SlideShare a Scribd company logo
1 of 90
Download to read offline
Penulis: Yudi Widayanto
DATA BASE TEKNOLOGI
UNTUK PENGEMBANGAN
DAERAH CERDAS
Penulis: Yudi Widayanto
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2017
Perpustakaan Nasional RI : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Diterbitkan oleh :
BPPT PRESS
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Anggota IKAPI,No. 476/DKI/III/2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya
dalam bentuk apapun tanpa ijin tertulis dari Penerbit.
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 12 Tahun 1997 Pasal 44 Tentang Hak Cipta
Pasal 72 :
a. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak
mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi
izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.100.000.000,- (seratus
juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,- (lima miliar
rupiah).
b. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan,
memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak terkait
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
Database Teknologi untuk Pengembangan Daerah Cerdas /
Penulis : Yudi Widayanto. Jakarta : BPPT-Press, 2017
80 hlm. ; 14,5 x 20,5 cm
Font : Bookman Old Style 11
ISBN 978-602-410-128-2
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, Dengan mengucap rasa puji syukur
kepada ALLAH SWT, Tuhan semesta alam, yang telah
memberikan taufiq beserta hidayahnya sehingga kami
Tim Works Package (WP) Daerah Cerdas - Pusat
Teknologi Inovasi Daerah – PKT – BPPT dapat
menyelesaikan buku berjudul “Database Teknologi
untuk Pengembangan Daerah Cerdas”
Data Base Teknologi ini merupakan kumpulan
teknologi atau inovasi yang telah dihasilkan oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) selama
kurun waktu 3 tahun terakhir yang relevan dengan
dimensi pengembangan Daerah Cerdas.
Data Base ini bertujuan untuk memberikan
kemudahan bagi Pemerintah Daerah dalam
mengembangkan daerahnya menuju Daerah Cerdas.
Daerah Cerdas didefinisikan sebagai sebuah konsep
atau pendekatan pembangunan daerah yang
memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi atau
inovasi untuk mengetahui, memahami, mengelola dan
mengendalikan berbagai sumber daya yang ada secara
efektif, efisien, cepat dan terukur untuk memudahkan
masyarakat memperoleh pelayanan, pengembangan
ekonomi serta kesejahteraan.
Kami sangat berharap database teknologi yang
kami buat ini bisa berguna baik bagi perencana
iv | D A T A B A S E T E K N O L O G I
pembangunan daerah maupun pihak-pihak lain yang
menjadi partner Pemda dalam mewujudkan daerahnya
menjadi Daerah Cerdas.
Dalam menyusun laporan database ini kami
banyak dibantu oleh Tim WP Daerah Cerdas - PTID,
Narasumber dari beberapa Unit Kerja di Kedeputian
Teknis di lingkungan BPPT yang telah bersedia
membagi hasil-hasil inovasinya untuk mengisi
Database Teknologi ini. Untuk itu kami sangat
berterimaksih atas kontribusi yang telah diberikan.
Diharapkan dengan tersusunya Data Base
Teknologi ini akan mempermudah Daerah memperoleh
referensi Teknologi atau inovasi yang relevan untuk
program daerah Cerdas yang akan disusunnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, November 2017
Penulis
SUSUNAN TIM WP DAERAH CERDAS
Dr. Yudi Widayanto, S.Si, M.Si (Leader)
Dr. Ir. Ugay Sugarmansyah, M.Sc
Ir. Windriarti.Hendrojogi, MRTP
Medy Parli Sargo, SH, MH
Nugraheni Setiastuti, ST, MT
Dhita Ayu Pradnyapasa, S.Sosio
Wahyu Purnawirawan, ST
D A E R A H C E R D A S | vii
DAFTAR ISI
PENGANTAR........................................................iii
SUSUNAN TIM WP DAERAH CERDAS ...................v
DAFTAR ISI .........................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................viii
DAFTAR GAMBAR................................................viii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................ 1
A. Latar Belakang ...................................... 1
B. Tujuan................................................... 2
C. Sasaran ................................................. 2
D. Ruang Lingkup ...................................... 3
E. Metode Pengumpulan data .................... 4
BAB 2. DAERAH CERDAS .................................... 7
A. Konsep Daerah Cerdas .......................... 7
B. Definisi Daerah Cerdas .......................... 9
C. Dimensi Daerah Cerdas ......................... 14
Smart People.......................................... 16
Smart Environment ............................... 20
Smart Mobility ....................................... 24
Smart Governance ................................. 29
Smart Economy ..................................... 34
Smart Living .......................................... 38
BAB 3. TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN
DAERAH CERDAS .................................... 40
DAFTAR PUSTAKA............................................... 76
D A E R A H C E R D A S | ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi : Smart People.................................46
Tabel 2. Dimensi : Smart Environment ......................47
Tabel 3. Indikator Smart Economy.............................59
Tabel 4. Dimensi : Smart Mobility ..............................62
Tabel 5. Indikator Smart Governance.........................66
Tabel 6. Dimensi : Smart Living .................................71
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Metode Identifikasi Teknologi
Pengembangan Daerah Cerdas ...................6
Gambar 2. Struktur Hirarkis dari Dimensi Daerah
Cerdas ......................................................15
D A E R A H C E R D A S | 1
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini konsep pembangunan daerah
perkotaan dengan pendekatan Smart City sedang marak
dibicarakan di kalangan pemerintahan di Indonesia.
Maraknya pembahasan dan ide-ide ini berasal dari ide
pembangunan smart city dalam mengatasi banyak
masalah perkotaan, baik kamacetan, polusi, keamanan
warga, sampai penumpukan sampah.
Maraknya penerapan pendekatan Smart City
rupanya tidak hanya dilakukan oleh daerah kota
melainkan kabupaten-pun turut serta. Hal ini selain
karena daya tarik dari proyek smart city yang membawa
harapan besar, juga dorongan pemerintah. Salah
satunya adalah Gerakan Menuju 100 Smart City yang
bertujuan untuk membimbing pemerintahan kota/
kabupaten dalam menyusun smart city masterplan.
Namun, adanya indikasi masih terbatasnya
kemampuan daerah untuk melihat teknologi mana yang
harus diprioritaskan, akan menambah risiko gagalnya
adopsi teknologi daerah tersebut. Banyak prasyarat
yang harus dipenuhi terkait ketersediaan infrastruktur,
jaringan internet dan kemampuan sumberdaya manusia
serta organisasi agar semuanya terwujud, bisa jadi
luput dari perhatian demi menyaksikan unjuk kerja
aplikasi smart city. Di sinilah perlu dimilikinya suatu
2 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
pemahaman mendalam dari seorang pimpinan
(perencana) daerah tentang pembangunan daerah
berbasis teknologi.
Tuntutan pembangunan daerah berbasis teknologi
mengharuskan menggunakan pendekatan cerdas
dengan memanfaatkan teknologi untuk solusi
permasalahan pembangunan. Saat ini telah tersedia
solusi inovasi/teknologi yang semakin mudah diakses,
namun khusus tentang teknologi yang relevan dengan
Daerah Cerdas masih terbatas referensinya. Untuk itu,
perlu dihimpun teknologi-teknologi yang sudah terbukti
dan relevan dengan setiap dimensi daerah cerdas agar
memudahkan pihak-pihak yang akan merencanakan
pengembangan daerah cerdas.
B. Tujuan
Tujuan dari disusunnya Data Base Teknologi
Pengembangan Daerah Cerdas ini adalah untuk
menyediakan referensi kepada para perencana
pembangunan daerah dalam pengembangan Daerah
Cerdas bagi daerahnya.
C. Sasaran
Adapun sasaran yang diharapkan dari Data Base
Teknologi ini meliputi:
1. Teridentifikasinya dan terhimpunnya teknologi
atau inovasi khususnya yang dikembangkan
D A E R A H C E R D A S | 3
oleh BPPT yang dapat dijadikan sarana
pengembangan Daerah Cerdas pada setiap
dimensinya.
2. Tersedianya alternatif bagi pemerintah daerah
untuk mengenali jenis-jenis teknolgi yang
sudah tersedia atau terbukti dapat
diimplementasi untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan daerah cerdas.
3. Bagi para perekayasa atau inovator dapat
memberikan arah tentang ruang lingkup yang
bisa dijadikan wahana pengembangan teknologi
yang sedang atau akan digelutinya.
4. Terciptanya sinergi atau integrasi beberapa
jenis teknologi atau hasil inovasi untuk
menyempurnakan solusi terhadap
pengembangan daerah cerdas.
D. Ruang Lingkup
Database teknologi pengembangan daerah cerdas
yang dilakukan dalam kegiatan ini dibatasi pada
dengan ruang lingkup sebagai berikut:
1. Jenis teknologi atau inovasi yang dihimpun
sementara ini hanya mencakup teknologi atau
hasil inovasi yang dihasilkan oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi.1
2. Teknologi atau inovasi yang dihimpun
merupakan teknologi yang sudah diterapkan
atau dibuat pilot project nya dan sudah
1
Ke depan diharapkan dapat dihimpun semua jenis teknologi yang
dikembangkan oleh kementerian dan lembaga lain, perguruan tinggi
maupun masyarakat profesional di Indonesia.
4 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
dilaporkan dalam Laporan Tahunan BPPT
mulai dari 2015 hingga 2017.
E. Metode Pengumpulan data
Database teknologi pengembangan daerah cerdas
yang dilakukan dengan metode sebagai berikut:
1. Penyusunan indikator daerah cerdas sebagai
acuan kebutuhan teknologi pengembangan
daerah cerdas.
2. FGD dengan Narasumber dari Pusat dan Balai
atau unit kerja di lingkungan BPPT yang
berkompeten menjelaskan tentang teknologi
yang dapat mendukung pengembangan daerah
cerdas.
3. Penelaahan Laporan Tahunan BPPT (Annual
Report) sebagai rujukan daftar teknologi atau
inovasi yang telah diunggulkan oleh BPPT dan
dapat menjadi kontribusi Lembaga untuk
kemajuan Indonesia.
4. Penyusunan daftar pendek Teknologi atau
inovasi BPPT untuk pengembangan Daerah
Cerdas didasarkan pada indikator yang telah
dikembangkan sebelumnya.
5. Pencantuman kolom pengembang teknologi
atau inovator untuk memfasilitas kontak lebih
lanjut bagi pihak-pihak yang akan menerapkan
teknologi pengembangan daerah cerdas.
Secara skematis metodologi identifikasi teknologi
untuk pengembangan daerah cerdas dapat dilihat pada
Gambar 1. Dalam skema tersebut selain dijelaskan
D A E R A H C E R D A S | 5
bagaimana proses kebutuhan teknologi untuk
pengembangan daerah cerdas dilakukan, juga tentang
bagaimana pemenuhan kebutuhan teknologi yang
harus dikerjakan. Namun dalam buku laporan ini
bagian tentang strategi pemenuhan dan prakarsa
daerah cerdas tidak diuraikan.2
2 Silakan baca Buku “ Daerah Cerdas: Sebuah Pencapaian Terbaik Daerah
Inovatif” – PTID 2017 untuk keterangan lebih terperinci tentang bagaimana
mengidentifikasi kebutuhan teknologi dan strategi pemenuhannya.
6 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
Gambar 1. Metode Identifikasi Teknologi
Pengembangan Daerah Cerdas
D A E R A H C E R D A S | 7
DAERAH CERDAS
A. Konsep Daerah Cerdas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
“Cerdas” memiliki pengertian yang mengacu kepada
sifat manusia yang sempurna perkembangan akal
budinya untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya;
tajam pikiran; sempurna pertumbuhan tubuhnya
(sehat, kuat). Jadi menunjukkan kesempurnaan fisik
dan non fisik dari obyek yang dikatakan sebagai cerdas.
Sementara kata Daerah atau Regional memiliki
pengertian sesuatu yang bersifat daerah atau
kedaerahan, atau merujuk pada suatu lingkup wilayah
(tergantung konteks). Dengan demikian secara bahasa,
Daerah Cerdas berarti suatu lingkup wilayah tertentu
(daerah administrasi) yang memiliki kesempurnaan
dalam berbagai urusannya untuk melaksanakan
fungsinya mensejahterakan masyarakatnya.
Menurut Morandi et.al (2015) dalam bukunya
“From Smart City to Smart Region” istilah Smart atau
Cerdas memiliki pengertian “a well-functioning everyday
for the region's inhabitant.” Dilanjutkan dalam
bahasannya “A smart region is a place where everything
works.” Mengambil pengertian studi ini, cerdas berarti
jika segala sesuatunya berfungsi dengan baik bagi
penduduk di wilayah itu. Jadi sebuah wilayah atau
8 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
daerah cerdas adalah suatu tempat di mana segala
sesuatu yang ada di tempat tersebut bekerja dengan
baik bagi penduduk di wilayah itu.
Morandi et.al (2015) juga merumuskan semacam
‘formula’ bahwa:
Smart Region = Smart City + Smart Countryside
Pengertian countryside menurut kamus berbahasa
inggris adalah a particular section of a country, especially
a rural section. Jadi countryside adalah suatu area yang
merupakan bagian dari suatu negara/provinsi/
kabupaten yang berada di area perdesaan.
Dengan demikian daerah cerdas merupakan
gabungan daerah perkotaan cerdas dan daerah
perdesaan cerdas. Konsep ini lebih melihatnya dari
sudut pandang keruangan (spasial) yang selalu menjaga
keseimbangan antar wilayah dan antar aktor untuk
mencapai keberlanjutan.
Orientasi Smart Region atau Daerah Cerdas adalah
peningkatan keterkaitan desa-kota yang bertujuan
untuk mengurangi kesenjangan antara perkotaan dan
perdesaan dengan menghubungkan keterkaitan
fungsional antara dua kawasan tersebut. Kawasan
perkotaan dengan potensi pasar yang besar dan
kawasan produksi perdesaan yang berbasis pertanian
dan sumberdaya alam lainnya harus bisa dioptimalkan
pada daerah cerdas.
D A E R A H C E R D A S | 9
B. Definisi Daerah Cerdas
Sebagaimana dibahas di bagian sebelumnya
bahwa Daerah Cerdas merupakan suatu gabungan yang
mencakup daerah kota cerdas dan daerah perdesaan
cerdas. Namun kita juga mengetahui jika konteks
cerdas dikaitkan dengan suatu kemajuan pastilah
daerah perkotaan memiliki modal yang lebih kuat.
Untuk itu sebelum membahas dimensi daerah cerdas
yang merupakan gabungan keduanya, ada baiknya kita
coba pelajari karakteristik dari kota cerdas.
Ulasan mengenai Smart City sebenarnya sudah
lama didengungkan oleh IBM sebuah perusahaan
terkemuka dunia, telah memperkenalkan konsep kota
cerdas beserta enam indikator kota cerdas. Saat ini
kota-kota di Indonesia juga mengusung konsep kota
cerdas dan Surabaya terpilih menjadi kota paling cerdas
di Indonesia oleh penghargaan majalah Warta
Indonesia. Melihat perkembangan konsep tata kota di
Indonesia dapat dikatakan sangat cepat (pada tataran
konsep), namun pada proses implementasi tidak
secepat wacana yang bergulir terus menerus.
Kota cerdas didefinisikan sebagai kota yang
mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan
infrastruktur modern untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang
tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana
melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.
(Caragliu et al dalam Schaffers, 2010)
Sedangkan menurut Dameri & Ricciardi (2015),
Smart City timbul karena kebutuhan untuk mengatasi
10 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
masalah di lingkungan perkotaan, seperti polusi udara,
kemacetan lalu lintas, manajemen sumber daya energi
yang buruk, kesulitan dalam mengakses pelayanan
publik dan sebagainya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Dameri & Ricciardi (2015), untuk
mendukung smart city juga dibutuhkan modal
intelektual (intelectual capital). Kota cerdas juga
diartikan sebagai kota yang memiliki kelebihan dalam
hal daya tarik, kreativitas dan kelayakan untuk dihuni
(Hollands, 2008). Inisitaif kota cerdas diorientasikan
untuk meningkatkan kualitas hidup di kota,
mengubahnya menjadi tempat yang lebih baik untuk
tinggal. Sementara teknologi yang digunakan di kota
dirancang ke dalam suatu platform pengetahuan untuk
menciptakan atau berkreasi, berbagi, menggunakan
dan memanfaatkan baik pengetahuan individu dan
kolektif untuk menghasilkan nilai publik dan ekonomi.
Sebuah kota cerdas juga dipahami sebagai
kemampuan intelektual tertentu yang menggunakan
beberapa aspek sosio-teknis3 dan sosial ekonomi
inovatif sebagai aspek pertumbuhan. Sebagai contoh,
aspek-aspek ini menyebabkan konsepsi Smart City
dimaknai sebagai "kota hijau" karena mengacu pada
infrastruktur perkotaan yang memberi perlindungan
lingkungan dan pengurangan kadar CO saling berkaitan
dengan revolusi ekonomi pita lebar (broadband) "cerdas"
yang memberikan kapasitas untuk memproduksi nilai
tambah informasi dari pengolahan data real-time dari
3
Dalam konsep sosio-teknis, sebuah proses kerja tidak dapat dilihat sebagai
dua hal terpisah yang terdiri dari sistem teknis dan sistem sosial. Keduanya
harus dilihat sebagai kesatuan. Jadi, Teori Sistem Sosio-Teknis (socio-
technical systems theory) merupakan cara memandang organisasi yang
menekankan keterkaitan dimensi teknis dan dimensi sosial.
D A E R A H C E R D A S | 11
sensor dan aktivator. Sedangkan istilah kota berinovasi
sebagai ragam dari istilah smart city juga banyak
digunakan sebagai sebutan kota cerdas yang merujuk
kepada kemampuan kota untuk meningkatkan inovasi
berdasarkan modal manusia berpengetahuan dan
kreatif (Zygiaris 2013).
Di antara beberapa definisi Smart City yang dikutip
di atas, terdapat tiga prinsip dasar yang sering
digunakan yaitu: aspek TIK, lingkungan dan penciptaan
pengetahuan sebagai elemen inti dari sebuah Kota
Cerdas (Hollands, 2008; Caragliu et al, 2011;. Schaffers
et al. 2011). Dari berbagai pengertian tersebut di atas
juga ditemukan bahwa Karakter inovatif dari sebuah
Kota Cerdas tidak akan bisa terwujud tanpa teknologi,
penciptaan pengetahuan dan penerapannya pada
infrastruktur perkotaan, tata kelola, budaya dan
warganya.
Pengetahuan sering disebut sebagai komponen inti
dari kota cerdas dan dipandang sebagai karakter dasar
kota cerdas. Khususnya kemampuannya dalam
menciptakan dan mengkonsolidasikan pengetahuan
dan inovasi dengan modal intelektual yang dimiliki yang
berguna untuk memicu proses lebih lanjut dan lebih
inovatif lagi bagi wilayah kota itu sendiri.
Mengacu pada pemahaman yang dapat dihimpun
dari berbagai pandangan di atas, terlihat Kota Cerdas
secara umum ditandai dengan hadirnya TIK sebagai
bagian dari kehidupan warganya, diperhatikannya
aspek lingkungan dan penciptaan pengetahuan serta
12 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
berkarakter inovatif. Dua aspek yaitu TIK dan
penciptaan pengetahuan memang merupakan karakter
masyrakat kota yang merupakan masyarakat
berpendidikan cukup serta terbiasa dengan penggunaan
TIK dalam kehidupan sehari harinya. Sementara, aspek
lingkungan menjadi perhatian karena merupakan
masalah yang selalu melekat di daerah perkotaan
sebagai konsekuensi pembangunan fisik yang intensif.
Jika dibandingkan, untuk karakter inovatif bisa jadi
daerah perkotaan lebih subur seiring dengan mudahnya
masyarakat memperoleh informasi dan akses
pendidikan. Lalu, apa yang bisa di harapkan dari smart-
nya daerah perdesaan sebagai bagian dari daerah
cerdas yang lengkap? Pertanyaan ini sekaligus
membuka ruang berpikir lebih dalam lagi apakah di
perdesaan ada hal yang inovatif? Apakah masyarakat
perdesaan ada yang kreatif?
Jika Anda kebetulan adalah seorang yang hidup
dan tinggal di sebuah kabupaten yang sebagaian besar
wilayahnya adalah perdesaan tentu akan menjawab
“ada” terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas. Dan
misalnya Anda diminta untuk menceritakan mungkin
juga akan banyak hal yang akan menjadi bukti bahwa
di daerah perdesaan banyak hal inovatif dan sekaligus
orang kreatif.
Kondisi infrastruktur TIK yang belum sepenuhnya
memadai di daerah perdesaan dan budaya berbagi
informasi karya inovatif yang belum menjadi keseharian
masyarakat desa menjadikan banyak hal-hal kreatif
inovatif tidak terpantau oleh orang lain.
D A E R A H C E R D A S | 13
Untuk menemukan apa saja inovasi dari daerah
pedesaan Anda bisa mulai berselancar di dunia maya
yang kini sudah banyak dihimpun oleh berbagai
individu, LSM, instansi pusat maupun daerah. Sebut
saja Program Inovasi Desa (PID) dari Kementerian Desa
PDTT, Prgram Lab Inovasi dari Lembaga Administrasi
Negara (LAN) yang mendorong terjadinya perbaikan ASN
pada pelayanan publik. BPPT sendiri juga telah
mengembangkan konsep dan telah melakukan beberapa
inisiasi pengembangan Desa Inovatif di beberapa
Kabupaten seperti Kabupaten Pelalawan, Kabupaten
Magetan.4
Sekarang tinggal bagaimana pemerintah daerah
mengimplementasi pendekatan pembangunannya.
Mulailah untuk melihat keseimbangan bahwa hal
inovatif dan masyarakat kreatif bisa ditemui baik di
kota maupun desa. Menghimpun berbagai faktor
penghambat pendekatan daerah cerdas adalah bentuk
prakarsa yang paling baik di awal pengenalan
bagaimana pembangunan daerah berbasis teknologi
bisa diterapkan secara berdasar.
Daerah Cerdas (Smart Region) dapat didefinisikan
sebagai sebuah pendekatan pembangunan
kota/kabupaten melalui keterlibatan aktor (pemerintah,
akademisi, bisnis, dan masyarakat) dengan
memaksimalkan potensi daerah melalui pemanfaatan
ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dalam rangka
peningkatan kehidupan ekonomi dan sosial untuk
mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
4 Untuk diskusi tentang konsep desa inovatif dapat dibaca pada
Buku “Desa Inovatif” yang diterbitkan PTID-BPPT tahun 2016.
14 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
C. Dimensi Daerah Cerdas
Secara umum terdapat enam dimensi Daerah
Cerdas yang diadopsi dari konsep smart city services,
yaitu:
1. Smart Governance. Penyelenggaraan pelaya-
nan publik berbasis teknologi informasi yang
memudahan interaksi pemerintah dengan
warga dan sektor bisnis, serta pengambilan
keputusan berbasis real time data.
2. Smart Economy. Layanan e-business dan e-
commerce yang mendorong tingkat perekono-
mian masyarakat.
3. Smart Mobility. Penerapan sistem cerdas
untuk mendukung layanan transportasi
publik, logistik, dan kenyamanan bagi
pengguna mobil, sepeda, dan pejalan kaki.
4. Smart Environment. Pemanfaatan sumber
energi terbarukan, sistem monitor dan
pengendalian polusi, green building.
5. Smart People. Masyarakat yang cerdas karena
mendapatkan kesempatan pendidikan dan
pengembangan skill yang luas dalam
melalukan inovasi dan penerapan teknologi.
6. Smart Living. Pola hidup atau lifestyle yang
cerdas, sehat, dan aman, didukung kualitas
lingkungan hunian yang baik.
Perlu ditekankan bahwa dimensi Daerah Cerdas
bukanlah suatu yang harus ada semuanya dikerjakan
D A E R A H C E R D A S | 15
di suatu wilayah atau daerah dalam satu waktu.
Dimensi Daerah Cerdas ini merupakan suatu sudut
pandang atau ruang lingkup yang membatasi
pembahasan jika kita mendalami satu ruang lingkup
perencanaan Pembangunan dengan pendekatan Daerah
Cerdas. Namun, jika suatu daerah secara sumberdaya
dan fiskal mampu untuk menggarap keseluruhan
dimensi secara serentak, hal itu akan semakin bagus.
Berdasar kajian PTID BPPT tahun (2016) setiap
dimensi Daerah Cerdas memiliki struktur yang hirarkis
dalam kerangka pikir Daerah Cerdas (Gambar 2).
Gambar 2. Struktur Hirarkis dari Dimensi Daerah
Cerdas
SMART
ECONOMY
SMART
GOVERNANCE
SMART LIVING
SMART
MOBILITY
SMART ENVIRONMENT
SMART PEOPLE
16 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
Smart People
Smart people dalam skema hirarki dimensi daerah
cerdas diposisikan sebagai dasar atau pondasi. Dalam
pengertian umum fondasi adalah suatu bagian dari
konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang
disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi
yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya
differential settlement pada sistem strukturnya. Sama
halnya dalam pengembangan daerah cerdas, maka
posisi smart people harus menjadi bagian yang mampu
menjadi tumpuan bagi struktur bangunan yang lain
mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, tata kelola,
mobilitas dan terakhir harus mampu mewujudkan
kehidupan yang lebih baik (smart living).
Smart people adalah salah satu dimensi paling
penting dari bangunan daerah cerdas. Stephen F. De
Angelis (2014) mengatakan “Technology will certainly
help, but smart cities start with smart people not smart
technologies.” Dengan demikian, suatu keniscayaan
bahwa teknologi akan menyelesaikan persoalan, namun
kota cerdas harus mulai dari orang cerdas bukan
teknologi cerdas.
Smart people adalah masyarakat yang ikut
berperan aktif secara langsung demi terciptanya daerah
cerdas dan juga mendukung untuk pembentukan
daerah cerdas. Pengaruh smart people dalam daerah
cerdas merupakan Modal Sosial (social capital) melalui:
1. Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap
kepentingan publik
D A E R A H C E R D A S | 17
2. Meluas partisipasi dan peran aktif dalam proses
demokrasi antar masyarakat
3. Menguatnya keserasian, dan menurunnya
kejahatan
Peran smart people terhadap daerah cerdas yaitu
sebagian besar dari masyarakat ikut berpartisipasi
terhadap perkembangan daerah tersebut. Dengan
demikian dapat diartikan masyarakat yang mendukung
daerahnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Smart
people dapat berbentuk komunitas ataupun kumpulan
dari sebagian masyarakat yang memiliki gagasan untuk
membangun daerahnya agar lebih maju. Maka dapat
dikatakan bahwa smart people adalah ujung tombak
dan penggerak daerah cerdas itu sendiri, di mana
membidik dan mendidik manusia smart people adalah
modal utama pembangunan daerah cerdas.
Lalu apa indikator yang menunjukkan bahwa
suatu daerah telah mencapai satu tahap peningkatan
smart people. Tentu banyak ragam yang dapat dipakai
untuk menunjukkan bahwa masyarakat daerah
tersebut “smart”. Setidaknya ada tiga kelompok atau
lingkup indikator smart people yaitu:
1. Inklusif,
2. Pendidikan dan
3. Kreativitas.
Inklusif artinya berpandangan holistik, di mana
komunitas masyarakat yang cerdas tidak hanya
terintegrasi, kolaboratif, dan terbuka tetapi juga
mengakomodir berbagai macam minat masyarakat.
Sebuah komunitas yang cerdas dengan kesadaran
18 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
dapat membuat keputusan dengan cara menerapkan
teknologi yang relevan sebagai katalis untuk
memecahkan permasalahan dan kebutuhan masyarakat
dan dunia usaha. Ketika daerah atau kota terpisahkan
oleh dominannya kelompok (misalnya, oleh ras, etnis,
atau bahasa), dan antara anggota kelompok tadi tidak
memiliki hubungan dengan orang lain, maka daerah
tersebut menjadi rentan terhadap gejala gangguan
sosial (seperti penyakit dan kejahatan) yang mengancam
kualitas hidup semua orang. Dengan demikian, daerah
cerdas membantu menemukan "kesatuan" di
masyarakat (Kanter dan Litow 2009).
Adapun indikator inklusif adalah:
 Rumah Tangga yang memiliki akses
internet.
 Penduduk yang memiliki akses smart phone
Pembangunan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) pada hakikatnya ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka
membangun peradaban bangsa. Kenyataan
menunjukkan bahwa teknologi informasi dan
komunikasi telah membawa perubahan penting dalam
perkembangan peradaban, terutama perekonomian
dunia. Abad ke-21 bahkan diyakini akan menjadi abad
baru yang disebut era informasi-ekonomi (digital
economic) dengan ciri khas perdagangan yang
memanfaatkan elektronika (e-commerce).
Saat ini tak dapat dipungkiri TIK merevolusi cara
hidup manusia mulai dari cara berkomunikasi, cara
belajar, cara bekerja, cara berbisnis dan lain-lain. TIK
D A E R A H C E R D A S | 19
mengubah proses kerja dari statis menjadi digital,
mobile dan virtual. Hal tersebut menyebabkan proses
kerja meningkat tajam di berbagai aktivitas modern
manusia termasuk di rumah tangga. Karenanya TIK
dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan
secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk
menggunakan-nya dalam segala aktivitas. (Murtiyasa,
B. 2008)
Lingkup indikator smart people berikutnya adalah
pendidikan. Aspek pendidikan sebenarnya sangat luas
dalam pengaruhnya terhadap daerah cerdas. Karena
pendidikan termasuk persoalan strategis dalam
pembangunan yang darinya berpangkal banyak
persoalan lain yang lebih pelik, seperti krisis ekonomi
gangguan keamanan dan sebagainya. Maka kualitas
pendidikan masyarakat, yang tentu bersamaan dengan
itu penting diperhatikan aspek kesehatan, menjadi
penentu terhadap masa depan digital global yang
kompetitif dari suatu daerah. Maka indikator yang
banyak digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu
daerah mampu memiliki masyarakat yang cerdas
adalah proporsi lulusan sarjana di daerah tersebut.
Aspek berikutnya dalam smart people adalah
kreativitas. Kreativitas diakui sebagai pendorong utama
daerah cerdas, dan dengan demikian penduduk yang
cerdas, pendidikan, pembelajaran dan pengetahuan
memiliki kepentingan dalam mewujudkan daerah
cerdas. Gagasan yang lebih luas daerah cerdas
mencakup penciptaan iklim yang kondusif untuk
munculnya masyarakat kreatif (Nam dan Pardo, 2011).
Menjadi daerah kreatif adalah salah satu visi daerah
cerdas. Infrastruktur dalam pembangunan manusia
20 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
seperti: pekerja sektor kreatif, jaringan pengetahuan,
organisasi swadaya di bidang kreatif, lingkungan bebas
kejahatan adalah poros penting bagi perkembangan
Daerah atau Kota (Florida 2002).
Dengan demikian indikator yang bisa
menunjukkan bahwa daerah sudah pada pencapaian
smart people di bidang kreativitas meliputi: Pekerja di
sektor kreatif, organisasi swadaya kreatif dan jaringan
pengetahuan.
Smart Environment
Dalam struktur hirarki dari dimensi daerah
cerdas, letak dimensi smart environment di atas smart
people. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan hidup
merupakan pondasi penting kedua setelah smart people
untuk menjamin keberlanjutan (sustainability).
Di dalam literatur pengembangan daerah cerdas
ada sedikit perbedaan sudut pandang. Di satu sisi
lingkungan yang cerdas dinyatakan sebagai dunia fisik
yang saling berhubungan melalui jaringan terus
menerus dan dengan sensor yang tak terlihat, aktuator
dan unit komputasi, tertanam dengan sempurna di
dalam benda-benda dalam kehidupan sehari-hari kita
(Cook dan Das 2005). Misalnya, dengan
mengembangkan Smart Home yaitu tempat tinggal di
mana diterapkan suatu perangkat komputasi dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menanggapi
atau memenuhi kebutuhan penghuninya dan dapat
digunakan untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari
di rumah. Di sisi lain, lingkungan digambarkan sebagai
D A E R A H C E R D A S | 21
suatu yang menarik tentang kondisi alam (seperti iklim,
ruang terbuka hijau, polusi, pengelolaan sumber daya
dan upaya perlingan lingkungan) (Giffinger dan
Milanović 2007).
Perbedaan sudut pandang di atas sebenarnya
menyangkut fokus perhatian peneliti yaitu yang
pertama lebih memperhatikan aspek teknologi informasi
dan aspek komputasi yang diimplementasi, sementara
pendekatan kedua lebih pada obyek lingkungan alam
yang lebih luas. Buku ini lebih condong untuk
menggabungkan kedua cara pandang di atas, dengan
alasan bahwa pandangan pertama yaitu pendekatan
aplikasi TI akan dapat dicoba untuk diaplikasikan pada
obyek lingkungan alam yang lebih luas dari sekadar di
lingkungan buatan.
Dengan mengadopsi kedua sudut pandang di atas,
maka indikator yang bisa menunjukkan bahwa suatu
daerah telah mencapai kondisi lingkungan yang cerdas
jika mencakup setidaknya tiga kelompok indikator
berikut: Smart Building, Manajemen Sumber daya, dan
Sustainable Urban Planing.
Smart Building
Smart Building biasa juga disebut dengan
Intelligent Building System (IBS) adalah sebuah konsep
bangunan pintar dimana konsep ini menggunakan
sistem otomatisasi yang dinamakan Building Automation
System (BAS). Sistem otomatisasi pada Smart Building
mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan
komputer untuk mengendalikan peralatan yang berada
di dalam bangunan tersebut.
22 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
Secara definisi smart building adalah sebuah
konsep yang memadupadankan desain arsitektur,
desain interior dan mekanikal elektrikal agar dapat
memberi kecepatan gerak/mobilitas serta kemudahan
kontrol juga akses dari arah mana pun dan waktu
kapanpun dalam hal otomatisasi dimana semua
aktifitas yang terjadi pada sebuah bangunan atau
gedung dapat terjadi tanpa adanya interverensi manusia
didalamnya, dalam artian biarpun tidak ada orang
didalamnya maka bangunan ini akan menjalankan
perintah sesuai dengan program yang telah kita buat
dan kita tanamkan pada otak bangunan itu.
Dengan mengetahui seberapa banyak bangunan
mengimplementasi konsep smart building berarti akan
diketahui berapa persen daerah tersebut telah
melakukan penghematan penggunaan sumberdaya
terutama energi.
Apabila daerah ingin menerapkan konsep smart
building ini, maka perlu ada beberapa infrastruktur dan
prasarana yang harus disiapkan agar menunjang
Masyarakat di daerah itu dapat mengoperasikan
teknologi-teknologi yang ada di dalamnya. Beberapa
infrastruktur yang wajib ada di antaranya adalah:
 Dukungan akses teknologi internet yang stabil
dan cepat
 Jaringan komunikasi yang cepat
 Adanya dukungan dari vendor-vendor yang ahli
dalam hal ini.
Smart building juga akan jauh lebih hemat, konsep
ini juga bisa mengurangi kebutuhan staf operasional
D A E R A H C E R D A S | 23
yang dapat mengurangi jumlah pengeluaran (apabila
diaplikasikan di skala perusahaan).
Gedung tersertifikasi berkelanjutan
Salah satu indikator smart environment adalah
jumlah gedung atau bangunan yang memiliki sertifikasi
berkelanjutan. Dalam hal ini di Indonesia telah ada
Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green
Building Council Indonesia (GBC Indonesia). GBC
Indonesia adalah lembaga mandiri (non government)
yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan
masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik
terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi
industri bangunan global yang berkelanjutan. Didirikan
pada tahun 2009 oleh para profesional di sektor
perancangan dan konstruksi bangunan gedung yang
memiliki kepedulian kepada penerapan konsep
bangunan hijau, GBC Indonesia bertujuan untuk
melakukan transformasi pasar serta diseminasi kepada
masyarakat dan pelaku bangunan untuk menerapkan
prinsip-prinsip bangunan hijau, khususnya di sektor
industri bangunan gedung di Indonesia.
GBC Indonesia memiliki 4 kegiatan utama, yaitu :
Transformasi pasar, Pelatihan, Sertifikasi Bangunan
Hijau berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia
yang disebut GREENSHIP. Dengan semakin banyak
bangunan yang memiliki sertifikat Greenship maka
semakin cerdaslah daerah tersebut dari sudut pandang
lingkungan.
24 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
Pengelolaan Sumber daya
Indikator smart environment pada kelompok kedua
adalah pengelolaan sumberdaya yang mencakup energi,
polusi udara, produksi sampah, dan konsumsi air
bersih.
Sustainable Urban Planing
Aspek perencanaan kota sangat berkaitan dan
mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang
berkelanjutan. Salah satu dimensi perencanaan pada
arsitektur kota menunjukkan berbagai titik temu dalam
mendukung konsep layanan Daerah Cerdas agar
berkelanjutan. Prinsipnya bahwa perencanaan kota
harus dapat mengakomodir aspek layanan digital dari
sebuah kota atau daerah cerdas sekaligus
memperhitungkan perlindungan lingkungan dari
penataan ruang yang dilakukan (Anthopoulos and
Athena, 2012). Sustainable Urban Planing mencakup
perencanaan aksi tentang iklim dan pencapaian
persentase RTH terhadap luas wilayah yang telah
menjadi ketentuan legal yang harus dicapai.
Smart Mobility
Smart Mobility adalah sebuah konsep dimana
mobilitas didukung oleh moda transportasi yang
beragam, ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan
ICT. Smart Mobility merupakan salah satu solusi bagi
masalah perkotaan di Indonesia.
Mobilitas adalah salah satu fasilitas yang paling
penting untuk mendukung fungsi dari daerah
D A E R A H C E R D A S | 25
perkotaan (Staricco 2013). Meskipun demikian,
transportasi sebagai bagian dari moblitas menghasilkan
beberapa dampak negatif dan masalah kualitas hidup di
kota-kota, seperti: polusi, lalu lintas, kemacetan jalan,
waktu lama untuk menyeberang jalan, tingginya biaya
pelayanan transportasi dan sebagainya. Oleh karena
itu, Smart Mobility adalah salah satu topik yang paling
menarik dari bahasan tentang daerah cerdas, karena
bisa menghasilkan manfaat yang tinggi terhadap
kualitas hidup dari hampir semua pemangku
kepentingan kota.
Smart Mobility bukanlah inisiatif yang terpisah,
tetapi satu set tindakan yang kompleks terutama TIK
bisa menjadi poros dari inisiatif Smart Mobility. Lalu
bagaimana dengan daerah yang masih dalam kategori
kota kecil atau sedang yang secara permasalahan belum
menunjukkan adanya kemacetan namun ingin
menerapkan smart mobility?
Pada daerah kabupaten (yang masih di dominasi
kawasan perdesaan) misalnya, konsep smart mobility
tetap memungkinkan untuk diterapkan dengan strategi
antisipasi terhadap perkembangan kota yang secara
alami akan menuju kepadatan yang tentu akan
menghadapi kemacetan dan polusi udara jika tidak
dipersiapkan dari awal.
Kemacetan terjadi karena bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor terutama kendaraan pribadi
sehingga terjadi ketidakseimbangan antara jumlah
kendaraan dan lebar ruas jalan yang ada. Hal ini juga
berpengaruh pada peningkatan polusi udara.
Permasalahan kemacetan di perkotaan akan berdampak
26 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
pada aktivitas mobilisasi masyarakat. Jika aktivitas
mobilisasi tersebut terhambat maka pemenuhan
kebutuhan masyarakat dalam hal perpindahan/
pergerakan dari suatu tempat ke tempat yang lain akan
terganggu.
Sebuah Daerah Cerdas juga harus dapat
memperhatikan permasalahan aktivitas mobilisasi. Hal
ini dilakukan dengan memasukkan dimensi Smart
Mobility sebagai salah satu aspek yang mendukung
kondisi Daerah Cerdas. Aktivitas mobilisasi terkait
dengan aliran barang dan informasi, sehingga dalam
Smart Mobility akan mencakup segi transportasi dan
teknologi. Adapun lingkup kegiatan pada Smart Mobility
adalah transportasi yang efisien, akses multi moda dan
infrastruktur teknologi.
Sistem transportasi terkait dengan sarana,
prasarana dan sistem operasional transportasi. Sarana
transportasi seperti mobil, motor, kereta api, kapal laut,
pesawat terbang dan lain-lain. Sedangkan prasarana
transportasi seperti jalan, rel, jembatan, rambu lalu
lintas, halte/stasiun/terminal/tempat pemberhentian,
tempat parkir dan lain-lain.
Dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan
dari segi transportasi, hal yang juga menjadi fokus
perhatian adalah mengenai infrastruktur. Diperlukan
adanya percepatan pembangunan infrastruktur serta
upaya untuk menangani penanganan sektor logistik
dalam mengatasi kesenjangan daerah.
Saat ini, untuk mencapai transportasi yang efisien,
dapat dilakukan dengan mengembangkan green
D A E R A H C E R D A S | 27
transportation. Green transportation merupakan sistem
transportasi yang telah memperhatikan aspek
lingkungan untuk menghemat energi dan memelihara
sumber daya alam yang ada. Yang termasuk dalam
green transportation adalah berjalan, bersepeda dan
“Green Car”. “Green Car” ini merupakan kendaraan
dengan menggunakan tenaga angin, air, listrik dan
tenaga surya. Saat ini, upaya dalam pengembangan
energi baru terbarukan (EBT) menjadi sorotan secara
luas.
Dalam sistem transportasi, selain transportasi
yang efisien, akses multi moda juga harus diperhatikan.
Pengertian transportasi multi moda dalam glosarium
OECD (2008), yaitu:
“movement of goods (in one and the same loading
unit or a vehicle) by successive modes of transport
without handling of the goods themselves when changing
modes”.
Dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan
pribadi maka akan membuat kondisi jalan semakin
padat. Tak heran jika kemacetan akan selalu terjadi
dimana-mana. Salah satu solusi yang dapat diberikan
untuk para pengguna jalan adalah dengan
menggunakan transportasi publik/angkutan umum.
Jika demikian maka perlu adanya ketersediaan
transportasi publik yang memadai sehingga penumpang
akan menjadi aman dan nyaman dalam menggunakan
fasilitas transportasi publik tersebut.
Di Indonesia, kebijakan Sistem Transportasi
Nasional tertuang dalam Peraturan menteri
28 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
Perhubungan No. KM. 49 Tahun 2005 tentang Sistem
Transportasi Nasional (SISTRANAS). Pada Peraturan
Menteri Perhubungan tersebut, sasaran dari Sistranas
adalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang
efektif dan efisien. Efektif dalam arti selamat,
aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi,
teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu,
nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi
rendah. Sedangkan arti dari efisien adalah beban publik
rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan
transportasi nasional.
Pada aliran informasi, media TIK sangat berperan
penting. Sehingga tersedianya infrastruktur teknologi
sangat diperlukan. Saat ini, smart card merupakan
salah satu infrastruktur yang tengah dikembangkan.
Dalam penggunaan aplikasi smart card, terdapat
beberapa jenis kartu yang terkait dengan data biometrik
pengguna. Data biometrik digunakan karena data
tersebut berkaitan dengan fisik seseorang yang
merupakan kekhasan/ karakteristik khusus dari tiap
individu. Contoh aplikasi smart card yang menggunakan
data biometrik, yang kini ada di Indonesia antara lain
pada ID card (Surat Izin Mengemudi (SIM), e-KTP, dan
lain-lain).
Menurut Taherdoost (2011), pengunaan smart card
akan terkait pada tingkat keamanan, kepuasan dan
adopsi. Pada tingkat keamanan penggunaan smart card,
terdapat 5 prinsip yang terkait, yaitu privasi, integritas,
tanpa penolakan, verifikasi dan authentication
(pembuktian keaslian). Teknologi dengan smart card
akan digunakan jika memiliki tingkat keamanan dan
kepercayaan dari pengguna. Sehingga pelayanan
D A E R A H C E R D A S | 29
terhadap tingkat keamanan pengguna smart card perlu
ditingkatkan.
Untuk menjamin keamanan perlu adanya lembaga
yang memberikan jaminan bahwa smart card yang
dikembangknnya aman. BPPT sendiri telah memiliki
Lab Inovasi TIK untuk melayani pengujian smar tcard
dan electromagnetic compatibility (EMC). Llab pengujian
smartcard ini merupakan Lab yang terakreditasi
pertama di Indonesia.
Smart Governance
Penyelenggaraan pemerintahan dengan
menyediakan dan memberikan layanan kepada
masyarakat dengan baik, ada partisipasi aktif
masyarakat yang dapat dilakukan dimana saja, kapan
saja, dan dengan perangkat apapun melalui
penggunaan TIK. Penggunaan media TIK salah satunya
diterapkan pada bidang pemerintahan untuk
memberikan pelayanan publik. Dalam meningkatkan
pelayanan publik, pemerintah diharapkan dapat
memperhatikan 3 aspek yang mendukung, yaitu
pelayanan online, infrastuktur TIK dan pemerintahan
yang terbuka termasuk di dalamnya e-democracy, e-
procurement.
Dalam memberikan pelayanan online, semua
tahapan yang termasuk pada prosedur online juga
harus dilakukan. Misalnya, pada pengajuan izin usaha
dari pengusaha pemula yang diajukan di kantor
perizinan harus memenuhi prosedur online yang
seharusnya dilakukan. Persyaratan dokumen yang
harus dipenuhi oleh pengaju izin (pengusaha pemula)
tersebut harus lengkap dan benar-benar asli. Begitu
30 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
pula dengan dokumen yang dikeluarkan oleh pemberi
izin (kantor perizinan) harus dapat dikeluarkan sesuai
dengan waktu yang seharusnya. Sehingga dengan
pelayanan online yang diberikan, dapat mempermudah
dan memberikan kenyamanan serta keamanan
pengguna. Bukan untuk mempersulit dan
memperpanjang birokrasi.
Saat ini, pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah di Indonesia telah banyak yang
mengunakan aplikasi online. Selain pengajuan
perizinan, contoh lain dalam pelayanan online antara
lain Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE),
pendaftaran siswa/siswi masuk sekolah secara online,
pembuatan paspor secara online, lapor pajak dan lain-
lain. Dengan adanya pelayanan online tersebut maka
penggunaan kertas dapat dikurangi serta antrian di
loket akan berkurang. Sehingga dalam pelayanan
publik, diperlukan indikator ketepatan dalam
memproduksi barang dan jasa serta tingkat kualitas
produk dan jasa yang dihasilkan untuk dapat
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan.
Peningkatan pelayanan publik juga memerlukan
ketersediaan infrastruktur TIK yang memadai. Misalnya
dengan penyediaan CCTV (Close Circuit Television)
diberbagai sudut kota/kabupaten, dibangunnya
Operation/Command Centre serta jangkauan broadband
dan sensor yang lebih stabil. Dengan adanya
penyediaan infrastruktur tersebut maka diharapkan
akan lebih responsif.
Selain dengan penyediaan infrastruktur, upaya
dalam mencapai smart governance dapat dilakukan
D A E R A H C E R D A S | 31
dengan menyelenggarakan pemerintahan yang terbuka.
Sehingga komunikasi antara masyarakat dengan
pemerintah dapat transparan. Misalnya dengan
penyediaan open data/penyediaan dan penggunaan big
data serta aplikasi terbuka. Keterbukaan informasi dari
pemerintah kepada masyarakat sangat diharapkan
untuk mendukung terwujudnya partisipasi masyarakat
dalam pemerintahan.
Dari uraian tersebut, kegiatan Smart Governance
ini diharapkan dapat menciptakan tata kelola
pemerintahan yang lebih efisien dengan tingkat
kepuasan masyarakat serta tingkat partisipasi
masyarakat yang tinggi.
Fungsi Dasar Smart Government meliputi dua
kondisi berikut:
1. Internal (G2G) yaitu hubungan di dalam tubuh
pemerintah itu sendiri.
• Manajemen pekerjaan
• Manajemen pengembangan kota
• Manajemen Finansial
• Manajemen Inventaris
2. Eksternal (G2C & G2B) yaitu hubungan keluar
baik ke masayakat maupun dunia usaha:
• Layanan kebutuhan dasar (Kesehatan,
Pendidikan, Sosial)
• Fasilitas Umum
• Perijinan
32 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
• Manajemen Penduduk
TIK ini berbeda dengan TI (Information technology)
yang selama ini telah banyak dikenal. Jika TI telah lama
digunakan di lingkungan pemerintahan di Negara-
negara sedang berkembang bahkan hampir lebih dari
30 tahun, namun belum dapat digunakan untuk
memfasilitasi dan mendorong kehidupan berdemokrasi
dan pemerintahan yang bersih. Hal ini dikarenakan
sifat TI yang hanya digunakan sebagai otomatisasi
pengolahan data (data processing) yang dimanfaatkan
oleh pemerintah secara internal saja, sedangkan
penggunaan TIK adalah dalam rangka mendukung
proses transformasi eksternal pemerintah melalui
pemrosesan dan pengkomunikasian data yang biasa
dikenal dengan istilah digital connections.
Digital connections ini meliputi: (1) hubungan
antara dan dalam pemerintahan itu sendiri dalam
rangka joint-up thinking; (2) hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat atau LSM dalam rangka
meningkatkan akuntabilitas pemerintah; (3) hubungan
antara pemerintah dengan masyarakat bisnis (privat)
dalam rangka peningkatan pelayanan; (4) hubungan
antar LSM dalam rangka mendukung proses learning
dan sinergi antara mereka; (5) hubungan antar
masyarakat dalam rangka pembangunan social dan
ekonomi. Dengan kata lain penerapan e-governance
berarti telah terjadi pergeseran dari e-administration
(peningkatan penyelenggaraan tertib pemerintahan)
menuju e-citizens (peningkatan hubungan pemerintah
D A E R A H C E R D A S | 33
dengan warga negaranya), e-services (peningkatan
pelayanan public) dan e-society (interaksi dan sinergi
antara berbagai komponen masyarakat). Ketiga domain
tersebut masingmasing saling bersinggungan atau
bersinergi sebagai kekuatan bagi terciptanya good
governance melalui e-governance. (Astuti 2013).
Inovasi pemerintah Daerah
Selain faktor dan indikator yang diuraikan diatas,
smart governance juga menuntut pemerintah daerah
yang lebih inovatif. Akhir-akhir ini inovasi
pemerintahan telah menjadi perbincangan yang
menarik berkenaan dengan capaian pemerintahan
daerah yang melaksanakan desentralisasi. Sejak lama
Schumpeter (1934) menyatakan dengan inovasi akan
didapat penambahan nilai dari produk, pelayanan,
proses kerja, pemasaran, sistem pengiriman dan
kebijakan, tidak hanya bagi organisasi tetapi juga bagi
stakeholder dan masyarakat. Inovasi mengemukan pada
organisasi publik seperti pemerintahan daerah, karena
dibandingkan organisasi bisnis, organisasi publik telah
jauh tertinggal.
Ketertinggalan yang tidak hanya terjadi dalam
tataran praktis, namun juga dalam level teori dan
konsepsi. Organisasi publik merupakan sektor yang
relatif tidak leluasa dalam berhubungan dengan inovasi
dibandingkan dengan sektor bisnis. Keengganan sektor
publik dalam memanfaatkan inovasi erat kaitannya
dengan sejarah dan karakteristiknya yang cenderung
statis, formal, dan rigid. Dengan kata lain, sistem dalam
34 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
sektor publik berkarakteristik status-quo dan tidak
menyukai perubahan (Suwarno, 2008).
Pemberlakuan era otonomi daerah di Indonesia
memberikan kesempatan kepada daerah untuk lebih
leluasa mengelola daerahnya bagi kesejahteraan
masyarakat. Konsekuensi logisnya adalah bahwa setiap
daerah mencoba mencari berbagai terobosan untuk
meningkatkan potensi dan daya saing sumber sumber
ekonominya.
Kesadaran akan pentingnya pertumbuhan
ekonomi yang terus-menerus dan tersedianya sumber
daya manusia yang teruji menjadi salah satu daya
dorong pengenalan dan penerapan sistem inovasi.
Pembahasan lebih lanjut inovasi daerah akan
disampaikan di bagian akhir dari Buku ini.
Smart Economy
Daerah cerdas mampu menggabungkan
pengelolaan sumber daya untuk memberikan kondisi
ekonomi dan sosial yang terbaik (Alawadhi, Suha, et al.
2012). Kecerdasan yang dimunculkan dalam hal ini
adalah penggunaan sumber daya yang terbatas secara
efektif dan efisien. Inisiatif Daerah Cerdas harus dapat
menemukan cara yang lebih inovatif dan solutif untuk
mengatasi tantangan ekonomi seperti pemotongan
anggaran, resesi ekonomi atau kelesuan pasar.
Inisiatif daerah cerdas pada dimensi ekonomi
bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan daya saing suatu daerah di pasar lokal,
D A E R A H C E R D A S | 35
nasional maupun global, dengan menciptakan lapangan
kerja dan menarik tenaga kerja terampil. Inisiatif ini
merupakan salah satu unsur dalam mewujudkan
pembangunan daerah yang berkelanjutan, melalui
peningkatan perekonomian daerah.
Sebagai contoh adalah pada permasalahan
persaingan pasar dan ketersediaan lapangan pekerjaan.
Inovasi dalam sektor ini akan berusaha menciptakan
peluang usaha baru (kewirausahaan) yang pada
akhirnya akan memperbanyak ketersediaan lapangan
pekerjaan. Kewirausahaan yang akan muncul
diharapkan adalah pengusaha pemula berbasis
teknologi (PPBT) atau berbasis inovasi.
Dimensi Smart economy yang lainnya adalah
munculnya para pengusaha baru di daerah. Hal ini bisa
ditempuh melalui upaya “hilirisasi” riset dan
pengembangan yang ada baik dari kalangan lembaga
litbang maupun perguruan tinggi setempat. Diharapkan
hilirisasi hasil riset dan pengembangan ini dapat
meningkatkan jumlah Pengusaha Pemula Berbasis
Inovasi (PPBI) atau Pengusaha Pemula Berbasis
Teknologi (PPBT) di suatu daerah. Hal tersebut
berdampak pada indeks inovasinya. Untuk elemen
Smart Economy, lingkup kegiatan yang pertama, yaitu
kewirausahaan dan inovasi. Lingkup tersebut
mempunyai indikator pengusaha pemula berbasis
inovasi (PPBI) dan indeks inovasi.
Pengembangan Smart Economy juga dapat
mengacu pada ukuran yang ada dalam Global
Innovation Index (GII), rasio efisiensi inovasi terbagi
menjadi 2, yaitu input dan output. Pada aspek input
36 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
terdapat pilar yang terkait dengan segi ekonomi, yaitu
pilar market sophistication dan pilar business
sophistication. Pilar market sophistication memiliki 3
sub-pilar, yaitu kredit, investasi serta trade and
competition. Pada pilar business sophistication memiliki
3 sub-pilar, yaitu knowledge workers, innovation
linkages dan knowledge absorption.
Pada aspek output, terdapat 2 pilar yang terkait
dengan segi ekonomi, yaitu knowledge and technology
outputs dan creative outputs. Sub pilar knowledge
creation, knowledge impact dan knowledge diffusion
merupakan bagian dari pilar knowledge and technology
outputs. Sedangkan sub pilar intangible assets, creative
goods and services dan online creativity merupakan
bagian dari pilar creative outputs.
Indikator yang terkait dengan kredit adalah
kemudahan untuk mendapatkan permodalan. Untuk
indikator yang terkait dengan investasi adalah
kemudahan berusaha. Hal yang dapat dilakukan dalam
kemudahan berusaha adalah dengan bentuk deregulasi,
debirokratisasi, penegakkan hukum dan kepastian
usaha. Dalam melakukan debirokratisasi, salah satu
usaha yang dapat dilakukan adalah dengan
mempermudah dalam pengurusan perijinan,
melindungi masyarakat berpendapatan rendah dengan
menggerakkan pemberdayaan usaha mikro dan kecil
melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dengan demikian maka bank/lembaga keuangan
penyalur dana KUR diharapkan dapat didorong untuk
meningkatkan peserta KUR. Dalam segi
trade&competition, pemerintah diharapkan dapat
D A E R A H C E R D A S | 37
memperkuat usaha kecil untuk berkompetisi melalui
kemudahan-kemudahan yang dapat diraih dalam
menjalankan usahanya.
Indikator yang terkait dengan knowledge workers
adalah dengan kemudahan dari tenaga kerja untuk
dapat meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan-
pelatihan yang diberikan oleh perusahaan baik itu
internal maupun eksternal. Untuk indikator innovation
linkages, terkait dengan pendirian pusat inovasi untuk
menghubungkan antara pencipta inovasi dengan
pengguna inovasi. Dari segi inovasi maka diperlukan
untuk adanya kegiatan knowledge absorption agar
masyarakat luas dapat memahami dan
mengembangkan inovasi.
Indikator yang terkait dengan knowledge creation
adalah banyaknya paten/hak kekayaan intelektual yang
diakui secara tersertifikasi. Sehingga dapat memberikan
dampak (knowledge impact) kepada masyarakat sekitar
untuk kesejahteraan, melalui kegiatan difusi
(knowledge diffusion).
Untuk indikator intangible assets dapat dilihat dari
banyaknya kreasi model TIK dan bisnis yang
berkembang. Salah satunya dengan menjalankan
kreatifitas secara online (online creativity). Sehingga
diharapkan aspek kreatifitas produk dan pelayanan
(creative goods and services) dapat meningkakan
pendapatan/segi ekonomi. Tumbuhnya pengusaha
pemula berbasis inovasi (PPBI) juga harus didukung
dengan skema dan akses pembiayaan.
38 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
Kegiatan perekonomian suatu negara tidak hanya
bergantung pada pemerintah saja. Namun, peran
swasta juga sangat diperlukan. Sehingga diharapkan
dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka dapat
meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan
kerja.
Dalam perencanaan pembangunan ekonomi
daerah, diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat
meningkat. Tingkat efektivitas dan efisiensi akan terkait
dengan produktivitas. Aspek produktivitas ini juga
terkait dengan innovation linkages yang telah dijelaskan
sebelumnya. Dengan tingkat produktivitas yang tinggi
maka akan terjadinya peningkatan pendapatan per
kapita. Salah satu tolak ukur dalam pendapatan daerah
yaitu PDRB per kapita.
Smart Living
Smart Living dalam struktur hirarki daerah cerdas
berada di puncak atau ibarat atap dari sebuah “Rumah”
Daerah Cerdas, artinya pencapaian seluruh dimensi
daerah cerdas haruslah berujung pada kondisi dimana
masyarakat daerah merasakan atau menjalani
kehidupan yang nyaman, aman, sehat, mudah dan
sejahtera.
Namun pengertian Smart Living sendiri banyak
ragamnya. Saat ini, konsep smart living memang sedang
diterapkan oleh banyak pengembang perumahan. Hal
ini karena gaya hidup yang praktis dan efisien memang
dianggap mampu menjawab kebutuhan akan
perumahan mengingat kondisi perumahan dan tata
D A E R A H C E R D A S | 39
ruang saat ini yang semakin sempit. Dalam merancang
rumah memang selalu dibutuhkan kreativitas, inovasi,
dan kiat-kiat baru. Konsep smart living adalah solusi
yang tepat untuk gaya hidup modern saat ini. Salah
satu gaya hidup yang diterapannya adalah green
lifestyle, yang diyakini akan dapat memberikan
kehidupan yang lebih berkelanjutan bagi lingkungan
dan generasi mendatang.
Definisi Smart Living di antaranya Griffinger, R, et
al. (2007) mengatakan “Smart Living comprises various
aspects of quality of life as culture, health, safety,
housing, tourism etc”. Secara umum dapat dikatakan
Smart Living adalah dimensi dari pencapaian daerah
cerdas dimana kualitas hidup dari masyarakatnya
sudah pada taraf nyaman, aman dan sejahtera. Nyaman
adalah suatu keadaan senang dan bahagia. Aman
adalah suatu keadaan bebas dari rasa ketakutan dan
kecemasan. Sedangkan sejahtera adalah suatu keadaan
sehat dan damai.
Kenyamanan dapat dilihat dari ketersediaan
Fasos dan Fasum untuk mempermudah/melayani
masyarakat dalam kegiatan sehari-hari serta
mempermudah dalam melakukan berbagai aktivitas
sosial kemasyarakatan. Kemudian juga ketersediaan
fasilitas hiburan untuk menghibur masyarakat,
menambah pengalaman dan wawasan. Sementara
faktor keamanan dapat dilihat dari ketersediaan
bantuan darurat dalam pencegahan tindak kriminal,
misalnya dengan memberikan respon/tindak lanjut
tindakan keamanan.
40 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
Aspek Kesehatan juga masuk ke dalam dimensi
Smart Living karena ketersediaan fasilitas kesehatan,
layanan kesehatan dan asuransi kesehatan secara
memadai akan menjamin kesehatan masyarakat.
Secara keseluruhan pencapaian Smart Living suatu
daerah dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup untuk
mengetahui peningkatan derajat kesehatan dan
kesejahteraan penduduk.
D A E R A H C E R D A S | 41
BAB 3. TEKNOLOGI UNTUK
PENGEMBANGAN DAERAH
CERDAS
Pembahasan tentang teknologi yang mendukung
pengembangan Smart City selama ini banyak
didominasi TIK. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena
dari konsep dasar tentang smart city memang terlahir
dari bekerjanya atau berperannya TIK dalam membantu
berbagai aspek dalam pengelolaan kota.
Tengok saja pengertian Smart City menurut
Wikipedia, smart city adalah visi pembangunan
perkotaan untuk mengintegrasikan beberapa teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dan solusi Internet of
Things (IOT) dalam sebuah bentuk yang aman untuk
mengelola aset kota. Berdasarkan Wikipedia ini, definisi
dari Smart City itu begitu luas mencakup berbagai
macam keseluruhan teknologi digital yang dapat
meningkatkan kualitas kehidupan, mengurangi biaya
dan sumber konsumsi, dan dapat meningkatkan
interaksi aktif antara kota dan warganya secara efektif.
Deakin (2013) mendefinisikan Smart City sebagai
salah satu yang memanfaatkan ICT untuk memenuhi
tuntutan pasar (warga kota), dan bahwa keterlibatan
masyarakat dalam proses ini diperlukan untuk sebuah
kota pintar. Sehingga Kota cerdas akan menjadi kota
yang tidak hanya memiliki teknologi ICT di daerah
tertentu, tetapi juga telah menerapkan teknologi ini
42 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
dengan cara yang positif berdampak pada masyarakat
setempat.
Sebagaimana diurakan di bagian awal tulisan ini,
teknologi yang mendukung pengembangan daerah
cerdas sebenarnya terbuka luas darimanapun
sumbernya. Baik dihasilkan oleh pengembang teknologi
di perguruan tinggi, lembaga riset maupun perorangan
dan profesional.
Menarik mengkaji teknologi apa saja yang
seharusnya dimiliki oleh daerah yang Cerdas. Yang
lebih menarik ketika kita berbicara teknologi apa saja
yang seharusnya dipunyai oleh daerah cerdas, ternyata
jawabnya tidak selalu yang berbasis TIK. Walaupun
memang benar bahwa jika ingin mengefektifikan
penggunaan aplikasi atau teknologi sebaiknya
diimplementasi dengan bantuan atau didukung TIK.
Lauren Drell (2012) pernah menulis ada 25
Teknologi yang setiap Smart City harus memilikinya. Di
antaranya teknologi:
1. Open-data initiatives and hackathons, seperti
kompetisi BigApps New York City, yang
menghasilkan berbagai aplikasi hemat untuk
memperbaiki kota.
2. Aplikasi parkir, yang bisa menunjukkan driver
dimana tempat parkir terdekat yang tersedia. Ini
akan menghemat waktu komuter, bahan bakar,
mengurangi emisi dan dana, sekaligus
mengurangi arus lalu lintas.
3. Aplikasi yang memungkinkan pengguna
"mengadopsi" properti kota – seperti tong
D A E R A H C E R D A S | 43
sampah, kotak panggilan, pepohonan, hidran
kebakaran, dll - sehingga kota tidak perlu
mengeluarkan uang untuk mengirim personil
mereka.
4. Sistem pengelolaan limbah berteknologi
tinggi. Contohnya Pay As You Throw (PAYT)
pembuangan sampah akan mendorong orang
untuk mendaur ulang lebih banyak dan
membuang lebih sedikit, dengan menggunakan
alat RFID untuk memperbaiki proses pemilahan
sehingga botol plastik daur ulang sampai ke
tempat pembuangan sampah akhir.
5. Sistem pembayaran parkir digital dan mudah
digunakan – misal EZ-pass untuk parkir.
6. Sebuah aplikasi panduan kota (A city guide
app), adalah informasi tentang museum, taman,
landmark, seni publik, restoran dan data lalu
lintas real-time. Aplikasi ini, seperti yang ada di
Baltimore, Ottawa, Charlotte dan New Orleans,
membantu warga dan turis menikmati
pengalaman mereka di suatu kota tanpa bantuan
orang lain.
7. Layar sentuh di penjuru kota – bisa berupa itu
kios untuk membeli berbagai keperluan di kota.
8. Wi-Fi di stasiun kereta bawah tanah dan di
kereta api, bersamaan dengan informasi cuaca
di setiap stasiun.
9. Kawasan perumahan dan komersial yang
hemat energi dan hemat energi.
10.Kios dinamis yang menampilkan informasi
real-time, mengenai lalu lintas, cuaca dan
berita lokal, seperti Urbanflow di Helsinki.
44 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
11.Sistem peringatan darurat dan sistem tanggap
darurat berbasis media sosial - setiap warga
negara harus memiliki akses terhadap informasi
penting. Entah itu peringatan tentang kejahatan
yang baru saja terjadi atau ancaman terhadap
bencana.
12.Kepolisian yang menggunakan data real-time
untuk memantau dan mencegah tindak
kejahatan.
13.Lebih banyak angkutan umum, kereta
berkecepatan tinggi, dan bus rapid transit (BRT)
untuk membantu warga melintasi kota dengan
kecepatan dan emisi rendah.
14.Lampu OLED dan pengawasan di zona
kejahatan tinggi, seperti sistem 24/7 yang
datang ke Kolkata.
15.Stasiun pengisian daya, seperti Strawberry Tree
bertenaga surya di Serbia. Mereka juga berfungsi
sebagai halte bus dan hot spot Wi-Fi.
16.Atap ditutupi panel surya atau kebun. Anda
bahkan bisa menghasilkan energi matahari di
jalur sepeda, seperti SolaRoad dari Amsterdam.
17.Program berbagi sepeda, seperti di Paris,
Washington, D.C., Los Angeles dan New York.
Keberdaan ruang parkir khusus sepeda juga
menjadi pilihan.
18.A sharing economy, Jika kita saling berbagi
atau saling menyewakan, maka masing-masing
hanya perlu membeli dan menyimpan barang
lebih sedikit. Dengan catatan, ada aplikasi untuk
membantu menemukan badan amal yang benar-
benar membutuhkan barang yang ingin Anda
lempar, seperti Zealous Good di Chicago.
D A E R A H C E R D A S | 45
19.Sistem kontrol iklim (Smart climate control
systems) yang cerdas di rumah dan bisnis,
misalnya termostat Nest.
20.Penggunaan aplikasi perutean lalu lintas,
seperti Greenway dan Waze.
21.Sistem daur ulang air.
22.Perencanaan kota yang ramai, seperti
Brickstarter.
23.Akses internet broadband untuk semua warga -
yang akan mengurangi kesenjangan digital dan
memacu pertumbuhan ekonomi.
24.Pembayaran mobile. Dimana mana. Untuk
makanan, pakaian jadi dan transportasi umum.
25.Program sharing jalan: Karena itu buang-buang
uang dan gas untuk memiliki dua mobil pergi ke
tempat yang sama bila tidak terisi penuh.
Dari literatur di atas, kembali penulis mengulas
bahwa pilihan teknologi yang banyak dikemukakan
dalam mengembangan smart city sebagian besar
merupakan penerapan TIK untuk memperbaiki dan
menjadi solusi permasalahan di kota.
Untuk itu, pada laporan ini akan disajikan
berbagai teknologi – yang tidak terbatas pada penerapan
TIK – untuk mengembangkan Daerah Cerdas. Teknologi
yang diuraikan mengacu atau berada pada ruang
lingkup indikator 6 (enam) dimensi Daerah Cerdas.
D A E R A H C E R D A S | 46
Tabel 1. Dimensi : Smart People
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi
/ Inovator
1 Inklusif Mengetahui
kesiapan
masyarakat untuk
menerima teknologi
Ketersediaan
jaringan
internet
3G/4G
Jumlah Rumah
Tangga yang
mengakses
internet
Layanan Manajemen infrastruktur
informasi dan aplikasi untuk e-
government
Unit Kerja di Lingkungan
Deputi Bidang TIEM -
BPPT
2 Kreativitas Mengetahui tingkat
kreativitas
masyarakat
Pekerja di
sektor kreatif
Jumlah Pekerja
di kreatif
Pendampingan dan Panduan
Pengembangan Ruang Publik Kreatif.
Rancangan DED.
PTID– BPPT Gd. 720
Kawasan Puspiptek
Pendampingan dan Pembangunan
Techno Park: Tempat Tumbuhnya
Inovasi dan Bisnis Industri Kreatif di
daerah.
PPKIT– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720
Kawasan Puspiptek
3 Human
Capital
Manage-
ment
Untuk mengetahui
hubungan teknologi
dengan
masyarakat
Penggunaan
ICT untuk
Pendidikan
Jumlah
Sekolah yang
mengakses
free WIFI
Perencanaan dan Pembangunan
Zona Pendidikan Di Kawasan
Teknopolitan/Technopark. Zona
pendidikan di kawasan teknopolitan
diharapkan menjadi kawasan
pendidikan berjenjang yang saling
terintegrasi serta bermanfaat bagi
masyarakat Kabupaten dan
sekitarnya dan menjadi tulang
punggung penyedia SDM terdidik di
Kawasan Teknopolitan.
PTID– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720
Kawasan Puspiptek
D A E R A H C E R D A S | 47
Tabel 2. Dimensi : Smart Environment
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
1 Gedung
dan
Pemukiman
Gedung
tersertifikasi
berkelanjutan
adalah untuk
mengurangi
dampak
lingkungan
bangunan
terhadap
kesehatan
manusia dan
lingkungan alami
serta
bertanggung
jawab terhadap
lingkungan dan
hemat sumber
daya sepanjang
siklus hidup
Struktur dan
bangunan
Penggunaan
material
Sertifikasi Produk: Layanan Baru
Teknologi Polimer
Pusat Teknologi Material
– BPPT, Gd 224
Kawasan Puspiptek
Serpong
Reduksi
Risiko
Bencana
Teknologi Reduksi Risiko Bencana
Tanah Longsor
Pusat Teknologi Lahan,
Wilayah dan Mitigasi
Bencana – BPPT
Gedung 820 Geostech
Shading dan
reflector /
pencahayaan
Memanfaatka
n
Pencahayaan
alami sebagai
penerangan
bangunan
Rekayasa Material Polikristal Silikon
untuk Solar Cell.
Pusat Teknologi Material
– BPPT. Gd 224
Kawasan Puspiptek
Serpong
Sistem
penerangan
Control panel Teknologi Smart Grid. Teknologi smart
microgrid, untuk mencapai sistem
kelistrikan yang optimal dari sumber-
sumber energi terbarukan serta
meningkatkan kualitas daya pada grid.
Balai BesarTeknologi
Konversi Energi
Kawasan PUSPIPTEK
Serpong Gd.620-622
Tangerang Selatan
48 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
bangunan tersebut
 green building
Sistem air
daur ulang
Pemanfaatan
air bekas
pakai
Teknologi Pengolahan Potensi dan
Kualitas Sumberdaya Air. Keluaran dari
kegiatan ini adalah purwarupa unit
pemantau kualitas air dengan beberapa
sensor seperti suhu, salinitas, debit, pH
dan daya hantar sudah beroperasi
dalam sistem windows dengan sistem
layar sentuh.
Balai Teknologi
Lingkungan – BPPT.
Gedung 820 Teknologi
Sistem Kebumian
(Geostech), Kawasan
Puspiptek
Pemukiman yang
layak adalah
terwujudnya
kawasan perkim
yang tertata
dengan baik yang
dapat menunjang
peningkatan
kualitas ekologis,
pertumbuhan
ekonomi, dan
pembangunan
sosial budaya,
serta menjamin
tatanan
Kepadatan
bangunan
Kepadatan
bangunan per
Ha
Pengembangan teknologi yang terkait
dengan pengelolaan lingkungan
perkotaan.
Unite Kerja di lingkungan
Deputi Bidang TPSA -
BPPT
Kepadatan
hunian
Jumlah orang
yang tinggal
dalam satu
rumah
Lokasi
permukiman
terhadap
kawasan
industri
Jarak
minimum
Layanan Perencanaan kawasan
industri
PTKS – PKT - Pusat
Inovasi dan Bisnis Teknologi
Gd. 720 Kawasan Puspiptek
D A E R A H C E R D A S | 49
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
kehidupan yang
berkelanjutan.
2 Sumber
Daya Alam
Tujuan
pemanfaatan
energi terbarukan
adalah
memanfaatkan
sumber energi
yang dapat
dengan cepat
dipulihkan kembali
secara alami, dan
prosesnya
berkelanjutan
Mendorong
efisiensi
energi
Sosialisasi Balai Besar Teknologi Konversi Energi
(B2TKE-BPPT) yang memiliki tupoksi
kegiatan pada riset kelistrikan di BPPT,
memfokuskan diri pada layanan
teknologi bidang audit energi yang
ditujukan pada sektor industri, rumah
tangga, publik dan bangunan
komersial.
Balai Besar Teknologi
Konversi Energi (B2TKE-
BPPT)
Meningkat-
kan
penggunaan
sumber-
sumber energi
terbarukan
Pemanfaatan
SET
Teknologi PLTU Batubara
Peringkat Rendah yang Efisien.
Balai Besar Teknologi
Energi – BPPT. Gd.620-
622 Setu
Pemanfaatan Energi Angin. Proyek
Wind Hybrid Power Generation
(WHyPGen) untuk mendorong
pemanfaatan energi angin sebagai
sumber energi terbarukan yang lebih
lestari dan ramah lingkungan
Balai Besar Teknologi
Energi – BPPT
Gd.620-622 Setu
Layanan Teknologi untuk Menjadikan Balai Besar Teknologi
50 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
Objek Eduwisata Energi Terbarukan Konversi Energi
Kawasan PUSPIPTEK
Serpong Gd.620-625
Tangerang Selatan
Potensi
Sumber
Energi
Terbarukan
(SET) di
daerah
Energi Panas
Bumi,Energi
Air
Energi
Tumbuhan
(Bio Energi),
Biomassa/
Biogas
Energi
Samudra/
Laut, Sel
Bahan Bakar
(Fuel Cell)
Angin, Surya,
Panas Bumi
Teknologi Kogenerasi s/d 5 MW.
Teknologi kogenerasi adalah suatu
metode untuk memproduksi energi
listrik dan termal secara bersamaan
dalam satu proses.
Balai Besar Teknologi
Energi – BPPT
Gedung 620-622
Biodiesel adalah bahan bakar
terbarukan yang dibuat dari minyak
nabati atau lemak hewani melalui
proses transesterifikasi
Balai Perekayasa Desain
dan Sistem Teknologi –
BPPT. Gd. 480 Kawasan
Puspiptek Serpong
Pemanfaatan Energi Angin. PPT
menjalankan
Proyek Wind Hybrid Power Generation
(WHyPGen) untuk mendorong
pemanfaatan energi angin sebagai
sumber energi terbarukan yang lebih
lestari dan ramah lingkungan.
Balai Besar Teknologi
Energi – BPPT Gd.620-
622 Setu
Kawasan Puspiptek
Serpong
Teknologi Pengurangan Emisi Karbon
Biogas dari Limbah Padat. teknologi ini
bertujuan untuk memurnikan gas metan
Pusat Teknologi
Lingkungan – BPPT
Gedung 820 Teknologi
D A E R A H C E R D A S | 51
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
yang dihasilkan oleh TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir) sampah.
Sistem Kebumian
(Geostech), Kawasan
Puspiptek
Mendorong
pembangunan
PLT mikro
hidro di
pedesaan
Ketersediaan
PLT Mikro
Teknologi pembangkit listrik mikrohidro. Balai Besar Teknologi
Energi – BPPT Gd.620-
622 Setu
Kawasan Puspiptek
Serpong
Pengendalian
pencemaran agar
kegiatan manusia
tidak berdampak
buruk, atau
turunnya
lingkungan hidup
sampai tingkat
tertentu yang
menyebabkan
lingkungan tidak
dapat berfungsi
sesuai
peruntukkan-nya
Masuknya
limbah ke
dalam tanah
Masuknya
limbah ke
dalam air
Emisi dari
kendaraan
bermotor
Sistem
pembuangan
limbah
Teknologi Pengurangan Emisi Karbon
Biogas dari Limbah Padat. Teknologi ini
bertujuan untuk memurnikan gas metan
yang dihasilkan oleh TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir) sampah.
Pusat Teknologi
Lingkungan – BPPT
Gedung 820 Teknologi
Sistem Kebumian
(Geostech), Kawasan
PuspiptekInovasi Teknologi Penanganan Limbah
Cair Dan Padat
Monitoring Real Time
Kualitas Air & Kualitas Udara
DED IPAL untuk Kantor, Industri,
pelabuhan dll
52 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
Pengelolaan air
bersih adalah
untuk menunjang
kehidupan
makhluk hidup
dalam
melanjutkan
kelangsungan
hidup, baik
manusia, hewan
dan tumbuhan.
Ketersediaan
sistem
pengelolaan
air bersih
Jumlah
Masyarakat
yang terlayani
jaringan air
bersih
Solusi Penyediaan Air Siap Minum
di Lingkungan Kampus dan
Perkantoran dengan Teknologi
ARSINUM.
Pusat Teknologi
Lingkungan – BPPT
Gedung 820 Teknologi
Sistem Kebumian
(Geostech), Kawasan
Puspiptek
Penyediaan
pangan dan
pertanian
berkelanjutan
adalah untuk
melindungi dan
mengembangkan
bidang lahan
pertanian yang
ditetapkan secara
Kemampu-an
dalam
memproduksi
pangan yang
beraneka
ragam dari
dalam negeri
Produktivitas
pertanian
Peningkatan kualitas bibit Kakao
melalui teknik mikro- grafting dan mini-
grafting serta perbanyakan bibit melalui
teknologi ex-vitro; dan Peningkatan
teknologi budidaya kakao melalui
aplikasi bio-fertilizer.
Pusat Teknologi Produksi
Pertanian– BPPT
Gd. 611 Laptiab, Kawasan
Puspiptek, Serpong
Inovasi Teknologi BioALA (5- Asam
Amino Levulinat) Sebagai Pemacu
Biosintesa Klorofil dan Pertumbuhan
Tanaman Hortikultura .
Pusat Teknologi
Bioindustri Gedung 613
LAPTIAB Kawasan
PUSPIPTEK
D A E R A H C E R D A S | 53
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
konsisten guna
menghasilkan
pangan pokok
bagi kemandirian,
ketahanan, dan
kedaulatan
pangan nasional.
Tingkat
keanekaraga
man pangan
Teknologi Produksi Beras Analog dari
Tepung Pangan Lokal. Untuk
mengurangi ketergantungan Indonesia
terhadap beras
Pusat Teknologi
Agroindustri – BPPT. Gd.
630 laptiab Lt 2 Kawasan
Puspiptek, Serpong
Tingkat
kemandirian/
ketahanan
pangan
daerah
Inovasi Teknologi Pupuk SRF (Slow
Release Fertilizer)
Teknologi
pertanian
berkelanjutan
yang
digunakan
Perbanyakan Bibit dan Penyelamatan
Embrio Kelapa Sawit melalui Aplikasi
Teknologi Kultur Jaringan
Balai Pengkajian
Bioteknologi – BPPT
Gedung 630, Balai
Pengkajian Bioteknologi
Kawasan Puspiptek
Serpong
Maharsi, Sumber Pangan Protein
Hewani. Maharsi adalah nama ikan Nila
Laut. teknologi budidaya ikan Nila Laut
diharapkan dapat menjadi alternatif
komoditas usaha budidaya ikan bagi
masyarakat pesisir pantai dan
kepulauan.
54 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
“Beras Sehat Dan Tepung Sugih”
Produk Inovatif Technopark Lampung
Tengah. Beras sehat yang berasal dari
jagung dan ubi kayu.
Balai Besar Teknologi Pati
– BPPT. Desa Negara
Bumi Ilir, Kecamatan Anak
Tuha, Kab Lampung
Tengah
Layanan Teknologi Industri Permesinan
Peralatan Pabrik Gula.
Unit Kerja:
PTIM, PTIP, PTL, PTM,
MEPPO, BTMP, B2TP,
BRDST
Pengembangan Varietas Tanaman
unggulan Daerah. Misal 1) dengan
penyediaan bibit anggrek berkualitas,
melalui kegiatan pengembangan
varietas dan penyediaan bibit anggrek
berkualitas, 2). peningkatan kualitas
sumber daya manusia melalui kegiatan
pelatihan
Pusat Teknologi
Bioindustri – BPPT.
Gedung 630, Balai
Pengkajian Bioteknologi
Kawasan Puspiptek
Teknologi Ex Vitro, Solusi Tepat Penuhi
Kebutuhan Bibit Lada.
Pusat Teknologi
Bioindustri – BPPT.
Gedung 630, Balai
Pengkajian Bioteknologi
Kawasan Puspiptek
D A E R A H C E R D A S | 55
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
Eye in the Sky (i-Sky) Innovation:
Inovasi baru dalam memantau secara
waktu nyata fase tumbuh tanaman padi
berbasis data besar inderaja dengan
algoritma heuristik.
Unit Kerja di lingkungan
Deputi Bidang TPSA -
BPPT
Teknologi Biopeat untuk Mendukung
Sistem Pertanian Lahan Gambut yang
Ramah Lingkungan. Teknologi Biopeat
untuk pengolahan dan pemanfaatan
lahan gambut . Ini merupakan pupuk
hayati yang mengandung mikroba
potensial, telah teruji kemampuannya
dalam meningkatkan pH lahan gambut
serta meningkatkan produktivitas
beberapa tanaman
hortikultura. Aplikasi BioPeat dapat
meningkatkan grade buah Nanas
sebesar 31%.
Pusat Teknologi
Bioindustri - BPPT
3 Infrastruktur
hijau
Ketersediaan
infrastruktur hijau
adalah
pembangunan
infrastruktur
Ketersediaan
jaringan jalan
Pola jaringan
jalan
Survey Lalu Lintas dan Asal Tujuan
Barang.
Survei penghitungan volume lalu lintas
dilakukan untuk mengukur volume lalu
lintas jalan raya di wilayah studi. Data
Pusat Teknologi Sistem
Prasarana Transportasi
(PTSPT)
Gedung Teknologi 2,
Lantai 3 Kawasan
56 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
dengan
memperhatikan
keseimbangan
antara memenuhi
kebutuhan
infrastruktur pada
masa sekarang
dan masa yang
akan datang.
tersebut dapat digunakan untuk
mengembangkan matriks asal-tujuan
(Origin & Destination) dan untuk
memahami kondisi lalu lintas terbaru di
wilayah studi (kinerja jaringan jalan).
Puspiptek
Aksesibilitas
antar lokasi
Aksesibilitas
ke sarana dan
prasarana
Alat Pantau Kualitas Udara secara
Online & Realtime.
Pusat Teknologi
Lingkungan (PTL) - BPPT
Sistem RTH Dokumen
Rencana
infrastruktur
Hijau
Pengelolaan Lingkungan Perkotaan.
Mulai dari masalah limbah, ruang
terbuka hijau, kependudukan,
transportasi, energi, air dsb.
Pembangunan kota yang konvensional
harus diubah paradigmanya menjadi
pembangunan yang berwawasan
lingkungan melalui penerapan konsep
kota hijau (green city).
Pusat Teknologi
Lingkungan (PTL) - BPPT
Sarana
pengelolaan
lingkungan
Teknologi sumur resapan dan
komposter rumah tangga (BIOPOS)
Unit Kerja di lingkungan
Deputi bidang TPSA
Teknologi pengendalian erosi dan
perlindungan tanah (BIOTEXTILE)
D A E R A H C E R D A S | 57
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
Tujuan
pembangunan
telekomunikasi
berkelanjutan
adalah menjamin
terhubungnya
seluruh elemen
bangsa dan
mendukung
persatuan.
Kuantitas
infrastruktur
telekomunikas
i
Jumlah
satuan
sambungan
telepon
Kualitas
pelayanan
telekomunikas
i
Rasio
keberhasilan
panggil
Tujuan
Pengelolaan
sampah
berkelanjutan
adalah agar
pengelolaan
sampah
dilaksanakan
berdasarkan
kemampuan
sumber daya yang
dmiliki untuk
Sistem
pembuangan
sampah
Jenis cara
pengelolaan
sampah
Inovasi Plastik Ramah Lingkungan.
Plastik ramah lingkungan merupakan
bahan yang dapat terdegradasi dalam
waktu yang relatif singkat yang dapat
terurai di alam.
Pusat Teknologi
Lingkungan (PTL) - BPPT
Pantau Kualitas Limbah Cair Dengan
Sistem Online Monitoring (Onlimo).
Adalah Teknologi Online Monitoring
yang menggunakan komputer (PC)
Sebagai Data Logger dan Open Source
Software (OSS), serta sistem transfer
data menggunakan teknologi Wifi.
Pusat Teknologi
Lingkungan (PTL) - BPPT
58 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi
/ Inovator
mempertahankan
kondisi fisik
lingkungan,
mampu
berkompetisi, dan
dapat diwariskan
kepada generasi
mendatang
Pelayanan
sampah
Jumlah
masyarakat
yang terlayani
pengangkutan
sampah dan
Pemilahan
sampah
SeleksiTeknologi Sistem Pengolahan
Sampah Berbasis Termal di
Intermediate Treatmnet Plant (ITF).
Adapun kapasitas PLTSa minimal
mengolah inputan sampah sebesar
1000 ton/hari.
Pusat Teknologi
Lingkungan (PTL) - BPPT
Kualitas
pelayanan
kesehatan
Tingkat
kepuasan
pelayanan
kesehatan
Sistem Informasi Puskesmas
(SIMPUS). Pengembangan cloud
government dengan fokus pada
penerapan Software as a Service
(SaaS) dan aplikasi kesehatan,
terintegrasi dan berkontribusi dalam
mewujudkan Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS)
PTIK – BPPT Gedung
Tekno 3 – Kawasan
Puspiptek
D A E R A H C E R D A S | 59
Tabel 3. Indikator Smart Economy
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi
/ Inovator
1 Ekonomi
berbasis
pengetahuan
Meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi dari
basis investasi
menjadi inovasi
Kewirausahaan,
Bisnis Inovatif
dan hubungan
global
Jumlah PPBT Penumbuhkembangkan Wirausaha
Berbasis Teknologi.
Balai Inkubator Teknologi
(BIT)– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720
Kawasan Puspiptek
Difusi
Teknologi
Perbanyakan Bibit dan
Penyelamatan Embrio Kelapa Sawit
melalui Aplikasi Teknologi Kultur
Jaringan
Balai Pengkajian
Bioteknologi – BPPT
Gedung 630, Balai
Pengkajian Bioteknologi
Kawasan Puspiptek
Serpong
Jumlah Even
internasional
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
mulai dimanfaatkan untuk tujuan
mengamankan agenda-agnda
Penting (Vital)
Balai Besar Teknologi
Modifikasi Cuaca - BPPT
Layanan Jasa Teknologi Modifikasi
Cuaca (TMC) Dalam Rangka
Mendukung Pengelolaan
Sumberdaya Air.
Balai Besar Teknologi
Modifikasi Cuaca - BPPT
2 Pembangunan
dan
Pemerataan
Menaikan
kesejahteraaan
rakyat atau
Produktivitas
dan distribusi
Indikator
makro daerah
seperti :
Inovasi & Layanan Teknologi Industri
Alat Angkut
60 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi
/ Inovator
Ekonomi taraf hidup
masyarakat
Pertumbuhan
ekonomi,
PDRB per
kapita, Rasio
gini,
pengangguran
dan
kemiskinan
Inovasi dan Layanan Teknologi
Mesin Perkakas, Teknik Produksi
dan Otomasi
Pusat Teknologi Industri
Permesinan - BPPT
Teknologi di bidang produksi
tanaman;
produksi peternakan; produksi
perikanan;
Pusat Teknologi
Produksi Pertanian -
BPPT
3. Infrastruktur
Inovasi
Mendorong
berkembangnya
inovasi.
Basis data dan
infrastruktur
inovasi
Database
potensi
ekonomi lokal
Sistem Inovasi dan Kebijakan
Tekno-Industri Pangan.
PTKI– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720
Kawasan Puspiptek
RPK Pendampingan dan Panduan
Pengembangan Ruang Publik
Kreatif.
PTID– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720
Kawasan Puspiptek
Inkubator
industri
Pendampingan dan Pembangunan
Techno Park: Tempat Tumbuhnya
Inovasi dan Bisnis Industri Kreatif di
daerah.
PTKI– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720
Kawasan Puspiptek
Showroom
produk
ekonomi lokal
Pendampingan dan Pemungsian
Techno Park Perikanan. Menyusun
master plan TP, terbentuknya pusat
PTID– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720
D A E R A H C E R D A S | 61
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi
/ Inovator
inovasi, berfungsinya tambak
percontohan budidaya ikan nila
salina, terbangunnya 1 Prototipe
Sistem Budidaya Perikanan
Terintegrasi Multi Tropik berbasis
konsep SATO UMI, diluncurkannya
Portal/Web Teknopark
Kawasan Puspiptek
Posyantek
dan wartek
Pendampingan dan Kerjasama
dengan Perusahaan dalam
penggunaan teknologi e-office,
indischool, telecenter, dan
Broadband Learning Center (BLC)
PTID– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720
Kawasan Puspiptek
62 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
Tabel 4. Dimensi : Smart Mobility
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Pengembang Teknologi
/ Inovator
1 Transportasi
Publik
Tujuan
transportasi
publik ialah
mengurangi
polusi udara
dan suara
Green
Transportation
Keberadaan
Regulasi /
jumlah
peraturan
Sistem Informasi Infrastruktur
Pelabuhan Indonesia (Sl-IPIna)
dalam Menunjang Konektifitas dan
Sistem Logistik Nasional.
PTSPT- BPPT- BPPT.
Gd.Tekco 2 Puspiptek
Serpong
Perekayasaan Teknologi Baterai
untuk Mobil Listrik.
Balai Besar Teknologi
Energi – BPPT. Gd.620-
622 Puspiptek Serpong
Jenis dan
waktu
kendaraan
yang
beroperasi
Jumlah
angkutan umum
yang beroperasi
Pengembangan Teknologi Platform
angkutan umum murah. Pernah
dibuat untuk kendaraan 1000cc.
Unit Kerja di lingkungan
Deputi Bidang Teknologi
Industri dan Rancang
Bangun BPPT
Tujuan
transportasi
publik ialah
untuk
mendapatkan
kenyamanan,
kemudahan dan
biaya yang
murah.
Ketersediaan
akses Multi
Moda
Jumlah halte,
stasiun dan
terminal
penghubung
Layanan Penyusunan Master Plan
Kawasan Pelabuhan. Dengan
Produk berupa Studi Kelayakan,
Master Plan dan Basic Design, serta
Detail Engineering Design
Pusat Teknologi
Rekayasa Industri
Maritim. BPPT
Kualitas Inter
Moda
Teknologi yang
digunakan,
Kapasitas
angkut, Waktu
tempuh
Inovasi dalam teknologi prasarana
angkutan, sistem pengaturan,
keamanan dan pengendalian.
Pusat Teknologi Sistem
Prasarana Transportasi
(PTSPT)
Gedung Teknologi 2,
Lantai 3 Kawasan
D A E R A H C E R D A S | 63
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Pengembang Teknologi
/ Inovator
Puspiptek
2 Info
Mobilitas
Tujuan Info
Mobilitas ialah
untuk
memperoleh
informasi
secara real
time, sehingga
memudahkan
dalam membuat
rencana
perjalanan
/pengiriman
barang.
Informasi
yang
memadai.
Jenis Informasi
yang ada (SMS
tentang
mobilitas, MAP,
Running text,
kepadatan
Lalin)
Perekayasaan Teknologi Bidang TIK
untuk Intelligence Transportation
System (ITS). Kebijakan
Transportasi Perkotaan ditujukan
untuk menata kebijakan mengatasi
kemacetan lalu-lintas di perkotaan
termasuk penerapan ITS untuk
manajemen lalu lintas dalam
mengurangi kepadatan lalu lintas
pada ruas-ruas jalan.
Pusat Teknologi Sistem
Prasarana Transportasi
(PTSPT)
Gedung Teknologi 2,
Lantai 3 Kawasan
Puspiptek
Kemudahan
memperoleh
informasi.
Pusat Informasi Model Transportasi Perkotaan Pusat Teknologi Sistem
Prasarana Transportasi
(PTSPT)
Gedung Teknologi 2,
Lantai 3 Kawasan
Puspiptek
Informasi up
to date dan
akurat
Jadwal operasi
moda
transportasi
3 Infrastruktur
Teknologi
Tujuan
infrastruktur
Teknologi ialah
Rambu-
rambu, dan
Marka jalan.
Standard
penggunaan
Rambu dan
Sistem Monitoring Dalam
Pengelolaan Parkir Untuk
Penerapan Parkir di Jalan. Sistem
Pusat Teknologi Sistem
Prasarana Transportasi
(PTSPT)
64 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Pengembang Teknologi
/ Inovator
untuk
memperoleh
kelancaran
dalam
bertransportasi
sehingga
mampu
menekan biaya
operasional
Marka jalan monitoring dalam pengelolaan parkir
di jalan ini didesain dengan
menggunakan kamera pintar
(kamera yang tersambung dengan
program identifikasi kendaraan di
central processing unit), untuk
mengidentifikasi objek (kendaraan)
masuk/ keluar dalam ruang parkir.
Gedung Teknologi 2,
Lantai 3 Kawasan
Puspiptek
Traffic
Management
center
Traffic
Management
center
Layanan Teknologi Industri
Transportasi
Sistem & Prasarana Transportasi
untuk Konektivitas & Logistik.
Sistem Quick Response
untuk Intelligent Transportation
System sebagai inovasi sistem
tranportasi yang menyajikan info
cepat untuk mengurangi hambatan
lalu lintas
Unit Kerja:
PTIST, BPDP, LAGG,
MEPPO, BPPH, B2TKS
Tujuan
infrastruktur
Teknologi ialah
Smart Card Penerapan
Smart Card
Teknologi dan Pemanfaatan e-KTP
dan Perangkat Card Reader untuk
Pelayanan Publik
Deputi Bidang TIEM -
BPPT
D A E R A H C E R D A S | 65
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator
Teknologi Pengembang Teknologi
/ Inovator
untuk
menunjang
Transportasi
Publik dan
mobilitas
Akses berlalu
lintas
Akses jalan
yang tersedia
dan Jalur
khusus sepeda
66 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
Tabel 5. Indikator Smart Governance
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
1 E-Gov Tujuan Pelayanan
Online adalah untuk
mewujudkan
pelayanan prima
(lancar, cepat,
murah).
Jenis
layanan
Jenis layanan
(misal Izin
SIUP, IMB,
TDP, dll)
Prototipe Certificate Authority
(CA). CA merupakan sistem
terpadu terkait keamanan
informasi untuk meningkatkan
keamanan data dan transaksi
data pada jaringan instansi
pusat/daerah
BJIK- BPPT
Balai Rekayasa Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Gd 254 Lt.3 Kawasan
Puspiptek
Kecepatan
layanan
Waktu
Layanan
Pengembangan Aplikasi e-
Government. Merupakan
kegiatan membangun aplikasi
Sistem Informasi Manajemen
perkantoran baik di pusat
maupun di daerah, Aplikasi
yang dikembangkan berbasis
web dengan menggunakan
opensource
BJIK- BPPT
Balai Rekayasa Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Gd 254 Lt.3 Kawasan
Puspiptek
Penurunan
biaya/tarif
Biaya layanan Masterplan Tatakelola e-
Government merupakan
kegiatan layanan solusi
teknologi kepada pemerintah
pusat, daerah.
BJIK- BPPT
Balai Rekayasa Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Gd 254 Lt.3 Kawasan
Puspiptek
D A E R A H C E R D A S | 67
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
Kendala
teknis
Kendala
teknis
Layanan Teknologi sistem
informasi penyelenggaraan
pelayanan publik atau e-
services dalam lingkup e-
government dan e-business;
PTIK – BPPT Gedung Tekno
3 – Kawasan Puspiptek
Tujuan e-planning,
e-budgeting, e-
monev adalah
untuk meningkatkan
koordinasi dalam
hal pengambilan
keputusan.
Efektifitas
Penerapann
ya dan
Keamanan
transaksi
Efektifitas
penerapan
dan
Keamanan
Prototipe Certificate Authority
(CA). CA merupakan sistem
terpadu terkait keamanan
informasi untuk meningkatkan
keamanan data dan transaksi
data pada jaringan instansi
pusat/daerah
BJIK- BPPT
Balai Rekayasa Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Gd 254 Lt.3 Kawasan
Puspiptek
Dampak
terhadap
kinerja
Kecepatan
proses
planning.
Penganggara
n dan
Keakuratan
data
pengambilan
keputusan
Pengembangan Aplikasi e-
Government. Merupakan
kegiatan membangun aplikasi
Sistem Informasi Manajemen
perkantoran baik di pusat
maupun di daerah, Aplikasi
yang dikembangkan berbasis
web dengan menggunakan
opensource
BJIK- BPPT
Balai Rekayasa Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Gd 254 Lt.3 Kawasan
Puspiptek
68 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
2 Infrastruktur
Pengaduan
Masyarakat
Jangkauan
Broardband untuk
memperluas
kemudahan publik
menyampaikan
aspirasi/ keluhan
Jenis
jaringan dan
Efektifitas
sensor
Jenis jaringan
dan Akurasi
sensor
Peningkatan kualitas layanan
ubiquitious e-govermment
berbasis internet pada instansi/
lembaga
Unit Kerja di lingkungan
Deputi Bidang TIEM - BPPT
Jangkauan Sensor
untuk mendapatkan
informasi tentang
situasi dan kondisi
suatu peristiwa di
suatu tempat
tertentu secara
lengkap dan cepat.
Pengembangan Aplikasi e-
Government. Merupakan
kegiatan membangun aplikasi
Sistem Informasi Manajemen
perkantoran baik di pusat
maupun di daerah, Aplikasi
yang dikembangkan berbasis
web dengan menggunakan
open source
BJIK- BPPT
Balai Rekayasa Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Gd 254 Lt.3 Kawasan
Puspiptek
Kesiapan
sumberdaya
manusia (berikut
SOP) untuk
mendukung
Pelaksanaan
kegiatan
pemerintahan yang
Profesionali-
tas
Kualitas
layanan
Pengembangan Aplikasi e-
Government. Merupakan
kegiatan membangun aplikasi
Sistem Informasi Manajemen
perkantoran baik di pusat
maupun di daerah, Aplikasi
yang dikembangkan berbasis
web dengan menggunakan
BJIK- BPPT
Balai Rekayasa Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Gd 254 Lt.3 Kawasan
Puspiptek
D A E R A H C E R D A S | 69
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
baik dalam rangka
pelayanan kepada
masyarakat
open source
Inovasi Teknologi SIKD
berbasis e-Planning
Sistem Informasi Kinerja
Daerah berbasis e-Planning
(SIMR@L). Sistem Informasi
Manajemen Perencanaan,
Penganggaran, dan Pelaporan
Terintegrasi untuk mendorong
interoperabilitas, Berbasis
FOSS mendorong efisiensi &
kemandirian.
3 Transparansi Tujuan Open Data
adalah untuk
menyebarkan data
publik kepada
masyarakat agar
dapat mengetahui
dan memberikan
masukannya
kepada pemerintah.
Jenis Data
publik
Pemahaman
data
Jaringan Sistem Inovasi
Nasional (Jarsinas). Jarsinas
merupakan kegiatan untuk
membangun aplikasi
intermediasi online antar
komponen SINAS, aplikasi
yang dikembangkan berbasis
web dengan menu utama
berupa alat penelusuran kata
terkait inovasi teknologi
BJIK- BPPT
Balai Rekayasa Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Gd. 254 Lt.3 Kawasan
Puspiptek
Tujuan Aplikasi Jangkauan Animo Inovasi Teknologi SEPAK@T – Pusat Teknologi Informasi
70 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
Terbuka adalah
untuk
mempermudah
masyarakat
mengurus
kepentingannya
terkait dengan
layanan publik.
aplikasi masyarakat SIMRAL dan e-Rekapitulasi
dalam Pemilu Elektronik.
SIMRAL (Sistem Informasi
Manajemen perencanaan,
Penganggaran, dan Pelaporan)
menjadi elemen penting,
khususnya untuk lingkup
pemerintah daerah.
dan Komunikasi, Gedung
Teknologi 3 (Ged. Nr. 254)
lantai 3.
Kawasan PUSPIPTEK
Tujuan e-
Procurement
adalah untuk
memberikan
kesempatan luas
kepada msyarakat
berpartisipasi dalam
pembangunan
melalui pengadaan
sarana dan
prasarana.
Partisipasi
publik
Kualitas peran
serta publik
Inovasi dan Layanan Teknologi
e-Services. . Dengan
pemanfaatan KTP- elektronik.
Pemanfaatan NIK dan KTP-el
dalam proses demokrasi
(pemilihan kepala desa).
BJIK- BPPT
Balai Rekayasa Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Gd. 254 Lt.3 Kawasan
Puspiptek
teknologi pemungutan suara
sistem elektronik atau
electronic voting (e-Voting)
Deputi Bidang TIEM – BPPT
D A E R A H C E R D A S | 71
Tabel 6. Dimensi : Smart Living
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
1 Kenyamanan Ketersediaan fasos dan
fasum adalah untuk
mempermudah/melayani
masyarakat dalam
kegiatan sehari-hari
serta mempermudah
dalam melakukan
berbagai aktivitas sosial
kemasyarakatan
Jenis, jumlah
fasos dan
fasum yang
tersedia
Jenis dan
jumlah
fasos dan
fasum yang
tersedia
Pendampingan dan Panduan
Pengembangan Ruang
Publik Kreatif.
PTID– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720 Kawasan
Puspiptek
Ketersediaan fasilitas
hiburan bertujuan untuk
adanya fasilitas untuk
menghibur masyarakat,
menambah pengalaman
dan wawasan dan
kegiatan sosial
Jenis hiburan,
Waktu
hiburan, Tarif,
Jenis
hiburan
yang
tersedia
(Kesenian,
Sastra, dll),
Waktu,
Biaya
Pendampingan dan Panduan
Pengembangan Ruang
Publik Kreatif.
PTID– BPPT
Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi Gd. 720 Kawasan
Puspiptek
72 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
2 Keamanan Ketersediaan bantuan
darurat bertujuan untuk
pencegahan tindak
kriminalitas adalah
untuk memberikan
respon/tindak lanjut
tindakan keamanan
Fasilitas
keamanan
Jenis
fasilitas
keamanan
yang
tersedia
(CCTV,
mesin panic
button, dll)
Pemasangan kamera
pengawas atau Close Circuit
Television (CCTV) sebagai
bentuk antisipasi bencana di
beberapa daerah rawan
bencana (2014).
Instrumentasi Siaga Dini
Berbasis Wireless Sensor
Network (FEWS – WSN)
(2017)
Pusat Teknologi
Pengembangan Sumberdaya
Wilayah (PTPSW) - BPPT
Peta Kerawanan Bencana
Kebakaran Kawasan
Perkotaan
Unit Kerja di lingkungan
Deputi Bidang TPSA - BPPT
Aplikasi Sistem Informasi
Kebakaran (SIMKAR)
berbasis Web
Jumlah
fasilitas
keamanan
Jumlah
fasilitas
Teknologi dari Laboratorium
Biometrik BPPT untuk
membantu identifikasi Pelaku
kejahatan/ korban kejahatan/
korban keselakaan lalu lintas
Lab Biometrik PTIK-BPPT
D A E R A H C E R D A S | 73
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
Lamanya
respon
Waktu
respon
SIQUPON, Bantu
Pemerintah Daerah
memperoleh Respon Cepat
Laporan Masyarakat.
Pusat Teknologi Sistem
Prasarana Transportasi
(PTSPT)
Gedung Teknologi 2, Lantai
3 Kawasan Puspiptek
3 Kesehatan Ketersediaan fasilitas
kesehatan bertujuan
menyediakan saranan
dan prasarana
kesehatan yang lengkap
dan mencukupi
Jenis dan
jumlah
fasilitas
kesehatan
yang tersedia
Jenis
fasilitas
kesehatan
(Klinik,
Puskesmas,
Rumah
Sakit)
“Teknologi Untuk industri
Bahan Baku dan Obat
Herbal” Buku Outlook
Teknologi Kesehatan Edisi
2017 : Teknologi untuk
Industri Bahan Baku dan
Obat Herbal ini disusun
dalam rangka memberikan
informasi, potret dan
proyeksi kebutuhan teknologi
untuk mendukung
pengembangan dan
penguatan industri obat
herbal
Pusat Teknologi Farmasi dan
Medika Gedung LAPTIAB
611-612 Kawasan Puspiptek
Kemudahan
pencapaian
fasilitas
kesehatan
Lokasi
fasilitas
kesehatan
Inovasi Teknologi Material
Biocompatible untuk Alat
Kesehatan Implan tulang
Generik. Inovasi bahan baku
Pusat Teknologi Material -
BPPT
Gd 224 Kawasan Puspiptek
Serpong
74 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
dan teknik produksi massal
implant tulang SS 3i6L
berbasis bahan baku lokal di
industri dalam negeri.
Pelayanan kesehatan
Tujuan pelayanan
kesehatan adalah
memberikan pelayanan
yang cepat dan nyaman
demi masyarakat yang
sehat
Lama, tarif
Pelayanan
kesehatan
Waktu dan
biaya
pelayanan
kesehatan
Inovasi Teknologi Produksi
Cangkang Kapsul dari
Rumput Laut . Cangkang
kapsul dari rumput laut
merupakan inovasi teknologi
dari BPPT dengan
menggunakan bahan alam
dari laut, yang lebih terjamin
kehalalannya
Pusat Teknologi Agroindustri
Gedung 612 Laptiab BPPT
Kawasan Puspitek
Kualitas
pelayanan
kesehatan
Tingkat
kepuasan
pelayanan
kesehatan
Sistem Informasi Puskesmas
(SIMPUS). Pengembangan
cloud government dengan
fokus pada penerapan
Software as a Service
(SaaS) dan aplikasi
kesehatan, yang selaras
dengan program
pengembangan Smart City.
terintegrasi dan berkontribusi
PTIK – BPPT Gedung Tekno
3 – Kawasan Puspiptek
D A E R A H C E R D A S | 75
No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi
Pengembang Teknologi /
Inovator
dalam mewujudkan Sistem
Informasi Kesehatan
Nasional (SIKNAS)
Angka harapan hidup
bertujuan diketahuinya
angka harapan hidup
adalah untuk
mengetahui peningkatan
derajat kesehatan dan
kesejahteraan penduduk
Kualitas
kesehatan
dan
kesejahteraan
Angka
Harapan
Hidup
Produk Inovasi Black Garlic,
Si Hitam Kaya Manfaat.
Black garlic adalah bawang
putih yang telah di proses
secara fermentasi pada suhu
dan kelembaban tinggi dalam
waktu yang lama, sehingga
menghasilkan senyawa
biasa.
Deputi Bidang Teknologi
Agroindustri dan Bioteknologi
(TAB) BPPT.
D A E R A H C E R D A S | 77
DAFTAR PUSTAKA
Alawadhi, Suha, et al. 2012. Building understanding of
smart city initiatives. In: International Conference
on Electronic Government. Springer Berlin
Heidelberg. p. 40-53.
Alkadri, Dodi SR, Muchdie, Siswanto S, Fathoni M.
2001. Manajemen teknologi untuk pengembangan
wilayah: konsep dasar, contoh kasus, dan
implikasi kebijakan. Pusat Pengkajian Kebijakan
Teknologi Pengembangan Wilayah, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta.
Annual Report BPPT tahun 2015. Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi.
Annual Report BPPT tahun 2016. Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi.
Annual Report BPPT tahun 2017. Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi.
Chourabi, H., Nam, T., Walker, S., Gil-Garcia, J.R.,
Mellouli, S., Nahon, K., Pardo, T.A. and Scholl,
H.J., 2012. Understanding smart cities: An
integrative framework. In System Science (HICSS),
2012 45th Hawaii International Conference on (pp.
2289-2297). IEEE.
Dameri, R.P., & Ricciardi, F. 2015. Smart City
Intellectual Capital: an emerging view of territorial
78 | D A T A B A S E T E K N O L O G I
systems innovation management. Journal of
Intellectual Capital 16(4), 860-887
Deakin, Mark (2013-08-22). "From intelligent to smart
cities". In Deakin, Mark. Smart Cities: Governing,
Modelling and Analysing the Transition. Taylor and
Francis. p. 15. ISBN 978-1135124144.
Hollands R.G., 2008. Will the real smart city please
stand up?, <<City: Analysis of urban trends,
culture, theory, policy, action>>, Vol. 12, pp 303-
320.
Komninos, N., Schaffers, H., Pallot, M., Trousse, B.,
Nilsson, M. and Oliveira, A., 2011, May. Smart
cities and the future internet: Towards cooperation
frameworks for open innovation. In The Future
Internet Assembly (pp. 431-446). Springer Berlin
Heidelberg.
Lauren Drell. 2012. 25 Technologies Every Smart City
Should Have. Diunduh dari situs:
http://mashable.com/2012/12/26/urban-tech-
wish-list/#MA0geQMBB5qf
Morandi, Corinna, Rolando, Andrea, Di Vita, Stefano.
2016. From Smart City to Smart Region: Digital
Services for an Internet of Places.
http://www.springer.com/978-3-319-17337-5
PTID BPPT. 2016. Laporan Kajian Pengembangan
Daerah Cerdas [Laporan Work Package tidak
diterbitkan]. Pusat Teknologi Inovasi Daerah,
BPPT, Jakarta.
D A E R A H C E R D A S | 79
R.Giffinger, C. Fertner, H. Kramar, R. Kalasek,
N.Pichler-Milanović, and E. Meijers. 2007. Smart
Cities: Ranking of European Medium-Sized Cities.
Centre of Regional Science (SRF), Vienna
University of Technology, Vienna, Austria.
DAERAH CERDAS

More Related Content

What's hot

Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanTri Widodo W. UTOMO
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Dadang Solihin
 
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serangAnalisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serangArief Budiman
 
Akuntansi badan usaha_milik_desa_pptx
Akuntansi badan usaha_milik_desa_pptxAkuntansi badan usaha_milik_desa_pptx
Akuntansi badan usaha_milik_desa_pptxPemdes Seboro Sadang
 
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptxBahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptxgunawan263560
 
Rancangan aktualisasi media sosial
Rancangan aktualisasi media sosialRancangan aktualisasi media sosial
Rancangan aktualisasi media sosialArdyChandra2
 
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)temanna #LABEDDU
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaFormasi Org
 
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021TV Desa
 
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi StuntingSDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi StuntingTV Desa
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangMusnanda Satar
 
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeuPetunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeuAhmad Abdul Haq
 
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)Yuswadi Mulya
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangPenataan Ruang
 
Materi TENTANG REMBUG DESA, Rembug Stunting Desa, 31 Agustus 2022 (1).pptx
Materi TENTANG REMBUG DESA, Rembug Stunting Desa, 31 Agustus 2022 (1).pptxMateri TENTANG REMBUG DESA, Rembug Stunting Desa, 31 Agustus 2022 (1).pptx
Materi TENTANG REMBUG DESA, Rembug Stunting Desa, 31 Agustus 2022 (1).pptxhadisulistiyawan
 
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalPemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalDadang Solihin
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanHIMA KS FISIP UNPAD
 

What's hot (20)

Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
 
PPT SENSUS 2023xx.pptx
PPT SENSUS 2023xx.pptxPPT SENSUS 2023xx.pptx
PPT SENSUS 2023xx.pptx
 
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serangAnalisis pusat pelayanan di kabupaten serang
Analisis pusat pelayanan di kabupaten serang
 
Akuntansi badan usaha_milik_desa_pptx
Akuntansi badan usaha_milik_desa_pptxAkuntansi badan usaha_milik_desa_pptx
Akuntansi badan usaha_milik_desa_pptx
 
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptxBahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
Bahan Kemenkeu - Arah Kebijakan Dana Desa TA 2023 (1).pptx
 
Rancangan aktualisasi media sosial
Rancangan aktualisasi media sosialRancangan aktualisasi media sosial
Rancangan aktualisasi media sosial
 
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
Aktualisasi Latsar (alfa sari ode rusli)
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
 
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi StuntingSDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
 
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan RuangInstrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Instrumen Lengkap Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeuPetunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu
 
PTSL 2023.ppt
PTSL 2023.pptPTSL 2023.ppt
PTSL 2023.ppt
 
Smart Governance
Smart GovernanceSmart Governance
Smart Governance
 
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SemarangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
 
Materi TENTANG REMBUG DESA, Rembug Stunting Desa, 31 Agustus 2022 (1).pptx
Materi TENTANG REMBUG DESA, Rembug Stunting Desa, 31 Agustus 2022 (1).pptxMateri TENTANG REMBUG DESA, Rembug Stunting Desa, 31 Agustus 2022 (1).pptx
Materi TENTANG REMBUG DESA, Rembug Stunting Desa, 31 Agustus 2022 (1).pptx
 
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi NasionalPemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
Pemanfaatan Ekonomi Biru sebagai Strategi Penguatan Ekonomi Nasional
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
 

Similar to DAERAH CERDAS

Daerah Cerdas 2017
Daerah Cerdas 2017 Daerah Cerdas 2017
Daerah Cerdas 2017 Yudiwid
 
BUKU PANDUAN SMART CITY.pdf
BUKU PANDUAN SMART CITY.pdfBUKU PANDUAN SMART CITY.pdf
BUKU PANDUAN SMART CITY.pdfSujimanSKM
 
PANDUAN-PRN-LPPM-2020.pdf
PANDUAN-PRN-LPPM-2020.pdfPANDUAN-PRN-LPPM-2020.pdf
PANDUAN-PRN-LPPM-2020.pdfTestCenterFEBUP
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfDianSopyan
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku UtamaPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku UtamaLestari Rachmawati
 
Pedoman penyampaian proposal_insinas_2012
Pedoman penyampaian proposal_insinas_2012Pedoman penyampaian proposal_insinas_2012
Pedoman penyampaian proposal_insinas_2012bapakfian
 
26 m kpiii2013 salinan perubahan renstra krt 2010-2014
26 m kpiii2013 salinan perubahan renstra krt 2010-201426 m kpiii2013 salinan perubahan renstra krt 2010-2014
26 m kpiii2013 salinan perubahan renstra krt 2010-2014Rahmad Nugroho
 
Studi kasus 2 it portfolio-management internet banking
Studi kasus 2  it portfolio-management internet bankingStudi kasus 2  it portfolio-management internet banking
Studi kasus 2 it portfolio-management internet bankingFajar Baskoro
 
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiManual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiJoy Irman
 
Dasar-DasarManajemenKeuangan.pdf
Dasar-DasarManajemenKeuangan.pdfDasar-DasarManajemenKeuangan.pdf
Dasar-DasarManajemenKeuangan.pdfIdaNuryana
 
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptxDodiSetiawan46
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan SosialMateri Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan SosialAkademi Desa 4.0
 
Ppsp implementation-trough-knowing-the-stbm-pillars1
Ppsp implementation-trough-knowing-the-stbm-pillars1Ppsp implementation-trough-knowing-the-stbm-pillars1
Ppsp implementation-trough-knowing-the-stbm-pillars1Donny Pati
 
Materi Deputi RID-Paparan Per BRIN No 5 Tahun 2023 14 Juni 2023-1.pdf
Materi Deputi RID-Paparan Per BRIN No 5 Tahun 2023 14 Juni 2023-1.pdfMateri Deputi RID-Paparan Per BRIN No 5 Tahun 2023 14 Juni 2023-1.pdf
Materi Deputi RID-Paparan Per BRIN No 5 Tahun 2023 14 Juni 2023-1.pdfArisIrawan6
 
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019Bari Arijono
 
4 panduan penelitian_ruang_terbuka_iptekor_2010
4 panduan penelitian_ruang_terbuka_iptekor_20104 panduan penelitian_ruang_terbuka_iptekor_2010
4 panduan penelitian_ruang_terbuka_iptekor_2010Efry Efry
 
Materi_rapat_penguatan_inovasi.pptx
Materi_rapat_penguatan_inovasi.pptxMateri_rapat_penguatan_inovasi.pptx
Materi_rapat_penguatan_inovasi.pptxyusnita14
 

Similar to DAERAH CERDAS (20)

Daerah Cerdas 2017
Daerah Cerdas 2017 Daerah Cerdas 2017
Daerah Cerdas 2017
 
BUKU PANDUAN SMART CITY.pdf
BUKU PANDUAN SMART CITY.pdfBUKU PANDUAN SMART CITY.pdf
BUKU PANDUAN SMART CITY.pdf
 
PANDUAN-PRN-LPPM-2020.pdf
PANDUAN-PRN-LPPM-2020.pdfPANDUAN-PRN-LPPM-2020.pdf
PANDUAN-PRN-LPPM-2020.pdf
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku UtamaPedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
Pedoman Perencanaan Teknik Terinci IPLT Buku Utama
 
Pedoman penyampaian proposal_insinas_2012
Pedoman penyampaian proposal_insinas_2012Pedoman penyampaian proposal_insinas_2012
Pedoman penyampaian proposal_insinas_2012
 
26 m kpiii2013 salinan perubahan renstra krt 2010-2014
26 m kpiii2013 salinan perubahan renstra krt 2010-201426 m kpiii2013 salinan perubahan renstra krt 2010-2014
26 m kpiii2013 salinan perubahan renstra krt 2010-2014
 
Studi kasus 2 it portfolio-management internet banking
Studi kasus 2  it portfolio-management internet bankingStudi kasus 2  it portfolio-management internet banking
Studi kasus 2 it portfolio-management internet banking
 
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiManual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
 
Pedoman workshop champion innovation
Pedoman workshop champion innovation Pedoman workshop champion innovation
Pedoman workshop champion innovation
 
Pedoman teknis tpid
Pedoman teknis tpidPedoman teknis tpid
Pedoman teknis tpid
 
Dasar-DasarManajemenKeuangan.pdf
Dasar-DasarManajemenKeuangan.pdfDasar-DasarManajemenKeuangan.pdf
Dasar-DasarManajemenKeuangan.pdf
 
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan SosialMateri Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 25 - Buku metadata SGDS Pembangunan Sosial
 
Ppsp implementation-trough-knowing-the-stbm-pillars1
Ppsp implementation-trough-knowing-the-stbm-pillars1Ppsp implementation-trough-knowing-the-stbm-pillars1
Ppsp implementation-trough-knowing-the-stbm-pillars1
 
Materi Deputi RID-Paparan Per BRIN No 5 Tahun 2023 14 Juni 2023-1.pdf
Materi Deputi RID-Paparan Per BRIN No 5 Tahun 2023 14 Juni 2023-1.pdfMateri Deputi RID-Paparan Per BRIN No 5 Tahun 2023 14 Juni 2023-1.pdf
Materi Deputi RID-Paparan Per BRIN No 5 Tahun 2023 14 Juni 2023-1.pdf
 
Panduan diseminasi-2018
Panduan diseminasi-2018Panduan diseminasi-2018
Panduan diseminasi-2018
 
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
 
4 panduan penelitian_ruang_terbuka_iptekor_2010
4 panduan penelitian_ruang_terbuka_iptekor_20104 panduan penelitian_ruang_terbuka_iptekor_2010
4 panduan penelitian_ruang_terbuka_iptekor_2010
 
Materi_rapat_penguatan_inovasi.pptx
Materi_rapat_penguatan_inovasi.pptxMateri_rapat_penguatan_inovasi.pptx
Materi_rapat_penguatan_inovasi.pptx
 

More from Yudiwid

Policy brief Menciptakan Ekosistem Technopreneurship yang kondusif
Policy brief Menciptakan Ekosistem Technopreneurship yang kondusifPolicy brief Menciptakan Ekosistem Technopreneurship yang kondusif
Policy brief Menciptakan Ekosistem Technopreneurship yang kondusifYudiwid
 
Policy brief pembiayaan teknoprener
Policy brief pembiayaan teknoprenerPolicy brief pembiayaan teknoprener
Policy brief pembiayaan teknoprenerYudiwid
 
Paparan Webinar Kebijakan Covid 30 juli 2020
Paparan Webinar Kebijakan Covid  30 juli 2020Paparan Webinar Kebijakan Covid  30 juli 2020
Paparan Webinar Kebijakan Covid 30 juli 2020Yudiwid
 
Analisis rantai pasok kakao untuk pengembangan industri pengolahan kakao di ...
Analisis rantai pasok kakao untuk pengembangan industri pengolahan kakao  di ...Analisis rantai pasok kakao untuk pengembangan industri pengolahan kakao  di ...
Analisis rantai pasok kakao untuk pengembangan industri pengolahan kakao di ...Yudiwid
 
Permasalahan dan kebijakan perkakaoan indonesia
Permasalahan dan kebijakan perkakaoan indonesiaPermasalahan dan kebijakan perkakaoan indonesia
Permasalahan dan kebijakan perkakaoan indonesiaYudiwid
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
 
Risalah kebijakan (policy brief)
Risalah kebijakan (policy brief)Risalah kebijakan (policy brief)
Risalah kebijakan (policy brief)Yudiwid
 
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Yudiwid
 
Skema substansi renstra perangkat daerah
Skema substansi renstra perangkat daerahSkema substansi renstra perangkat daerah
Skema substansi renstra perangkat daerahYudiwid
 
Peran universitas dalam menguatkan sistem inovasi daerah dr zulkieflimansyah
Peran universitas dalam menguatkan sistem inovasi daerah    dr zulkieflimansyahPeran universitas dalam menguatkan sistem inovasi daerah    dr zulkieflimansyah
Peran universitas dalam menguatkan sistem inovasi daerah dr zulkieflimansyahYudiwid
 
Policy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
Policy Brief Ruang Publik Kreatif SumbawaPolicy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
Policy Brief Ruang Publik Kreatif SumbawaYudiwid
 
Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017
Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017
Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017Yudiwid
 

More from Yudiwid (12)

Policy brief Menciptakan Ekosistem Technopreneurship yang kondusif
Policy brief Menciptakan Ekosistem Technopreneurship yang kondusifPolicy brief Menciptakan Ekosistem Technopreneurship yang kondusif
Policy brief Menciptakan Ekosistem Technopreneurship yang kondusif
 
Policy brief pembiayaan teknoprener
Policy brief pembiayaan teknoprenerPolicy brief pembiayaan teknoprener
Policy brief pembiayaan teknoprener
 
Paparan Webinar Kebijakan Covid 30 juli 2020
Paparan Webinar Kebijakan Covid  30 juli 2020Paparan Webinar Kebijakan Covid  30 juli 2020
Paparan Webinar Kebijakan Covid 30 juli 2020
 
Analisis rantai pasok kakao untuk pengembangan industri pengolahan kakao di ...
Analisis rantai pasok kakao untuk pengembangan industri pengolahan kakao  di ...Analisis rantai pasok kakao untuk pengembangan industri pengolahan kakao  di ...
Analisis rantai pasok kakao untuk pengembangan industri pengolahan kakao di ...
 
Permasalahan dan kebijakan perkakaoan indonesia
Permasalahan dan kebijakan perkakaoan indonesiaPermasalahan dan kebijakan perkakaoan indonesia
Permasalahan dan kebijakan perkakaoan indonesia
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 
Risalah kebijakan (policy brief)
Risalah kebijakan (policy brief)Risalah kebijakan (policy brief)
Risalah kebijakan (policy brief)
 
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...
 
Skema substansi renstra perangkat daerah
Skema substansi renstra perangkat daerahSkema substansi renstra perangkat daerah
Skema substansi renstra perangkat daerah
 
Peran universitas dalam menguatkan sistem inovasi daerah dr zulkieflimansyah
Peran universitas dalam menguatkan sistem inovasi daerah    dr zulkieflimansyahPeran universitas dalam menguatkan sistem inovasi daerah    dr zulkieflimansyah
Peran universitas dalam menguatkan sistem inovasi daerah dr zulkieflimansyah
 
Policy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
Policy Brief Ruang Publik Kreatif SumbawaPolicy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
Policy Brief Ruang Publik Kreatif Sumbawa
 
Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017
Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017
Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017
 

DAERAH CERDAS

  • 2. DATA BASE TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN DAERAH CERDAS Penulis: Yudi Widayanto BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2017
  • 3. Perpustakaan Nasional RI : Katalog Dalam Terbitan (KDT) Diterbitkan oleh : BPPT PRESS Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Anggota IKAPI,No. 476/DKI/III/2014 Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa ijin tertulis dari Penerbit. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 12 Tahun 1997 Pasal 44 Tentang Hak Cipta Pasal 72 : a. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). b. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Database Teknologi untuk Pengembangan Daerah Cerdas / Penulis : Yudi Widayanto. Jakarta : BPPT-Press, 2017 80 hlm. ; 14,5 x 20,5 cm Font : Bookman Old Style 11 ISBN 978-602-410-128-2
  • 4. PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, Dengan mengucap rasa puji syukur kepada ALLAH SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan taufiq beserta hidayahnya sehingga kami Tim Works Package (WP) Daerah Cerdas - Pusat Teknologi Inovasi Daerah – PKT – BPPT dapat menyelesaikan buku berjudul “Database Teknologi untuk Pengembangan Daerah Cerdas” Data Base Teknologi ini merupakan kumpulan teknologi atau inovasi yang telah dihasilkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) selama kurun waktu 3 tahun terakhir yang relevan dengan dimensi pengembangan Daerah Cerdas. Data Base ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi Pemerintah Daerah dalam mengembangkan daerahnya menuju Daerah Cerdas. Daerah Cerdas didefinisikan sebagai sebuah konsep atau pendekatan pembangunan daerah yang memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi atau inovasi untuk mengetahui, memahami, mengelola dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada secara efektif, efisien, cepat dan terukur untuk memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan, pengembangan ekonomi serta kesejahteraan. Kami sangat berharap database teknologi yang kami buat ini bisa berguna baik bagi perencana
  • 5. iv | D A T A B A S E T E K N O L O G I pembangunan daerah maupun pihak-pihak lain yang menjadi partner Pemda dalam mewujudkan daerahnya menjadi Daerah Cerdas. Dalam menyusun laporan database ini kami banyak dibantu oleh Tim WP Daerah Cerdas - PTID, Narasumber dari beberapa Unit Kerja di Kedeputian Teknis di lingkungan BPPT yang telah bersedia membagi hasil-hasil inovasinya untuk mengisi Database Teknologi ini. Untuk itu kami sangat berterimaksih atas kontribusi yang telah diberikan. Diharapkan dengan tersusunya Data Base Teknologi ini akan mempermudah Daerah memperoleh referensi Teknologi atau inovasi yang relevan untuk program daerah Cerdas yang akan disusunnya. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jakarta, November 2017 Penulis
  • 6. SUSUNAN TIM WP DAERAH CERDAS Dr. Yudi Widayanto, S.Si, M.Si (Leader) Dr. Ir. Ugay Sugarmansyah, M.Sc Ir. Windriarti.Hendrojogi, MRTP Medy Parli Sargo, SH, MH Nugraheni Setiastuti, ST, MT Dhita Ayu Pradnyapasa, S.Sosio Wahyu Purnawirawan, ST
  • 7. D A E R A H C E R D A S | vii DAFTAR ISI PENGANTAR........................................................iii SUSUNAN TIM WP DAERAH CERDAS ...................v DAFTAR ISI .........................................................vii DAFTAR TABEL...................................................viii DAFTAR GAMBAR................................................viii BAB 1. PENDAHULUAN ........................................ 1 A. Latar Belakang ...................................... 1 B. Tujuan................................................... 2 C. Sasaran ................................................. 2 D. Ruang Lingkup ...................................... 3 E. Metode Pengumpulan data .................... 4 BAB 2. DAERAH CERDAS .................................... 7 A. Konsep Daerah Cerdas .......................... 7 B. Definisi Daerah Cerdas .......................... 9 C. Dimensi Daerah Cerdas ......................... 14 Smart People.......................................... 16 Smart Environment ............................... 20 Smart Mobility ....................................... 24 Smart Governance ................................. 29 Smart Economy ..................................... 34 Smart Living .......................................... 38 BAB 3. TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN DAERAH CERDAS .................................... 40 DAFTAR PUSTAKA............................................... 76
  • 8.
  • 9. D A E R A H C E R D A S | ix DAFTAR TABEL Tabel 1. Dimensi : Smart People.................................46 Tabel 2. Dimensi : Smart Environment ......................47 Tabel 3. Indikator Smart Economy.............................59 Tabel 4. Dimensi : Smart Mobility ..............................62 Tabel 5. Indikator Smart Governance.........................66 Tabel 6. Dimensi : Smart Living .................................71 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Metode Identifikasi Teknologi Pengembangan Daerah Cerdas ...................6 Gambar 2. Struktur Hirarkis dari Dimensi Daerah Cerdas ......................................................15
  • 10.
  • 11. D A E R A H C E R D A S | 1 BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini konsep pembangunan daerah perkotaan dengan pendekatan Smart City sedang marak dibicarakan di kalangan pemerintahan di Indonesia. Maraknya pembahasan dan ide-ide ini berasal dari ide pembangunan smart city dalam mengatasi banyak masalah perkotaan, baik kamacetan, polusi, keamanan warga, sampai penumpukan sampah. Maraknya penerapan pendekatan Smart City rupanya tidak hanya dilakukan oleh daerah kota melainkan kabupaten-pun turut serta. Hal ini selain karena daya tarik dari proyek smart city yang membawa harapan besar, juga dorongan pemerintah. Salah satunya adalah Gerakan Menuju 100 Smart City yang bertujuan untuk membimbing pemerintahan kota/ kabupaten dalam menyusun smart city masterplan. Namun, adanya indikasi masih terbatasnya kemampuan daerah untuk melihat teknologi mana yang harus diprioritaskan, akan menambah risiko gagalnya adopsi teknologi daerah tersebut. Banyak prasyarat yang harus dipenuhi terkait ketersediaan infrastruktur, jaringan internet dan kemampuan sumberdaya manusia serta organisasi agar semuanya terwujud, bisa jadi luput dari perhatian demi menyaksikan unjuk kerja aplikasi smart city. Di sinilah perlu dimilikinya suatu
  • 12. 2 | D A T A B A S E T E K N O L O G I pemahaman mendalam dari seorang pimpinan (perencana) daerah tentang pembangunan daerah berbasis teknologi. Tuntutan pembangunan daerah berbasis teknologi mengharuskan menggunakan pendekatan cerdas dengan memanfaatkan teknologi untuk solusi permasalahan pembangunan. Saat ini telah tersedia solusi inovasi/teknologi yang semakin mudah diakses, namun khusus tentang teknologi yang relevan dengan Daerah Cerdas masih terbatas referensinya. Untuk itu, perlu dihimpun teknologi-teknologi yang sudah terbukti dan relevan dengan setiap dimensi daerah cerdas agar memudahkan pihak-pihak yang akan merencanakan pengembangan daerah cerdas. B. Tujuan Tujuan dari disusunnya Data Base Teknologi Pengembangan Daerah Cerdas ini adalah untuk menyediakan referensi kepada para perencana pembangunan daerah dalam pengembangan Daerah Cerdas bagi daerahnya. C. Sasaran Adapun sasaran yang diharapkan dari Data Base Teknologi ini meliputi: 1. Teridentifikasinya dan terhimpunnya teknologi atau inovasi khususnya yang dikembangkan
  • 13. D A E R A H C E R D A S | 3 oleh BPPT yang dapat dijadikan sarana pengembangan Daerah Cerdas pada setiap dimensinya. 2. Tersedianya alternatif bagi pemerintah daerah untuk mengenali jenis-jenis teknolgi yang sudah tersedia atau terbukti dapat diimplementasi untuk memenuhi kebutuhan pengembangan daerah cerdas. 3. Bagi para perekayasa atau inovator dapat memberikan arah tentang ruang lingkup yang bisa dijadikan wahana pengembangan teknologi yang sedang atau akan digelutinya. 4. Terciptanya sinergi atau integrasi beberapa jenis teknologi atau hasil inovasi untuk menyempurnakan solusi terhadap pengembangan daerah cerdas. D. Ruang Lingkup Database teknologi pengembangan daerah cerdas yang dilakukan dalam kegiatan ini dibatasi pada dengan ruang lingkup sebagai berikut: 1. Jenis teknologi atau inovasi yang dihimpun sementara ini hanya mencakup teknologi atau hasil inovasi yang dihasilkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.1 2. Teknologi atau inovasi yang dihimpun merupakan teknologi yang sudah diterapkan atau dibuat pilot project nya dan sudah 1 Ke depan diharapkan dapat dihimpun semua jenis teknologi yang dikembangkan oleh kementerian dan lembaga lain, perguruan tinggi maupun masyarakat profesional di Indonesia.
  • 14. 4 | D A T A B A S E T E K N O L O G I dilaporkan dalam Laporan Tahunan BPPT mulai dari 2015 hingga 2017. E. Metode Pengumpulan data Database teknologi pengembangan daerah cerdas yang dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1. Penyusunan indikator daerah cerdas sebagai acuan kebutuhan teknologi pengembangan daerah cerdas. 2. FGD dengan Narasumber dari Pusat dan Balai atau unit kerja di lingkungan BPPT yang berkompeten menjelaskan tentang teknologi yang dapat mendukung pengembangan daerah cerdas. 3. Penelaahan Laporan Tahunan BPPT (Annual Report) sebagai rujukan daftar teknologi atau inovasi yang telah diunggulkan oleh BPPT dan dapat menjadi kontribusi Lembaga untuk kemajuan Indonesia. 4. Penyusunan daftar pendek Teknologi atau inovasi BPPT untuk pengembangan Daerah Cerdas didasarkan pada indikator yang telah dikembangkan sebelumnya. 5. Pencantuman kolom pengembang teknologi atau inovator untuk memfasilitas kontak lebih lanjut bagi pihak-pihak yang akan menerapkan teknologi pengembangan daerah cerdas. Secara skematis metodologi identifikasi teknologi untuk pengembangan daerah cerdas dapat dilihat pada Gambar 1. Dalam skema tersebut selain dijelaskan
  • 15. D A E R A H C E R D A S | 5 bagaimana proses kebutuhan teknologi untuk pengembangan daerah cerdas dilakukan, juga tentang bagaimana pemenuhan kebutuhan teknologi yang harus dikerjakan. Namun dalam buku laporan ini bagian tentang strategi pemenuhan dan prakarsa daerah cerdas tidak diuraikan.2 2 Silakan baca Buku “ Daerah Cerdas: Sebuah Pencapaian Terbaik Daerah Inovatif” – PTID 2017 untuk keterangan lebih terperinci tentang bagaimana mengidentifikasi kebutuhan teknologi dan strategi pemenuhannya.
  • 16. 6 | D A T A B A S E T E K N O L O G I Gambar 1. Metode Identifikasi Teknologi Pengembangan Daerah Cerdas
  • 17. D A E R A H C E R D A S | 7 DAERAH CERDAS A. Konsep Daerah Cerdas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Cerdas” memiliki pengertian yang mengacu kepada sifat manusia yang sempurna perkembangan akal budinya untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya; tajam pikiran; sempurna pertumbuhan tubuhnya (sehat, kuat). Jadi menunjukkan kesempurnaan fisik dan non fisik dari obyek yang dikatakan sebagai cerdas. Sementara kata Daerah atau Regional memiliki pengertian sesuatu yang bersifat daerah atau kedaerahan, atau merujuk pada suatu lingkup wilayah (tergantung konteks). Dengan demikian secara bahasa, Daerah Cerdas berarti suatu lingkup wilayah tertentu (daerah administrasi) yang memiliki kesempurnaan dalam berbagai urusannya untuk melaksanakan fungsinya mensejahterakan masyarakatnya. Menurut Morandi et.al (2015) dalam bukunya “From Smart City to Smart Region” istilah Smart atau Cerdas memiliki pengertian “a well-functioning everyday for the region's inhabitant.” Dilanjutkan dalam bahasannya “A smart region is a place where everything works.” Mengambil pengertian studi ini, cerdas berarti jika segala sesuatunya berfungsi dengan baik bagi penduduk di wilayah itu. Jadi sebuah wilayah atau
  • 18. 8 | D A T A B A S E T E K N O L O G I daerah cerdas adalah suatu tempat di mana segala sesuatu yang ada di tempat tersebut bekerja dengan baik bagi penduduk di wilayah itu. Morandi et.al (2015) juga merumuskan semacam ‘formula’ bahwa: Smart Region = Smart City + Smart Countryside Pengertian countryside menurut kamus berbahasa inggris adalah a particular section of a country, especially a rural section. Jadi countryside adalah suatu area yang merupakan bagian dari suatu negara/provinsi/ kabupaten yang berada di area perdesaan. Dengan demikian daerah cerdas merupakan gabungan daerah perkotaan cerdas dan daerah perdesaan cerdas. Konsep ini lebih melihatnya dari sudut pandang keruangan (spasial) yang selalu menjaga keseimbangan antar wilayah dan antar aktor untuk mencapai keberlanjutan. Orientasi Smart Region atau Daerah Cerdas adalah peningkatan keterkaitan desa-kota yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan dengan menghubungkan keterkaitan fungsional antara dua kawasan tersebut. Kawasan perkotaan dengan potensi pasar yang besar dan kawasan produksi perdesaan yang berbasis pertanian dan sumberdaya alam lainnya harus bisa dioptimalkan pada daerah cerdas.
  • 19. D A E R A H C E R D A S | 9 B. Definisi Daerah Cerdas Sebagaimana dibahas di bagian sebelumnya bahwa Daerah Cerdas merupakan suatu gabungan yang mencakup daerah kota cerdas dan daerah perdesaan cerdas. Namun kita juga mengetahui jika konteks cerdas dikaitkan dengan suatu kemajuan pastilah daerah perkotaan memiliki modal yang lebih kuat. Untuk itu sebelum membahas dimensi daerah cerdas yang merupakan gabungan keduanya, ada baiknya kita coba pelajari karakteristik dari kota cerdas. Ulasan mengenai Smart City sebenarnya sudah lama didengungkan oleh IBM sebuah perusahaan terkemuka dunia, telah memperkenalkan konsep kota cerdas beserta enam indikator kota cerdas. Saat ini kota-kota di Indonesia juga mengusung konsep kota cerdas dan Surabaya terpilih menjadi kota paling cerdas di Indonesia oleh penghargaan majalah Warta Indonesia. Melihat perkembangan konsep tata kota di Indonesia dapat dikatakan sangat cepat (pada tataran konsep), namun pada proses implementasi tidak secepat wacana yang bergulir terus menerus. Kota cerdas didefinisikan sebagai kota yang mampu menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat. (Caragliu et al dalam Schaffers, 2010) Sedangkan menurut Dameri & Ricciardi (2015), Smart City timbul karena kebutuhan untuk mengatasi
  • 20. 10 | D A T A B A S E T E K N O L O G I masalah di lingkungan perkotaan, seperti polusi udara, kemacetan lalu lintas, manajemen sumber daya energi yang buruk, kesulitan dalam mengakses pelayanan publik dan sebagainya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dameri & Ricciardi (2015), untuk mendukung smart city juga dibutuhkan modal intelektual (intelectual capital). Kota cerdas juga diartikan sebagai kota yang memiliki kelebihan dalam hal daya tarik, kreativitas dan kelayakan untuk dihuni (Hollands, 2008). Inisitaif kota cerdas diorientasikan untuk meningkatkan kualitas hidup di kota, mengubahnya menjadi tempat yang lebih baik untuk tinggal. Sementara teknologi yang digunakan di kota dirancang ke dalam suatu platform pengetahuan untuk menciptakan atau berkreasi, berbagi, menggunakan dan memanfaatkan baik pengetahuan individu dan kolektif untuk menghasilkan nilai publik dan ekonomi. Sebuah kota cerdas juga dipahami sebagai kemampuan intelektual tertentu yang menggunakan beberapa aspek sosio-teknis3 dan sosial ekonomi inovatif sebagai aspek pertumbuhan. Sebagai contoh, aspek-aspek ini menyebabkan konsepsi Smart City dimaknai sebagai "kota hijau" karena mengacu pada infrastruktur perkotaan yang memberi perlindungan lingkungan dan pengurangan kadar CO saling berkaitan dengan revolusi ekonomi pita lebar (broadband) "cerdas" yang memberikan kapasitas untuk memproduksi nilai tambah informasi dari pengolahan data real-time dari 3 Dalam konsep sosio-teknis, sebuah proses kerja tidak dapat dilihat sebagai dua hal terpisah yang terdiri dari sistem teknis dan sistem sosial. Keduanya harus dilihat sebagai kesatuan. Jadi, Teori Sistem Sosio-Teknis (socio- technical systems theory) merupakan cara memandang organisasi yang menekankan keterkaitan dimensi teknis dan dimensi sosial.
  • 21. D A E R A H C E R D A S | 11 sensor dan aktivator. Sedangkan istilah kota berinovasi sebagai ragam dari istilah smart city juga banyak digunakan sebagai sebutan kota cerdas yang merujuk kepada kemampuan kota untuk meningkatkan inovasi berdasarkan modal manusia berpengetahuan dan kreatif (Zygiaris 2013). Di antara beberapa definisi Smart City yang dikutip di atas, terdapat tiga prinsip dasar yang sering digunakan yaitu: aspek TIK, lingkungan dan penciptaan pengetahuan sebagai elemen inti dari sebuah Kota Cerdas (Hollands, 2008; Caragliu et al, 2011;. Schaffers et al. 2011). Dari berbagai pengertian tersebut di atas juga ditemukan bahwa Karakter inovatif dari sebuah Kota Cerdas tidak akan bisa terwujud tanpa teknologi, penciptaan pengetahuan dan penerapannya pada infrastruktur perkotaan, tata kelola, budaya dan warganya. Pengetahuan sering disebut sebagai komponen inti dari kota cerdas dan dipandang sebagai karakter dasar kota cerdas. Khususnya kemampuannya dalam menciptakan dan mengkonsolidasikan pengetahuan dan inovasi dengan modal intelektual yang dimiliki yang berguna untuk memicu proses lebih lanjut dan lebih inovatif lagi bagi wilayah kota itu sendiri. Mengacu pada pemahaman yang dapat dihimpun dari berbagai pandangan di atas, terlihat Kota Cerdas secara umum ditandai dengan hadirnya TIK sebagai bagian dari kehidupan warganya, diperhatikannya aspek lingkungan dan penciptaan pengetahuan serta
  • 22. 12 | D A T A B A S E T E K N O L O G I berkarakter inovatif. Dua aspek yaitu TIK dan penciptaan pengetahuan memang merupakan karakter masyrakat kota yang merupakan masyarakat berpendidikan cukup serta terbiasa dengan penggunaan TIK dalam kehidupan sehari harinya. Sementara, aspek lingkungan menjadi perhatian karena merupakan masalah yang selalu melekat di daerah perkotaan sebagai konsekuensi pembangunan fisik yang intensif. Jika dibandingkan, untuk karakter inovatif bisa jadi daerah perkotaan lebih subur seiring dengan mudahnya masyarakat memperoleh informasi dan akses pendidikan. Lalu, apa yang bisa di harapkan dari smart- nya daerah perdesaan sebagai bagian dari daerah cerdas yang lengkap? Pertanyaan ini sekaligus membuka ruang berpikir lebih dalam lagi apakah di perdesaan ada hal yang inovatif? Apakah masyarakat perdesaan ada yang kreatif? Jika Anda kebetulan adalah seorang yang hidup dan tinggal di sebuah kabupaten yang sebagaian besar wilayahnya adalah perdesaan tentu akan menjawab “ada” terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas. Dan misalnya Anda diminta untuk menceritakan mungkin juga akan banyak hal yang akan menjadi bukti bahwa di daerah perdesaan banyak hal inovatif dan sekaligus orang kreatif. Kondisi infrastruktur TIK yang belum sepenuhnya memadai di daerah perdesaan dan budaya berbagi informasi karya inovatif yang belum menjadi keseharian masyarakat desa menjadikan banyak hal-hal kreatif inovatif tidak terpantau oleh orang lain.
  • 23. D A E R A H C E R D A S | 13 Untuk menemukan apa saja inovasi dari daerah pedesaan Anda bisa mulai berselancar di dunia maya yang kini sudah banyak dihimpun oleh berbagai individu, LSM, instansi pusat maupun daerah. Sebut saja Program Inovasi Desa (PID) dari Kementerian Desa PDTT, Prgram Lab Inovasi dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang mendorong terjadinya perbaikan ASN pada pelayanan publik. BPPT sendiri juga telah mengembangkan konsep dan telah melakukan beberapa inisiasi pengembangan Desa Inovatif di beberapa Kabupaten seperti Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Magetan.4 Sekarang tinggal bagaimana pemerintah daerah mengimplementasi pendekatan pembangunannya. Mulailah untuk melihat keseimbangan bahwa hal inovatif dan masyarakat kreatif bisa ditemui baik di kota maupun desa. Menghimpun berbagai faktor penghambat pendekatan daerah cerdas adalah bentuk prakarsa yang paling baik di awal pengenalan bagaimana pembangunan daerah berbasis teknologi bisa diterapkan secara berdasar. Daerah Cerdas (Smart Region) dapat didefinisikan sebagai sebuah pendekatan pembangunan kota/kabupaten melalui keterlibatan aktor (pemerintah, akademisi, bisnis, dan masyarakat) dengan memaksimalkan potensi daerah melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dalam rangka peningkatan kehidupan ekonomi dan sosial untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. 4 Untuk diskusi tentang konsep desa inovatif dapat dibaca pada Buku “Desa Inovatif” yang diterbitkan PTID-BPPT tahun 2016.
  • 24. 14 | D A T A B A S E T E K N O L O G I C. Dimensi Daerah Cerdas Secara umum terdapat enam dimensi Daerah Cerdas yang diadopsi dari konsep smart city services, yaitu: 1. Smart Governance. Penyelenggaraan pelaya- nan publik berbasis teknologi informasi yang memudahan interaksi pemerintah dengan warga dan sektor bisnis, serta pengambilan keputusan berbasis real time data. 2. Smart Economy. Layanan e-business dan e- commerce yang mendorong tingkat perekono- mian masyarakat. 3. Smart Mobility. Penerapan sistem cerdas untuk mendukung layanan transportasi publik, logistik, dan kenyamanan bagi pengguna mobil, sepeda, dan pejalan kaki. 4. Smart Environment. Pemanfaatan sumber energi terbarukan, sistem monitor dan pengendalian polusi, green building. 5. Smart People. Masyarakat yang cerdas karena mendapatkan kesempatan pendidikan dan pengembangan skill yang luas dalam melalukan inovasi dan penerapan teknologi. 6. Smart Living. Pola hidup atau lifestyle yang cerdas, sehat, dan aman, didukung kualitas lingkungan hunian yang baik. Perlu ditekankan bahwa dimensi Daerah Cerdas bukanlah suatu yang harus ada semuanya dikerjakan
  • 25. D A E R A H C E R D A S | 15 di suatu wilayah atau daerah dalam satu waktu. Dimensi Daerah Cerdas ini merupakan suatu sudut pandang atau ruang lingkup yang membatasi pembahasan jika kita mendalami satu ruang lingkup perencanaan Pembangunan dengan pendekatan Daerah Cerdas. Namun, jika suatu daerah secara sumberdaya dan fiskal mampu untuk menggarap keseluruhan dimensi secara serentak, hal itu akan semakin bagus. Berdasar kajian PTID BPPT tahun (2016) setiap dimensi Daerah Cerdas memiliki struktur yang hirarkis dalam kerangka pikir Daerah Cerdas (Gambar 2). Gambar 2. Struktur Hirarkis dari Dimensi Daerah Cerdas SMART ECONOMY SMART GOVERNANCE SMART LIVING SMART MOBILITY SMART ENVIRONMENT SMART PEOPLE
  • 26. 16 | D A T A B A S E T E K N O L O G I Smart People Smart people dalam skema hirarki dimensi daerah cerdas diposisikan sebagai dasar atau pondasi. Dalam pengertian umum fondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya. Sama halnya dalam pengembangan daerah cerdas, maka posisi smart people harus menjadi bagian yang mampu menjadi tumpuan bagi struktur bangunan yang lain mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, tata kelola, mobilitas dan terakhir harus mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik (smart living). Smart people adalah salah satu dimensi paling penting dari bangunan daerah cerdas. Stephen F. De Angelis (2014) mengatakan “Technology will certainly help, but smart cities start with smart people not smart technologies.” Dengan demikian, suatu keniscayaan bahwa teknologi akan menyelesaikan persoalan, namun kota cerdas harus mulai dari orang cerdas bukan teknologi cerdas. Smart people adalah masyarakat yang ikut berperan aktif secara langsung demi terciptanya daerah cerdas dan juga mendukung untuk pembentukan daerah cerdas. Pengaruh smart people dalam daerah cerdas merupakan Modal Sosial (social capital) melalui: 1. Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap kepentingan publik
  • 27. D A E R A H C E R D A S | 17 2. Meluas partisipasi dan peran aktif dalam proses demokrasi antar masyarakat 3. Menguatnya keserasian, dan menurunnya kejahatan Peran smart people terhadap daerah cerdas yaitu sebagian besar dari masyarakat ikut berpartisipasi terhadap perkembangan daerah tersebut. Dengan demikian dapat diartikan masyarakat yang mendukung daerahnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Smart people dapat berbentuk komunitas ataupun kumpulan dari sebagian masyarakat yang memiliki gagasan untuk membangun daerahnya agar lebih maju. Maka dapat dikatakan bahwa smart people adalah ujung tombak dan penggerak daerah cerdas itu sendiri, di mana membidik dan mendidik manusia smart people adalah modal utama pembangunan daerah cerdas. Lalu apa indikator yang menunjukkan bahwa suatu daerah telah mencapai satu tahap peningkatan smart people. Tentu banyak ragam yang dapat dipakai untuk menunjukkan bahwa masyarakat daerah tersebut “smart”. Setidaknya ada tiga kelompok atau lingkup indikator smart people yaitu: 1. Inklusif, 2. Pendidikan dan 3. Kreativitas. Inklusif artinya berpandangan holistik, di mana komunitas masyarakat yang cerdas tidak hanya terintegrasi, kolaboratif, dan terbuka tetapi juga mengakomodir berbagai macam minat masyarakat. Sebuah komunitas yang cerdas dengan kesadaran
  • 28. 18 | D A T A B A S E T E K N O L O G I dapat membuat keputusan dengan cara menerapkan teknologi yang relevan sebagai katalis untuk memecahkan permasalahan dan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha. Ketika daerah atau kota terpisahkan oleh dominannya kelompok (misalnya, oleh ras, etnis, atau bahasa), dan antara anggota kelompok tadi tidak memiliki hubungan dengan orang lain, maka daerah tersebut menjadi rentan terhadap gejala gangguan sosial (seperti penyakit dan kejahatan) yang mengancam kualitas hidup semua orang. Dengan demikian, daerah cerdas membantu menemukan "kesatuan" di masyarakat (Kanter dan Litow 2009). Adapun indikator inklusif adalah:  Rumah Tangga yang memiliki akses internet.  Penduduk yang memiliki akses smart phone Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada hakikatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban bangsa. Kenyataan menunjukkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan penting dalam perkembangan peradaban, terutama perekonomian dunia. Abad ke-21 bahkan diyakini akan menjadi abad baru yang disebut era informasi-ekonomi (digital economic) dengan ciri khas perdagangan yang memanfaatkan elektronika (e-commerce). Saat ini tak dapat dipungkiri TIK merevolusi cara hidup manusia mulai dari cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara berbisnis dan lain-lain. TIK
  • 29. D A E R A H C E R D A S | 19 mengubah proses kerja dari statis menjadi digital, mobile dan virtual. Hal tersebut menyebabkan proses kerja meningkat tajam di berbagai aktivitas modern manusia termasuk di rumah tangga. Karenanya TIK dapat meningkatkan kualitas hidup manusia dan secara tidak langsung mengharuskan manusia untuk menggunakan-nya dalam segala aktivitas. (Murtiyasa, B. 2008) Lingkup indikator smart people berikutnya adalah pendidikan. Aspek pendidikan sebenarnya sangat luas dalam pengaruhnya terhadap daerah cerdas. Karena pendidikan termasuk persoalan strategis dalam pembangunan yang darinya berpangkal banyak persoalan lain yang lebih pelik, seperti krisis ekonomi gangguan keamanan dan sebagainya. Maka kualitas pendidikan masyarakat, yang tentu bersamaan dengan itu penting diperhatikan aspek kesehatan, menjadi penentu terhadap masa depan digital global yang kompetitif dari suatu daerah. Maka indikator yang banyak digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu daerah mampu memiliki masyarakat yang cerdas adalah proporsi lulusan sarjana di daerah tersebut. Aspek berikutnya dalam smart people adalah kreativitas. Kreativitas diakui sebagai pendorong utama daerah cerdas, dan dengan demikian penduduk yang cerdas, pendidikan, pembelajaran dan pengetahuan memiliki kepentingan dalam mewujudkan daerah cerdas. Gagasan yang lebih luas daerah cerdas mencakup penciptaan iklim yang kondusif untuk munculnya masyarakat kreatif (Nam dan Pardo, 2011). Menjadi daerah kreatif adalah salah satu visi daerah cerdas. Infrastruktur dalam pembangunan manusia
  • 30. 20 | D A T A B A S E T E K N O L O G I seperti: pekerja sektor kreatif, jaringan pengetahuan, organisasi swadaya di bidang kreatif, lingkungan bebas kejahatan adalah poros penting bagi perkembangan Daerah atau Kota (Florida 2002). Dengan demikian indikator yang bisa menunjukkan bahwa daerah sudah pada pencapaian smart people di bidang kreativitas meliputi: Pekerja di sektor kreatif, organisasi swadaya kreatif dan jaringan pengetahuan. Smart Environment Dalam struktur hirarki dari dimensi daerah cerdas, letak dimensi smart environment di atas smart people. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan hidup merupakan pondasi penting kedua setelah smart people untuk menjamin keberlanjutan (sustainability). Di dalam literatur pengembangan daerah cerdas ada sedikit perbedaan sudut pandang. Di satu sisi lingkungan yang cerdas dinyatakan sebagai dunia fisik yang saling berhubungan melalui jaringan terus menerus dan dengan sensor yang tak terlihat, aktuator dan unit komputasi, tertanam dengan sempurna di dalam benda-benda dalam kehidupan sehari-hari kita (Cook dan Das 2005). Misalnya, dengan mengembangkan Smart Home yaitu tempat tinggal di mana diterapkan suatu perangkat komputasi dan teknologi informasi yang diharapkan dapat menanggapi atau memenuhi kebutuhan penghuninya dan dapat digunakan untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari di rumah. Di sisi lain, lingkungan digambarkan sebagai
  • 31. D A E R A H C E R D A S | 21 suatu yang menarik tentang kondisi alam (seperti iklim, ruang terbuka hijau, polusi, pengelolaan sumber daya dan upaya perlingan lingkungan) (Giffinger dan Milanović 2007). Perbedaan sudut pandang di atas sebenarnya menyangkut fokus perhatian peneliti yaitu yang pertama lebih memperhatikan aspek teknologi informasi dan aspek komputasi yang diimplementasi, sementara pendekatan kedua lebih pada obyek lingkungan alam yang lebih luas. Buku ini lebih condong untuk menggabungkan kedua cara pandang di atas, dengan alasan bahwa pandangan pertama yaitu pendekatan aplikasi TI akan dapat dicoba untuk diaplikasikan pada obyek lingkungan alam yang lebih luas dari sekadar di lingkungan buatan. Dengan mengadopsi kedua sudut pandang di atas, maka indikator yang bisa menunjukkan bahwa suatu daerah telah mencapai kondisi lingkungan yang cerdas jika mencakup setidaknya tiga kelompok indikator berikut: Smart Building, Manajemen Sumber daya, dan Sustainable Urban Planing. Smart Building Smart Building biasa juga disebut dengan Intelligent Building System (IBS) adalah sebuah konsep bangunan pintar dimana konsep ini menggunakan sistem otomatisasi yang dinamakan Building Automation System (BAS). Sistem otomatisasi pada Smart Building mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan komputer untuk mengendalikan peralatan yang berada di dalam bangunan tersebut.
  • 32. 22 | D A T A B A S E T E K N O L O G I Secara definisi smart building adalah sebuah konsep yang memadupadankan desain arsitektur, desain interior dan mekanikal elektrikal agar dapat memberi kecepatan gerak/mobilitas serta kemudahan kontrol juga akses dari arah mana pun dan waktu kapanpun dalam hal otomatisasi dimana semua aktifitas yang terjadi pada sebuah bangunan atau gedung dapat terjadi tanpa adanya interverensi manusia didalamnya, dalam artian biarpun tidak ada orang didalamnya maka bangunan ini akan menjalankan perintah sesuai dengan program yang telah kita buat dan kita tanamkan pada otak bangunan itu. Dengan mengetahui seberapa banyak bangunan mengimplementasi konsep smart building berarti akan diketahui berapa persen daerah tersebut telah melakukan penghematan penggunaan sumberdaya terutama energi. Apabila daerah ingin menerapkan konsep smart building ini, maka perlu ada beberapa infrastruktur dan prasarana yang harus disiapkan agar menunjang Masyarakat di daerah itu dapat mengoperasikan teknologi-teknologi yang ada di dalamnya. Beberapa infrastruktur yang wajib ada di antaranya adalah:  Dukungan akses teknologi internet yang stabil dan cepat  Jaringan komunikasi yang cepat  Adanya dukungan dari vendor-vendor yang ahli dalam hal ini. Smart building juga akan jauh lebih hemat, konsep ini juga bisa mengurangi kebutuhan staf operasional
  • 33. D A E R A H C E R D A S | 23 yang dapat mengurangi jumlah pengeluaran (apabila diaplikasikan di skala perusahaan). Gedung tersertifikasi berkelanjutan Salah satu indikator smart environment adalah jumlah gedung atau bangunan yang memiliki sertifikasi berkelanjutan. Dalam hal ini di Indonesia telah ada Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia). GBC Indonesia adalah lembaga mandiri (non government) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan. Didirikan pada tahun 2009 oleh para profesional di sektor perancangan dan konstruksi bangunan gedung yang memiliki kepedulian kepada penerapan konsep bangunan hijau, GBC Indonesia bertujuan untuk melakukan transformasi pasar serta diseminasi kepada masyarakat dan pelaku bangunan untuk menerapkan prinsip-prinsip bangunan hijau, khususnya di sektor industri bangunan gedung di Indonesia. GBC Indonesia memiliki 4 kegiatan utama, yaitu : Transformasi pasar, Pelatihan, Sertifikasi Bangunan Hijau berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP. Dengan semakin banyak bangunan yang memiliki sertifikat Greenship maka semakin cerdaslah daerah tersebut dari sudut pandang lingkungan.
  • 34. 24 | D A T A B A S E T E K N O L O G I Pengelolaan Sumber daya Indikator smart environment pada kelompok kedua adalah pengelolaan sumberdaya yang mencakup energi, polusi udara, produksi sampah, dan konsumsi air bersih. Sustainable Urban Planing Aspek perencanaan kota sangat berkaitan dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Salah satu dimensi perencanaan pada arsitektur kota menunjukkan berbagai titik temu dalam mendukung konsep layanan Daerah Cerdas agar berkelanjutan. Prinsipnya bahwa perencanaan kota harus dapat mengakomodir aspek layanan digital dari sebuah kota atau daerah cerdas sekaligus memperhitungkan perlindungan lingkungan dari penataan ruang yang dilakukan (Anthopoulos and Athena, 2012). Sustainable Urban Planing mencakup perencanaan aksi tentang iklim dan pencapaian persentase RTH terhadap luas wilayah yang telah menjadi ketentuan legal yang harus dicapai. Smart Mobility Smart Mobility adalah sebuah konsep dimana mobilitas didukung oleh moda transportasi yang beragam, ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan ICT. Smart Mobility merupakan salah satu solusi bagi masalah perkotaan di Indonesia. Mobilitas adalah salah satu fasilitas yang paling penting untuk mendukung fungsi dari daerah
  • 35. D A E R A H C E R D A S | 25 perkotaan (Staricco 2013). Meskipun demikian, transportasi sebagai bagian dari moblitas menghasilkan beberapa dampak negatif dan masalah kualitas hidup di kota-kota, seperti: polusi, lalu lintas, kemacetan jalan, waktu lama untuk menyeberang jalan, tingginya biaya pelayanan transportasi dan sebagainya. Oleh karena itu, Smart Mobility adalah salah satu topik yang paling menarik dari bahasan tentang daerah cerdas, karena bisa menghasilkan manfaat yang tinggi terhadap kualitas hidup dari hampir semua pemangku kepentingan kota. Smart Mobility bukanlah inisiatif yang terpisah, tetapi satu set tindakan yang kompleks terutama TIK bisa menjadi poros dari inisiatif Smart Mobility. Lalu bagaimana dengan daerah yang masih dalam kategori kota kecil atau sedang yang secara permasalahan belum menunjukkan adanya kemacetan namun ingin menerapkan smart mobility? Pada daerah kabupaten (yang masih di dominasi kawasan perdesaan) misalnya, konsep smart mobility tetap memungkinkan untuk diterapkan dengan strategi antisipasi terhadap perkembangan kota yang secara alami akan menuju kepadatan yang tentu akan menghadapi kemacetan dan polusi udara jika tidak dipersiapkan dari awal. Kemacetan terjadi karena bertambahnya jumlah kendaraan bermotor terutama kendaraan pribadi sehingga terjadi ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan dan lebar ruas jalan yang ada. Hal ini juga berpengaruh pada peningkatan polusi udara. Permasalahan kemacetan di perkotaan akan berdampak
  • 36. 26 | D A T A B A S E T E K N O L O G I pada aktivitas mobilisasi masyarakat. Jika aktivitas mobilisasi tersebut terhambat maka pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam hal perpindahan/ pergerakan dari suatu tempat ke tempat yang lain akan terganggu. Sebuah Daerah Cerdas juga harus dapat memperhatikan permasalahan aktivitas mobilisasi. Hal ini dilakukan dengan memasukkan dimensi Smart Mobility sebagai salah satu aspek yang mendukung kondisi Daerah Cerdas. Aktivitas mobilisasi terkait dengan aliran barang dan informasi, sehingga dalam Smart Mobility akan mencakup segi transportasi dan teknologi. Adapun lingkup kegiatan pada Smart Mobility adalah transportasi yang efisien, akses multi moda dan infrastruktur teknologi. Sistem transportasi terkait dengan sarana, prasarana dan sistem operasional transportasi. Sarana transportasi seperti mobil, motor, kereta api, kapal laut, pesawat terbang dan lain-lain. Sedangkan prasarana transportasi seperti jalan, rel, jembatan, rambu lalu lintas, halte/stasiun/terminal/tempat pemberhentian, tempat parkir dan lain-lain. Dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan dari segi transportasi, hal yang juga menjadi fokus perhatian adalah mengenai infrastruktur. Diperlukan adanya percepatan pembangunan infrastruktur serta upaya untuk menangani penanganan sektor logistik dalam mengatasi kesenjangan daerah. Saat ini, untuk mencapai transportasi yang efisien, dapat dilakukan dengan mengembangkan green
  • 37. D A E R A H C E R D A S | 27 transportation. Green transportation merupakan sistem transportasi yang telah memperhatikan aspek lingkungan untuk menghemat energi dan memelihara sumber daya alam yang ada. Yang termasuk dalam green transportation adalah berjalan, bersepeda dan “Green Car”. “Green Car” ini merupakan kendaraan dengan menggunakan tenaga angin, air, listrik dan tenaga surya. Saat ini, upaya dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) menjadi sorotan secara luas. Dalam sistem transportasi, selain transportasi yang efisien, akses multi moda juga harus diperhatikan. Pengertian transportasi multi moda dalam glosarium OECD (2008), yaitu: “movement of goods (in one and the same loading unit or a vehicle) by successive modes of transport without handling of the goods themselves when changing modes”. Dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan pribadi maka akan membuat kondisi jalan semakin padat. Tak heran jika kemacetan akan selalu terjadi dimana-mana. Salah satu solusi yang dapat diberikan untuk para pengguna jalan adalah dengan menggunakan transportasi publik/angkutan umum. Jika demikian maka perlu adanya ketersediaan transportasi publik yang memadai sehingga penumpang akan menjadi aman dan nyaman dalam menggunakan fasilitas transportasi publik tersebut. Di Indonesia, kebijakan Sistem Transportasi Nasional tertuang dalam Peraturan menteri
  • 38. 28 | D A T A B A S E T E K N O L O G I Perhubungan No. KM. 49 Tahun 2005 tentang Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS). Pada Peraturan Menteri Perhubungan tersebut, sasaran dari Sistranas adalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah. Sedangkan arti dari efisien adalah beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional. Pada aliran informasi, media TIK sangat berperan penting. Sehingga tersedianya infrastruktur teknologi sangat diperlukan. Saat ini, smart card merupakan salah satu infrastruktur yang tengah dikembangkan. Dalam penggunaan aplikasi smart card, terdapat beberapa jenis kartu yang terkait dengan data biometrik pengguna. Data biometrik digunakan karena data tersebut berkaitan dengan fisik seseorang yang merupakan kekhasan/ karakteristik khusus dari tiap individu. Contoh aplikasi smart card yang menggunakan data biometrik, yang kini ada di Indonesia antara lain pada ID card (Surat Izin Mengemudi (SIM), e-KTP, dan lain-lain). Menurut Taherdoost (2011), pengunaan smart card akan terkait pada tingkat keamanan, kepuasan dan adopsi. Pada tingkat keamanan penggunaan smart card, terdapat 5 prinsip yang terkait, yaitu privasi, integritas, tanpa penolakan, verifikasi dan authentication (pembuktian keaslian). Teknologi dengan smart card akan digunakan jika memiliki tingkat keamanan dan kepercayaan dari pengguna. Sehingga pelayanan
  • 39. D A E R A H C E R D A S | 29 terhadap tingkat keamanan pengguna smart card perlu ditingkatkan. Untuk menjamin keamanan perlu adanya lembaga yang memberikan jaminan bahwa smart card yang dikembangknnya aman. BPPT sendiri telah memiliki Lab Inovasi TIK untuk melayani pengujian smar tcard dan electromagnetic compatibility (EMC). Llab pengujian smartcard ini merupakan Lab yang terakreditasi pertama di Indonesia. Smart Governance Penyelenggaraan pemerintahan dengan menyediakan dan memberikan layanan kepada masyarakat dengan baik, ada partisipasi aktif masyarakat yang dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan perangkat apapun melalui penggunaan TIK. Penggunaan media TIK salah satunya diterapkan pada bidang pemerintahan untuk memberikan pelayanan publik. Dalam meningkatkan pelayanan publik, pemerintah diharapkan dapat memperhatikan 3 aspek yang mendukung, yaitu pelayanan online, infrastuktur TIK dan pemerintahan yang terbuka termasuk di dalamnya e-democracy, e- procurement. Dalam memberikan pelayanan online, semua tahapan yang termasuk pada prosedur online juga harus dilakukan. Misalnya, pada pengajuan izin usaha dari pengusaha pemula yang diajukan di kantor perizinan harus memenuhi prosedur online yang seharusnya dilakukan. Persyaratan dokumen yang harus dipenuhi oleh pengaju izin (pengusaha pemula) tersebut harus lengkap dan benar-benar asli. Begitu
  • 40. 30 | D A T A B A S E T E K N O L O G I pula dengan dokumen yang dikeluarkan oleh pemberi izin (kantor perizinan) harus dapat dikeluarkan sesuai dengan waktu yang seharusnya. Sehingga dengan pelayanan online yang diberikan, dapat mempermudah dan memberikan kenyamanan serta keamanan pengguna. Bukan untuk mempersulit dan memperpanjang birokrasi. Saat ini, pelayanan yang diberikan oleh pemerintah di Indonesia telah banyak yang mengunakan aplikasi online. Selain pengajuan perizinan, contoh lain dalam pelayanan online antara lain Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), pendaftaran siswa/siswi masuk sekolah secara online, pembuatan paspor secara online, lapor pajak dan lain- lain. Dengan adanya pelayanan online tersebut maka penggunaan kertas dapat dikurangi serta antrian di loket akan berkurang. Sehingga dalam pelayanan publik, diperlukan indikator ketepatan dalam memproduksi barang dan jasa serta tingkat kualitas produk dan jasa yang dihasilkan untuk dapat mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan. Peningkatan pelayanan publik juga memerlukan ketersediaan infrastruktur TIK yang memadai. Misalnya dengan penyediaan CCTV (Close Circuit Television) diberbagai sudut kota/kabupaten, dibangunnya Operation/Command Centre serta jangkauan broadband dan sensor yang lebih stabil. Dengan adanya penyediaan infrastruktur tersebut maka diharapkan akan lebih responsif. Selain dengan penyediaan infrastruktur, upaya dalam mencapai smart governance dapat dilakukan
  • 41. D A E R A H C E R D A S | 31 dengan menyelenggarakan pemerintahan yang terbuka. Sehingga komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah dapat transparan. Misalnya dengan penyediaan open data/penyediaan dan penggunaan big data serta aplikasi terbuka. Keterbukaan informasi dari pemerintah kepada masyarakat sangat diharapkan untuk mendukung terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pemerintahan. Dari uraian tersebut, kegiatan Smart Governance ini diharapkan dapat menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih efisien dengan tingkat kepuasan masyarakat serta tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Fungsi Dasar Smart Government meliputi dua kondisi berikut: 1. Internal (G2G) yaitu hubungan di dalam tubuh pemerintah itu sendiri. • Manajemen pekerjaan • Manajemen pengembangan kota • Manajemen Finansial • Manajemen Inventaris 2. Eksternal (G2C & G2B) yaitu hubungan keluar baik ke masayakat maupun dunia usaha: • Layanan kebutuhan dasar (Kesehatan, Pendidikan, Sosial) • Fasilitas Umum • Perijinan
  • 42. 32 | D A T A B A S E T E K N O L O G I • Manajemen Penduduk TIK ini berbeda dengan TI (Information technology) yang selama ini telah banyak dikenal. Jika TI telah lama digunakan di lingkungan pemerintahan di Negara- negara sedang berkembang bahkan hampir lebih dari 30 tahun, namun belum dapat digunakan untuk memfasilitasi dan mendorong kehidupan berdemokrasi dan pemerintahan yang bersih. Hal ini dikarenakan sifat TI yang hanya digunakan sebagai otomatisasi pengolahan data (data processing) yang dimanfaatkan oleh pemerintah secara internal saja, sedangkan penggunaan TIK adalah dalam rangka mendukung proses transformasi eksternal pemerintah melalui pemrosesan dan pengkomunikasian data yang biasa dikenal dengan istilah digital connections. Digital connections ini meliputi: (1) hubungan antara dan dalam pemerintahan itu sendiri dalam rangka joint-up thinking; (2) hubungan antara pemerintah dengan masyarakat atau LSM dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pemerintah; (3) hubungan antara pemerintah dengan masyarakat bisnis (privat) dalam rangka peningkatan pelayanan; (4) hubungan antar LSM dalam rangka mendukung proses learning dan sinergi antara mereka; (5) hubungan antar masyarakat dalam rangka pembangunan social dan ekonomi. Dengan kata lain penerapan e-governance berarti telah terjadi pergeseran dari e-administration (peningkatan penyelenggaraan tertib pemerintahan) menuju e-citizens (peningkatan hubungan pemerintah
  • 43. D A E R A H C E R D A S | 33 dengan warga negaranya), e-services (peningkatan pelayanan public) dan e-society (interaksi dan sinergi antara berbagai komponen masyarakat). Ketiga domain tersebut masingmasing saling bersinggungan atau bersinergi sebagai kekuatan bagi terciptanya good governance melalui e-governance. (Astuti 2013). Inovasi pemerintah Daerah Selain faktor dan indikator yang diuraikan diatas, smart governance juga menuntut pemerintah daerah yang lebih inovatif. Akhir-akhir ini inovasi pemerintahan telah menjadi perbincangan yang menarik berkenaan dengan capaian pemerintahan daerah yang melaksanakan desentralisasi. Sejak lama Schumpeter (1934) menyatakan dengan inovasi akan didapat penambahan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran, sistem pengiriman dan kebijakan, tidak hanya bagi organisasi tetapi juga bagi stakeholder dan masyarakat. Inovasi mengemukan pada organisasi publik seperti pemerintahan daerah, karena dibandingkan organisasi bisnis, organisasi publik telah jauh tertinggal. Ketertinggalan yang tidak hanya terjadi dalam tataran praktis, namun juga dalam level teori dan konsepsi. Organisasi publik merupakan sektor yang relatif tidak leluasa dalam berhubungan dengan inovasi dibandingkan dengan sektor bisnis. Keengganan sektor publik dalam memanfaatkan inovasi erat kaitannya dengan sejarah dan karakteristiknya yang cenderung statis, formal, dan rigid. Dengan kata lain, sistem dalam
  • 44. 34 | D A T A B A S E T E K N O L O G I sektor publik berkarakteristik status-quo dan tidak menyukai perubahan (Suwarno, 2008). Pemberlakuan era otonomi daerah di Indonesia memberikan kesempatan kepada daerah untuk lebih leluasa mengelola daerahnya bagi kesejahteraan masyarakat. Konsekuensi logisnya adalah bahwa setiap daerah mencoba mencari berbagai terobosan untuk meningkatkan potensi dan daya saing sumber sumber ekonominya. Kesadaran akan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus dan tersedianya sumber daya manusia yang teruji menjadi salah satu daya dorong pengenalan dan penerapan sistem inovasi. Pembahasan lebih lanjut inovasi daerah akan disampaikan di bagian akhir dari Buku ini. Smart Economy Daerah cerdas mampu menggabungkan pengelolaan sumber daya untuk memberikan kondisi ekonomi dan sosial yang terbaik (Alawadhi, Suha, et al. 2012). Kecerdasan yang dimunculkan dalam hal ini adalah penggunaan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien. Inisiatif Daerah Cerdas harus dapat menemukan cara yang lebih inovatif dan solutif untuk mengatasi tantangan ekonomi seperti pemotongan anggaran, resesi ekonomi atau kelesuan pasar. Inisiatif daerah cerdas pada dimensi ekonomi bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing suatu daerah di pasar lokal,
  • 45. D A E R A H C E R D A S | 35 nasional maupun global, dengan menciptakan lapangan kerja dan menarik tenaga kerja terampil. Inisiatif ini merupakan salah satu unsur dalam mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan, melalui peningkatan perekonomian daerah. Sebagai contoh adalah pada permasalahan persaingan pasar dan ketersediaan lapangan pekerjaan. Inovasi dalam sektor ini akan berusaha menciptakan peluang usaha baru (kewirausahaan) yang pada akhirnya akan memperbanyak ketersediaan lapangan pekerjaan. Kewirausahaan yang akan muncul diharapkan adalah pengusaha pemula berbasis teknologi (PPBT) atau berbasis inovasi. Dimensi Smart economy yang lainnya adalah munculnya para pengusaha baru di daerah. Hal ini bisa ditempuh melalui upaya “hilirisasi” riset dan pengembangan yang ada baik dari kalangan lembaga litbang maupun perguruan tinggi setempat. Diharapkan hilirisasi hasil riset dan pengembangan ini dapat meningkatkan jumlah Pengusaha Pemula Berbasis Inovasi (PPBI) atau Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) di suatu daerah. Hal tersebut berdampak pada indeks inovasinya. Untuk elemen Smart Economy, lingkup kegiatan yang pertama, yaitu kewirausahaan dan inovasi. Lingkup tersebut mempunyai indikator pengusaha pemula berbasis inovasi (PPBI) dan indeks inovasi. Pengembangan Smart Economy juga dapat mengacu pada ukuran yang ada dalam Global Innovation Index (GII), rasio efisiensi inovasi terbagi menjadi 2, yaitu input dan output. Pada aspek input
  • 46. 36 | D A T A B A S E T E K N O L O G I terdapat pilar yang terkait dengan segi ekonomi, yaitu pilar market sophistication dan pilar business sophistication. Pilar market sophistication memiliki 3 sub-pilar, yaitu kredit, investasi serta trade and competition. Pada pilar business sophistication memiliki 3 sub-pilar, yaitu knowledge workers, innovation linkages dan knowledge absorption. Pada aspek output, terdapat 2 pilar yang terkait dengan segi ekonomi, yaitu knowledge and technology outputs dan creative outputs. Sub pilar knowledge creation, knowledge impact dan knowledge diffusion merupakan bagian dari pilar knowledge and technology outputs. Sedangkan sub pilar intangible assets, creative goods and services dan online creativity merupakan bagian dari pilar creative outputs. Indikator yang terkait dengan kredit adalah kemudahan untuk mendapatkan permodalan. Untuk indikator yang terkait dengan investasi adalah kemudahan berusaha. Hal yang dapat dilakukan dalam kemudahan berusaha adalah dengan bentuk deregulasi, debirokratisasi, penegakkan hukum dan kepastian usaha. Dalam melakukan debirokratisasi, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mempermudah dalam pengurusan perijinan, melindungi masyarakat berpendapatan rendah dengan menggerakkan pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan demikian maka bank/lembaga keuangan penyalur dana KUR diharapkan dapat didorong untuk meningkatkan peserta KUR. Dalam segi trade&competition, pemerintah diharapkan dapat
  • 47. D A E R A H C E R D A S | 37 memperkuat usaha kecil untuk berkompetisi melalui kemudahan-kemudahan yang dapat diraih dalam menjalankan usahanya. Indikator yang terkait dengan knowledge workers adalah dengan kemudahan dari tenaga kerja untuk dapat meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan- pelatihan yang diberikan oleh perusahaan baik itu internal maupun eksternal. Untuk indikator innovation linkages, terkait dengan pendirian pusat inovasi untuk menghubungkan antara pencipta inovasi dengan pengguna inovasi. Dari segi inovasi maka diperlukan untuk adanya kegiatan knowledge absorption agar masyarakat luas dapat memahami dan mengembangkan inovasi. Indikator yang terkait dengan knowledge creation adalah banyaknya paten/hak kekayaan intelektual yang diakui secara tersertifikasi. Sehingga dapat memberikan dampak (knowledge impact) kepada masyarakat sekitar untuk kesejahteraan, melalui kegiatan difusi (knowledge diffusion). Untuk indikator intangible assets dapat dilihat dari banyaknya kreasi model TIK dan bisnis yang berkembang. Salah satunya dengan menjalankan kreatifitas secara online (online creativity). Sehingga diharapkan aspek kreatifitas produk dan pelayanan (creative goods and services) dapat meningkakan pendapatan/segi ekonomi. Tumbuhnya pengusaha pemula berbasis inovasi (PPBI) juga harus didukung dengan skema dan akses pembiayaan.
  • 48. 38 | D A T A B A S E T E K N O L O G I Kegiatan perekonomian suatu negara tidak hanya bergantung pada pemerintah saja. Namun, peran swasta juga sangat diperlukan. Sehingga diharapkan dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka dapat meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja. Dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah, diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Tingkat efektivitas dan efisiensi akan terkait dengan produktivitas. Aspek produktivitas ini juga terkait dengan innovation linkages yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan tingkat produktivitas yang tinggi maka akan terjadinya peningkatan pendapatan per kapita. Salah satu tolak ukur dalam pendapatan daerah yaitu PDRB per kapita. Smart Living Smart Living dalam struktur hirarki daerah cerdas berada di puncak atau ibarat atap dari sebuah “Rumah” Daerah Cerdas, artinya pencapaian seluruh dimensi daerah cerdas haruslah berujung pada kondisi dimana masyarakat daerah merasakan atau menjalani kehidupan yang nyaman, aman, sehat, mudah dan sejahtera. Namun pengertian Smart Living sendiri banyak ragamnya. Saat ini, konsep smart living memang sedang diterapkan oleh banyak pengembang perumahan. Hal ini karena gaya hidup yang praktis dan efisien memang dianggap mampu menjawab kebutuhan akan perumahan mengingat kondisi perumahan dan tata
  • 49. D A E R A H C E R D A S | 39 ruang saat ini yang semakin sempit. Dalam merancang rumah memang selalu dibutuhkan kreativitas, inovasi, dan kiat-kiat baru. Konsep smart living adalah solusi yang tepat untuk gaya hidup modern saat ini. Salah satu gaya hidup yang diterapannya adalah green lifestyle, yang diyakini akan dapat memberikan kehidupan yang lebih berkelanjutan bagi lingkungan dan generasi mendatang. Definisi Smart Living di antaranya Griffinger, R, et al. (2007) mengatakan “Smart Living comprises various aspects of quality of life as culture, health, safety, housing, tourism etc”. Secara umum dapat dikatakan Smart Living adalah dimensi dari pencapaian daerah cerdas dimana kualitas hidup dari masyarakatnya sudah pada taraf nyaman, aman dan sejahtera. Nyaman adalah suatu keadaan senang dan bahagia. Aman adalah suatu keadaan bebas dari rasa ketakutan dan kecemasan. Sedangkan sejahtera adalah suatu keadaan sehat dan damai. Kenyamanan dapat dilihat dari ketersediaan Fasos dan Fasum untuk mempermudah/melayani masyarakat dalam kegiatan sehari-hari serta mempermudah dalam melakukan berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan. Kemudian juga ketersediaan fasilitas hiburan untuk menghibur masyarakat, menambah pengalaman dan wawasan. Sementara faktor keamanan dapat dilihat dari ketersediaan bantuan darurat dalam pencegahan tindak kriminal, misalnya dengan memberikan respon/tindak lanjut tindakan keamanan.
  • 50. 40 | D A T A B A S E T E K N O L O G I Aspek Kesehatan juga masuk ke dalam dimensi Smart Living karena ketersediaan fasilitas kesehatan, layanan kesehatan dan asuransi kesehatan secara memadai akan menjamin kesehatan masyarakat. Secara keseluruhan pencapaian Smart Living suatu daerah dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup untuk mengetahui peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
  • 51. D A E R A H C E R D A S | 41 BAB 3. TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN DAERAH CERDAS Pembahasan tentang teknologi yang mendukung pengembangan Smart City selama ini banyak didominasi TIK. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena dari konsep dasar tentang smart city memang terlahir dari bekerjanya atau berperannya TIK dalam membantu berbagai aspek dalam pengelolaan kota. Tengok saja pengertian Smart City menurut Wikipedia, smart city adalah visi pembangunan perkotaan untuk mengintegrasikan beberapa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan solusi Internet of Things (IOT) dalam sebuah bentuk yang aman untuk mengelola aset kota. Berdasarkan Wikipedia ini, definisi dari Smart City itu begitu luas mencakup berbagai macam keseluruhan teknologi digital yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan, mengurangi biaya dan sumber konsumsi, dan dapat meningkatkan interaksi aktif antara kota dan warganya secara efektif. Deakin (2013) mendefinisikan Smart City sebagai salah satu yang memanfaatkan ICT untuk memenuhi tuntutan pasar (warga kota), dan bahwa keterlibatan masyarakat dalam proses ini diperlukan untuk sebuah kota pintar. Sehingga Kota cerdas akan menjadi kota yang tidak hanya memiliki teknologi ICT di daerah tertentu, tetapi juga telah menerapkan teknologi ini
  • 52. 42 | D A T A B A S E T E K N O L O G I dengan cara yang positif berdampak pada masyarakat setempat. Sebagaimana diurakan di bagian awal tulisan ini, teknologi yang mendukung pengembangan daerah cerdas sebenarnya terbuka luas darimanapun sumbernya. Baik dihasilkan oleh pengembang teknologi di perguruan tinggi, lembaga riset maupun perorangan dan profesional. Menarik mengkaji teknologi apa saja yang seharusnya dimiliki oleh daerah yang Cerdas. Yang lebih menarik ketika kita berbicara teknologi apa saja yang seharusnya dipunyai oleh daerah cerdas, ternyata jawabnya tidak selalu yang berbasis TIK. Walaupun memang benar bahwa jika ingin mengefektifikan penggunaan aplikasi atau teknologi sebaiknya diimplementasi dengan bantuan atau didukung TIK. Lauren Drell (2012) pernah menulis ada 25 Teknologi yang setiap Smart City harus memilikinya. Di antaranya teknologi: 1. Open-data initiatives and hackathons, seperti kompetisi BigApps New York City, yang menghasilkan berbagai aplikasi hemat untuk memperbaiki kota. 2. Aplikasi parkir, yang bisa menunjukkan driver dimana tempat parkir terdekat yang tersedia. Ini akan menghemat waktu komuter, bahan bakar, mengurangi emisi dan dana, sekaligus mengurangi arus lalu lintas. 3. Aplikasi yang memungkinkan pengguna "mengadopsi" properti kota – seperti tong
  • 53. D A E R A H C E R D A S | 43 sampah, kotak panggilan, pepohonan, hidran kebakaran, dll - sehingga kota tidak perlu mengeluarkan uang untuk mengirim personil mereka. 4. Sistem pengelolaan limbah berteknologi tinggi. Contohnya Pay As You Throw (PAYT) pembuangan sampah akan mendorong orang untuk mendaur ulang lebih banyak dan membuang lebih sedikit, dengan menggunakan alat RFID untuk memperbaiki proses pemilahan sehingga botol plastik daur ulang sampai ke tempat pembuangan sampah akhir. 5. Sistem pembayaran parkir digital dan mudah digunakan – misal EZ-pass untuk parkir. 6. Sebuah aplikasi panduan kota (A city guide app), adalah informasi tentang museum, taman, landmark, seni publik, restoran dan data lalu lintas real-time. Aplikasi ini, seperti yang ada di Baltimore, Ottawa, Charlotte dan New Orleans, membantu warga dan turis menikmati pengalaman mereka di suatu kota tanpa bantuan orang lain. 7. Layar sentuh di penjuru kota – bisa berupa itu kios untuk membeli berbagai keperluan di kota. 8. Wi-Fi di stasiun kereta bawah tanah dan di kereta api, bersamaan dengan informasi cuaca di setiap stasiun. 9. Kawasan perumahan dan komersial yang hemat energi dan hemat energi. 10.Kios dinamis yang menampilkan informasi real-time, mengenai lalu lintas, cuaca dan berita lokal, seperti Urbanflow di Helsinki.
  • 54. 44 | D A T A B A S E T E K N O L O G I 11.Sistem peringatan darurat dan sistem tanggap darurat berbasis media sosial - setiap warga negara harus memiliki akses terhadap informasi penting. Entah itu peringatan tentang kejahatan yang baru saja terjadi atau ancaman terhadap bencana. 12.Kepolisian yang menggunakan data real-time untuk memantau dan mencegah tindak kejahatan. 13.Lebih banyak angkutan umum, kereta berkecepatan tinggi, dan bus rapid transit (BRT) untuk membantu warga melintasi kota dengan kecepatan dan emisi rendah. 14.Lampu OLED dan pengawasan di zona kejahatan tinggi, seperti sistem 24/7 yang datang ke Kolkata. 15.Stasiun pengisian daya, seperti Strawberry Tree bertenaga surya di Serbia. Mereka juga berfungsi sebagai halte bus dan hot spot Wi-Fi. 16.Atap ditutupi panel surya atau kebun. Anda bahkan bisa menghasilkan energi matahari di jalur sepeda, seperti SolaRoad dari Amsterdam. 17.Program berbagi sepeda, seperti di Paris, Washington, D.C., Los Angeles dan New York. Keberdaan ruang parkir khusus sepeda juga menjadi pilihan. 18.A sharing economy, Jika kita saling berbagi atau saling menyewakan, maka masing-masing hanya perlu membeli dan menyimpan barang lebih sedikit. Dengan catatan, ada aplikasi untuk membantu menemukan badan amal yang benar- benar membutuhkan barang yang ingin Anda lempar, seperti Zealous Good di Chicago.
  • 55. D A E R A H C E R D A S | 45 19.Sistem kontrol iklim (Smart climate control systems) yang cerdas di rumah dan bisnis, misalnya termostat Nest. 20.Penggunaan aplikasi perutean lalu lintas, seperti Greenway dan Waze. 21.Sistem daur ulang air. 22.Perencanaan kota yang ramai, seperti Brickstarter. 23.Akses internet broadband untuk semua warga - yang akan mengurangi kesenjangan digital dan memacu pertumbuhan ekonomi. 24.Pembayaran mobile. Dimana mana. Untuk makanan, pakaian jadi dan transportasi umum. 25.Program sharing jalan: Karena itu buang-buang uang dan gas untuk memiliki dua mobil pergi ke tempat yang sama bila tidak terisi penuh. Dari literatur di atas, kembali penulis mengulas bahwa pilihan teknologi yang banyak dikemukakan dalam mengembangan smart city sebagian besar merupakan penerapan TIK untuk memperbaiki dan menjadi solusi permasalahan di kota. Untuk itu, pada laporan ini akan disajikan berbagai teknologi – yang tidak terbatas pada penerapan TIK – untuk mengembangkan Daerah Cerdas. Teknologi yang diuraikan mengacu atau berada pada ruang lingkup indikator 6 (enam) dimensi Daerah Cerdas.
  • 56. D A E R A H C E R D A S | 46 Tabel 1. Dimensi : Smart People No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator 1 Inklusif Mengetahui kesiapan masyarakat untuk menerima teknologi Ketersediaan jaringan internet 3G/4G Jumlah Rumah Tangga yang mengakses internet Layanan Manajemen infrastruktur informasi dan aplikasi untuk e- government Unit Kerja di Lingkungan Deputi Bidang TIEM - BPPT 2 Kreativitas Mengetahui tingkat kreativitas masyarakat Pekerja di sektor kreatif Jumlah Pekerja di kreatif Pendampingan dan Panduan Pengembangan Ruang Publik Kreatif. Rancangan DED. PTID– BPPT Gd. 720 Kawasan Puspiptek Pendampingan dan Pembangunan Techno Park: Tempat Tumbuhnya Inovasi dan Bisnis Industri Kreatif di daerah. PPKIT– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek 3 Human Capital Manage- ment Untuk mengetahui hubungan teknologi dengan masyarakat Penggunaan ICT untuk Pendidikan Jumlah Sekolah yang mengakses free WIFI Perencanaan dan Pembangunan Zona Pendidikan Di Kawasan Teknopolitan/Technopark. Zona pendidikan di kawasan teknopolitan diharapkan menjadi kawasan pendidikan berjenjang yang saling terintegrasi serta bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten dan sekitarnya dan menjadi tulang punggung penyedia SDM terdidik di Kawasan Teknopolitan. PTID– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek
  • 57. D A E R A H C E R D A S | 47 Tabel 2. Dimensi : Smart Environment No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator 1 Gedung dan Pemukiman Gedung tersertifikasi berkelanjutan adalah untuk mengurangi dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alami serta bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup Struktur dan bangunan Penggunaan material Sertifikasi Produk: Layanan Baru Teknologi Polimer Pusat Teknologi Material – BPPT, Gd 224 Kawasan Puspiptek Serpong Reduksi Risiko Bencana Teknologi Reduksi Risiko Bencana Tanah Longsor Pusat Teknologi Lahan, Wilayah dan Mitigasi Bencana – BPPT Gedung 820 Geostech Shading dan reflector / pencahayaan Memanfaatka n Pencahayaan alami sebagai penerangan bangunan Rekayasa Material Polikristal Silikon untuk Solar Cell. Pusat Teknologi Material – BPPT. Gd 224 Kawasan Puspiptek Serpong Sistem penerangan Control panel Teknologi Smart Grid. Teknologi smart microgrid, untuk mencapai sistem kelistrikan yang optimal dari sumber- sumber energi terbarukan serta meningkatkan kualitas daya pada grid. Balai BesarTeknologi Konversi Energi Kawasan PUSPIPTEK Serpong Gd.620-622 Tangerang Selatan
  • 58. 48 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator bangunan tersebut  green building Sistem air daur ulang Pemanfaatan air bekas pakai Teknologi Pengolahan Potensi dan Kualitas Sumberdaya Air. Keluaran dari kegiatan ini adalah purwarupa unit pemantau kualitas air dengan beberapa sensor seperti suhu, salinitas, debit, pH dan daya hantar sudah beroperasi dalam sistem windows dengan sistem layar sentuh. Balai Teknologi Lingkungan – BPPT. Gedung 820 Teknologi Sistem Kebumian (Geostech), Kawasan Puspiptek Pemukiman yang layak adalah terwujudnya kawasan perkim yang tertata dengan baik yang dapat menunjang peningkatan kualitas ekologis, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan sosial budaya, serta menjamin tatanan Kepadatan bangunan Kepadatan bangunan per Ha Pengembangan teknologi yang terkait dengan pengelolaan lingkungan perkotaan. Unite Kerja di lingkungan Deputi Bidang TPSA - BPPT Kepadatan hunian Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah Lokasi permukiman terhadap kawasan industri Jarak minimum Layanan Perencanaan kawasan industri PTKS – PKT - Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek
  • 59. D A E R A H C E R D A S | 49 No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator kehidupan yang berkelanjutan. 2 Sumber Daya Alam Tujuan pemanfaatan energi terbarukan adalah memanfaatkan sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan Mendorong efisiensi energi Sosialisasi Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE-BPPT) yang memiliki tupoksi kegiatan pada riset kelistrikan di BPPT, memfokuskan diri pada layanan teknologi bidang audit energi yang ditujukan pada sektor industri, rumah tangga, publik dan bangunan komersial. Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE- BPPT) Meningkat- kan penggunaan sumber- sumber energi terbarukan Pemanfaatan SET Teknologi PLTU Batubara Peringkat Rendah yang Efisien. Balai Besar Teknologi Energi – BPPT. Gd.620- 622 Setu Pemanfaatan Energi Angin. Proyek Wind Hybrid Power Generation (WHyPGen) untuk mendorong pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi terbarukan yang lebih lestari dan ramah lingkungan Balai Besar Teknologi Energi – BPPT Gd.620-622 Setu Layanan Teknologi untuk Menjadikan Balai Besar Teknologi
  • 60. 50 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator Objek Eduwisata Energi Terbarukan Konversi Energi Kawasan PUSPIPTEK Serpong Gd.620-625 Tangerang Selatan Potensi Sumber Energi Terbarukan (SET) di daerah Energi Panas Bumi,Energi Air Energi Tumbuhan (Bio Energi), Biomassa/ Biogas Energi Samudra/ Laut, Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Angin, Surya, Panas Bumi Teknologi Kogenerasi s/d 5 MW. Teknologi kogenerasi adalah suatu metode untuk memproduksi energi listrik dan termal secara bersamaan dalam satu proses. Balai Besar Teknologi Energi – BPPT Gedung 620-622 Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan yang dibuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses transesterifikasi Balai Perekayasa Desain dan Sistem Teknologi – BPPT. Gd. 480 Kawasan Puspiptek Serpong Pemanfaatan Energi Angin. PPT menjalankan Proyek Wind Hybrid Power Generation (WHyPGen) untuk mendorong pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi terbarukan yang lebih lestari dan ramah lingkungan. Balai Besar Teknologi Energi – BPPT Gd.620- 622 Setu Kawasan Puspiptek Serpong Teknologi Pengurangan Emisi Karbon Biogas dari Limbah Padat. teknologi ini bertujuan untuk memurnikan gas metan Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT Gedung 820 Teknologi
  • 61. D A E R A H C E R D A S | 51 No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator yang dihasilkan oleh TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah. Sistem Kebumian (Geostech), Kawasan Puspiptek Mendorong pembangunan PLT mikro hidro di pedesaan Ketersediaan PLT Mikro Teknologi pembangkit listrik mikrohidro. Balai Besar Teknologi Energi – BPPT Gd.620- 622 Setu Kawasan Puspiptek Serpong Pengendalian pencemaran agar kegiatan manusia tidak berdampak buruk, atau turunnya lingkungan hidup sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkan-nya Masuknya limbah ke dalam tanah Masuknya limbah ke dalam air Emisi dari kendaraan bermotor Sistem pembuangan limbah Teknologi Pengurangan Emisi Karbon Biogas dari Limbah Padat. Teknologi ini bertujuan untuk memurnikan gas metan yang dihasilkan oleh TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah. Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT Gedung 820 Teknologi Sistem Kebumian (Geostech), Kawasan PuspiptekInovasi Teknologi Penanganan Limbah Cair Dan Padat Monitoring Real Time Kualitas Air & Kualitas Udara DED IPAL untuk Kantor, Industri, pelabuhan dll
  • 62. 52 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator Pengelolaan air bersih adalah untuk menunjang kehidupan makhluk hidup dalam melanjutkan kelangsungan hidup, baik manusia, hewan dan tumbuhan. Ketersediaan sistem pengelolaan air bersih Jumlah Masyarakat yang terlayani jaringan air bersih Solusi Penyediaan Air Siap Minum di Lingkungan Kampus dan Perkantoran dengan Teknologi ARSINUM. Pusat Teknologi Lingkungan – BPPT Gedung 820 Teknologi Sistem Kebumian (Geostech), Kawasan Puspiptek Penyediaan pangan dan pertanian berkelanjutan adalah untuk melindungi dan mengembangkan bidang lahan pertanian yang ditetapkan secara Kemampu-an dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri Produktivitas pertanian Peningkatan kualitas bibit Kakao melalui teknik mikro- grafting dan mini- grafting serta perbanyakan bibit melalui teknologi ex-vitro; dan Peningkatan teknologi budidaya kakao melalui aplikasi bio-fertilizer. Pusat Teknologi Produksi Pertanian– BPPT Gd. 611 Laptiab, Kawasan Puspiptek, Serpong Inovasi Teknologi BioALA (5- Asam Amino Levulinat) Sebagai Pemacu Biosintesa Klorofil dan Pertumbuhan Tanaman Hortikultura . Pusat Teknologi Bioindustri Gedung 613 LAPTIAB Kawasan PUSPIPTEK
  • 63. D A E R A H C E R D A S | 53 No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional. Tingkat keanekaraga man pangan Teknologi Produksi Beras Analog dari Tepung Pangan Lokal. Untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap beras Pusat Teknologi Agroindustri – BPPT. Gd. 630 laptiab Lt 2 Kawasan Puspiptek, Serpong Tingkat kemandirian/ ketahanan pangan daerah Inovasi Teknologi Pupuk SRF (Slow Release Fertilizer) Teknologi pertanian berkelanjutan yang digunakan Perbanyakan Bibit dan Penyelamatan Embrio Kelapa Sawit melalui Aplikasi Teknologi Kultur Jaringan Balai Pengkajian Bioteknologi – BPPT Gedung 630, Balai Pengkajian Bioteknologi Kawasan Puspiptek Serpong Maharsi, Sumber Pangan Protein Hewani. Maharsi adalah nama ikan Nila Laut. teknologi budidaya ikan Nila Laut diharapkan dapat menjadi alternatif komoditas usaha budidaya ikan bagi masyarakat pesisir pantai dan kepulauan.
  • 64. 54 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator “Beras Sehat Dan Tepung Sugih” Produk Inovatif Technopark Lampung Tengah. Beras sehat yang berasal dari jagung dan ubi kayu. Balai Besar Teknologi Pati – BPPT. Desa Negara Bumi Ilir, Kecamatan Anak Tuha, Kab Lampung Tengah Layanan Teknologi Industri Permesinan Peralatan Pabrik Gula. Unit Kerja: PTIM, PTIP, PTL, PTM, MEPPO, BTMP, B2TP, BRDST Pengembangan Varietas Tanaman unggulan Daerah. Misal 1) dengan penyediaan bibit anggrek berkualitas, melalui kegiatan pengembangan varietas dan penyediaan bibit anggrek berkualitas, 2). peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui kegiatan pelatihan Pusat Teknologi Bioindustri – BPPT. Gedung 630, Balai Pengkajian Bioteknologi Kawasan Puspiptek Teknologi Ex Vitro, Solusi Tepat Penuhi Kebutuhan Bibit Lada. Pusat Teknologi Bioindustri – BPPT. Gedung 630, Balai Pengkajian Bioteknologi Kawasan Puspiptek
  • 65. D A E R A H C E R D A S | 55 No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator Eye in the Sky (i-Sky) Innovation: Inovasi baru dalam memantau secara waktu nyata fase tumbuh tanaman padi berbasis data besar inderaja dengan algoritma heuristik. Unit Kerja di lingkungan Deputi Bidang TPSA - BPPT Teknologi Biopeat untuk Mendukung Sistem Pertanian Lahan Gambut yang Ramah Lingkungan. Teknologi Biopeat untuk pengolahan dan pemanfaatan lahan gambut . Ini merupakan pupuk hayati yang mengandung mikroba potensial, telah teruji kemampuannya dalam meningkatkan pH lahan gambut serta meningkatkan produktivitas beberapa tanaman hortikultura. Aplikasi BioPeat dapat meningkatkan grade buah Nanas sebesar 31%. Pusat Teknologi Bioindustri - BPPT 3 Infrastruktur hijau Ketersediaan infrastruktur hijau adalah pembangunan infrastruktur Ketersediaan jaringan jalan Pola jaringan jalan Survey Lalu Lintas dan Asal Tujuan Barang. Survei penghitungan volume lalu lintas dilakukan untuk mengukur volume lalu lintas jalan raya di wilayah studi. Data Pusat Teknologi Sistem Prasarana Transportasi (PTSPT) Gedung Teknologi 2, Lantai 3 Kawasan
  • 66. 56 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator dengan memperhatikan keseimbangan antara memenuhi kebutuhan infrastruktur pada masa sekarang dan masa yang akan datang. tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan matriks asal-tujuan (Origin & Destination) dan untuk memahami kondisi lalu lintas terbaru di wilayah studi (kinerja jaringan jalan). Puspiptek Aksesibilitas antar lokasi Aksesibilitas ke sarana dan prasarana Alat Pantau Kualitas Udara secara Online & Realtime. Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) - BPPT Sistem RTH Dokumen Rencana infrastruktur Hijau Pengelolaan Lingkungan Perkotaan. Mulai dari masalah limbah, ruang terbuka hijau, kependudukan, transportasi, energi, air dsb. Pembangunan kota yang konvensional harus diubah paradigmanya menjadi pembangunan yang berwawasan lingkungan melalui penerapan konsep kota hijau (green city). Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) - BPPT Sarana pengelolaan lingkungan Teknologi sumur resapan dan komposter rumah tangga (BIOPOS) Unit Kerja di lingkungan Deputi bidang TPSA Teknologi pengendalian erosi dan perlindungan tanah (BIOTEXTILE)
  • 67. D A E R A H C E R D A S | 57 No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator Tujuan pembangunan telekomunikasi berkelanjutan adalah menjamin terhubungnya seluruh elemen bangsa dan mendukung persatuan. Kuantitas infrastruktur telekomunikas i Jumlah satuan sambungan telepon Kualitas pelayanan telekomunikas i Rasio keberhasilan panggil Tujuan Pengelolaan sampah berkelanjutan adalah agar pengelolaan sampah dilaksanakan berdasarkan kemampuan sumber daya yang dmiliki untuk Sistem pembuangan sampah Jenis cara pengelolaan sampah Inovasi Plastik Ramah Lingkungan. Plastik ramah lingkungan merupakan bahan yang dapat terdegradasi dalam waktu yang relatif singkat yang dapat terurai di alam. Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) - BPPT Pantau Kualitas Limbah Cair Dengan Sistem Online Monitoring (Onlimo). Adalah Teknologi Online Monitoring yang menggunakan komputer (PC) Sebagai Data Logger dan Open Source Software (OSS), serta sistem transfer data menggunakan teknologi Wifi. Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) - BPPT
  • 68. 58 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Yang Relevan Pengembang Teknologi / Inovator mempertahankan kondisi fisik lingkungan, mampu berkompetisi, dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang Pelayanan sampah Jumlah masyarakat yang terlayani pengangkutan sampah dan Pemilahan sampah SeleksiTeknologi Sistem Pengolahan Sampah Berbasis Termal di Intermediate Treatmnet Plant (ITF). Adapun kapasitas PLTSa minimal mengolah inputan sampah sebesar 1000 ton/hari. Pusat Teknologi Lingkungan (PTL) - BPPT Kualitas pelayanan kesehatan Tingkat kepuasan pelayanan kesehatan Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS). Pengembangan cloud government dengan fokus pada penerapan Software as a Service (SaaS) dan aplikasi kesehatan, terintegrasi dan berkontribusi dalam mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) PTIK – BPPT Gedung Tekno 3 – Kawasan Puspiptek
  • 69. D A E R A H C E R D A S | 59 Tabel 3. Indikator Smart Economy No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator 1 Ekonomi berbasis pengetahuan Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari basis investasi menjadi inovasi Kewirausahaan, Bisnis Inovatif dan hubungan global Jumlah PPBT Penumbuhkembangkan Wirausaha Berbasis Teknologi. Balai Inkubator Teknologi (BIT)– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek Difusi Teknologi Perbanyakan Bibit dan Penyelamatan Embrio Kelapa Sawit melalui Aplikasi Teknologi Kultur Jaringan Balai Pengkajian Bioteknologi – BPPT Gedung 630, Balai Pengkajian Bioteknologi Kawasan Puspiptek Serpong Jumlah Even internasional Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) mulai dimanfaatkan untuk tujuan mengamankan agenda-agnda Penting (Vital) Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca - BPPT Layanan Jasa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Dalam Rangka Mendukung Pengelolaan Sumberdaya Air. Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca - BPPT 2 Pembangunan dan Pemerataan Menaikan kesejahteraaan rakyat atau Produktivitas dan distribusi Indikator makro daerah seperti : Inovasi & Layanan Teknologi Industri Alat Angkut
  • 70. 60 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator Ekonomi taraf hidup masyarakat Pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita, Rasio gini, pengangguran dan kemiskinan Inovasi dan Layanan Teknologi Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi Pusat Teknologi Industri Permesinan - BPPT Teknologi di bidang produksi tanaman; produksi peternakan; produksi perikanan; Pusat Teknologi Produksi Pertanian - BPPT 3. Infrastruktur Inovasi Mendorong berkembangnya inovasi. Basis data dan infrastruktur inovasi Database potensi ekonomi lokal Sistem Inovasi dan Kebijakan Tekno-Industri Pangan. PTKI– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek RPK Pendampingan dan Panduan Pengembangan Ruang Publik Kreatif. PTID– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek Inkubator industri Pendampingan dan Pembangunan Techno Park: Tempat Tumbuhnya Inovasi dan Bisnis Industri Kreatif di daerah. PTKI– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek Showroom produk ekonomi lokal Pendampingan dan Pemungsian Techno Park Perikanan. Menyusun master plan TP, terbentuknya pusat PTID– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720
  • 71. D A E R A H C E R D A S | 61 No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator inovasi, berfungsinya tambak percontohan budidaya ikan nila salina, terbangunnya 1 Prototipe Sistem Budidaya Perikanan Terintegrasi Multi Tropik berbasis konsep SATO UMI, diluncurkannya Portal/Web Teknopark Kawasan Puspiptek Posyantek dan wartek Pendampingan dan Kerjasama dengan Perusahaan dalam penggunaan teknologi e-office, indischool, telecenter, dan Broadband Learning Center (BLC) PTID– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek
  • 72. 62 | D A T A B A S E T E K N O L O G I Tabel 4. Dimensi : Smart Mobility No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator 1 Transportasi Publik Tujuan transportasi publik ialah mengurangi polusi udara dan suara Green Transportation Keberadaan Regulasi / jumlah peraturan Sistem Informasi Infrastruktur Pelabuhan Indonesia (Sl-IPIna) dalam Menunjang Konektifitas dan Sistem Logistik Nasional. PTSPT- BPPT- BPPT. Gd.Tekco 2 Puspiptek Serpong Perekayasaan Teknologi Baterai untuk Mobil Listrik. Balai Besar Teknologi Energi – BPPT. Gd.620- 622 Puspiptek Serpong Jenis dan waktu kendaraan yang beroperasi Jumlah angkutan umum yang beroperasi Pengembangan Teknologi Platform angkutan umum murah. Pernah dibuat untuk kendaraan 1000cc. Unit Kerja di lingkungan Deputi Bidang Teknologi Industri dan Rancang Bangun BPPT Tujuan transportasi publik ialah untuk mendapatkan kenyamanan, kemudahan dan biaya yang murah. Ketersediaan akses Multi Moda Jumlah halte, stasiun dan terminal penghubung Layanan Penyusunan Master Plan Kawasan Pelabuhan. Dengan Produk berupa Studi Kelayakan, Master Plan dan Basic Design, serta Detail Engineering Design Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim. BPPT Kualitas Inter Moda Teknologi yang digunakan, Kapasitas angkut, Waktu tempuh Inovasi dalam teknologi prasarana angkutan, sistem pengaturan, keamanan dan pengendalian. Pusat Teknologi Sistem Prasarana Transportasi (PTSPT) Gedung Teknologi 2, Lantai 3 Kawasan
  • 73. D A E R A H C E R D A S | 63 No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator Puspiptek 2 Info Mobilitas Tujuan Info Mobilitas ialah untuk memperoleh informasi secara real time, sehingga memudahkan dalam membuat rencana perjalanan /pengiriman barang. Informasi yang memadai. Jenis Informasi yang ada (SMS tentang mobilitas, MAP, Running text, kepadatan Lalin) Perekayasaan Teknologi Bidang TIK untuk Intelligence Transportation System (ITS). Kebijakan Transportasi Perkotaan ditujukan untuk menata kebijakan mengatasi kemacetan lalu-lintas di perkotaan termasuk penerapan ITS untuk manajemen lalu lintas dalam mengurangi kepadatan lalu lintas pada ruas-ruas jalan. Pusat Teknologi Sistem Prasarana Transportasi (PTSPT) Gedung Teknologi 2, Lantai 3 Kawasan Puspiptek Kemudahan memperoleh informasi. Pusat Informasi Model Transportasi Perkotaan Pusat Teknologi Sistem Prasarana Transportasi (PTSPT) Gedung Teknologi 2, Lantai 3 Kawasan Puspiptek Informasi up to date dan akurat Jadwal operasi moda transportasi 3 Infrastruktur Teknologi Tujuan infrastruktur Teknologi ialah Rambu- rambu, dan Marka jalan. Standard penggunaan Rambu dan Sistem Monitoring Dalam Pengelolaan Parkir Untuk Penerapan Parkir di Jalan. Sistem Pusat Teknologi Sistem Prasarana Transportasi (PTSPT)
  • 74. 64 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator untuk memperoleh kelancaran dalam bertransportasi sehingga mampu menekan biaya operasional Marka jalan monitoring dalam pengelolaan parkir di jalan ini didesain dengan menggunakan kamera pintar (kamera yang tersambung dengan program identifikasi kendaraan di central processing unit), untuk mengidentifikasi objek (kendaraan) masuk/ keluar dalam ruang parkir. Gedung Teknologi 2, Lantai 3 Kawasan Puspiptek Traffic Management center Traffic Management center Layanan Teknologi Industri Transportasi Sistem & Prasarana Transportasi untuk Konektivitas & Logistik. Sistem Quick Response untuk Intelligent Transportation System sebagai inovasi sistem tranportasi yang menyajikan info cepat untuk mengurangi hambatan lalu lintas Unit Kerja: PTIST, BPDP, LAGG, MEPPO, BPPH, B2TKS Tujuan infrastruktur Teknologi ialah Smart Card Penerapan Smart Card Teknologi dan Pemanfaatan e-KTP dan Perangkat Card Reader untuk Pelayanan Publik Deputi Bidang TIEM - BPPT
  • 75. D A E R A H C E R D A S | 65 No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator untuk menunjang Transportasi Publik dan mobilitas Akses berlalu lintas Akses jalan yang tersedia dan Jalur khusus sepeda
  • 76. 66 | D A T A B A S E T E K N O L O G I Tabel 5. Indikator Smart Governance No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator 1 E-Gov Tujuan Pelayanan Online adalah untuk mewujudkan pelayanan prima (lancar, cepat, murah). Jenis layanan Jenis layanan (misal Izin SIUP, IMB, TDP, dll) Prototipe Certificate Authority (CA). CA merupakan sistem terpadu terkait keamanan informasi untuk meningkatkan keamanan data dan transaksi data pada jaringan instansi pusat/daerah BJIK- BPPT Balai Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi Gd 254 Lt.3 Kawasan Puspiptek Kecepatan layanan Waktu Layanan Pengembangan Aplikasi e- Government. Merupakan kegiatan membangun aplikasi Sistem Informasi Manajemen perkantoran baik di pusat maupun di daerah, Aplikasi yang dikembangkan berbasis web dengan menggunakan opensource BJIK- BPPT Balai Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi Gd 254 Lt.3 Kawasan Puspiptek Penurunan biaya/tarif Biaya layanan Masterplan Tatakelola e- Government merupakan kegiatan layanan solusi teknologi kepada pemerintah pusat, daerah. BJIK- BPPT Balai Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi Gd 254 Lt.3 Kawasan Puspiptek
  • 77. D A E R A H C E R D A S | 67 No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator Kendala teknis Kendala teknis Layanan Teknologi sistem informasi penyelenggaraan pelayanan publik atau e- services dalam lingkup e- government dan e-business; PTIK – BPPT Gedung Tekno 3 – Kawasan Puspiptek Tujuan e-planning, e-budgeting, e- monev adalah untuk meningkatkan koordinasi dalam hal pengambilan keputusan. Efektifitas Penerapann ya dan Keamanan transaksi Efektifitas penerapan dan Keamanan Prototipe Certificate Authority (CA). CA merupakan sistem terpadu terkait keamanan informasi untuk meningkatkan keamanan data dan transaksi data pada jaringan instansi pusat/daerah BJIK- BPPT Balai Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi Gd 254 Lt.3 Kawasan Puspiptek Dampak terhadap kinerja Kecepatan proses planning. Penganggara n dan Keakuratan data pengambilan keputusan Pengembangan Aplikasi e- Government. Merupakan kegiatan membangun aplikasi Sistem Informasi Manajemen perkantoran baik di pusat maupun di daerah, Aplikasi yang dikembangkan berbasis web dengan menggunakan opensource BJIK- BPPT Balai Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi Gd 254 Lt.3 Kawasan Puspiptek
  • 78. 68 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator 2 Infrastruktur Pengaduan Masyarakat Jangkauan Broardband untuk memperluas kemudahan publik menyampaikan aspirasi/ keluhan Jenis jaringan dan Efektifitas sensor Jenis jaringan dan Akurasi sensor Peningkatan kualitas layanan ubiquitious e-govermment berbasis internet pada instansi/ lembaga Unit Kerja di lingkungan Deputi Bidang TIEM - BPPT Jangkauan Sensor untuk mendapatkan informasi tentang situasi dan kondisi suatu peristiwa di suatu tempat tertentu secara lengkap dan cepat. Pengembangan Aplikasi e- Government. Merupakan kegiatan membangun aplikasi Sistem Informasi Manajemen perkantoran baik di pusat maupun di daerah, Aplikasi yang dikembangkan berbasis web dengan menggunakan open source BJIK- BPPT Balai Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi Gd 254 Lt.3 Kawasan Puspiptek Kesiapan sumberdaya manusia (berikut SOP) untuk mendukung Pelaksanaan kegiatan pemerintahan yang Profesionali- tas Kualitas layanan Pengembangan Aplikasi e- Government. Merupakan kegiatan membangun aplikasi Sistem Informasi Manajemen perkantoran baik di pusat maupun di daerah, Aplikasi yang dikembangkan berbasis web dengan menggunakan BJIK- BPPT Balai Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi Gd 254 Lt.3 Kawasan Puspiptek
  • 79. D A E R A H C E R D A S | 69 No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator baik dalam rangka pelayanan kepada masyarakat open source Inovasi Teknologi SIKD berbasis e-Planning Sistem Informasi Kinerja Daerah berbasis e-Planning (SIMR@L). Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan Terintegrasi untuk mendorong interoperabilitas, Berbasis FOSS mendorong efisiensi & kemandirian. 3 Transparansi Tujuan Open Data adalah untuk menyebarkan data publik kepada masyarakat agar dapat mengetahui dan memberikan masukannya kepada pemerintah. Jenis Data publik Pemahaman data Jaringan Sistem Inovasi Nasional (Jarsinas). Jarsinas merupakan kegiatan untuk membangun aplikasi intermediasi online antar komponen SINAS, aplikasi yang dikembangkan berbasis web dengan menu utama berupa alat penelusuran kata terkait inovasi teknologi BJIK- BPPT Balai Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi Gd. 254 Lt.3 Kawasan Puspiptek Tujuan Aplikasi Jangkauan Animo Inovasi Teknologi SEPAK@T – Pusat Teknologi Informasi
  • 80. 70 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator Terbuka adalah untuk mempermudah masyarakat mengurus kepentingannya terkait dengan layanan publik. aplikasi masyarakat SIMRAL dan e-Rekapitulasi dalam Pemilu Elektronik. SIMRAL (Sistem Informasi Manajemen perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan) menjadi elemen penting, khususnya untuk lingkup pemerintah daerah. dan Komunikasi, Gedung Teknologi 3 (Ged. Nr. 254) lantai 3. Kawasan PUSPIPTEK Tujuan e- Procurement adalah untuk memberikan kesempatan luas kepada msyarakat berpartisipasi dalam pembangunan melalui pengadaan sarana dan prasarana. Partisipasi publik Kualitas peran serta publik Inovasi dan Layanan Teknologi e-Services. . Dengan pemanfaatan KTP- elektronik. Pemanfaatan NIK dan KTP-el dalam proses demokrasi (pemilihan kepala desa). BJIK- BPPT Balai Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi Gd. 254 Lt.3 Kawasan Puspiptek teknologi pemungutan suara sistem elektronik atau electronic voting (e-Voting) Deputi Bidang TIEM – BPPT
  • 81. D A E R A H C E R D A S | 71 Tabel 6. Dimensi : Smart Living No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator 1 Kenyamanan Ketersediaan fasos dan fasum adalah untuk mempermudah/melayani masyarakat dalam kegiatan sehari-hari serta mempermudah dalam melakukan berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan Jenis, jumlah fasos dan fasum yang tersedia Jenis dan jumlah fasos dan fasum yang tersedia Pendampingan dan Panduan Pengembangan Ruang Publik Kreatif. PTID– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek Ketersediaan fasilitas hiburan bertujuan untuk adanya fasilitas untuk menghibur masyarakat, menambah pengalaman dan wawasan dan kegiatan sosial Jenis hiburan, Waktu hiburan, Tarif, Jenis hiburan yang tersedia (Kesenian, Sastra, dll), Waktu, Biaya Pendampingan dan Panduan Pengembangan Ruang Publik Kreatif. PTID– BPPT Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi Gd. 720 Kawasan Puspiptek
  • 82. 72 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator 2 Keamanan Ketersediaan bantuan darurat bertujuan untuk pencegahan tindak kriminalitas adalah untuk memberikan respon/tindak lanjut tindakan keamanan Fasilitas keamanan Jenis fasilitas keamanan yang tersedia (CCTV, mesin panic button, dll) Pemasangan kamera pengawas atau Close Circuit Television (CCTV) sebagai bentuk antisipasi bencana di beberapa daerah rawan bencana (2014). Instrumentasi Siaga Dini Berbasis Wireless Sensor Network (FEWS – WSN) (2017) Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Wilayah (PTPSW) - BPPT Peta Kerawanan Bencana Kebakaran Kawasan Perkotaan Unit Kerja di lingkungan Deputi Bidang TPSA - BPPT Aplikasi Sistem Informasi Kebakaran (SIMKAR) berbasis Web Jumlah fasilitas keamanan Jumlah fasilitas Teknologi dari Laboratorium Biometrik BPPT untuk membantu identifikasi Pelaku kejahatan/ korban kejahatan/ korban keselakaan lalu lintas Lab Biometrik PTIK-BPPT
  • 83. D A E R A H C E R D A S | 73 No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator Lamanya respon Waktu respon SIQUPON, Bantu Pemerintah Daerah memperoleh Respon Cepat Laporan Masyarakat. Pusat Teknologi Sistem Prasarana Transportasi (PTSPT) Gedung Teknologi 2, Lantai 3 Kawasan Puspiptek 3 Kesehatan Ketersediaan fasilitas kesehatan bertujuan menyediakan saranan dan prasarana kesehatan yang lengkap dan mencukupi Jenis dan jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia Jenis fasilitas kesehatan (Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit) “Teknologi Untuk industri Bahan Baku dan Obat Herbal” Buku Outlook Teknologi Kesehatan Edisi 2017 : Teknologi untuk Industri Bahan Baku dan Obat Herbal ini disusun dalam rangka memberikan informasi, potret dan proyeksi kebutuhan teknologi untuk mendukung pengembangan dan penguatan industri obat herbal Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Gedung LAPTIAB 611-612 Kawasan Puspiptek Kemudahan pencapaian fasilitas kesehatan Lokasi fasilitas kesehatan Inovasi Teknologi Material Biocompatible untuk Alat Kesehatan Implan tulang Generik. Inovasi bahan baku Pusat Teknologi Material - BPPT Gd 224 Kawasan Puspiptek Serpong
  • 84. 74 | D A T A B A S E T E K N O L O G I No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator dan teknik produksi massal implant tulang SS 3i6L berbasis bahan baku lokal di industri dalam negeri. Pelayanan kesehatan Tujuan pelayanan kesehatan adalah memberikan pelayanan yang cepat dan nyaman demi masyarakat yang sehat Lama, tarif Pelayanan kesehatan Waktu dan biaya pelayanan kesehatan Inovasi Teknologi Produksi Cangkang Kapsul dari Rumput Laut . Cangkang kapsul dari rumput laut merupakan inovasi teknologi dari BPPT dengan menggunakan bahan alam dari laut, yang lebih terjamin kehalalannya Pusat Teknologi Agroindustri Gedung 612 Laptiab BPPT Kawasan Puspitek Kualitas pelayanan kesehatan Tingkat kepuasan pelayanan kesehatan Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS). Pengembangan cloud government dengan fokus pada penerapan Software as a Service (SaaS) dan aplikasi kesehatan, yang selaras dengan program pengembangan Smart City. terintegrasi dan berkontribusi PTIK – BPPT Gedung Tekno 3 – Kawasan Puspiptek
  • 85. D A E R A H C E R D A S | 75 No. Lingkup Tujuan Parameter Indikator Teknologi Pengembang Teknologi / Inovator dalam mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) Angka harapan hidup bertujuan diketahuinya angka harapan hidup adalah untuk mengetahui peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk Kualitas kesehatan dan kesejahteraan Angka Harapan Hidup Produk Inovasi Black Garlic, Si Hitam Kaya Manfaat. Black garlic adalah bawang putih yang telah di proses secara fermentasi pada suhu dan kelembaban tinggi dalam waktu yang lama, sehingga menghasilkan senyawa biasa. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT.
  • 86.
  • 87. D A E R A H C E R D A S | 77 DAFTAR PUSTAKA Alawadhi, Suha, et al. 2012. Building understanding of smart city initiatives. In: International Conference on Electronic Government. Springer Berlin Heidelberg. p. 40-53. Alkadri, Dodi SR, Muchdie, Siswanto S, Fathoni M. 2001. Manajemen teknologi untuk pengembangan wilayah: konsep dasar, contoh kasus, dan implikasi kebijakan. Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta. Annual Report BPPT tahun 2015. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Annual Report BPPT tahun 2016. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Annual Report BPPT tahun 2017. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Chourabi, H., Nam, T., Walker, S., Gil-Garcia, J.R., Mellouli, S., Nahon, K., Pardo, T.A. and Scholl, H.J., 2012. Understanding smart cities: An integrative framework. In System Science (HICSS), 2012 45th Hawaii International Conference on (pp. 2289-2297). IEEE. Dameri, R.P., & Ricciardi, F. 2015. Smart City Intellectual Capital: an emerging view of territorial
  • 88. 78 | D A T A B A S E T E K N O L O G I systems innovation management. Journal of Intellectual Capital 16(4), 860-887 Deakin, Mark (2013-08-22). "From intelligent to smart cities". In Deakin, Mark. Smart Cities: Governing, Modelling and Analysing the Transition. Taylor and Francis. p. 15. ISBN 978-1135124144. Hollands R.G., 2008. Will the real smart city please stand up?, <<City: Analysis of urban trends, culture, theory, policy, action>>, Vol. 12, pp 303- 320. Komninos, N., Schaffers, H., Pallot, M., Trousse, B., Nilsson, M. and Oliveira, A., 2011, May. Smart cities and the future internet: Towards cooperation frameworks for open innovation. In The Future Internet Assembly (pp. 431-446). Springer Berlin Heidelberg. Lauren Drell. 2012. 25 Technologies Every Smart City Should Have. Diunduh dari situs: http://mashable.com/2012/12/26/urban-tech- wish-list/#MA0geQMBB5qf Morandi, Corinna, Rolando, Andrea, Di Vita, Stefano. 2016. From Smart City to Smart Region: Digital Services for an Internet of Places. http://www.springer.com/978-3-319-17337-5 PTID BPPT. 2016. Laporan Kajian Pengembangan Daerah Cerdas [Laporan Work Package tidak diterbitkan]. Pusat Teknologi Inovasi Daerah, BPPT, Jakarta.
  • 89. D A E R A H C E R D A S | 79 R.Giffinger, C. Fertner, H. Kramar, R. Kalasek, N.Pichler-Milanović, and E. Meijers. 2007. Smart Cities: Ranking of European Medium-Sized Cities. Centre of Regional Science (SRF), Vienna University of Technology, Vienna, Austria.