.
•   Penyelenggara perencanaan.
•   Bentuk rencana pembangunan.
•   Rencana implementasi perencanaan pembangunan.
•   Instrumen perencanaan.
•   Pengambilan keputusan strategis.
•   Alur perencanaan.
•   Pemantauan dan pengendalian.
•   Evaluasi hasil perencanaan.
•   Pengawasan pembangunan.


                                                    26
4. Syarat Perencanaan
                                                            Perumusan
                                                             Masalah
 Ada …
 (1) Himpunan asumsi untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah pemilihan
     dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi
     yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan
     merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk
     mencapai suatu hasil tertentu;
 (2) Seleksi tujuan. Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk
     memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya;
 (3) Pemilihan alternatif dan alokasi sumberdaya. Perencanaan adalah
     pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumberdaya yang tersedia;
 (4) Rasionalitas. Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta
     dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk
     melaksanakan tindakan-tindakan kemudian; dan
 (5) Proses penentuan masa depan. Perencanaan adalah keseluruhan proses
     pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan
     dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
     telah ditentukan.
                                                                              27
5. Ciri-ciri Perencanaan
                                                                 Tujuan


 (1) Suatu perencanaan pembangunan adalah usaha yang diceminkan dalam
     rencana untuk mencapai perkembangan social ekonomi yang tetap (steady
     social economy growth). Hal ini dicerminkan oleh dalam usaha peningkatan
     produksi nasional, berupa tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang positif;
 (2) Usaha yang dicerminkan dalam rencana meningkatkan pendapatan perkapita
     dan laju pertumbuhan ekonomi yang positif, yaitu setelah dikurangi dengan laju
     pertumbuhan penduduk menunjukkan pula kenaikan pendapatan per kapita;
 (3) Usaha mengadakan perubahan struktur ekonomi yang mendorong peningkatan
     struktur ekonomi agraris menuju struktur industri;
 (4) Adanya perluasan kesempatan kerja;
 (5) Adanya pemerataan pembangunan yang meliputi pemerataan pendapatan dan
     pembangunan antara daerah;
 (6) Adanya usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang
     kegiatan pembangunan;
 (7) Upaya membangun secara bertahap dengan berdasar kemampuan
     sendiri/nasional; dan
 (8) Usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.
                                                                                  28
6. Dari Mana?

                                                   RT, RW,
                          Keluarga
                                               Dasawisma, Dusun

                                               Desa, Kelurahan,
                                               Kampung, Nagari,
                                                   Banjar
     Makan


   Pendidikan

   Kesehatan                                   Kecamatan, Distrik
                  Masyarakat, Keluarga Besar
  Sumber Energi                                 Kabupaten, Kota
   Transport
                                                    Provinsi


                           Bangsa

                                                      Negara
                                                      (NKRI)        29
7. Pesebaran




        N


    W       E

        S




                30
8. Siapa? Apa? (contoh)



                                                         Peningkatan
                                                            Akses
  Perlindungan                                            Pelayanan
     Sosial                              Usia Wajib         Dasar
                          Kandungan      Belajar             VERY POOR
      VERY POOR
                          dan Balita     (6-16)


                                          Usia
                          Usia Lanjut     Produktif
                          (55 ke atas)    (17-55)


  Perlindungan                                         Pemberdayaan
     Sosial                                             Masyarakat
             VERY POOR                                POOR DAN NEAR POOR

                                                                           31
9. Apa Yang Direncanakan dan Dianggarkan?



                                                                   •Unit simpan pinjam.
   •Makan/kebutuhan
                                                                   •Kelompok usaha bersama
   pokok.
                                                                   (pertanian, perikanan,
   •Pendidikan
                                                                   dagang dan industri mikro,
   •Kesehatan
                                                                   dsb.)
   •Transportasi
                                                                   •Pekerjaan sektor informal.
   •Prasik.
                                                                   •Pekerjaan konstruksi.
   •Dll.
                                                                   •Dll.



     KONSUMSI                                                         PENDAPATAN


                                                                   Melakukan harmonisasi
  Melakukan
                                                                   program-program yang
  harmonisasi
                                           •KB.                    output-nya dapat
  program-program
                                   •Kesejahteraan RTM.             memberikan
  yang output-nya
                                                                   kesempatan berusaha
  dapat meringankan
                                                                   dan menciptakan
  konsumsi                          DEMOGRAFI                      penghasilan bagi
  masyarakat miskin.
                                                                   masyarakat miskin.

                       Menekan laju pertumbuhan penduduk miskin.
                                                                                            32
10. Pendekatan Kewilayahan dalam Perencanaan
                                                                       Sasaran

 Perencanaan pembangunan nasional, yaitu perencanaan yang mencakup pembangunan
 semua sektor secara komprehensif dalam wilayah suatu negara untuk kepentingan seluruh
 warga negara di seluruh negara yang diselenggarakan oleh pemerintah nasional.

 Perencanaan pembangunan daerah, yaitu perencanaan yang mencakup pembangunan
 semua sektor secara komprehensif dalam wilayah satu daerah (provinsi atau
 kabupaten/kota) untuk kepentingan seluruh warga negara di suatu daerah tertentu yang
 diselenggarakan oleh pemerintah daerah tertentu saja.

 Perencanaan pembangunan regional, yaitu perencanaan yang mencakup pembangunan
 semua sektor secara komprehensif dalam wilayah lebih dari satu daerah (beberapa provinsi
 atau beberapa kabupaten/kota) untuk kepentingan seluruh warga negara di daerah-daerah
 yang menjadi cakupan perencanaan yang diselenggarakan oleh beberapa pemerintah
 daerah tertentu saja atau dikoordinasikan oleh pemerintah nasional.

 Perencanaan pembangunan kawasan, yaitu perencanaan yang mencakup pembangunan
 sektor tertentu saja dalam wilayah satu daerah atau lebih (beberapa provinsi atau beberapa
 kabupaten/kota) untuk sebagian warga negara di daerah-daerah yang menjadi cakupan
 perencanaan yang diselenggarakan oleh beberapa pemerintah daerah tertentu saja atau
 dikoordinasikan oleh pemerintah nasional.
                                                                                          33
10. Pendekatan Kewilayahan dalam Perencanaan

     Perbedaan Pembangunan Daerah, Pembangunan Kawasan, dan Pembangunan Nasional:




                                                                                    34
10. Pendekatan Kewilayahan dalam Perencanaan


                                                Sektoral
                                                 Atau
                                               Regional?




                                                           35
Siapa Sih Yang Bertanggung Jawab Meningkatkan Kesejahteraan RT Miskin?




                                                                         36
Nasional vs Regional        Tidak Sinkron?


                             Kenapa Pusat                      Sssst…kira-kira kapan
                             harus ikut       Ini masih        selesainya. Anak-istri
                             membangun? Ini   kewenangan       sudah kelaparan nieh.
 Kalau ribut                                  pusat. Daerah
                             kewenangan
 terus, kapan                                 tinggal terima
                             daerah.
 kita bisa                                    jadi saja.
 maju?          Ahh..                                                   10x10=
                Capek Deh                                               Cepek Juga




                                                                                     37
11. Pendekatan Sektoral dalam Perencanaan




                      Ekonomi

                      Politik                 Penggerak
   Perencanaan                              Pembangunan
                      Sosial                (Prime mover)

                      Pertahanan




                                                            38
11. Pendekatan Sektoral dalam Perencanaan




                                            41
Contoh: Pendekatan prime-mover dalam perencanaan




 Prime-mover




                                                   42
12. Substansi dan Ukuran Perencanaan


  Substansi dan Ukuran Makro
  1. Pertanian
  2. Pertambangan dan Penggalian
  3. Industri Pengolahan
  4. Listrik, Gas, dan Air Bersih.
  5. Bangunan.
  6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
  7. Pengangkutan dan Komunikasi
  8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
  9. Jasa-jasa




                                                43
12. Substansi dan Ukuran Perencanaan


 Substansi dan Ukuran Mikro
 1. Menanggulangi Kemiskinan dan
    Kelaparan
 2. Mewujudkan Pendidikan Dasar Bagi
    Semua
 3. Mendorong Kesetaraan Jender dan
    Pemberdayaan Perempuan
 4. Menurunkan Angka Kematian Anak
 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
 6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan
    Penyakit Lain
 7. Menjamin Kelestarian Lingkungan




                                       44
13. Pembiayaan untuk Implementasi Perencanaan Pembangunan


Sumber pembiayaan perencanaan pembangunan terdiri dari:

(1) Sumber pembiayaan publik. Sumber ini dikelola oleh pemerintah, baik
    Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah. Sumber pembiayaan publik
    diperoleh dari pajak, hibah, dan kontribusi badan usaha milik negara;

(2) Sumber pembiayaan non-publik. Sumber ini dikelola oleh lembaga swasta.
    Sumber pembiayaan non-publik disalurkan dalam bentuk penanaman modal
    langsung, kredit, penyertaan saham, hibah, dan bentuk-bentuk lain yang
    dimungkinan;

(3) Sumber pembiayaan luar negeri. Sumber ini dikelola oleh lembaga-lembaga
    pemberi pinjaman luar negeri atau yang umum disebut lembaga-lembaga donor.
    Sumber pembiayaan luar negeri disalurkan dalam bentuk pinjaman luar negeri,
    kredit eksport, dan hibah.



                                                                             45
Bagaimana Caranya?




                     46
14. Penyelenggaraan dari Implementasi Perencanaan Pembangunan

Penyelenggara Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat

Perencanaan oleh Pemerintah Pusat. Institusi penyelenggara perencanaan pembangunan
pada level Pemerintah Pusat meliputi organisasi-organisasi DPR, Bappenas, Depkeu,
Depdagri, Departemen Teknis, dan Kelompok lembaga dan negara Donor. Adanya banyak
organisasi yang terlibat dalam institusi perencanaan pembangunan level Pemerintah Pusat ini
berpotensi menyebabkan adanya pertentangan kepentingan (conflict of interest) di antara
mereka.

Penyelenggara Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah

Perencanaan oleh Pemerintah Daerah. Institusi penyelenggara perencanaan pembangunan
pada level Pemerintah Daerah di tingkat Provinsi meliputi organisasi-organisasi DPRD
Provinsi, Kantor Gubernur, Bappeda, Dinas Keuangan, dinas-dinas teknis, konsultan
pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat. Sementara itu penyelenggara
perencanaan oleh Pemerintah Daerah di tingkat Kabupaten/Kota meliputi organisasi-
organisasi DPRD Kabupaten/Kota, Kantor Bupati/Walikota, Bappeda Kabupaten/Kota, Kantor
Keuangan, kantor-kantor teknis, konsultan pemerintah daerah, dan kelompok-kelompok
masyarakat.


                                                                                         47
15. Bentuk Rencana Pembangunan



 Pembangunan (cakupan nasional atau lokal)
       Locus   nasional, antar-daerah
       Substansi   gabungan program-program, jangka panjang, rutin

 Program
       Locus   nasional, antar-daerah
       Substansi   gabungan proyek-proyek, jangka menengah, rutin

 Proyek
          Locus   daerah
          Substansi  jangka pendek/1 tahun, tidak rutin

 Crash program
        Locus   agregat perencanaan pembangunan daerah dan regional
        Substansi   jangka sangat pendek, sangat spesifik, tidak rutin



                                                                         48
Format Penyusunan Dokumen Perencanaan

                                                                                                              ARAH KEBIJAKAN DAN
                                        Masukan dari                                                         STARTEGI PEMBANGUNAN
                                        Pemangku            Skala Prioritas
                                                                              Visi, Misi,
                                                                                              Komitmen          NASIONAL 2010-214
                                        Kepentingan                           Program
                                                               RPJPN                        Internasional/
                                                                              Prioritas
                                                              2005-2025                         GlobalI
                                                                              Presiden
                                                                               Terpilih                       PRIORITAS NASIONAL
                                                                                                              (INDIKATOR DAMPAK)



    KONDISI                     PERKIRAAN
    UMUM                                                          PENETAPAN SASARAN POKOK
                            PERMASALAHAN DAN                                                                    FOKUS
                                                                   PEMBANGUNAN NASIONAL
    (Identifikasi            TANTANGAN UTAMA                                                                  PRIORITAS
                                                                         2010 - 2014
    Permasalahan                 2010 - 2014                                                                 (Isu Strategis   PROGRAM
    dan Penyebabnya)                                                                                             Lintas
                                                                                                              Bidang/K-L)



                                                                                                             (INDIKATOR OUTCOMES)



                                                   Misi
    BASELINE DATA:     Hasil Evaluasi                                                                          KEGIATAN PRIORITAS
                                              Pembangunan
       Kondisi         RPJMN
       Saat ini        2004-2009
                                               Yang Belum                                                      (INDIKATOR OUTPUT)
                                                 Selesai
                                                2004-2009



                                                                                                                   SUMBER DAYA
                                                                                                                (INDIKATOR INPUTS)




Perumusan Masalah dan Tantangan, Penetapan Sasaran, Strategi dan
Arah Kebijakan Pembangunan Nasional 2010-2014                                                                                           49
Keterkaitan Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan


      Prioritas Pembangunan         Prioritas Pembangunan Bidang (KL)
      Nasional
                                    Bidang Ekonomi
                                    PRIORITAS 1                             K/L 1
      PRIORITAS 1                                                           Program 1.1
                                    1. Fokus Prioritas 1.1                  1. Kegiatan 1.1.1
                                              1. Kegiatan Prioritas 1.1.1   2. Kegiatan 1.1.2
        Fokus prioritas 1                     2. Kegiatan Prioritas 1.1.2   3. Kegiatan 1.1.3
                                                                            Program 1.2
                                              3. Kegiatan Prioritas 1.1.3
                                                                            1. Kegiatan 1.2.1
        Fokus prioritas 2           2. Fokus Prioritas 1.2                  2. Kegiatan 1.2.2
                                              1. Kegiatan Prioritas 1.2.1   3. Kegiatan 1.2.3
                                              2. Kegiatan Prioritas 1.2.2   -dst-
          1. Kegiatan Prioritas A             3. Kegiatan Prioritas 1.2.3   K/L 2
                                                                            Program 2.1
                                    PRIORITAS 2                             1. Kegiatan 2.1.1
          2. Kegiatan Prioritas B   - dst-                                  -dst-

          3. Kegiatan Prioritas C   Bidang Politik
                                    PRIORITAS 1                             K/L 1
          4. Kegiatan Prioritas D                                           Program 1.1
                                    1. Fokus Prioritas 1.1                  1. Kegiatan 1.1.1
                                              1. Kegiatan Prioritas 1.1.1   2. Kegiatan 1.1.2
          5. Kegiatan Prioritas E             2. Kegiatan Prioritas 1.1.2   Program 1.2
                                              3. Kegiatan Prioritas 1.1.3   1. Kegiatan 1.2.1
                                    2. Fokus Prioritas 1.2                  2. Kegiatan 1.2.2
        Fokus prioritas 3                                                   3. Kegiatan 1.2.3
                                              1. Kegiatan Prioritas 1.2.1   -dst-
                                              2. Kegiatan Prioritas 1.2.2   K/L 2
        -dst-                                 3. Kegiatan Prioritas 1.2.3   Program 2.1
                                    PRIORITAS 2                             1. Kegiatan 2.1.1
                                    - dst-                                  2. Kegiatan 2.1.2
        PRIORITAS 2                                                         -dst-
        -dst-                       Bidang ....................
                                    - dst -                                 - dst -
                                                                                                50
16. Rencana Implementasi Perencanaan Pembangunan




 Pembangunan (cakupan nasional atau lokal)
       Kementerian/Lembaga

 Program
        Kementerian/Lembaga

 Proyek
          Satuan Kerja Perangkat daerah

 Crash program
        Satuan Kerja Perangkat Daerah




                                                   51
17. Alur Perencanaan Pembangunan

1. Alur Perencanaan Pembangunan Dari Bawah ke Atas
Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up approach) menggariskan bahwa inisiatif perencanaan berasal
dari berbagai unit atau divisi yang disampaikan ke atas sampai pada tingkat institusi.

2. Alur Perencanaan Pembangunan Dari Atas ke Bawah
Pendekatan dari atas ke bawah (top-down approach) menggariskan bahwa perumusan strategi yang telah
disatukan dan dikoordinasikan oleh pimpinan tertinggi dibantu oleh para manajer di level di di bawahnya.
Strategi menyeluruh ini kemudian dipakai sebagai penentu sasaran-sasaran dan mengevaluasi kinerja
unit usaha masing-masing.

3. Alur Perencanaan Pembangunan Interaktif
Pendekatan perencanaan pembangunan yang lain adalah pendekatan interaktif (interactive approach)
yang menggariskan adanya jalan tengah antara pendekatan dari bawah ke atas dan pendekatan dari atas
ke bawah. Sebelum strategi ditetapkan, terlebih dahulu diawali dengan konsultasi antar manajer puncak
dengan para manajer pada tingkat di bawahnya termasuk manajer lapangan. Di sini terjadi sinkronisasi
antara sasaran umum di induk institusi dan pengetahuan lapangan dari para manajer di bawahnya.

4. Alur Perencanaan Pembangunan Tingkat Ganda
Pendekatan tingkat ganda (dual level approach) menggariskan bahwa strategi dirumuskan terpisah pada
dua tingkatan yang berbeda, yaitu pada tingkat induk institusi dan pada tingkat unit di bawahnya. Semua
unit menyusun rencana sesuai tingkat masing-masing dan rencana ini secara periodik ditinjau oleh
manajemen tingkat induk.


                                                                                                     52
Instrumen Perencanaan Pembangunan
  Pemerintah Pusat




                                               Renstra     Pedoman        Renja-      Pedoman                       Rincian
                                                                                                      RKA -KL
                                                KL                         KL                                       APBN

                                         Pedoman                       Diacu

                          RPJP      Pedoman     RPJM       Dijabarkan                  Pedoman
                                                                           RKP                        RAPBN         APBN
                         Nasional              Nasional


                      Diacu         Diperhatikan                                   Diserasikan melalui Musrenbang
  Pemerintah Daerah




                                                          Dijabarkan
                          RPJP      Pedoman    RPJM                        RKP        Pedoman
                                                                                                      RAPBD         APBD
                          Daerah               Daerah                     Daerah

                                          Pedoman                       Diacu
                                                            Pedoman
                                               Renstra                    Renja-      Pedoman          RKA -        Rincian
                                               SKPD                       SKPD                         SKPD         APBD




                                                                                                                              53
18. Pengendalian dan Pemantauan


1. Pengendalian dan Pemantauan
Pengendalian dan pemantauan merupakan factor dapat yang menentukan pencapaian tujuan
perencanaan pembangunan. Pengendalian dan pemantauan terhadap implementasi
perencanaan pembangunan diperlukan oleh institusi perencanaan pembangunan, namun
yang menjadi pertanyaan besar adalah lembaga dan pihak siapa yang akan mengendalikan
implementasi perencanaan pembangunan itu sendiri.

2. Evaluasi Hasil Perencanaan
Pemahaman tentang evaluasi hasil perencanaan: oleh Departemen (nasional, atau koordinasi
lintasprovinsi/regional), oleh Dinas Provinsi (Provinsi), oleh Kantor (Kabupaten/Kota),
kelompok independen (terbentur pada siapa yang mendanai kegiatan kelompok independen
ini, jika didanai oleh Pemerintah, maka tidak dapat disebut lagi sebagai kelompok
independen).

3. Pengawasan Pembangunan
Pemahaman tentang pengawasan pembangunan: dilakukan secara nasional oleh Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dilakukan secara kedaerahan oleh Badan
Pengawas Pembangunan Daerah (Bawasda) dan Inspektorat Daerah (Itda), atau dilakukan
secara khusus oleh Komite Pemberantasan Korupsi (KPK).

                                                                                     54
Pemantauan dan Evaluasi Program dan Prioritas Pembangunan




                                                            55
Pemantauan dan Evaluasi Program dan Prioritas Pembangunan




                                            Grafik
                       Status Kem is kinan Per Provins i, Menurut Interval
                                1993, 2000, 2006, 2007, 2008

               Papua Barat
                      Papua
              Maluku Utara
                     Maluku
            Sulaw esi Barat
                  Gorontalo
       Sulaw esi Tenggara
         Sulaw esi Selatan
         Sulaw esi Tengah
            Sulaw esi Utara
          Kalimantan Timur
        Kalimantan Selatan
        Kalimantan Tengah
          Kalimantan Barat
     Nusa Tenggara Timur
     Nusa Tenggara Barat
                      Bali
                     Banten
                Jaw a Timur
             DI Y ogyakarta
             Jaw a Tengah
                Jaw a Barat
                DKI Jakarta
            Kepulauan Riau
           Bangka Belitung
                   Lampung
                   Bengkulu                                                  Pemerintah Pusat memberikan
         Sumatera Selatan
                   Ja mb i
                      Riau
                                                                             prioritas anggaran pada daerah-
            Sumatera Barat
            Sumatera Utara                                                   daerah di Provinsi dalam interval
Nanggroe A ceh Darussalam

Status Kemiskinan
                                                                             merah dan kuning.
             Interval Baik
             Interval Sedang
             Interval Kurang
                                                                                                                 56
Indikator Implementasi        Level Input dan Level Outcome

64                                                                               800.000
                                                                       62,44
62                                                                               700.000
                                                           61,32
                                                                                 600.000
60
                                               57,75                             500.000
58                  56,78         56,91
                                                                                 400.000
56
       54,32                                                                     300.000
54
                                                                                 200.000
52                                                                               100.000

50                                                                               0
        2004         2005         2006         2007       2008         2009

          APS penduduk 4-6 tahun
          Anggaran Program Pendidikan Anak Usia Dini



Gambar 1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Jenjang Pendidikan PAUD dan Anggaran
Program PAUD, Tahun 2004-2009                                                          57
Indikator Implementasi           Level Input dan Level Outcome
120                                                                                   35.000.000


                    99,12                       99,50        99,73         99,85      30.000.000
      96,77                      97,39
100


                                                                                      25.000.000
 80


                                                                 62,13        62,67   20.000.000
                                                    61,30
 60                     56,04
          53,48                        53,92
                                                                                      15.000.000

 40
                                                                                      10.000.000


 20
                                                                                      5.000.000



  0                                                                                   0
        2004          2005            2006        2007          2008         2009

          APS penduduk 7-15 tahun
          APS penduduk 16 -18 tahun
          Anggaran Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
          Anggaran Program Pendidikan Menengah

Gambar 2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Jenjang Pendidikan Dasar 9 Tahun (SD-SMP)
dan Jenjang Pendidikan Menengah (SMU dan SMK) dan Anggaran Program Wajib Belajar
Dikdas 9 Tahun dan Program Pendidikan Menengah, Tahun 2004-2009                                    58
Indikator Implementasi        Level Input dan Level Outcome
20                                                                            30.000.000
                                                        17,82       18,10
                                                17,50
18
                                16,70
                                                                              25.000.000
16                  15,00

14     13,20
                                                                              20.000.000
12

10                                                                            15.000.000

 8
                                                                              10.000.000
 6

 4
                                                                              5.000.000
 2

 0                                                                            0
        2004        2005        2006            2007    2008        2009


           APK PT
           Anggaran Program Pendidikan Tinggi

Gambar 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) Jenjang Pendidikan Tinggi dan Anggaran Program
Pendidikan Tinggi, Tahun 2004-2009                                                         59
Indikator Kinerja
2,00



1,80
            0,27


1,60
            0,10
                                0,22
            0,14
1,40
                                0,11                0,27
            0,12                                                         0,15
                                0,12
1,20                                                0,08                 0,04
            0,14                                                         0,05
                                0,11                0,06
                                                                         0,10
                                                    0,11
1,00                            0,14
            0,28
                                                                                              0,09                0,09
                                                    0,22                 0,36                 0,01                0,01
                                                                                              0,02                0,02
                                0,24                                                                              0,08
0,80                                                                                          0,08
            0,21                                    0,13
                                                                         0,09                 0,27                0,27
0,60                            0,22
                                                    0,17
            0,23                                                         0,20
                                                                                              0,07                0,07
0,40                            0,16
                                                    0,19                                      0,14                0,14
            0,15                                                         0,16
                                0,11                0,05
0,20                                                                     0,04                 0,15                0,15
            0,24                0,21                0,22                                      0,05                0,05
                                                                         0,19
                                                                                              0,08                0,09
0,00
       Ras io E isiensi
               f          Ras io E is iens i
                                  f            Rasio E is iens i
                                                      f            Ras io E is iens i
                                                                           f            Rasio E is iens i
                                                                                               f            Ras io E is iens i
                                                                                                                    f
            2004               2005                2006                 2007                2008                 2009
       27.010   Program   M anajem  en Pelay anan Pendidikan
       27.009   Program   Penelitian dan P engem  bangan P endidikan
       27.008   Program   Pengem   bangan Buday a Baca dan P   em  binaan Perpustakaan
       27.007   Program   Peningkatan M  utu P endidik dan Tenaga Kependidikan
       27.006   Program   Pendidikan Kedinas an
       27.005   Program   Pendidikan Non Form   al
       27.004   Program   Pendidikan Tinggi
       27.003   Program   Pendidikan M  enengah
       27.002   Program   Wajib Belajar P endidikan Das ar Sem bilan Tahun
       27.001   Program   Pendidikan A nak Us ia Dini


Gambar 4. Rasio Efisiensi Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pendidikan yang                                                  60
20. Pengawasan Pembangunan



   UU 25/2004                UU 17/2003                      UU 80/2003
   PERPRES NO. 7/2005                                        UU 01/2004


        PERENCANAAN                PENGANGGARAN                   PELAKSANAAN


     BAPPENAS, BAPPEDA             DEP. KEUANGAN                DEPARTEMEN/LPND




                                    PENGAWASAN


                         INTERN     : BPKP, IRJEN,BAWASDA
                         EKSTERN    : BPK, KPK, MASYARAKAT



                         UU 15/2004 (BPK)
                         UU 80/2003 (BKP,INTJEN, BAWASDA
                                                                                  61
Sistem Pengawasan Pembangunan (nasional)




                                           62
Sistem Pengawasan Pembangunan (khusus)




                                         63
Pengawasan Pembangunan   Politik dan Pembangunan




                                                   64
21. Evaluasi Pembangunan




                           65
Bagian 4.
  Penentuan Kriteria
dan Penentuan Alternatif




                       66
1. Penentuan Kriteria



1. Prioritas Pembangunan Nasional
2. Prioritas Pembangunan Bidang
3. Pembangunan Berdimensi
   Kewilayahan




                                    67
1. Penentuan Kriteria

  1. Prioritas Pembangunan Nasional
  • Meliputi Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Prioritas yg
    bersifat Nasional.
  • Mencerminkan Platform Presiden sehingga prioritas dan fokus
    prioritas nasional dapat bersifat lintasbidang dan atau sama
    dengan prioritas dan fokus prioritas bidang.

  2. Prioritas Pembangunan Bidang
  • Memuat Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Prioritas Bidang.
  • Prioritas Bidang dan Fokus Prioritas Bidang tersebut sejauh
    mungkin bersifat lintas sektor/KL dan dimungkinkan satu bidang
    memiliki lebih dari satu prioritas. Walaupun indikator dampaknya
    dapat saja hanya satu. Uraian yang bersifat lintas sektor/KL
    tersebut dapat dilengkapi dengan uraian sektor.
       Mengawal RPJP
       Membedakan RPJMN dengan Renstra                                  68
1. Penentuan Kriteria


                                                                                                           ARAH KEBIJAKAN DAN
                                    Masukan dari                                                          STARTEGI PEMBANGUNAN
                                    Pemangku                               Visi, Misi,     Komitmen          NASIONAL 2010-214
                                                         Skala Prioritas
                                    Kepentingan                            Program       Internasional/
                                                            RPJPN
                                                                           Prioritas         GlobalI
                                                           2005-2025
                                                                           Presiden
                                                                            Terpilih
                                                                                                            PRIORITAS NASIONAL
                                                                                                            (INDIKATOR DAMPAK)



KONDISI UMUM
                              PERKIRAAN
                                                                 PENETAPAN SASARAN POKOK
(Identifikasi             PERMASALAHAN DAN
Permasalahan dan
                                                                  PEMBANGUNAN NASIONAL                       FOKUS
                           TANTANGAN UTAMA                                                                 PRIORITAS
Penyebabnya)                                                            2010 - 2014
                               2010 - 2014                                                                (Isu Strategis   PROGRAM
                                                                                                              Lintas
                                                                                                           Bidang/K-L)



                                                                                                           (INDIKATOR OUTCOMES)




                                                Misi
 BASELINE DATA:    Hasil Evaluasi                                                                           KEGIATAN PRIORITAS
                                           Pembangunan
    Kondisi        RPJMN
    Saat ini       2004-2009
                                            Yang Belum                                                      (INDIKATOR OUTPUT)
                                              Selesai
                                             2004-2009




                                                                                                                SUMBER DAYA
                                                                                                             (INDIKATOR INPUTS)




Perumusan Masalah & Tantangan, Penetapan Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional                             69
1. Penentuan Kriteria

  Arah Kebijakan Pembangunan memuat Strategi yang merupakan
  kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan permasalah
  pokok dalam rangka mencapai sasaran prioritas.
  Kerangka pikir mendasari penyusunan Prioritas, Fokus Prioritas, dan
  Kegiatan Prioritas.
  RPJMN adalah operasionalisasi dari RPJPN.
  RPJPN dituangkan ke dalam bidang-bidang pembangunan.
  Prioritas Bidang adalah langkah-langkah utama atau kebijakan untuk
  mewujudkan tahapan RPJPN.
  Tahapan RPJPN dalam RPJMN II adalah: “Memantapkan penataan
  kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun
  kemampuan Iptek, memperkuat daya saing perekonomian”



                                                                  70
2. Penentuan Alternatif

   Dimungkinkan bagi Presiden terpilih untuk
   menentukan/mengubah Kegiatan bukan Prioritas
   menjadi Kegiatan Prioritas.
   Contoh: Kegiatan Bidang Politik 1.1.1 menjadi
   Kegiatan Prioritas Nasional E

   Dalam kasus ini, pada iterasi berikutnya Kegiatan
   Bidang Politik 1.1.1 disesuaikan sehingga menjadi
   Kegiatan Prioritas Bidang (pada Buku II)



                                                   71
2. Penentuan Alternatif


   Menentukan Prioritas Pembangunan Bidang dulu.
   Menuliskan Kondisi Umum, Permasalahan dan
   Sasaran Bidang, serta Strategi Arah Kebijakan
   Arah Kebijakan berisi:
   Kerangka Pikir dari Arah Kebijakan Bidang (Policy
   Planning) merupakan dasar bagi penetapan:
   1. Prioritas Bidang dengan indikator impact,
   2. Fokus Prioritas Bidang dengan indikator outcome,
   3. Kegiatan Prioritas Bidang dengan indikator output.
   Menentukan “mainstreaming yang diinginkan”
   Mengindikasikan mana yang akan dijadikan Prioritas
   Nasional
                                                       72
3. Penentuan Prioritas   Pembangunan Nasional

  Prioritas Pembangunan Nasional
  Bab I: Kondisi Umum
    1.1 Pencapaian Pembangunan
    1.2 Permasalahan dan Sasaran

  Permasalahan : Merupakan perkiraan permasalahan nasional yang akan
                 dihadapi di masa depan berdasarkan perkembangan sampai
                 saat ini dan tantangan kedepan (perkiraan permasalahan
                 yang menonjol dimasa depan).
  Sasaran      : Merupakan sasaran prioritas nasional menggunakan
                 indikator dampak (Impact).
  Contoh:
  Permasalahan: Permasalahan kesehatan, indikator kesehatan masih
                tertinggal dibandingkan dengan negara yang memiliki
                pendapatan perkapita sama dengan Indonesia, dan
                berkembangnya penyakit degeneratif.
  Sasaran     : Membaiknya Indikator kesehatan.

  Bab II:      Misal, sesuai arahan RPJPN 2005-2025
                                                                          73
3. Penentuan Prioritas

  Prioritas Pembangunan Nasional
  Bab III: Kerangka Ekonomi Makro
      Rumusan strategi pembangunan secara umum yang mencakup kerangka ekonomi
      makro & pembiayaan
  Bab IV: Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional
      (bersumber dari visi, misi, dan prioritas presiden)
      4.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Lintas Bidang/KL
      Arah kebijakan pembangunan memuat strategi yang merupakan kerangka
      pikir/kerangka kerja sebagai dasar dalam menysusun prioritas, fokus prioritas, dan
      kegiatan prioritas untuk memecahkan permasalahan pokok dan mewujudkan sasaran
      prioritas. Buku I mencerminkan platform Presiden sehingga prioritas dan fokus
      prioritas nasional bersifat lintas bidang (atau sama dengan prioritas dan fokus prioritas
      bidang). Fokus dan kegiatan prioritas dimuat dalam lampiran Buku 1 (berupa Matriks
      Fokus dan Kegiatan Prioritas Nasional).
      4.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kewilayahan
      Berisi arah kebijakan pembangunan wilayah dari perspektif pembangunan nasional dan
      keterkaitan antar wilayah.
    4.3 Pengarusutamaan Pembangunan
  Lampiran Buku I:
  - Matriks Rencana Tindak Prioritas Nasional (Prioritas Nasional, Fokus Prioritas , dan
    Kegiatan Prioritas).
  - Matriks Indikator Kinerja Pengarusutamaan Pembangunan
  Keterangan:
    Kaidah pelaksanaan (termasuk di dalamnya monitoring dan evaluasi) masuk ke dalam
    batang tubuh Perpres-nya                                                                      74
4. Matriks Sasaran – Indikator - Target

 PRIORITAS RPJM: Nama Prioritas Nasional RPJMN 2010-2014
 - Visi/Goal     : Pernyataan visi (goal) dari Prioritas dalam 1 kalimat.
 - Sasaran Pokok : Pernyataan sasaran prioritas yang utama (dampak yang diharapkan).
 - Indikator     : Pernyataan Indikator Dampak dari pencapaian Prioritas Nasional

                                                                                                               ALOKASI ANGGARAN BASELINE
               FOKUS
                                                                  TARGET                                           KEGIATAN PRIORITAS
             PRIORITAS                                                                      INSTANSI
             /KEGIATAN                                                                    PENANGGUNG
  No.                     SASARAN   INDIKATOR
             PRIORITAS                                                                       JAWAB/
                                                                                           PELAKSANA
                                                                                                            2010   2011   2012   2013   2014
                                                    2010   2011    2012    2013   2014


  1.        FOKUS                   Indikator                                            K/L Koord. Fokus
            PRIORITAS 1             Outcomes                                             Prioritas 1




BUKU II
  a.  Kegiatan                      Indikator
            Prioritas A             Output/Keluar
                                    an Kegiatan
                                    Prioritas A
                                                                                               K/L X




       b.   Kegiatan                Indikator
            Prioritas B             Output/Keluar
                                    an Kegiatan
                                    Prioritas B
                                                                                               K/L Y




                                                                                                                                           75
3. Penentuan Prioritas     Pembangunan Bidang

Prioritas Pembangunan Bidang
Bab I: Bidang Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan
       Beragama
1.1 Kondisi Umum
   Merupakan gambaran perkembangan pembangunan bidang sampai dengan saat ini
   disertai dengan pencapaian yang telah dihasilkan.

1.2 Permasalahan dan Sasaran Pembangunan Bidang
   Merupakan permasalahan Bidang yang akan dihadapi dalam jangka waktu 5 tahun
   ke depan berdasarkan perkembangan sampai saat ini dan tantangan kedepan yaitu
   perkiraan permasalahan yang menonjol dimasa depan, misalnya: walaupun telah
   tercapai banyak kemajuan dalam Bidang Kesehatan namun tingkat kesehatan masih
   relatif rendah dibandingkan negara dengan tingkat pendapatan yang sama. Tingkat
   kesehatan yang rendah akan mempengaruhi tingkat produktifitas yang pada
   gilirannya berpotensi menurunkan daya saing. Selanjutnya ditetapkan sasaran
   Prioritas Bidang yang menunjukkan perbaikan dari permasalahan yang sudah
   diidentifikasi tersebut (berikut indikator capaiannya yaitu indikator dampak/impact).


                                                                                     76
3. Penentuan Prioritas        Pembangunan Bidang

1.3 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang
Arah kebijakan memuat strategi yang merupakan kerangka pikir/kerangka kerja sebagai dasar
penetapan Prioritas Bidang, Fokus Prioritas Bidang, dan Kegiatan Prioritas Bidang untuk
memecahkan permasalahan pokok dan mewujudkan sasaran prioritas bidang (policy structure).
Arah kebijakan yang ditempuh sangat tergantung kepada sasaran yang ingin dicapai. Arah
kebijakan untuk penurunan Angka Kematian Ibu sebesar 10% akan berbeda dengan penurunan
sebesar 50%.
Pada setiap bidang diuraikan prioritas bidang dan fokus prioritas bidang yang dilengkapi dengan
kegiatan prioritas bidang (Kegiatan prioritas dicantumkan sebagai lampiran Bidang/Bab dalam
bentuk matriks rencana tindak bidang). Prioritas Bidang merupakan kebijakan yang diambil untuk
mendukung pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan Bidang yang dicanangkan dalam periode 5
tahun kedepan, dan sejauh mungkin bersifat Lintas Sektor/KL. Fokus prioritas bidang (dengan
indikator outcome) adalah arah kebijakan yang diambil untuk mendukung pencapaian sasaran fokus
prioritas bidang melalui kegiatan prioritas yang bersifat lintas sektor/KL.

Lampiran BAB 1:
Matriks Rencana Tindak Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama:
Fokus Prioritas (Indikator Outcome)
Kegiatan Prioritas (Indikator Output)




                                                                                           77
3. Penentuan Prioritas       Pembangunan Bidang

  Bab II :         Bidang Ekonomi
  s.d.a
  Lampiran BAB II: Matriks Rencana Tindak Bidang Ekonomi

  Bab III :        Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
  Bab IV :         Bidang Sarana Dan Prasarana
  Bab V :          Bidang Politik
  Bab VI :         Bidang Pertahanan Dan Keamanan
  Bab VII :        Bidang Hukum Dan Aparatur
  Bab VIII:        Bidang Wilayah Dan Tata Ruang
  Bab IX :         Bidang Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup

  Lampiran Buku II:
  Matriks Implementasi: Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah Per K/L :
  1. Semua Program dan Kegiatan prioritas menurut K/L
  2. Kegiatan prioritas dari K/L yang tidak masuk dalam lingkup kategori Bidang namun
       mendukung pencapaian sasaran pokok prioritas nasional (Contoh: Bappenas)




                                                                                        78
4. Matriks Sasaran – Indikator - Target
 Matriks Rencana Tindak Bidang
 Program Lintas Kementerian/Lembaga
 BIDANG PEMBANGUNAN                              : ................................................
 PRIORITAS BIDANG           : .................................................


                                                                                                                                       ALOKASI ANGGARAN BASELINE
               FOKUS                                                                                                                       KEGIATAN PRIORITAS
                         SASARAN                                               TARGET
             PRIORITAS
                            (Hasil                                                                                      KEMENTERIAN/
             /KEGIATAN
 No.                     Outcomes/           INDIKATOR                                                     PROGRAM        LEMBAGA
             PRIORITAS
                         Output yang                                                                                       TERKAIT
                         diharapkan)                                                                                                   2010   2011   2012   2013   2014
                                                                2010 2011        2012     2013    2014


 1.        FOKUS                            Indikator
           PRIORITAS                        Outcomes
           BIDANG A.1

BUKU II
      a.   Kegiatan                         Indikator                                                    PROGRAM
           Prioritas X                      Output/Keluar                                                Kementerian/
                                            an Kegiatan                                                    Lembaga X
                                            Prioritas X
                                                                                                                            K/L X




      b.   Kegiatan                         Indikator                                                    PROGRAM
           Prioritas Y                      Output/Keluar                                                Kementerian/
                                            an Kegiatan                                                  Lembaga Y
                                            Prioritas Y
                                                                                                                            K/L Y




                                                                                                                                                                    79
4. Matriks Sasaran – Indikator - Target

Lampiran
Program Kementerian/Lembaga
                                                                                                             ALOKASI ANGGARAN
                                                                                     TARGET                      BASELINE
        PROGRAM/ KEGIATAN                                                                                  KEGIATAN PRIORITAS K/L
No.                              SASARAN            INDIKATOR
            PRIORITAS
                                                                           2010   2011 2012 2013 2014   2010   2011   2012 2013   2014


- Kementerian/Lembaga A

 1.    PROGRAM 1                            Outcome Program 1
       - Kegiatan A (Prioritas             - Output Kegiatan Prioritas A
       Nasional)                           - Output Kegiatan Prioritas B
       - Kegiatan B (Prioritas
       Bidang)




 2.    PROGRAM 2                           Outcome Program 2
       - Kegiatan C (Prioritas             -Output Kegiatan Prioritas C
       Nasional)                           -Output Kegiatan Prioritas D
       - Kegiatan D (Prioritas
       Bidang)

- Kementerian/Lembaga B

 1.    PROGRAM 1                           Outcome Program 1
       - Kegiatan E (Prioritas             - Output Kegiatan Prioritas E
       Bidang)

                                                                                                                                  80
Contoh: Sasaran, Indikator, dan Target


   Fokus Prioritas:
   Percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak, kekurangan gizi,
   dan pemberantasan penyakit menular.

   Salah Satu Kegiatan:

   Sasaran:
   Menurunnya angka kematian ibu melahirkan.

   Indikator:
   Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan per 100.000 kelahiran hidup.

   Target:
   102 (per 100.000 kelahiran hidup) pada tahun 2015.




                                                                        81
3. Penentuan Prioritas     Pembangunan Berdimensi Kewilayahan

Bab I :        Arah Pengembangan Wilayah
1.1 Pendahuluan
1.2 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
1.3 Arahan RPJMN 2010-2014
1.4.Perkembangan Kesenjangan Antarwilayah Saat Ini
1.5 Perkiraan Kinerja Pengembangan Wilayah
1.6 Prioritas Pengembangan Ekonomi Daerah

Bab II :       Pengembangan Wilayah Papua
2.1 Kondisi saat ini
2.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Papua
2.3 Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Papua
2.4 Program dan Kegiatan Prioritas
2.5 Kerangka Regulasi
Lampiran: Matriks kerangka investasi dan regulasi

Bab III :     Strategi Pengembangan Wilayah Maluku
    ---Dan Seterusnya---

Bab VIII       :         Strategi Pengembangan Wilayah Sumatera
Matriks Lampiran: Program Lintas K/L dan Kegiatan Pokok per Wilayah
                                                                      82
4. Matriks Sasaran – Indikator - Target

 Matriks Lampiran
 Prioritas Pengembangan Wilayah…*)
 WILAYAH : ...........................................



                                                                                  Alokasi anggaran
           Bidang/                                       Kementerian/
                                                                        Program    baseline kegiatan
       Kegiatan prioritas                                 Lembaga
                                                                                       prioritas*

  Bidang A
  - Kegiatan A1
  - Kegiatan A2
  - Kegiatan A3

  Bidang B
  - Kegiatan B1
  - Kegiatan B2
  - Kegiatan B3

  Bidang C
  - Kegiatan C1

 * kumulatif 5 tahun (2010-2014)



                                                                                                       83
Tanggal-tanggal penting terkait penyusunan
RPJMN & Renstra 2010-2014, dan RKP 2010 (Januari – Mei 2009)                                                                         Contoh


           2008
                     1 Jan 09           1 Feb 09              1 Mar 09                             1 Apr 09                                   1 Mei 09

      Panduan penulisan
      RPJMN (s.d. 31/12)                                               Struktur penulisan & materi                 Raker I (15/4)
                                                                                pokok selesai (1/4)                Agenda Raker I:
      Background study     Rumusan strategi pembangunan (termasuk kerangka ekonomi makro &                         -Paparan D. Ekonomi,
      (s.d 31/12)          pembiayaan) (1/1-1/4)                                                                   D. Otda, & para Deputi
                                                                                                                   -Pembahasan
      Evaluasi 4thn RPJMN 2004-2009 (s.d 1/4)                                                                                               Penulis
                                                                                                                                      menyampaikan
      Rangkaian diskusi (1/12/08 s.d. 1/4/09)                                                                                       kpd Penanggung
                                                                                                                                  Jawab/Ketua Pokja
      Penyerapan aspirasi masyarakat (s.d. 1/4/09)                                                                                             (1/5)
      Panduan penulisan Renstra (s.d. 1/4)

                                                                                                         Konsep Rancangan Renstra dimintakan
                                                                                                         dari K/L (Bottom-Up)
                                                                                                         (1/4-15/5)

                    1 Jan 09             1 Feb 09             1 Mar 09                                                                       1 Mei 09
                                                                                                   1 Apr 09
                                  Penulisan Rancangan Awal RKP 2010: Buku I                               Musrenbangprov (1-
                                                                                                                                   Ranc. Interim RKP
                                  dan II (13/1-20/3)                                                      17/4)
                                                                                                                                   2010 (20/4-2/5)
                                                                                                                  Rakorpus
                                Rapim membahas RKP 2010 & Pagu Indikatif (16/3)                                    (15-16/4)
                                                                                                                                 Penyusunan Renja K/L,
                                                                                    Pertemuan dgn Presiden (laporan ttg           Trilateral Meeting, &
                                                                                    Rancangan Prioritas RKP 2010) (13/4)         penyampaian Renja K/L
                                                                                                                                 kpd Bappenas (17-30/4)

                                                                                  Sid. Kabinet: Ranc. Awal RKP, Ranc. Pagu
                                                                                          Indikatif, & Finalisasi SEB (4-15/4)                      84
Tanggal-tanggal penting terkait penyusunan
RPJMN & Renstra 2010-2014, dan RKP 2010 (Juni – Oktober 2009)                                                               Contoh


    1 Mei 09                 1 Jun 09                1 Jul 09                1 Agt 09                1 Sept 09              1 Okt 09

                      Raker II                                                       Draft I Konsep                              Draft II
                      (15/5)                  Penanggung Jawab/Ketua Pokja           Rancangan                                   Konsep
                                              menyampaikan ke Sekretariat (15/06)
                                                                                     Awal, selesai                               Rancangan
                                                                                     (01/8)                                      Awal, selesai
                                                                                    Penjaringan aspirasi                         (01/10)
                                               Pembahasan/ konsultasi Tim           masyarakat (1/8-31/8) Penyempurnaan Draft I
                                               Penyusunan Konsep                                          (1/06-31/08)          Rancangan
                                               Rancangan Awal RPJMN untuk                                                       Awal RPJMN
                                               penyempurna-an (15/6-31/7)
                                                                                                                                (1/10-5/11)
      1 Mei 09
                      Trilateral meeting
                      (15/5-15/6)
        Renstra
        (Bottom-Up)
        1/4-15/5)     Konsep Rancangan Renstra (15/5-1/10)


                                 1 Jun 09                1 Jul 09             1 Agt 09                1 Sept 09              1 Okt 09
      1 Mei 09
        Musrenbangn
        as (6-8/5)
                        Sid. Kabinet (13/5)

         Ranc. Akhir RKP
            2010 (8-12/5)
                        Penyempurnaan Ranc. Akhir dgn
                        masukan Sid. Kabinet (14-15/5)
                          Pengajuan penetapan Perpres
                          ttg RKP 2010 (18/5)
                                                                                                                                         85
Tanggal-tanggal penting terkait penyusunan
RPJMN & Renstra 2010-2014, dan RKP 2010 (Oktober 2009 – Januari 2010)                                                                     Contoh
                                      .                                                                                    PR                                   n
                                   es                                                                                  nD              t II                   ka
                                Pr                                                                                 d g             i ne                   tap
                          0) an                                                                            )    si         )    ab               )    ite
                       0/1 ntik
                     (2 la                                                                              /01 ulta       /0 1 g K              /0 1 N d
                                                                                                     (10 ns        (15 an                 (30 JM
                       Pe                                                                              K o            Sid                   RP
     1 Okt 09             1 Nov 09                    1 Des 09                            1 Jan 10
                                                           Rancangan                             Rancangan Akhir
                   Sidang Kabinet I                        RPJMN (1-10/12)                       RPJMN (1-15/01)
                            (05/11)                                                                                        Penyem-
                                                                                  Musrenbang                               purnaan
                                                                             Jangka Menengah                               Rancangan
                                                                                    (20-30/12)                             Akhir RPJMN
                                                                                                                           (15-29/01)
          Rancangan Awal RPJMN                                                Sosialisasi (10-
          (1/10-5/11)                                                         30/12)


                                          Rancangan
                                          Renstra (5/11-                                                                                      Penyesuaian &
                                          1/12)                                                                                               penetapan.
                                                                                                                                              Renstra (30/1 -
                                                                                                                                              30/3)




                                                                                                                                                             86
Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto


  Visi:
  Gotong royong membangun kembali Indonesia Raya yang berdaulat, bermartabat,
     adil, dan makmur

  Misi:
  1. Menegakkan kedaulatan dan kepribadian bangsa yang bermartabat
  2. Mewujudkan kesejahteraan sosial dengan memperkuat ekonomi kerakyatan
  3. Menyelenggarakan pemerintahan yang tegas dan efektif

  Agenda Pokok Membangun Kembali Indonesia Raya:
  1. Kekayaan negara untuk kemakmuran rakyat
  2. Melaksanakan ekonomi kerakyatan
  3. Membangun kedaulatan pangan dan energi
  4. Menyelenggarakan pemerintahan yang tegas, bersih, dan efektif dalam melayani
     rakyat
  5. Menciptakan manusia Indonesia yang unggul, sehat, dan berkepribadian melalui
     pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan


                                                                                    87
Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono


  Visi:
  Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan

  Misi:
  1. Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera
  2. Memperkuat pilar-pilar demokrasi
  3. Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang

  Agenda Utama Pembangunan Nasional 2009-2014:
  1.   Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat
  2.   Perbaikan tata kelola pemerintahan
  3.   Penegakan pilar demokrasi
  4.   Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi
  5.   Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan


                                                                      88
M. Jusuf Kalla-Wiranto (1/2)


  Visi:
  Indonesia yang adil, mandiri, dan bermartabat

   Misi:
  1. Tercapainya ekonomi bangsa yang mandiri, berdaya saing, dan
     berkeadilan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat
  2. Mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa, demokratis,
     dengan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
  3. Mewujudkan kesejahteraan sosial, ketahanan budaya, dan otonomi
     daerah yang sehat, efisien, dan efektif untuk lebih memantapkan
     integrasi nasional yang menjamin kebhinnekaan
  4. Mewujudkan bangsa yang aman, tenteram, dan damai dengan
     penegakan hukum dan HAM
  5. Mewujudkan Indonesia yang dihormati dan disegani oleh bangsa-
     bangsa lain dalam bidang ekonomi dan politik


                                                                       89
M. Jusuf Kalla-Wiranto (2/2)

   Agenda Kebijakan:
  1. Ekonomi: membangun ekonomi kerakyatan, membangun kedaulatan pangan dan
     energi, meningkatkan daya saing produk dalam negeri, menciptakan struktur
     eknomi nasional yang adil
  2. Politik dan Hukum: memperkuat sistem presidensiil yang didukung sistem
     kepartaian yang sederhana, menata kembali fungsi-fungsi lembaga negara,
     reformasi birokrasi untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang tangkas
     tanggap dan cepat
  3. Pertahanan dan Keamanan: menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI,
     modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI-Polri, peningkatan anggaran
     pertahanan dan keamanan
  4. Pendidikan: meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan, meningkatkan
     penyediaan pendidikan yang terjangkau
  5. Sosial Budaya: meningkatkan solidaritas sosial kesetiakawanan dan memupuk
     semangat nasionalisme
  6. Kesehatan: meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan dokter
     dan tenaga medis yang memadai bagi daerah tertinggal
  7. Pemuda dan Olahraga: pengembangan kepeloporan pemuda, peningkatan
     prestasi olahraga
                                                                                  90
Bagian 5.
Perencanaan Teknokratis
          dan
Perencanaan Partisipatif



                           91
I. Perencanaan Teknokratis

•   Teknokrasi secara etimologis berasal dari kata-kata techné (teknik) dan kratein
    (memerintah). Teknokrasi ialah pemerintahan yang menekankan pentingnya
    prinsip-prinsip teknologi, seperti efisiensi, kuantifikasi, produktivitas, perencanaan,
    dan penggunaan kiat, serta SOTA (state of the art).

•   Pembangunan yang teknokratik menempatkan pemerintah sebagai pihak yang
    secara mutlak berwenang untuk merencanakan dan melaksanakan
    pembangunan untuk kepentingan publik, berdasarkan pertimbangan-
    pertimbangan teknis dari pemerintah sendiri.

•   Model ini biasanya berafiliasi dengan pola pembangunan top-down, dimana
    pemerintah berwenang mengatur masyarakat dan tingkat pemerintahan
    dibawahnya dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari pemerintah itu
    sendiri.

•   Dalam pembangunan teknokratis, yang diutamakan adalah pertimbangan teknis
    dan keilmuan dari pemerintah dalam membangun fondasi argumentatif strategi
    pembangunan.

                                                                                        92
II. Perubahan Paradigma Pembangunan

•   Sejak bergulirnya era reformasi 1998, Indonesia telah memulai berbagai
    inisiatif yang dirancang untuk memperbaiki sistem tata pemerintahan dan
    desentralisasi, akuntabilitas dan partisipasi yang lebih luas. Inovasi-
    inovasi dalam penyelenggaraan tata pemerintahan dan kebijakan publik
    dalam mendukung sebuah bentuk demokrasi partisipatorik sangat
    diperlukan.

•   Setidaknya ada lima paradigma baru yang menyebabkan perubahan dan
    perkembangan pola pikir dalam perencanaan yang juga menyebabkan
    perubahan pada produk-produk rencana di Indonesia, yaitu :
     – Pertumbuhan perekonomian global
     – Orientasi pembangunan
     – Kemitraan pemerintah dan masyarakat (Public-Private Partnership)
     – Perkembangan sistem dan teknologi informasi
     – Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

•   Bandul pembangunan telah bergerak ke arah tradisi partisipasi. Prakarsa-
    prakarsa baru mulai berkembang dalam masyarakat seiring dengan mulai
    dibukanya ruang-ruang partisipasi bagi masyarakat dan desentralisasi
    kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

                                                                               93
III. Reposisi Peran Pemerintah


  Peranan pemerintah
  pada masa lalu :               Peranan yang dituntut dari
   1. Penentu utama arah         pemerintah saat ini:
      pembangunan                1. “manajer” perubahan
   2. “Pakar” yang paling           (menjalankan fungsi
      mengetahui dan                manajerial dan koordinasi)
      “berhak” menentukan        2. Fasilitator dan katalisator
      arah pembangunan              terciptanya sinergi antar
                                    stakeholders pembangunan
                                 3. Peran advokasi dan
                                    pembimbingan




                                                                  94
IV. Prinsip Perencanaan

 Prinsip-prinsip perencanaan yang baik:

 (1)   Prinsip partisipatif, menunjukkan bahwa rakyat atau masyarakat yang
       memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.

 (2)   Prinsip kesinambungan, menunjukkan bahwa perencanaan tidak
       hanya berhenti pada satu tahap, tetapi harus berlanjut sehingga menjamin
       adanya kemajuan terus menerus dalam kesejahteraan.

 (3)   Prinsip holistik, dimaksudkan bahwa masalah dalam perencanaan dan
       pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi
       harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan konsep secara
       keseluruhan.

 (Gharajedaghi dan Ackoff, 1986)




                                                                                      95
V. Pembangunan Partisipatif


 Partisipasi merupakan proses anggota masyarakat
 sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi,
 mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses
 perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-
 kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan
 mereka (Sumarto, 2004)

 “Perencanaan tidak dapat efektif, kecuali bila dilakukan
 dengan pengenalan, pemahaman, dan pemanfaatan
 struktur kekuatan pemerintah dan non-pemerintah”
 (Branch, 1995)



                                                            96
VI. Kekuatan dan Kelemahan Perencanaan Partisipatif

 Kekuatan (Adams, 2004; Layzer, 2002) :
 • Berperan memelihara sistem demokrasi lokal
 • Menunjukkan dukungan
 • Mengkritisi isu kebijakan
 • Menyusun agenda kebijakan
 • Menunda pengesahan/pemberlakuan suatu kebijakan
 • Mengembangkan jaringan antar dan antara warga dengan pejabat
   terpilih
 • Menghasilkan solusi lestari dan peduli lingkungan

 Kelemahan (Irvin dan Stansbury, 2004) :
 • Pemborosan sumber daya dalam pembuatan kebijakan (dalam
   masyarakat kurang ideal)
 • Tidak efektif sebagai persuasi rasional (dalam kondisi tertentu)
 • Tergantung karakter/sifat stakeholders
                                                                      97
VII. Tantangan dan Kendala Sinkronisasi Pembangunan Teknokratis dan Partisipatif

 PERENCAAAN DULU                               PERENCANAAN YANG DIINGINKAN

 Daftar Usulan - “Shopping List”               Rencana Kerja - “Working Plan”
 • Sebanyak-banyaknya                          • Input (Rp., Tenaga Kerja, Fasilitas, dll.)
 • Seindah-indahnya                            • Kegiatan (Proses)
 • Tidak terbatas                              • Hasil nyata: Output, Outcome, Dampak



 Oleh karena itu, Perencanaan Pembangunan
 • Dimulai dengan data dan informasi tentang
                                                                      Sine
    realitas sosial, ekonomi, budaya dan                           Tek     rg
    politik yang terjadi di masyarakat,                                nok ikan
                                                                    Part rasi da
                                                                        isip
    ketersediaan sumberdaya dan visi/arah                                    asi n
    pembangunan                                                                 !!

 Critical point-nya adalah
 • Menyusun hubungan optimal antara
    masukan (input), proses, dan keluaran
    (output), hasil (outcome) dan dampak
    (impact).                                                       UU SPPN
                                                                                         98
IX. Skala Nasional     semua pendekatan di-”akomodasi”

                     Pendekatan Politik:
                     Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan
                     rencana pembangunan hasil proses politik (public
                     choice theory of planning), khususnya penjabaran
                     Visi dan Misi dalam RPJM/D.
                     Proses Teknokratik:
                     Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah
                     oleh lembaga atau satuan kerja yang secara
                     fungsional bertugas untuk itu.
                     Partisipatif:
                     Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh
                     stakeholders, antara lain melalui Musrenbang.
                     Proses top-down dan bottom-up:
                     Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

                                                                        99
Terima kasih
• Mohon maaf apabila ada yang kurang
  berkenan …
        Mobilephone    +62.811 112266
             Email-1   wrihatnolo@yahoo.com
             Email-2   wrihatnolo@bappenas.go.id
            Website    www.wrihatnolo.blogspot.com
                       www.slideshare.net/wrihatnolo



                                                       100

Contenu connexe

Tendances

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Unsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan DaerahUnsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan DaerahAnnisa Annisa
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahMekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kebijakan Perencanaan Pembangunan DaerahKebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kebijakan Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD Dadang Solihin
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANDadang Solihin
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifDadang Solihin
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiSugeng Budiharsono
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Dadang Solihin
 

Tendances (20)

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Unsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan DaerahUnsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan DaerahMekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kebijakan Perencanaan Pembangunan DaerahKebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 

Similaire à OPTIMALKAN PERENCANAAN

Participatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual FrameworkParticipatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual FrameworkRandy Wrihatnolo
 
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)Raja Matridi Aeksalo
 
Sistem Perencanaan & Manajemen Kinerja
Sistem Perencanaan & Manajemen KinerjaSistem Perencanaan & Manajemen Kinerja
Sistem Perencanaan & Manajemen KinerjaTri Widodo W. UTOMO
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanRandy Wrihatnolo
 
Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanPengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanFauzan Barnanda
 
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIKPengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIKFauzan Barnanda
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptxPERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptxRizaFahlevi16
 
Fungsi manajemen perencanaan
Fungsi manajemen   perencanaanFungsi manajemen   perencanaan
Fungsi manajemen perencanaanSthefanie Parera
 
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaanWEST NUSA TENGGARA
 
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701STISIPWIDURI
 
7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdf7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdfChintiaMeiresa
 
Sistem pemantauan i-konsep dasar
Sistem pemantauan  i-konsep dasarSistem pemantauan  i-konsep dasar
Sistem pemantauan i-konsep dasarheli supardi
 
Mi.1 persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
Mi.1   persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologiMi.1   persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
Mi.1 persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologiBidangTFBBPKCiloto
 

Similaire à OPTIMALKAN PERENCANAAN (20)

Participatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual FrameworkParticipatory Planning: A Conceptual Framework
Participatory Planning: A Conceptual Framework
 
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...
 
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
 
Sistem Perencanaan & Manajemen Kinerja
Sistem Perencanaan & Manajemen KinerjaSistem Perencanaan & Manajemen Kinerja
Sistem Perencanaan & Manajemen Kinerja
 
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan PembangunanKonsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
Konsep dan Aplikasi Perencanaan Pembangunan
 
Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanPengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma Perencanaan
 
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIKPengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
Pengertian Paradigma Perencanaan dan PERENCANAAN PUBLIK
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptxPERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
PERENCANAAN PEMBANGUNAN1.pptx
 
TUGAS 2 PERENCANAAN.docx
TUGAS 2 PERENCANAAN.docxTUGAS 2 PERENCANAAN.docx
TUGAS 2 PERENCANAAN.docx
 
Dasar perencanaan
Dasar perencanaanDasar perencanaan
Dasar perencanaan
 
Fungsi manajemen perencanaan
Fungsi manajemen   perencanaanFungsi manajemen   perencanaan
Fungsi manajemen perencanaan
 
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
 
Ddp 2
Ddp 2Ddp 2
Ddp 2
 
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
Insani vol 6_no_2_des_2019_yerah_melita-cc6b9-2142_701
 
7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdf7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdf
 
Community Development
Community DevelopmentCommunity Development
Community Development
 
Edward De Bono
 Edward De Bono Edward De Bono
Edward De Bono
 
Sistem pemantauan i-konsep dasar
Sistem pemantauan  i-konsep dasarSistem pemantauan  i-konsep dasar
Sistem pemantauan i-konsep dasar
 
Perencanaan SDM
Perencanaan SDMPerencanaan SDM
Perencanaan SDM
 
Mi.1 persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
Mi.1   persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologiMi.1   persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
Mi.1 persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi
 

Plus de Randy Wrihatnolo

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Randy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiRandy Wrihatnolo
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriRandy Wrihatnolo
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Randy Wrihatnolo
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Randy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanRandy Wrihatnolo
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaRandy Wrihatnolo
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Randy Wrihatnolo
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Randy Wrihatnolo
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaRandy Wrihatnolo
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Randy Wrihatnolo
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPRandy Wrihatnolo
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisRandy Wrihatnolo
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Randy Wrihatnolo
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Randy Wrihatnolo
 

Plus de Randy Wrihatnolo (20)

Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
 
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan KebijakanKebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
Kebijakan Publik - Bagian III Variabel Penyusunan Kebijakan
 
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II ImplementasiKebijakan Publik - Bagian II Implementasi
Kebijakan Publik - Bagian II Implementasi
 
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I TeoriKebijakan Publik - Bagian I Teori
Kebijakan Publik - Bagian I Teori
 
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
Strategi Penyusunan Kebijakan Publik (Sebuah Pengalaman dan Terapan)
 
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
Manajemen Database (Portal Katalog MP3EI versi 2.0)
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Bali dan Kepulauan Nusa T...
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi SumateraLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Sumatera
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan MalukuLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi KalimantanLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Kalimantan
 
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi JawaLaporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
Laporan Pemantauan Kuartal III/2012 Koridor Ekonomi Jawa
 
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Strategi Percepatan MP3EI Pada Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
 
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
Evaluasi 1 Tahun Pelaksanaan MP3EI (2011-2012)
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
Manajemen Evaluasi, Pemantauan, dan Pelaporan Pembangunan (24 Juni 2012)
 
Tips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFPTips Menulis Cara JFP
Tips Menulis Cara JFP
 
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFPKiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
Kiat Menulis Makalah Panjang dan Makalah Pendek Cara JFP
 
Kiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana MenulisKiat-kiat Sederhana Menulis
Kiat-kiat Sederhana Menulis
 
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
Pemikiran Pengembangan Fungsi Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kemen...
 
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
Blueprint Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan - Kementerian PPN/Bappenas,...
 

Dernier

Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptxMateri bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptxZadaLiza
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP HasilRubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP HasilSDN3Sukamukti
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKArifinAmin1
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 

Dernier (20)

Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptxMateri bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP HasilRubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
Rubrik Praktik Observasi Kelas dan RPP Hasil
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAKSANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
SANG BUAYA DI TIMPA POKOK CERITA KANAK-KANAK
 
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 

OPTIMALKAN PERENCANAAN

  • 1. Konsep dan Teknik PERENCANAAN Randy R. Wrihatnolo LPEM FE-UI Salemba Jakarta, 18 Juni 2009
  • 2. DAFTAR ISI Bagian 1.Memahami Pembangunan Bagian 2.Memahami Perencanaan Bagian 3.Perumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, dan Prioritas Perencanaan Bagian 4.Penentuan Kriteria dan Penentuan Alternatif Bagian 5.Perencanaan Teknokratis dan Perencanaan Partisipatif 2
  • 4. 1. Pembangunan Pembangunan Secara sederhana diartikan sebagai suatu perubahan struktur secara sengaja dan terukur misal tingkat kesejahteraan. Agar perubahan struktur dapat dilakukan secara terukur, maka diperlukan perencanaan. Namun sudahkah perencanaan yang telah kita lakukan membawa perubahan struktur? 4
  • 5. 2. Perubahan Struktur INPUT KEGIATAN Modal, OUTPUT SDM, SDA KEGIATAN KESEMPATAN PROFIT/ BERUSAHA PENDAPATAN ahan P erub KUNCI SUKSES PEMUPUKAN MODAL WELFARE FOR ALL SENDIRI *) PERUBAHAN TEKNOLOGI 5
  • 6. 3. Perencanaan 7 1 2 Evaluasi Perumusan Perumusan Tujuan Sasaran 6 Pengumpulan Implementasi dan Analisis Data Published Plan 5 4 3 Implementasi Penilaian Identifikasi Perencanaan Komparatif Pilihan 6
  • 8. 1. Dasar Filosofis Tidak ada yang ideal di dunia, karena dunia adalah tempat bertemunya semua ketidakpastian (uncertainty). Sepanjang kita tidak dapat menjamin adanya kepastian, maka sesuatu yang ideal tetap sulit kita peroleh atau kita temukan. Persoalannya sekarang adalah bukan bagaimana kita mendefinisikan sesuatu yang ideal itu, namun lebih sempit dari itu yaitu bagaimana kita dapat berbuat sesuatu agar kita dapat memperkecil peluang munculnya ketidakpastian. Jika kita mempercayai pernyataan ini, maka langkah awal yang yang dapat kita lakukan adalah menguraikan terlebih dahulu elemen-elemen ketidakpastian. 8
  • 9. 1. Dasar Filosofis Tiga elemen utama ketidakpastian: Pertama, elemen waktu. Semakin kita dapat menjamin sesuatu akan ada sesuai dengan waktunya, maka semakin kecil peluang ketidakpastian. Kedua, elemen ruang. Semakin kita dapat menjamin sesuatu sesuai ukuran yang kita inginkan, maka semakin kecil peluang ketidakpastian. Ketiga, elemen materi. Semakin kita dapat menjamin sesuatu ada secara indrawi, maka semakin kecil peluang ketidakpastian. 9
  • 10. 1. Dasar Filosofis Manusia adalah makhluk yang dinamis. Kedinamisan manusia –dalam arti mobilitas lokasi dan kebutuhan-- menyebabkan kepastian sulit hadir. Alam, juga merupakan sesuatu yang dinamis, tapi alam tidak mempunyai mobilitas lokasi dan kebutuhan, tapi mobilitas massa. Massa alam akan bergerak ke titik nol. Berlawanan dengan alam, manusia sebaliknya akan bergerak ke titik tidak terhingga. Kebutuhan manusia akan mengikuti mobilitas manusia itu sendiri, sehingga kebutuhan juga akan bergerak ke titik tidak terhingga. Oleh karena itu, alam tidak akan mampu menjamin kebutuhan manusia sepanjang masa. Manusia hanya bisa menunda atau memperlama agar alam lebih lambat bergerak ke titik nol. Ekonom abad 18 Robert Solow merumuskannya bahwa adopsi teknologi dapat meningkatkan produktivitas yang tidak lain adalah upaya menghemat agar massa alam tidak lekas habis. 10
  • 11. 1. Dasar Filosofis Kehidupan manusia pasti menuju titik 0 Alam Mobilitas massa alam 0 Manusia Mobilitas massa manusia ~ Nol dibagi tak terhingga Nol Manusia hanya bisa menunda atau memperlama agar alam lebih lambat bergerak ke titik nol. Atau jumlah manusianya dibatasi. 11
  • 12. 1. Dasar Filosofis Perencanaan, dalam arti luas, merupakan upaya manusia meminimalkan ketidakpastian itu. Perencanaan yang ideal, dalam arti luas, adalah langkah-langkah yang dilakukan manusia agar kepastian semakin dekat dalam kehidupan manusia. Manusia bisa makan sesuai jumlah gizi dengan tepat waktu dan pasti ada, makan nasi dan lauknya, tapi bukan makan angin. Perencanaan dalam arti luas telah dilakukan manusia sejak masa purbakala. Kemajuan peradaban manusia ditentukan oleh kemampuan perencanaan ini. Langkah paling purba yang dilakukan manusia sebagai langkah perencanaan adalah memfungsikan kemampuan ”melihat jauh ke depan” (foresight). 12
  • 13. 1. Dasar Filosofis Perencanaan, dalam arti sempit, sesungguhnya merupakan derivat dari kemampuan foresight itu, yaitu kemampuan ”mengukur” (measuring). Inti perencanaan –yang ideal—sesungguhnya adalah mengukur itu. Persoalannya adalah bahwa tidak semua ”sesuatu” itu bersifat materi, sehingga sifatnya ”tersembunyi”, sehingga sulit diukur. Di sinilah sesungguhnya tugas perencana itu. Yaitu ”mendefinisikan” sesuatu yang ”tersembunyi” menjadi terukur, sehingga menjadi ”nyata”. Contoh paling sederhana tentang hal ini adalah apabila kita ditanya persoalan mendefinisikan ”bahagia”. Bahagia –barangkali—lebih sulit diukur dibandingkan mendefinisikan ”sejahtera”. Inilah tugas perencana itu. Bagaimana perencana menuntaskan tugasnya itu, maka terdapatlah beberapa jenis perencanaan, yang dapat kita sebut sebagai beberapa cara agar kita dapat memilih perencanaan yang ”ideal” (dalam tanda kutip keras). 13
  • 14. 2. Jenis (1) Perencanaan menurut jangka waktu, (2) Perencanaan menurut sifat dorongannya, (3) Perencanaan menurut alokasi sumberdaya, (4) Perencanaan menurut tingkat keluwesan, (5) Perencanaan menurut sistem ekonomi, (6) Perencanaan menurut arus informasi, (7) Perencanaan menurut dimensi pendekatan, (8) Perencanaan menurut dokumen aktivitas pembangunan. Di luar tersebut di atas, masih banyak lagi jenis perencanaan tergantung model dan sifatnya. 14
  • 15. 2.1. Jangka Waktu Pertama, perencanaan menurut jangka waktu. Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) Perencanaan Jangka Panjang (Perspektif). (2) Perencanaan Jangka Menengah. (3) Perencanaan Jangka Pendek. 15
  • 16. 2.2. Dorongan Perencanaan Kedua, perencanaan menurut sifat dorongan perencanaan. Berdasarkan sifat pendorongnya, perencanaan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: (1) Perencanaan dengan komando (planning by direction). Perencanaan ini menuntut adanya liberalism. Pada sistem ini pemerintah pusat merencanakan, mengatur, dan memerintahkan pelaksanaan rencana sesuai dengan sasaran dan prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan seperti itu bersifat menyeluruh dan mencakup keseluruhan perekonomian. (2) Perencanaan dengan rangsangan (planning by inducement). Sistem perencanaan dengan rangsangan merupakan sistem perencanaan yang demokratis. Sistem ini dilakukan dengan cara memanipulasi pasar. Tidak ada keharusan, tetapi ajakan. Ada kebebasan berusaha, kebebasan berkonsumsi, dan kebebasan berproduksi. 16
  • 17. 2.3. Alokasi Sumberdaya Ketiga, perencanaan berdasarkan alokasi sumberdaya. Berdasarkan pengalokasian sumberdaya, perencanaan dibagi menjadi dua yaitu. (1) Perencanaan Keuangan. Perencanaan keuangan adalah teknik perencanaan berkaitan dengan pengalokasian dana (uang). Keuangan merupakan kunci pokok implementasi perencanaan ekonomi. Jika dana tersedia secara mamadai, maka sasaran fisik dapat dengan mudah dilaksanakan. (2) Perencanaan fisik. Perencanaan fisik adalah usaha untuk menjabarkan usaha pembangunan melalui pengalokasian factor-faktor produksi dan hasi produksi sehingga memaksimalkan pendapatan dan pekerjaan. Keseimbangan fisik hanya dapat dicapai melalui perkiraan yang tepat terhadap hubungan antara investasi dengan output. 17
  • 18. 2.4. Arus Informasi Keempat, perencanaan menurut arus informasi. Dilihat dari sudut pelaksanaanya (arus informasi), perencanaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Perencanaan sentralistik (top-down planning). Dalam perencanaan sentralistik, keseluruhan proses perencanaan suatu Negara berada di bawah badan perencanaan pusat. Badan perencanaan pusat pengendalian setiap aspek pembangunan, menetapkan harga semua produk dan upah tenaga kerja. (2) Perencanaan Desentralistik (bottom-up planning). Perencanaan desentralistik mengacu pada proses pelaksanaan rencana dari bawah (bottom-up planning). Rencana pada dasarnya dirumuskan oleh badan perencanaan pusat setelah berkoordinasi dan berkonsultasi dengan berbagai unit administrasi Negara, dengan memperhatikan secara cermat rencana daerah/wilayah. Rencana ditingka daerah dirumuskan oleh badan perencanaan daerah sesuai dengan potensi dan kondisi daerah serta aspirasi masyarakat. Harga barang dan jasa ditentukan oleh mekanisme pasar meskipun ada pengawasan tertentu oleh pemerintah di bidang kegiatan ekonomi tertentu. 18
  • 19. 2.5. Tingkat Keluwesan Kelima, perencanaan menurut tingkat keluwesan. Berdasarkan keluwesannya, perencanaan dibagi menjadi dua, yaitu. (1) Perencanaan indikatif. Perencanaan ini bersifat luwes. Pemerintah memberikan rangsangan kepada sektor swasta melalui hibah, pinjaman, pembebasan pajak, dan sebagainya. Pemerintah memberikan pedoman bagi sektor swasta (bukan pemerintah). (2) Perencanaan imperativ. Dalam perencanaan imperativ semua kegiatan dan sumberdaya ekonomi berjalan menurut komando negara. Ada pengawasan menyeluruh oleh negara terhadap faktor produksi. Produksi barang-barang disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah. 19
  • 20. 2.6. Sistem Ekonomi Keenam, perencanaan menurut sistem ekonomi. Berdasarkan sistem ekonomi yang dianut suatu Negara, perencanaan dapat dibagi menjadi: (1) Perencanaan dalam kapitalisme. Perencanaan dalam sistem kapitalisme tidak difokuskan pada rencana yang terpusat (central plan), maka alat-alat produksi bisa dimiliki secara pribadi. Kegiatan ekonomi tidak direncanakan oleh pemerintah dan harga pasar ditentukan oleh kekuatan pasar atau tidak ditetapkan oleh pemerintah. (2) Perencanaan dalam sosialisme. Perencanaan dalam sistem sosialisme diarahkan pada rencana yang terpusat, dalam arti ada penguasa atau badan perencanaan terpusat yang merumuskan rencana secara keseluruhan. Kedaulatan konsumen hanya dibatasi pada pemilihan barang-barang yang secara social bermanfaat dan oleh badan perencanaan dianggap tepat untuk diproduksi dan disediakan untuk masyarakat. (3) Perencanaan dalam ekonomi campuran. Perencanaan dalam perekonomian campuran tidak bersifat menyeluruh seperti dalam pengertian perencanaan sosialis. Sistem perencanaan ini membagi perekonomian Negara ke sektor pemerintah dan sektor swasta. Sektor pemerintah berada di bawah langsung pengawasan pemerintah, yang mengatur produksi dan distribusinya. Sektor swasta seperti perorangan mengelola sendiri apa yang dimilikinya. 20
  • 21. 2.7. Dimensi Pendekatan Ketujuh, perencanaan menurut dimensi pendekatan. Berdasarkan dimensi pendekatan, perencanaan pembangunan terdiri dari: (1) Perencanaan makro. Perencanaan makro dapat didefinisikan sebagai perencanaan nasional dalam skala makro atau menyeluruh. Dalam perencanaan makro dikaji seberapa pesat pertumbuhan ekonomi dapat dan akan direncanakan, berapa besar tabungan masyarakat dan pemerintah akan tumbuh, bagaimana proyeksinya dan hal-hal lainnya secara makro dan menyeluruh. (2) Perencanaan sektoral. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan berdasarkan sektor. Sektor adalah kumpulan dari kegiatan atau program yang mempunyai persamaan ciri-ciri serta tujuan. (3) Perencanaan regional. Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional menitikberatkan pada aspek lokasi dimana kegiatan dilakukan (4) Perencanaan mikro. Perencanaan mikro didefinisikan sebagai perencanaan skala rinci dalam perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran rencana-rencana sektoral maupun regional ke dalam susunan proyek dan kegiatan-kegiatan dengan berbagai dokumen perencanaan dan penganggarannya. Secara operasional perencanaan mikro antara lain tergambar dalam rancangan kegiatan. 21
  • 22. 2.8. Dokumen Aktivitas Kedelapan, perencanaan menurut dokumen lingkaran aktivitas pembangunan. Berdasarkan lingkaran aktivitas pembangunan, perencanaan perlu diwujdukan dalam 3 dokumen perencanaan, yaitu: (1) Dokumen perencanaan target. Perencanaan target adalah perencanaan yang menetapkan target dari kebijakan-kebijakan pembangunan yang dipilih sebagai program-program pembangunan. Agar setiap program mempunyai target yang terukur, maka diperlukan adanya indikator untuk setiap target di masing-masing program. (2) Dokumen perencanaan sumberdaya. Perencanaan sumberdaya adalah perencanaan yang menetapkan pengalokasian sumberdaya secara efektif. Biasanya dalam bentuk kebijakan penganggaran. Perencanaan sumberdaya ditentukan oleh seberapa efektif target yang diproyeksikan akan tercapai dalam satu kurun waktu tertentu. (3) Dokumen perencanaan evaluasi. Perencanaan evaluasi adalah perencanaan yang menetapkan tingkat optimal pencapaian target setiap program pembangunan. Dokumen perencanaan evaluasi menjadi dasar penilaian kesuksesan statu program pembangunan. 22
  • 23. Bagian 3. Perumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, dan Prioritas Perencanaan 23
  • 24. 1. Silogisme dalam Perumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, dan Prioritas Ideologis: 1. Kapitaslisme 2. Sosialisme PERUMUSAN Tentukan Definisi- Teoritis (Conceptual Framework) Definisi MASALAH Parameternya 1. Lingkaran Setan Pragmatis 2. Perpres RPJMN Indikator ? Misal: TUJUAN Meningkatkan APS APS 2010 = 88 2010 2014 Proyeksi APS 2010 APS 2014 88 95 SASARAN APS 2014 = 95 (TARGET) 1. Metode Time Series Forecasting 2. Metode Kausal 3. Model Kualitatif Delphi, Teknik Penentuan Sistem ALTERNATIF Kriteria & Alternativ AHP Efas/ifas 4. Linear Programming 5. Analisis Inpput-output PRIORITAS PERENCANAAN Model Penentuan Prioritas LANJUT…. 24
  • 25. 2. Bentuk-bentuk Silogisme dalam Penentuan Sasaran 1. Paralel 4. Single Line (Focus) Tujuan Target t t+n S1 ------------------ S1 ------------> S2 ------------------ S2 ------------> S3 ------------------ S3 ------------> S4 ------------------ Sn ------------> 5. Line Branch 2. Paralel-Mixed S1 -------------- S1 --------------> S2 -------------- S2 ------- S3 -------------- Sn --------------> Sn -------------- 3. Multi-Line S1 ----------------------------------> S2 ------------------- S3 ---------------- S4 ----------------------------------> 25
  • 26. 3. Pokok-pokok Perhatian • Konsep dan teori perencanaan pembangunan. • Cakupan wilayah perencanaan. • Bidang sektoral perencanaan. • Substansi dan ukuran perencanaan. • Sumber/bentuk pembiayaan perencanaan. • Penyelenggara perencanaan. • Bentuk rencana pembangunan. • Rencana implementasi perencanaan pembangunan. • Instrumen perencanaan. • Pengambilan keputusan strategis. • Alur perencanaan. • Pemantauan dan pengendalian. • Evaluasi hasil perencanaan. • Pengawasan pembangunan. 26
  • 27. 4. Syarat Perencanaan Perumusan Masalah Ada … (1) Himpunan asumsi untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu; (2) Seleksi tujuan. Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya; (3) Pemilihan alternatif dan alokasi sumberdaya. Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumberdaya yang tersedia; (4) Rasionalitas. Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian; dan (5) Proses penentuan masa depan. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. 27
  • 28. 5. Ciri-ciri Perencanaan Tujuan (1) Suatu perencanaan pembangunan adalah usaha yang diceminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan social ekonomi yang tetap (steady social economy growth). Hal ini dicerminkan oleh dalam usaha peningkatan produksi nasional, berupa tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang positif; (2) Usaha yang dicerminkan dalam rencana meningkatkan pendapatan perkapita dan laju pertumbuhan ekonomi yang positif, yaitu setelah dikurangi dengan laju pertumbuhan penduduk menunjukkan pula kenaikan pendapatan per kapita; (3) Usaha mengadakan perubahan struktur ekonomi yang mendorong peningkatan struktur ekonomi agraris menuju struktur industri; (4) Adanya perluasan kesempatan kerja; (5) Adanya pemerataan pembangunan yang meliputi pemerataan pendapatan dan pembangunan antara daerah; (6) Adanya usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan pembangunan; (7) Upaya membangun secara bertahap dengan berdasar kemampuan sendiri/nasional; dan (8) Usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi. 28
  • 29. 6. Dari Mana? RT, RW, Keluarga Dasawisma, Dusun Desa, Kelurahan, Kampung, Nagari, Banjar Makan Pendidikan Kesehatan Kecamatan, Distrik Masyarakat, Keluarga Besar Sumber Energi Kabupaten, Kota Transport Provinsi Bangsa Negara (NKRI) 29
  • 30. 7. Pesebaran N W E S 30
  • 31. 8. Siapa? Apa? (contoh) Peningkatan Akses Perlindungan Pelayanan Sosial Usia Wajib Dasar Kandungan Belajar VERY POOR VERY POOR dan Balita (6-16) Usia Usia Lanjut Produktif (55 ke atas) (17-55) Perlindungan Pemberdayaan Sosial Masyarakat VERY POOR POOR DAN NEAR POOR 31
  • 32. 9. Apa Yang Direncanakan dan Dianggarkan? •Unit simpan pinjam. •Makan/kebutuhan •Kelompok usaha bersama pokok. (pertanian, perikanan, •Pendidikan dagang dan industri mikro, •Kesehatan dsb.) •Transportasi •Pekerjaan sektor informal. •Prasik. •Pekerjaan konstruksi. •Dll. •Dll. KONSUMSI PENDAPATAN Melakukan harmonisasi Melakukan program-program yang harmonisasi •KB. output-nya dapat program-program •Kesejahteraan RTM. memberikan yang output-nya kesempatan berusaha dapat meringankan dan menciptakan konsumsi DEMOGRAFI penghasilan bagi masyarakat miskin. masyarakat miskin. Menekan laju pertumbuhan penduduk miskin. 32
  • 33. 10. Pendekatan Kewilayahan dalam Perencanaan Sasaran Perencanaan pembangunan nasional, yaitu perencanaan yang mencakup pembangunan semua sektor secara komprehensif dalam wilayah suatu negara untuk kepentingan seluruh warga negara di seluruh negara yang diselenggarakan oleh pemerintah nasional. Perencanaan pembangunan daerah, yaitu perencanaan yang mencakup pembangunan semua sektor secara komprehensif dalam wilayah satu daerah (provinsi atau kabupaten/kota) untuk kepentingan seluruh warga negara di suatu daerah tertentu yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah tertentu saja. Perencanaan pembangunan regional, yaitu perencanaan yang mencakup pembangunan semua sektor secara komprehensif dalam wilayah lebih dari satu daerah (beberapa provinsi atau beberapa kabupaten/kota) untuk kepentingan seluruh warga negara di daerah-daerah yang menjadi cakupan perencanaan yang diselenggarakan oleh beberapa pemerintah daerah tertentu saja atau dikoordinasikan oleh pemerintah nasional. Perencanaan pembangunan kawasan, yaitu perencanaan yang mencakup pembangunan sektor tertentu saja dalam wilayah satu daerah atau lebih (beberapa provinsi atau beberapa kabupaten/kota) untuk sebagian warga negara di daerah-daerah yang menjadi cakupan perencanaan yang diselenggarakan oleh beberapa pemerintah daerah tertentu saja atau dikoordinasikan oleh pemerintah nasional. 33
  • 34. 10. Pendekatan Kewilayahan dalam Perencanaan Perbedaan Pembangunan Daerah, Pembangunan Kawasan, dan Pembangunan Nasional: 34
  • 35. 10. Pendekatan Kewilayahan dalam Perencanaan Sektoral Atau Regional? 35
  • 36. Siapa Sih Yang Bertanggung Jawab Meningkatkan Kesejahteraan RT Miskin? 36
  • 37. Nasional vs Regional Tidak Sinkron? Kenapa Pusat Sssst…kira-kira kapan harus ikut Ini masih selesainya. Anak-istri membangun? Ini kewenangan sudah kelaparan nieh. Kalau ribut pusat. Daerah kewenangan terus, kapan tinggal terima daerah. kita bisa jadi saja. maju? Ahh.. 10x10= Capek Deh Cepek Juga 37
  • 38. 11. Pendekatan Sektoral dalam Perencanaan Ekonomi Politik Penggerak Perencanaan Pembangunan Sosial (Prime mover) Pertahanan 38
  • 39.
  • 40.
  • 41. 11. Pendekatan Sektoral dalam Perencanaan 41
  • 42. Contoh: Pendekatan prime-mover dalam perencanaan Prime-mover 42
  • 43. 12. Substansi dan Ukuran Perencanaan Substansi dan Ukuran Makro 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih. 5. Bangunan. 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran. 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 43
  • 44. 12. Substansi dan Ukuran Perencanaan Substansi dan Ukuran Mikro 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 2. Mewujudkan Pendidikan Dasar Bagi Semua 3. Mendorong Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan 4. Menurunkan Angka Kematian Anak 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu 6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Lain 7. Menjamin Kelestarian Lingkungan 44
  • 45. 13. Pembiayaan untuk Implementasi Perencanaan Pembangunan Sumber pembiayaan perencanaan pembangunan terdiri dari: (1) Sumber pembiayaan publik. Sumber ini dikelola oleh pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah. Sumber pembiayaan publik diperoleh dari pajak, hibah, dan kontribusi badan usaha milik negara; (2) Sumber pembiayaan non-publik. Sumber ini dikelola oleh lembaga swasta. Sumber pembiayaan non-publik disalurkan dalam bentuk penanaman modal langsung, kredit, penyertaan saham, hibah, dan bentuk-bentuk lain yang dimungkinan; (3) Sumber pembiayaan luar negeri. Sumber ini dikelola oleh lembaga-lembaga pemberi pinjaman luar negeri atau yang umum disebut lembaga-lembaga donor. Sumber pembiayaan luar negeri disalurkan dalam bentuk pinjaman luar negeri, kredit eksport, dan hibah. 45
  • 47. 14. Penyelenggaraan dari Implementasi Perencanaan Pembangunan Penyelenggara Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat Perencanaan oleh Pemerintah Pusat. Institusi penyelenggara perencanaan pembangunan pada level Pemerintah Pusat meliputi organisasi-organisasi DPR, Bappenas, Depkeu, Depdagri, Departemen Teknis, dan Kelompok lembaga dan negara Donor. Adanya banyak organisasi yang terlibat dalam institusi perencanaan pembangunan level Pemerintah Pusat ini berpotensi menyebabkan adanya pertentangan kepentingan (conflict of interest) di antara mereka. Penyelenggara Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah Perencanaan oleh Pemerintah Daerah. Institusi penyelenggara perencanaan pembangunan pada level Pemerintah Daerah di tingkat Provinsi meliputi organisasi-organisasi DPRD Provinsi, Kantor Gubernur, Bappeda, Dinas Keuangan, dinas-dinas teknis, konsultan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat. Sementara itu penyelenggara perencanaan oleh Pemerintah Daerah di tingkat Kabupaten/Kota meliputi organisasi- organisasi DPRD Kabupaten/Kota, Kantor Bupati/Walikota, Bappeda Kabupaten/Kota, Kantor Keuangan, kantor-kantor teknis, konsultan pemerintah daerah, dan kelompok-kelompok masyarakat. 47
  • 48. 15. Bentuk Rencana Pembangunan Pembangunan (cakupan nasional atau lokal) Locus nasional, antar-daerah Substansi gabungan program-program, jangka panjang, rutin Program Locus nasional, antar-daerah Substansi gabungan proyek-proyek, jangka menengah, rutin Proyek Locus daerah Substansi jangka pendek/1 tahun, tidak rutin Crash program Locus agregat perencanaan pembangunan daerah dan regional Substansi jangka sangat pendek, sangat spesifik, tidak rutin 48
  • 49. Format Penyusunan Dokumen Perencanaan ARAH KEBIJAKAN DAN Masukan dari STARTEGI PEMBANGUNAN Pemangku Skala Prioritas Visi, Misi, Komitmen NASIONAL 2010-214 Kepentingan Program RPJPN Internasional/ Prioritas 2005-2025 GlobalI Presiden Terpilih PRIORITAS NASIONAL (INDIKATOR DAMPAK) KONDISI PERKIRAAN UMUM PENETAPAN SASARAN POKOK PERMASALAHAN DAN FOKUS PEMBANGUNAN NASIONAL (Identifikasi TANTANGAN UTAMA PRIORITAS 2010 - 2014 Permasalahan 2010 - 2014 (Isu Strategis PROGRAM dan Penyebabnya) Lintas Bidang/K-L) (INDIKATOR OUTCOMES) Misi BASELINE DATA: Hasil Evaluasi KEGIATAN PRIORITAS Pembangunan Kondisi RPJMN Saat ini 2004-2009 Yang Belum (INDIKATOR OUTPUT) Selesai 2004-2009 SUMBER DAYA (INDIKATOR INPUTS) Perumusan Masalah dan Tantangan, Penetapan Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional 2010-2014 49
  • 50. Keterkaitan Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Prioritas Pembangunan Prioritas Pembangunan Bidang (KL) Nasional Bidang Ekonomi PRIORITAS 1 K/L 1 PRIORITAS 1 Program 1.1 1. Fokus Prioritas 1.1 1. Kegiatan 1.1.1 1. Kegiatan Prioritas 1.1.1 2. Kegiatan 1.1.2 Fokus prioritas 1 2. Kegiatan Prioritas 1.1.2 3. Kegiatan 1.1.3 Program 1.2 3. Kegiatan Prioritas 1.1.3 1. Kegiatan 1.2.1 Fokus prioritas 2 2. Fokus Prioritas 1.2 2. Kegiatan 1.2.2 1. Kegiatan Prioritas 1.2.1 3. Kegiatan 1.2.3 2. Kegiatan Prioritas 1.2.2 -dst- 1. Kegiatan Prioritas A 3. Kegiatan Prioritas 1.2.3 K/L 2 Program 2.1 PRIORITAS 2 1. Kegiatan 2.1.1 2. Kegiatan Prioritas B - dst- -dst- 3. Kegiatan Prioritas C Bidang Politik PRIORITAS 1 K/L 1 4. Kegiatan Prioritas D Program 1.1 1. Fokus Prioritas 1.1 1. Kegiatan 1.1.1 1. Kegiatan Prioritas 1.1.1 2. Kegiatan 1.1.2 5. Kegiatan Prioritas E 2. Kegiatan Prioritas 1.1.2 Program 1.2 3. Kegiatan Prioritas 1.1.3 1. Kegiatan 1.2.1 2. Fokus Prioritas 1.2 2. Kegiatan 1.2.2 Fokus prioritas 3 3. Kegiatan 1.2.3 1. Kegiatan Prioritas 1.2.1 -dst- 2. Kegiatan Prioritas 1.2.2 K/L 2 -dst- 3. Kegiatan Prioritas 1.2.3 Program 2.1 PRIORITAS 2 1. Kegiatan 2.1.1 - dst- 2. Kegiatan 2.1.2 PRIORITAS 2 -dst- -dst- Bidang .................... - dst - - dst - 50
  • 51. 16. Rencana Implementasi Perencanaan Pembangunan Pembangunan (cakupan nasional atau lokal) Kementerian/Lembaga Program Kementerian/Lembaga Proyek Satuan Kerja Perangkat daerah Crash program Satuan Kerja Perangkat Daerah 51
  • 52. 17. Alur Perencanaan Pembangunan 1. Alur Perencanaan Pembangunan Dari Bawah ke Atas Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up approach) menggariskan bahwa inisiatif perencanaan berasal dari berbagai unit atau divisi yang disampaikan ke atas sampai pada tingkat institusi. 2. Alur Perencanaan Pembangunan Dari Atas ke Bawah Pendekatan dari atas ke bawah (top-down approach) menggariskan bahwa perumusan strategi yang telah disatukan dan dikoordinasikan oleh pimpinan tertinggi dibantu oleh para manajer di level di di bawahnya. Strategi menyeluruh ini kemudian dipakai sebagai penentu sasaran-sasaran dan mengevaluasi kinerja unit usaha masing-masing. 3. Alur Perencanaan Pembangunan Interaktif Pendekatan perencanaan pembangunan yang lain adalah pendekatan interaktif (interactive approach) yang menggariskan adanya jalan tengah antara pendekatan dari bawah ke atas dan pendekatan dari atas ke bawah. Sebelum strategi ditetapkan, terlebih dahulu diawali dengan konsultasi antar manajer puncak dengan para manajer pada tingkat di bawahnya termasuk manajer lapangan. Di sini terjadi sinkronisasi antara sasaran umum di induk institusi dan pengetahuan lapangan dari para manajer di bawahnya. 4. Alur Perencanaan Pembangunan Tingkat Ganda Pendekatan tingkat ganda (dual level approach) menggariskan bahwa strategi dirumuskan terpisah pada dua tingkatan yang berbeda, yaitu pada tingkat induk institusi dan pada tingkat unit di bawahnya. Semua unit menyusun rencana sesuai tingkat masing-masing dan rencana ini secara periodik ditinjau oleh manajemen tingkat induk. 52
  • 53. Instrumen Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat Renstra Pedoman Renja- Pedoman Rincian RKA -KL KL KL APBN Pedoman Diacu RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan Pedoman RKP RAPBN APBN Nasional Nasional Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang Pemerintah Daerah Dijabarkan RPJP Pedoman RPJM RKP Pedoman RAPBD APBD Daerah Daerah Daerah Pedoman Diacu Pedoman Renstra Renja- Pedoman RKA - Rincian SKPD SKPD SKPD APBD 53
  • 54. 18. Pengendalian dan Pemantauan 1. Pengendalian dan Pemantauan Pengendalian dan pemantauan merupakan factor dapat yang menentukan pencapaian tujuan perencanaan pembangunan. Pengendalian dan pemantauan terhadap implementasi perencanaan pembangunan diperlukan oleh institusi perencanaan pembangunan, namun yang menjadi pertanyaan besar adalah lembaga dan pihak siapa yang akan mengendalikan implementasi perencanaan pembangunan itu sendiri. 2. Evaluasi Hasil Perencanaan Pemahaman tentang evaluasi hasil perencanaan: oleh Departemen (nasional, atau koordinasi lintasprovinsi/regional), oleh Dinas Provinsi (Provinsi), oleh Kantor (Kabupaten/Kota), kelompok independen (terbentur pada siapa yang mendanai kegiatan kelompok independen ini, jika didanai oleh Pemerintah, maka tidak dapat disebut lagi sebagai kelompok independen). 3. Pengawasan Pembangunan Pemahaman tentang pengawasan pembangunan: dilakukan secara nasional oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dilakukan secara kedaerahan oleh Badan Pengawas Pembangunan Daerah (Bawasda) dan Inspektorat Daerah (Itda), atau dilakukan secara khusus oleh Komite Pemberantasan Korupsi (KPK). 54
  • 55. Pemantauan dan Evaluasi Program dan Prioritas Pembangunan 55
  • 56. Pemantauan dan Evaluasi Program dan Prioritas Pembangunan Grafik Status Kem is kinan Per Provins i, Menurut Interval 1993, 2000, 2006, 2007, 2008 Papua Barat Papua Maluku Utara Maluku Sulaw esi Barat Gorontalo Sulaw esi Tenggara Sulaw esi Selatan Sulaw esi Tengah Sulaw esi Utara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Bali Banten Jaw a Timur DI Y ogyakarta Jaw a Tengah Jaw a Barat DKI Jakarta Kepulauan Riau Bangka Belitung Lampung Bengkulu Pemerintah Pusat memberikan Sumatera Selatan Ja mb i Riau prioritas anggaran pada daerah- Sumatera Barat Sumatera Utara daerah di Provinsi dalam interval Nanggroe A ceh Darussalam Status Kemiskinan merah dan kuning. Interval Baik Interval Sedang Interval Kurang 56
  • 57. Indikator Implementasi Level Input dan Level Outcome 64 800.000 62,44 62 700.000 61,32 600.000 60 57,75 500.000 58 56,78 56,91 400.000 56 54,32 300.000 54 200.000 52 100.000 50 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 APS penduduk 4-6 tahun Anggaran Program Pendidikan Anak Usia Dini Gambar 1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Jenjang Pendidikan PAUD dan Anggaran Program PAUD, Tahun 2004-2009 57
  • 58. Indikator Implementasi Level Input dan Level Outcome 120 35.000.000 99,12 99,50 99,73 99,85 30.000.000 96,77 97,39 100 25.000.000 80 62,13 62,67 20.000.000 61,30 60 56,04 53,48 53,92 15.000.000 40 10.000.000 20 5.000.000 0 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 APS penduduk 7-15 tahun APS penduduk 16 -18 tahun Anggaran Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Anggaran Program Pendidikan Menengah Gambar 2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Jenjang Pendidikan Dasar 9 Tahun (SD-SMP) dan Jenjang Pendidikan Menengah (SMU dan SMK) dan Anggaran Program Wajib Belajar Dikdas 9 Tahun dan Program Pendidikan Menengah, Tahun 2004-2009 58
  • 59. Indikator Implementasi Level Input dan Level Outcome 20 30.000.000 17,82 18,10 17,50 18 16,70 25.000.000 16 15,00 14 13,20 20.000.000 12 10 15.000.000 8 10.000.000 6 4 5.000.000 2 0 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 APK PT Anggaran Program Pendidikan Tinggi Gambar 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) Jenjang Pendidikan Tinggi dan Anggaran Program Pendidikan Tinggi, Tahun 2004-2009 59
  • 60. Indikator Kinerja 2,00 1,80 0,27 1,60 0,10 0,22 0,14 1,40 0,11 0,27 0,12 0,15 0,12 1,20 0,08 0,04 0,14 0,05 0,11 0,06 0,10 0,11 1,00 0,14 0,28 0,09 0,09 0,22 0,36 0,01 0,01 0,02 0,02 0,24 0,08 0,80 0,08 0,21 0,13 0,09 0,27 0,27 0,60 0,22 0,17 0,23 0,20 0,07 0,07 0,40 0,16 0,19 0,14 0,14 0,15 0,16 0,11 0,05 0,20 0,04 0,15 0,15 0,24 0,21 0,22 0,05 0,05 0,19 0,08 0,09 0,00 Ras io E isiensi f Ras io E is iens i f Rasio E is iens i f Ras io E is iens i f Rasio E is iens i f Ras io E is iens i f 2004 2005 2006 2007 2008 2009 27.010 Program M anajem en Pelay anan Pendidikan 27.009 Program Penelitian dan P engem bangan P endidikan 27.008 Program Pengem bangan Buday a Baca dan P em binaan Perpustakaan 27.007 Program Peningkatan M utu P endidik dan Tenaga Kependidikan 27.006 Program Pendidikan Kedinas an 27.005 Program Pendidikan Non Form al 27.004 Program Pendidikan Tinggi 27.003 Program Pendidikan M enengah 27.002 Program Wajib Belajar P endidikan Das ar Sem bilan Tahun 27.001 Program Pendidikan A nak Us ia Dini Gambar 4. Rasio Efisiensi Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pendidikan yang 60
  • 61. 20. Pengawasan Pembangunan UU 25/2004 UU 17/2003 UU 80/2003 PERPRES NO. 7/2005 UU 01/2004 PERENCANAAN PENGANGGARAN PELAKSANAAN BAPPENAS, BAPPEDA DEP. KEUANGAN DEPARTEMEN/LPND PENGAWASAN INTERN : BPKP, IRJEN,BAWASDA EKSTERN : BPK, KPK, MASYARAKAT UU 15/2004 (BPK) UU 80/2003 (BKP,INTJEN, BAWASDA 61
  • 64. Pengawasan Pembangunan Politik dan Pembangunan 64
  • 66. Bagian 4. Penentuan Kriteria dan Penentuan Alternatif 66
  • 67. 1. Penentuan Kriteria 1. Prioritas Pembangunan Nasional 2. Prioritas Pembangunan Bidang 3. Pembangunan Berdimensi Kewilayahan 67
  • 68. 1. Penentuan Kriteria 1. Prioritas Pembangunan Nasional • Meliputi Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Prioritas yg bersifat Nasional. • Mencerminkan Platform Presiden sehingga prioritas dan fokus prioritas nasional dapat bersifat lintasbidang dan atau sama dengan prioritas dan fokus prioritas bidang. 2. Prioritas Pembangunan Bidang • Memuat Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Prioritas Bidang. • Prioritas Bidang dan Fokus Prioritas Bidang tersebut sejauh mungkin bersifat lintas sektor/KL dan dimungkinkan satu bidang memiliki lebih dari satu prioritas. Walaupun indikator dampaknya dapat saja hanya satu. Uraian yang bersifat lintas sektor/KL tersebut dapat dilengkapi dengan uraian sektor. Mengawal RPJP Membedakan RPJMN dengan Renstra 68
  • 69. 1. Penentuan Kriteria ARAH KEBIJAKAN DAN Masukan dari STARTEGI PEMBANGUNAN Pemangku Visi, Misi, Komitmen NASIONAL 2010-214 Skala Prioritas Kepentingan Program Internasional/ RPJPN Prioritas GlobalI 2005-2025 Presiden Terpilih PRIORITAS NASIONAL (INDIKATOR DAMPAK) KONDISI UMUM PERKIRAAN PENETAPAN SASARAN POKOK (Identifikasi PERMASALAHAN DAN Permasalahan dan PEMBANGUNAN NASIONAL FOKUS TANTANGAN UTAMA PRIORITAS Penyebabnya) 2010 - 2014 2010 - 2014 (Isu Strategis PROGRAM Lintas Bidang/K-L) (INDIKATOR OUTCOMES) Misi BASELINE DATA: Hasil Evaluasi KEGIATAN PRIORITAS Pembangunan Kondisi RPJMN Saat ini 2004-2009 Yang Belum (INDIKATOR OUTPUT) Selesai 2004-2009 SUMBER DAYA (INDIKATOR INPUTS) Perumusan Masalah & Tantangan, Penetapan Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Nasional 69
  • 70. 1. Penentuan Kriteria Arah Kebijakan Pembangunan memuat Strategi yang merupakan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan permasalah pokok dalam rangka mencapai sasaran prioritas. Kerangka pikir mendasari penyusunan Prioritas, Fokus Prioritas, dan Kegiatan Prioritas. RPJMN adalah operasionalisasi dari RPJPN. RPJPN dituangkan ke dalam bidang-bidang pembangunan. Prioritas Bidang adalah langkah-langkah utama atau kebijakan untuk mewujudkan tahapan RPJPN. Tahapan RPJPN dalam RPJMN II adalah: “Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan Iptek, memperkuat daya saing perekonomian” 70
  • 71. 2. Penentuan Alternatif Dimungkinkan bagi Presiden terpilih untuk menentukan/mengubah Kegiatan bukan Prioritas menjadi Kegiatan Prioritas. Contoh: Kegiatan Bidang Politik 1.1.1 menjadi Kegiatan Prioritas Nasional E Dalam kasus ini, pada iterasi berikutnya Kegiatan Bidang Politik 1.1.1 disesuaikan sehingga menjadi Kegiatan Prioritas Bidang (pada Buku II) 71
  • 72. 2. Penentuan Alternatif Menentukan Prioritas Pembangunan Bidang dulu. Menuliskan Kondisi Umum, Permasalahan dan Sasaran Bidang, serta Strategi Arah Kebijakan Arah Kebijakan berisi: Kerangka Pikir dari Arah Kebijakan Bidang (Policy Planning) merupakan dasar bagi penetapan: 1. Prioritas Bidang dengan indikator impact, 2. Fokus Prioritas Bidang dengan indikator outcome, 3. Kegiatan Prioritas Bidang dengan indikator output. Menentukan “mainstreaming yang diinginkan” Mengindikasikan mana yang akan dijadikan Prioritas Nasional 72
  • 73. 3. Penentuan Prioritas Pembangunan Nasional Prioritas Pembangunan Nasional Bab I: Kondisi Umum 1.1 Pencapaian Pembangunan 1.2 Permasalahan dan Sasaran Permasalahan : Merupakan perkiraan permasalahan nasional yang akan dihadapi di masa depan berdasarkan perkembangan sampai saat ini dan tantangan kedepan (perkiraan permasalahan yang menonjol dimasa depan). Sasaran : Merupakan sasaran prioritas nasional menggunakan indikator dampak (Impact). Contoh: Permasalahan: Permasalahan kesehatan, indikator kesehatan masih tertinggal dibandingkan dengan negara yang memiliki pendapatan perkapita sama dengan Indonesia, dan berkembangnya penyakit degeneratif. Sasaran : Membaiknya Indikator kesehatan. Bab II: Misal, sesuai arahan RPJPN 2005-2025 73
  • 74. 3. Penentuan Prioritas Prioritas Pembangunan Nasional Bab III: Kerangka Ekonomi Makro Rumusan strategi pembangunan secara umum yang mencakup kerangka ekonomi makro & pembiayaan Bab IV: Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional (bersumber dari visi, misi, dan prioritas presiden) 4.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Lintas Bidang/KL Arah kebijakan pembangunan memuat strategi yang merupakan kerangka pikir/kerangka kerja sebagai dasar dalam menysusun prioritas, fokus prioritas, dan kegiatan prioritas untuk memecahkan permasalahan pokok dan mewujudkan sasaran prioritas. Buku I mencerminkan platform Presiden sehingga prioritas dan fokus prioritas nasional bersifat lintas bidang (atau sama dengan prioritas dan fokus prioritas bidang). Fokus dan kegiatan prioritas dimuat dalam lampiran Buku 1 (berupa Matriks Fokus dan Kegiatan Prioritas Nasional). 4.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kewilayahan Berisi arah kebijakan pembangunan wilayah dari perspektif pembangunan nasional dan keterkaitan antar wilayah. 4.3 Pengarusutamaan Pembangunan Lampiran Buku I: - Matriks Rencana Tindak Prioritas Nasional (Prioritas Nasional, Fokus Prioritas , dan Kegiatan Prioritas). - Matriks Indikator Kinerja Pengarusutamaan Pembangunan Keterangan: Kaidah pelaksanaan (termasuk di dalamnya monitoring dan evaluasi) masuk ke dalam batang tubuh Perpres-nya 74
  • 75. 4. Matriks Sasaran – Indikator - Target PRIORITAS RPJM: Nama Prioritas Nasional RPJMN 2010-2014 - Visi/Goal : Pernyataan visi (goal) dari Prioritas dalam 1 kalimat. - Sasaran Pokok : Pernyataan sasaran prioritas yang utama (dampak yang diharapkan). - Indikator : Pernyataan Indikator Dampak dari pencapaian Prioritas Nasional ALOKASI ANGGARAN BASELINE FOKUS TARGET KEGIATAN PRIORITAS PRIORITAS INSTANSI /KEGIATAN PENANGGUNG No. SASARAN INDIKATOR PRIORITAS JAWAB/ PELAKSANA 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 1. FOKUS Indikator K/L Koord. Fokus PRIORITAS 1 Outcomes Prioritas 1 BUKU II a. Kegiatan Indikator Prioritas A Output/Keluar an Kegiatan Prioritas A K/L X b. Kegiatan Indikator Prioritas B Output/Keluar an Kegiatan Prioritas B K/L Y 75
  • 76. 3. Penentuan Prioritas Pembangunan Bidang Prioritas Pembangunan Bidang Bab I: Bidang Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama 1.1 Kondisi Umum Merupakan gambaran perkembangan pembangunan bidang sampai dengan saat ini disertai dengan pencapaian yang telah dihasilkan. 1.2 Permasalahan dan Sasaran Pembangunan Bidang Merupakan permasalahan Bidang yang akan dihadapi dalam jangka waktu 5 tahun ke depan berdasarkan perkembangan sampai saat ini dan tantangan kedepan yaitu perkiraan permasalahan yang menonjol dimasa depan, misalnya: walaupun telah tercapai banyak kemajuan dalam Bidang Kesehatan namun tingkat kesehatan masih relatif rendah dibandingkan negara dengan tingkat pendapatan yang sama. Tingkat kesehatan yang rendah akan mempengaruhi tingkat produktifitas yang pada gilirannya berpotensi menurunkan daya saing. Selanjutnya ditetapkan sasaran Prioritas Bidang yang menunjukkan perbaikan dari permasalahan yang sudah diidentifikasi tersebut (berikut indikator capaiannya yaitu indikator dampak/impact). 76
  • 77. 3. Penentuan Prioritas Pembangunan Bidang 1.3 Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Arah kebijakan memuat strategi yang merupakan kerangka pikir/kerangka kerja sebagai dasar penetapan Prioritas Bidang, Fokus Prioritas Bidang, dan Kegiatan Prioritas Bidang untuk memecahkan permasalahan pokok dan mewujudkan sasaran prioritas bidang (policy structure). Arah kebijakan yang ditempuh sangat tergantung kepada sasaran yang ingin dicapai. Arah kebijakan untuk penurunan Angka Kematian Ibu sebesar 10% akan berbeda dengan penurunan sebesar 50%. Pada setiap bidang diuraikan prioritas bidang dan fokus prioritas bidang yang dilengkapi dengan kegiatan prioritas bidang (Kegiatan prioritas dicantumkan sebagai lampiran Bidang/Bab dalam bentuk matriks rencana tindak bidang). Prioritas Bidang merupakan kebijakan yang diambil untuk mendukung pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan Bidang yang dicanangkan dalam periode 5 tahun kedepan, dan sejauh mungkin bersifat Lintas Sektor/KL. Fokus prioritas bidang (dengan indikator outcome) adalah arah kebijakan yang diambil untuk mendukung pencapaian sasaran fokus prioritas bidang melalui kegiatan prioritas yang bersifat lintas sektor/KL. Lampiran BAB 1: Matriks Rencana Tindak Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama: Fokus Prioritas (Indikator Outcome) Kegiatan Prioritas (Indikator Output) 77
  • 78. 3. Penentuan Prioritas Pembangunan Bidang Bab II : Bidang Ekonomi s.d.a Lampiran BAB II: Matriks Rencana Tindak Bidang Ekonomi Bab III : Bidang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Bab IV : Bidang Sarana Dan Prasarana Bab V : Bidang Politik Bab VI : Bidang Pertahanan Dan Keamanan Bab VII : Bidang Hukum Dan Aparatur Bab VIII: Bidang Wilayah Dan Tata Ruang Bab IX : Bidang Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Lampiran Buku II: Matriks Implementasi: Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah Per K/L : 1. Semua Program dan Kegiatan prioritas menurut K/L 2. Kegiatan prioritas dari K/L yang tidak masuk dalam lingkup kategori Bidang namun mendukung pencapaian sasaran pokok prioritas nasional (Contoh: Bappenas) 78
  • 79. 4. Matriks Sasaran – Indikator - Target Matriks Rencana Tindak Bidang Program Lintas Kementerian/Lembaga BIDANG PEMBANGUNAN : ................................................ PRIORITAS BIDANG : ................................................. ALOKASI ANGGARAN BASELINE FOKUS KEGIATAN PRIORITAS SASARAN TARGET PRIORITAS (Hasil KEMENTERIAN/ /KEGIATAN No. Outcomes/ INDIKATOR PROGRAM LEMBAGA PRIORITAS Output yang TERKAIT diharapkan) 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 1. FOKUS Indikator PRIORITAS Outcomes BIDANG A.1 BUKU II a. Kegiatan Indikator PROGRAM Prioritas X Output/Keluar Kementerian/ an Kegiatan Lembaga X Prioritas X K/L X b. Kegiatan Indikator PROGRAM Prioritas Y Output/Keluar Kementerian/ an Kegiatan Lembaga Y Prioritas Y K/L Y 79
  • 80. 4. Matriks Sasaran – Indikator - Target Lampiran Program Kementerian/Lembaga ALOKASI ANGGARAN TARGET BASELINE PROGRAM/ KEGIATAN KEGIATAN PRIORITAS K/L No. SASARAN INDIKATOR PRIORITAS 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 - Kementerian/Lembaga A 1. PROGRAM 1 Outcome Program 1 - Kegiatan A (Prioritas - Output Kegiatan Prioritas A Nasional) - Output Kegiatan Prioritas B - Kegiatan B (Prioritas Bidang) 2. PROGRAM 2 Outcome Program 2 - Kegiatan C (Prioritas -Output Kegiatan Prioritas C Nasional) -Output Kegiatan Prioritas D - Kegiatan D (Prioritas Bidang) - Kementerian/Lembaga B 1. PROGRAM 1 Outcome Program 1 - Kegiatan E (Prioritas - Output Kegiatan Prioritas E Bidang) 80
  • 81. Contoh: Sasaran, Indikator, dan Target Fokus Prioritas: Percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak, kekurangan gizi, dan pemberantasan penyakit menular. Salah Satu Kegiatan: Sasaran: Menurunnya angka kematian ibu melahirkan. Indikator: Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan per 100.000 kelahiran hidup. Target: 102 (per 100.000 kelahiran hidup) pada tahun 2015. 81
  • 82. 3. Penentuan Prioritas Pembangunan Berdimensi Kewilayahan Bab I : Arah Pengembangan Wilayah 1.1 Pendahuluan 1.2 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 1.3 Arahan RPJMN 2010-2014 1.4.Perkembangan Kesenjangan Antarwilayah Saat Ini 1.5 Perkiraan Kinerja Pengembangan Wilayah 1.6 Prioritas Pengembangan Ekonomi Daerah Bab II : Pengembangan Wilayah Papua 2.1 Kondisi saat ini 2.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Papua 2.3 Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Papua 2.4 Program dan Kegiatan Prioritas 2.5 Kerangka Regulasi Lampiran: Matriks kerangka investasi dan regulasi Bab III : Strategi Pengembangan Wilayah Maluku ---Dan Seterusnya--- Bab VIII : Strategi Pengembangan Wilayah Sumatera Matriks Lampiran: Program Lintas K/L dan Kegiatan Pokok per Wilayah 82
  • 83. 4. Matriks Sasaran – Indikator - Target Matriks Lampiran Prioritas Pengembangan Wilayah…*) WILAYAH : ........................................... Alokasi anggaran Bidang/ Kementerian/ Program baseline kegiatan Kegiatan prioritas Lembaga prioritas* Bidang A - Kegiatan A1 - Kegiatan A2 - Kegiatan A3 Bidang B - Kegiatan B1 - Kegiatan B2 - Kegiatan B3 Bidang C - Kegiatan C1 * kumulatif 5 tahun (2010-2014) 83
  • 84. Tanggal-tanggal penting terkait penyusunan RPJMN & Renstra 2010-2014, dan RKP 2010 (Januari – Mei 2009) Contoh 2008 1 Jan 09 1 Feb 09 1 Mar 09 1 Apr 09 1 Mei 09 Panduan penulisan RPJMN (s.d. 31/12) Struktur penulisan & materi Raker I (15/4) pokok selesai (1/4) Agenda Raker I: Background study Rumusan strategi pembangunan (termasuk kerangka ekonomi makro & -Paparan D. Ekonomi, (s.d 31/12) pembiayaan) (1/1-1/4) D. Otda, & para Deputi -Pembahasan Evaluasi 4thn RPJMN 2004-2009 (s.d 1/4) Penulis menyampaikan Rangkaian diskusi (1/12/08 s.d. 1/4/09) kpd Penanggung Jawab/Ketua Pokja Penyerapan aspirasi masyarakat (s.d. 1/4/09) (1/5) Panduan penulisan Renstra (s.d. 1/4) Konsep Rancangan Renstra dimintakan dari K/L (Bottom-Up) (1/4-15/5) 1 Jan 09 1 Feb 09 1 Mar 09 1 Mei 09 1 Apr 09 Penulisan Rancangan Awal RKP 2010: Buku I Musrenbangprov (1- Ranc. Interim RKP dan II (13/1-20/3) 17/4) 2010 (20/4-2/5) Rakorpus Rapim membahas RKP 2010 & Pagu Indikatif (16/3) (15-16/4) Penyusunan Renja K/L, Pertemuan dgn Presiden (laporan ttg Trilateral Meeting, & Rancangan Prioritas RKP 2010) (13/4) penyampaian Renja K/L kpd Bappenas (17-30/4) Sid. Kabinet: Ranc. Awal RKP, Ranc. Pagu Indikatif, & Finalisasi SEB (4-15/4) 84
  • 85. Tanggal-tanggal penting terkait penyusunan RPJMN & Renstra 2010-2014, dan RKP 2010 (Juni – Oktober 2009) Contoh 1 Mei 09 1 Jun 09 1 Jul 09 1 Agt 09 1 Sept 09 1 Okt 09 Raker II Draft I Konsep Draft II (15/5) Penanggung Jawab/Ketua Pokja Rancangan Konsep menyampaikan ke Sekretariat (15/06) Awal, selesai Rancangan (01/8) Awal, selesai Penjaringan aspirasi (01/10) Pembahasan/ konsultasi Tim masyarakat (1/8-31/8) Penyempurnaan Draft I Penyusunan Konsep (1/06-31/08) Rancangan Rancangan Awal RPJMN untuk Awal RPJMN penyempurna-an (15/6-31/7) (1/10-5/11) 1 Mei 09 Trilateral meeting (15/5-15/6) Renstra (Bottom-Up) 1/4-15/5) Konsep Rancangan Renstra (15/5-1/10) 1 Jun 09 1 Jul 09 1 Agt 09 1 Sept 09 1 Okt 09 1 Mei 09 Musrenbangn as (6-8/5) Sid. Kabinet (13/5) Ranc. Akhir RKP 2010 (8-12/5) Penyempurnaan Ranc. Akhir dgn masukan Sid. Kabinet (14-15/5) Pengajuan penetapan Perpres ttg RKP 2010 (18/5) 85
  • 86. Tanggal-tanggal penting terkait penyusunan RPJMN & Renstra 2010-2014, dan RKP 2010 (Oktober 2009 – Januari 2010) Contoh . PR n es nD t II ka Pr d g i ne tap 0) an ) si ) ab ) ite 0/1 ntik (2 la /01 ulta /0 1 g K /0 1 N d (10 ns (15 an (30 JM Pe K o Sid RP 1 Okt 09 1 Nov 09 1 Des 09 1 Jan 10 Rancangan Rancangan Akhir Sidang Kabinet I RPJMN (1-10/12) RPJMN (1-15/01) (05/11) Penyem- Musrenbang purnaan Jangka Menengah Rancangan (20-30/12) Akhir RPJMN (15-29/01) Rancangan Awal RPJMN Sosialisasi (10- (1/10-5/11) 30/12) Rancangan Renstra (5/11- Penyesuaian & 1/12) penetapan. Renstra (30/1 - 30/3) 86
  • 87. Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto Visi: Gotong royong membangun kembali Indonesia Raya yang berdaulat, bermartabat, adil, dan makmur Misi: 1. Menegakkan kedaulatan dan kepribadian bangsa yang bermartabat 2. Mewujudkan kesejahteraan sosial dengan memperkuat ekonomi kerakyatan 3. Menyelenggarakan pemerintahan yang tegas dan efektif Agenda Pokok Membangun Kembali Indonesia Raya: 1. Kekayaan negara untuk kemakmuran rakyat 2. Melaksanakan ekonomi kerakyatan 3. Membangun kedaulatan pangan dan energi 4. Menyelenggarakan pemerintahan yang tegas, bersih, dan efektif dalam melayani rakyat 5. Menciptakan manusia Indonesia yang unggul, sehat, dan berkepribadian melalui pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan 87
  • 88. Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono Visi: Terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan Misi: 1. Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera 2. Memperkuat pilar-pilar demokrasi 3. Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang Agenda Utama Pembangunan Nasional 2009-2014: 1. Pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat 2. Perbaikan tata kelola pemerintahan 3. Penegakan pilar demokrasi 4. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi 5. Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan 88
  • 89. M. Jusuf Kalla-Wiranto (1/2) Visi: Indonesia yang adil, mandiri, dan bermartabat Misi: 1. Tercapainya ekonomi bangsa yang mandiri, berdaya saing, dan berkeadilan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat 2. Mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa, demokratis, dengan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat 3. Mewujudkan kesejahteraan sosial, ketahanan budaya, dan otonomi daerah yang sehat, efisien, dan efektif untuk lebih memantapkan integrasi nasional yang menjamin kebhinnekaan 4. Mewujudkan bangsa yang aman, tenteram, dan damai dengan penegakan hukum dan HAM 5. Mewujudkan Indonesia yang dihormati dan disegani oleh bangsa- bangsa lain dalam bidang ekonomi dan politik 89
  • 90. M. Jusuf Kalla-Wiranto (2/2) Agenda Kebijakan: 1. Ekonomi: membangun ekonomi kerakyatan, membangun kedaulatan pangan dan energi, meningkatkan daya saing produk dalam negeri, menciptakan struktur eknomi nasional yang adil 2. Politik dan Hukum: memperkuat sistem presidensiil yang didukung sistem kepartaian yang sederhana, menata kembali fungsi-fungsi lembaga negara, reformasi birokrasi untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang tangkas tanggap dan cepat 3. Pertahanan dan Keamanan: menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI-Polri, peningkatan anggaran pertahanan dan keamanan 4. Pendidikan: meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan, meningkatkan penyediaan pendidikan yang terjangkau 5. Sosial Budaya: meningkatkan solidaritas sosial kesetiakawanan dan memupuk semangat nasionalisme 6. Kesehatan: meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan dokter dan tenaga medis yang memadai bagi daerah tertinggal 7. Pemuda dan Olahraga: pengembangan kepeloporan pemuda, peningkatan prestasi olahraga 90
  • 91. Bagian 5. Perencanaan Teknokratis dan Perencanaan Partisipatif 91
  • 92. I. Perencanaan Teknokratis • Teknokrasi secara etimologis berasal dari kata-kata techné (teknik) dan kratein (memerintah). Teknokrasi ialah pemerintahan yang menekankan pentingnya prinsip-prinsip teknologi, seperti efisiensi, kuantifikasi, produktivitas, perencanaan, dan penggunaan kiat, serta SOTA (state of the art). • Pembangunan yang teknokratik menempatkan pemerintah sebagai pihak yang secara mutlak berwenang untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan untuk kepentingan publik, berdasarkan pertimbangan- pertimbangan teknis dari pemerintah sendiri. • Model ini biasanya berafiliasi dengan pola pembangunan top-down, dimana pemerintah berwenang mengatur masyarakat dan tingkat pemerintahan dibawahnya dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari pemerintah itu sendiri. • Dalam pembangunan teknokratis, yang diutamakan adalah pertimbangan teknis dan keilmuan dari pemerintah dalam membangun fondasi argumentatif strategi pembangunan. 92
  • 93. II. Perubahan Paradigma Pembangunan • Sejak bergulirnya era reformasi 1998, Indonesia telah memulai berbagai inisiatif yang dirancang untuk memperbaiki sistem tata pemerintahan dan desentralisasi, akuntabilitas dan partisipasi yang lebih luas. Inovasi- inovasi dalam penyelenggaraan tata pemerintahan dan kebijakan publik dalam mendukung sebuah bentuk demokrasi partisipatorik sangat diperlukan. • Setidaknya ada lima paradigma baru yang menyebabkan perubahan dan perkembangan pola pikir dalam perencanaan yang juga menyebabkan perubahan pada produk-produk rencana di Indonesia, yaitu : – Pertumbuhan perekonomian global – Orientasi pembangunan – Kemitraan pemerintah dan masyarakat (Public-Private Partnership) – Perkembangan sistem dan teknologi informasi – Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. • Bandul pembangunan telah bergerak ke arah tradisi partisipasi. Prakarsa- prakarsa baru mulai berkembang dalam masyarakat seiring dengan mulai dibukanya ruang-ruang partisipasi bagi masyarakat dan desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. 93
  • 94. III. Reposisi Peran Pemerintah Peranan pemerintah pada masa lalu : Peranan yang dituntut dari 1. Penentu utama arah pemerintah saat ini: pembangunan 1. “manajer” perubahan 2. “Pakar” yang paling (menjalankan fungsi mengetahui dan manajerial dan koordinasi) “berhak” menentukan 2. Fasilitator dan katalisator arah pembangunan terciptanya sinergi antar stakeholders pembangunan 3. Peran advokasi dan pembimbingan 94
  • 95. IV. Prinsip Perencanaan Prinsip-prinsip perencanaan yang baik: (1) Prinsip partisipatif, menunjukkan bahwa rakyat atau masyarakat yang memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya. (2) Prinsip kesinambungan, menunjukkan bahwa perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap, tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus menerus dalam kesejahteraan. (3) Prinsip holistik, dimaksudkan bahwa masalah dalam perencanaan dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan. (Gharajedaghi dan Ackoff, 1986) 95
  • 96. V. Pembangunan Partisipatif Partisipasi merupakan proses anggota masyarakat sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan- kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka (Sumarto, 2004) “Perencanaan tidak dapat efektif, kecuali bila dilakukan dengan pengenalan, pemahaman, dan pemanfaatan struktur kekuatan pemerintah dan non-pemerintah” (Branch, 1995) 96
  • 97. VI. Kekuatan dan Kelemahan Perencanaan Partisipatif Kekuatan (Adams, 2004; Layzer, 2002) : • Berperan memelihara sistem demokrasi lokal • Menunjukkan dukungan • Mengkritisi isu kebijakan • Menyusun agenda kebijakan • Menunda pengesahan/pemberlakuan suatu kebijakan • Mengembangkan jaringan antar dan antara warga dengan pejabat terpilih • Menghasilkan solusi lestari dan peduli lingkungan Kelemahan (Irvin dan Stansbury, 2004) : • Pemborosan sumber daya dalam pembuatan kebijakan (dalam masyarakat kurang ideal) • Tidak efektif sebagai persuasi rasional (dalam kondisi tertentu) • Tergantung karakter/sifat stakeholders 97
  • 98. VII. Tantangan dan Kendala Sinkronisasi Pembangunan Teknokratis dan Partisipatif PERENCAAAN DULU PERENCANAAN YANG DIINGINKAN Daftar Usulan - “Shopping List” Rencana Kerja - “Working Plan” • Sebanyak-banyaknya • Input (Rp., Tenaga Kerja, Fasilitas, dll.) • Seindah-indahnya • Kegiatan (Proses) • Tidak terbatas • Hasil nyata: Output, Outcome, Dampak Oleh karena itu, Perencanaan Pembangunan • Dimulai dengan data dan informasi tentang Sine realitas sosial, ekonomi, budaya dan Tek rg politik yang terjadi di masyarakat, nok ikan Part rasi da isip ketersediaan sumberdaya dan visi/arah asi n pembangunan !! Critical point-nya adalah • Menyusun hubungan optimal antara masukan (input), proses, dan keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak (impact). UU SPPN 98
  • 99. IX. Skala Nasional semua pendekatan di-”akomodasi” Pendekatan Politik: Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D. Proses Teknokratik: Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Partisipatif: Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui Musrenbang. Proses top-down dan bottom-up: Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. 99
  • 100. Terima kasih • Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan … Mobilephone +62.811 112266 Email-1 wrihatnolo@yahoo.com Email-2 wrihatnolo@bappenas.go.id Website www.wrihatnolo.blogspot.com www.slideshare.net/wrihatnolo 100