SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  64
Sistem ManajemenSistem Manajemen
LingkunganLingkungan
Ragam Dimensi PembangunanRagam Dimensi Pembangunan
BerkelanjutanBerkelanjutan
Memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengabaikan peluang generasi
yang akan datang untuk
memperoleh kebutuhannya sendiri.
Pencapaian secara simultan tiga
unsur penting, yaitu:
 Kesejahteraan Ekonomi
 Kualitas Lingkungan
 Kesetaraan Ekuitas
Kualitas hidup yang lebih baik
untuk setiap orang serta
generasi yang akan datang
Perubahan paradigma strategi untuk
melaksanakan pembangunan
berkelanjutan:
Sistem pemikiran yang terkotak-
kotak terfokus pada bagian
tertentu saja secara parsial
Pendekatan Tradisional Sustainable Approach
Sistem pemikiran fokus pada
ketergantungan bagian dan
mengoptimasikan seluruh sistem
Dampak lingkungan/sosial dilakukan ahli
setelah keputusan strategis dilakukan
Dampak lingkungan/sosial dianalisis
sebelum pembuat keputusan
merencanakan strategi pembangunan
Forecasting: dimana kita saat ini –
bagaimana kita dapat meningkatkan
5%
Backcasting: seperti apakah dunia yang
berkelanjutan itu dalam 30 tahun yad,
dan bagaimana cara kita mencapainya?
Posisi perusahaan hanya satu-satunya
tujuan
Stakeholder terlibat dalam memahami
berbagai pandangan untuk mendapatkan
solusi yang terbaik solution
Perusahaan menyusun konsepPerusahaan menyusun konsep
bagaimana mereka mengelolabagaimana mereka mengelola
lingkungan:lingkungan:
Pentaatan
Lingkungan
Pengelolaan
Dampak
Pembangunan
Berkelanjutan
“End-of-pipe”
Batasan dampak
kegiatan saat ini
Pencegahan pencemaran;
Sistem manajemen
Desain ulang untuk
menghilangkan dampak
kegiatan
Integrasi Strategis
Merubah kegiatan dan
merencanakan sistem
industri
Tantangan pembangunan berkelanjutan berasal dari
pertemuan dua kecenderungan utama
Penurunan Ketersediaan SDA
dan Ekosistem
Dampak = Populasi x Pemakaian x
Teknologi
Penurunan
Batas
Aktivitas
Ketahanan
Trend Global
Dua dunia yang berbeda !!
Mengapa Pengelolaan Lingkungan?
Produk/Jasa
Pencemaran Lingkungan :
-Pencemaran Udara
-Pencemaran Air
-Pencemaran Tanah
Masalah Kependudukan
KONSUMENPRODUSEN
Uang/Imbalan
Sumberdaya Alam penghasil Energi:
-Renewable; energi air, matahari, hutan,
biomassa, angin, laut dan gelombang
-Non-renewable; batu bara, minyak dan gas
bumi, bahan bakar sintetis, energi nuklir maupun
energi geothermal.
SDA penghasil Bahan Baku:
-Mineral, Gas Bumi, Perairan, Tanah, Hutan dan
lain-lain
SDA Lingkungan Hidup:
-Udara, ruang, perairan, tanah, dan sebagainya
1. Kerusakan dan menipisnya sumberdaya
lingkungan global
 Kerusakan atmosfir
 Kerusakan lapisan ozon
 Kerusakan dan menipisnya sumberdaya hutan
 Menipisnya keanekaragaman hayati
 Pencemaran dan menipisnya sumber daya
kelautan
2. Konsumsi yang berlebihan
3. Kemiskinan dan penurunan kualitas hidup
Permasalahan Lingkungan Global
9
Dampak Lingkungan
Pengelolaan SDA:
 Pengurangan SDA dan Energi
 Pencemaran Lingkungan
 Perubahan Iklim
 Perubahan Tata Guna Lahan
 Kehilangan Keanekaragaman Hayati
10
Pengurangan SDA dan
Energi
 Sumber energi yang non-renewable
 Sumber energi yang renewable
SUMBER
ENERGI
CO CO2
N2
O CH4
 
Batubara
 
Minyak Bumi
 
Gas Alam
 
Biomassa
 
 
1.97
 
15.96
 
0.15
 
5.28
 
19.72
 
79.79
 
14.95
 
29.63
 
 
 0,002
0,012
3 x 10-15
14.8
 
2.61 x 10-14
 
0.065
 
0.002
 
0.008
Ekivalen CO2
70.08 144.09 0.102 1.50
11
Pencemaran Lingkungan
 Polusi Udara;
Smog, Hujan Asam, Debu dan Partikulat
 Polusi Air;
Air permukaan dan Air tanah
 Polusi Limbah B3;
Limbah korosif, reaktif, toksik atau yang mudah
terbakar/meledak
 Polusi Radioaktif;
Mineral, air/tanah
12
Perubahan Iklim
 Skala global dan lokal
 Dipengaruhi oleh;
peningkatan konsentrasi CO2
di udara
(efek rumah kaca),
polusi partikulat/debu,
kecepatan penggundulan hutan,
pencemaran panas (industri maupun
transportasi)
Peta suhu bumi 1995-2004
Penyebab
Gas-gas Rumah Kaca
 Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) mengenai Perubahan Iklim
(United Nations Framework Convention on
Climate Change – UNFCCC), ada 6 jenis gas
yang menyebabkan efek rumah kaca yaitu :
 Karbondioksida (CO2)
 Dinitro Oksida (N2O)
 Metana (CH4)
 Sulfurheksaflorida (SF6)
 Perflorokarbon (PFCs)
 Hidroflorokarbon (HFCs)
Gas-gas Rumah Kaca
Sumber CO2
19
Tabel 5. Peringkat negara pencemar
emisi karbon di dunia
Negara Peringkat Kontribusi (%)
 Amerika Serikat
Uni Sovyet (lama)
Brasil
Cina
India
Jepang
Jerman Barat (lama)
Inggris
Indonesia
Perancis
 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
19.8
12.8
11.2
7.1
4.2
4.1
3.0
2.9
2.6
2.3
20
Perubahan Tata Guna
Lahan
 Proses Produksi di rural dan Konsumsi Energi di
daerah urban
 Aktivitas penggunaan energi dapat dikonversi
dalam luasan area yang diperlukan untuk
produksi (misal : hidroelektrik/Kedungombo?)
 Tanah yang digunakan untuk industri nuklir akan
terkontaminasi berabad-abad
Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP - ITS
21
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
 Akibat aktivitas manusia
 Dampaknya:
Hilangnya sumber-sumber genetik
Hilangnya sumber pangan potensial dan
pengendali penyakit
Stabilitas ekosistem berkurang
Hilangnya daya tahan ekosistem
1. Persediaan air dan sanitasi
2. Pengelolaan limbah padat
3. Emisi kendaraan di daerah urban
4. Polusi industri, terutama di pulau – pulau yang
menjadi lokasi industri
5. Pengelolaan daerah pertambangan dan area
konsesi hutan di berbagai pulau
6. Proteksi daerah aliran sungai (DAS)
7. Proteksi keanekaragaman hayati dan
keberlanjutan dari ekosistem global
Permasalahan LH di Indonesia
ISO 14001ISO 14001
International Standard Organization 14001
 Standar internasional yang berisi
syarat-syarat untuk mengadakan,
mengimplementasikan serta
mengoperasikan Sistem
Manajemen Lingkungan (SML)
 Seri ISO 14001 : 2004 ditujukan
untuk memperjelas edisi th. 1996
dan lebih kompatible dengan ISO
9001
Tentang ISO
 IEC (1906)
 ISA (1926)
 International Organization for
Standardization (23 Februari 1947),
berpusat di Jenewa
 Saat ini sudah dihasilkan > 9300 standar
dan 170.700 halaman teknis
Tentang ISO
SEJARAH PERKEMBANGAN ISO
14000
Modul 01 Pelatihan ISO 14000
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-
ITS
EU CEN CIA UNCED IEC/ISO BSI
EMAS ISO 9001 Pengembangan
Berkelanjutan
BS 7750 ISO 9000
SAGE
ISO-SHEMS ISO TC 176 VISION 2000
ISO 14001
Standar Sistem Manajemen Lingkungan yang
Diterima Secara Internasional
SEJARAH PERKEMBANGAN ISO 14001
Penjelasan :
EU : European Union; CEN : Comite European de Normalisation; CIA : Chemical Industries Association
UNCED: 1992 United Nations on the Environment and Development
IEC : International Electrotechnical Commission; ISO : International Organization for Standardization
BSI : British Standard Institutes; SAGE : 1991 Strategic Advisory Group for the Environment
EMAS : Eco-Management and Audit Scheme; BS : British Standards
TC : Technical Committee; SHEMS : Safety, Health, and Environmental Management Systems
 “Conference on Human
and Environment” oleh
PBB pada tahun 1972
 UNEP dan WCED 1987
“Our Common future”
 UNCED, 1989 KTT Bumi
Rio de Janeiro, 1992
 BCSD
 SAGE, 1991
 Komisi Teknis TC-207
 ISO Seri 14000
Alasan Perlunya Standar
 Adanya Technical Barriers to Trade
 Mencegah Non-TBT
 Liberalisasi perdagangan dunia
 Saling ketergantungan antar sektor
 Sistem komunikasi seluruh dunia
 Perlunya penyeragaman standar
teknologi
Kriteria Standar Sistem
Manajemen
 Generic – aplikabel untuk semua jenis
organisasi/perusahaan
 Sistem Manajemen – mengacu
kepada apa yang dilakukan suatu organisasi
untuk mengelola proses atau aktivitasnya untuk
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan sendiri,
yaitu; - mentaati peraturan, sesuai dengan
ketetapan lingkungan
 Model Acuan – untuk diikuti dalam
penyusunan maupun pelaksanaan
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
Sistem Manajemen Lingkungan menurut
ISO 14001:2004 adalah bagian dari
sistem manajemen organisasi yang
digunakan untuk mengembangkan dan
mengimplementasi kebijakan lingkungan
dan mengelola aspek-aspek lingkungan-
nya.
SML ISO 14000 berarti…
Apa yang dilakukan suatu organisasi atau
perusahaan untuk meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan yang disebabkan
oleh aktivitasnya
 Jadi concerns proses bukan produk/hasil !
Penerapan ISO di Indonesia
• ISO 14001 = SNI 19-14001
• Sertifikasi organisasi yang telah
melakukan SML
• Data 2005 (Database Nasional
Sertifikasi ISO 14001) adalah
berjumlah: ± 384 perusahaan
mendapatkan sertifikasi ISO 14001
ISO 14000 SERIES
 ISO seri 14001-14009 : SML (EMS)
 ISO seri 14010-14019 : Audit Lingkungan
 ISO seri 14020-14029 : Environmental Labelling
(Ecolabel)
 ISO seri 14030-14039 : Environmental
Performance Evaluation (EPE)
 ISO seri 14040-14049 : Life Cycle Assessment (LCA)
 ISO seri 14050 : Term and Definition
ISO 14000 SERIES
 ISO seri 14001-14009 tentang
Environmental Management System
(EMS) atau Sistem Manajemen
Lingkungan (SML).
ISO 14001 tentang SML ini adalah seri
yang paling banyak dikenal karena
sertifikasi ISO 14000 sebenarnya adalah
sertifikasi untuk ISO 14001 ini.
ISO seri 14001-14009
ISO 14000 SERIES
 ISO seri 14010-14019 tentang Environmental
Auditing (Audit Lingkungan)
ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam
penerapan sistem manajemen lingkungan, jadi
tidak memerlukan sertifikasi.
 ISO seri 14020-14029 tentang Environmental
Labelling (Ekolabel).
ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi,
tetapi yang disertifikasi adalah produknya
sedangkan EMS yang disertifikasi adalah
sistemya.
ISO seri 14010-14019
ISO seri 14020-14029
ISO 14000 SERIES
 ISO seri 14030-14039 tentang Environmental
Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi
Kinerja Lingkungan.
Diukur dengan mengkuantifikasi dampak
kegiatan terhadap lingkungan.
 ISO seri 14040-14049 tentang Life Cycle
Assessment (LCA) atau Analisis Daur Hidup
Produk
Standar ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi,
dimana setiap produk mempunyai siklus hidup
ISO seri 14030-14039
ISO seri 14040-14049
ISO 14000 SERIES
 ISO 14050 tentang Term and Definition
Dalam dokumen ini terdapat definisi-
definisi yang digunakan dalam ISO seri
14000.
ISO seri 14050
STRUKTUR ISO SERI 14000
1401
1
ELEMEN DALAM SML
 Kebijakan Lingkungan
 Perencanaan
 Implementasi dan Operasi
 Pemeriksaan
 Pengkajian Manajemen
Perbandingan ISO 14001:1996 dan 2004
ELEMEN-ELEMEN SML
4.1. Persyaratan Umum
4.2. Kebijakan Lingkungan
4.3. Perencanaan
4.3.1 Aspek-Aspek Lingkungan
4.3.2 Perundangan dan Peraturan
Lingkungan
4.3.3 Tujuan, Sasaran dan Program
ELEMEN-ELEMEN SML
4.4. Penerapan dan Operasi
4.4.1 Sumber Daya, Peran, Tanggung
Jawab dan Wewenang
4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian
4.4.3 Komunikasi
4.4.4 Dokumentasi
4.4.5 Pengendalian Dokumen
4.4.6 Pengendalian Operasional
4.4.7 Persiapan Tanggapan dan Tindakan
Darurat
ELEMEN-ELEMEN SML
4.5 Pemeriksaan
4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran
4.5.2 Evaluasi Ketaatan
4.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan
Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
4.5.4 Pengendalian Rekaman
4.5.5 Audit Internal
4.6 Pengkajian Manajemen
Keuntungan SML
 Mengurangi penggunaan bahan
baku/SD;
 Mengurangi konsumsi energi;
 Meningkatkan efisiensi proses;
 Mengurangi timbulan limbah dan
biaya penanganannya, dan
 Memanfaatkan sumberdaya yang
dapat didaur-ulang.
Kerugian SML
Prosedur terdokumentasi dan tertulis sangat rinci
sehingga keberhasilan sangat tergantung dari
kesadaran karyawan
EMASEMASEco-Management and Audit Scheme
TENTANG EMAS
• Program 3 (tiga) tahunan
• Alat bantu manajemen untuk meningkatkan
kinerja lingkungan suatu organisasi dan
menyelaraskan tujuan organisasi dengan
peraturan yang berlaku.
• Meningkatkan kinerja lingkungan sebesar
33%.
• Hingga tahun 2003: 82 organisasi EMAS
versus 2.917 organisasi ISO 14001 yang
mencatat (di UK)
LANGKAH-LANGKAH EMAS
SYARAT-SYARAT EMAS
Mematuhi peraturan lingkungan
Membuat analisis lingkungan sekitar
Mengaplikasikan program dan sistem
manajemen lingkungan
Membuat audit lingkungan
Menetapkan tujuan dan sasaran
Mengkomunikasikan pernyataan lingkungan
dengan organisasi terkait (diakui)
SYARAT AKREDITASI
EMAS
 Menetapkan Kebijakan Lingkungan
 Melakukan Review Lingkungan
 Menyusun Program Lingkungan
 Membuat Sistem Manajemen
 Melakukan Siklus Audit
 Membuat Pernyataan Publik
Tahunan
 Mengaudit Secara Eksternal
 EMAS diharuskan melakukan analisis lingkungan untuk
kriteria tertentu
 Mewajibkan audit, review dan pernyataan publik
(Environmental Statement)
 EMAS untuk kegiatan industri, ISO untuk semua aktivitas
organisasi
 Lebih menekankan pada EVABAT (Economically Viable
Application of Best Available Technology)
 EMAS mensyaratkan adanya verifikasi eksternal sistem
manajemen dan auditnya, sedangkan ISO 14001 tidak
 Komunikasi dengan Otoritas, Publik maupun Kontraktor
 EMAS masih terbatas di Eropa, ISO diaplikasi internasional
ISO 14001
EMAS
PROPERPROPER
Program For Pollution Control, Evaluation & RatingProgram For Pollution Control, Evaluation & Rating
EMAS versi INDONESIA !EMAS versi INDONESIA !
PROPER
 Tujuan: Peningkatan pentaatan &
kinerja perusahaan dalam
pengelolaan lingk. hidup secara
kontinu lewat implikasi instrumen
insentif & disinsentif reputasi dengan
mekanisme penyebaran informasi
(disclosure) kepada publik dan
stakeholders
 Pihak terkait & peran :
 BAPEDAL: rating & disclosure
 Masyarakat: social pressure
 Pasar: reputation
PROPER
LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG 1980-1990an : PENGENDALIAN POLUSI
DI INDONESIA TIDAK MEMADAI
“PROPER” DICETUSKAN U/
MEMPERBAIKI KONDISI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
LANDASAN PROPERLANDASAN PROPER
1. PENGAWASAN PENTAATAN DLM
PENGELOLAAN LINGK.HIDUP
3. HAK MASY. U/ BERPERAN DLM
PENGELOLAAN LINGK. HIDUP
2. HAK ATAS INFORMASI LINGK.
HIDUP
4. KEWAJIBAN PERUSH. U/
MEMBERIKAN INFORMASI
KATAKUNCI:KATAKUNCI:
UU NO. 23/1997 PASAL 22 (1)
UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2)
UU NO. 23/1997 PASAL 5 (3)
UU NO.23/1997 PASAL 7 (1)
UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2)
 EMAS  KELOLA LINGK > PERSYARATAN & ZERO
EMISI
 HIJAU  KELOLA LINGK. REPUTASI INSENTIF DAN
PERSYARATAN
 BIRU  KELOLA LINGK. SESUAI PERSYARATAN
 MERAH  KELOLA LINGK TAPI BELUM SESUAI
PERSYARATAN
 HITAM  BELUM MELAKUKAN KELOLA LINGK. YANG
SIGNIFIKAN
HASIL TSB DILAPORKAN KEPADA PUBLIK
HASIL EVALUASI PROPER:HASIL EVALUASI PROPER:
Peringkat Proper
2004-2005
Jumlah yang ber-sertifikasi
ISO 14001
Emas (nihil) -
Hijau (total 23) 13
Biru (total 221) 30
Merah (total 150) 7
Hitam (total 71) 1
Perusahaan dengan sertifikasi ISO dan label PROPER (data 2005,
database Nasional sertifikasi ISO 14001)
PROPER
ISO 14001
Ekoling6. sistem managemen lingkungan

Contenu connexe

Tendances

Pengertian amdal (andal, rkl, rpl) 2
Pengertian amdal (andal, rkl, rpl) 2Pengertian amdal (andal, rkl, rpl) 2
Pengertian amdal (andal, rkl, rpl) 2Jaka Pamungkas
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Joy Irman
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Heri Romansyah
 
sanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisatasanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisataaprinias
 
Kuliah 2 ekologi-industri
Kuliah 2 ekologi-industriKuliah 2 ekologi-industri
Kuliah 2 ekologi-industriRiska_21
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Manajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.pptManajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.pptNursidiq 92
 
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industriPergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industriDewi Hadiwinoto
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersihInha Rusdy
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbahEchi Chii
 
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Instansi
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
 
Penyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihPenyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihguestcb0db
 

Tendances (20)

Sanitasi & hygiene
Sanitasi & hygieneSanitasi & hygiene
Sanitasi & hygiene
 
Pengertian amdal (andal, rkl, rpl) 2
Pengertian amdal (andal, rkl, rpl) 2Pengertian amdal (andal, rkl, rpl) 2
Pengertian amdal (andal, rkl, rpl) 2
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
Aspek Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (3/4)
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
 
sanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisatasanitasi lingkungan pariwisata
sanitasi lingkungan pariwisata
 
Kuliah 2 ekologi-industri
Kuliah 2 ekologi-industriKuliah 2 ekologi-industri
Kuliah 2 ekologi-industri
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Manajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.pptManajemen Lingkungan.ppt
Manajemen Lingkungan.ppt
 
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industriPergub jatim 52 2014  jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
Pergub jatim 52 2014 jo 72 2013 baku mutu air limbah industri
 
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbah
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
Sosialisasi pp 22 tahun 2021 pengelolaan limbah non b3
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Aerobik
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
Penyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihPenyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersih
 
Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3Ppt Limbah B3
Ppt Limbah B3
 

Similaire à Ekoling6. sistem managemen lingkungan

ISO 14001 2015 EMS - Awareness
ISO 14001 2015 EMS - AwarenessISO 14001 2015 EMS - Awareness
ISO 14001 2015 EMS - AwarenessAli Fuad R
 
Pengenalan ISO 14001
Pengenalan ISO 14001Pengenalan ISO 14001
Pengenalan ISO 14001Dede Andi
 
MATERI ISO 14001-2015 NEW.pdf
MATERI ISO 14001-2015 NEW.pdfMATERI ISO 14001-2015 NEW.pdf
MATERI ISO 14001-2015 NEW.pdfNaufalRozinAlbana
 
Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001Sri Sulastri
 
2 ISO 14001.International Standard Organization 14001pptx
2 ISO 14001.International Standard Organization 14001pptx2 ISO 14001.International Standard Organization 14001pptx
2 ISO 14001.International Standard Organization 14001pptxSaid878643
 
3.1.1.1 materi training awareness iso 14001
3.1.1.1 materi training awareness iso 140013.1.1.1 materi training awareness iso 14001
3.1.1.1 materi training awareness iso 14001Eko Kiswanto
 
ISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxrhamset
 
Pertemuan-8.-ISO-14000-dan-ISO-14001.pptx
Pertemuan-8.-ISO-14000-dan-ISO-14001.pptxPertemuan-8.-ISO-14000-dan-ISO-14001.pptx
Pertemuan-8.-ISO-14000-dan-ISO-14001.pptxdodifitriyadi6
 
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdfDODDY LOMBARDO, ST, MM, CRP
 
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdffdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdfSUCIDIANHAYATI1
 
Kelompok 2_Sistem Manajemen Mutu.pptx
Kelompok 2_Sistem Manajemen Mutu.pptxKelompok 2_Sistem Manajemen Mutu.pptx
Kelompok 2_Sistem Manajemen Mutu.pptxSuyatminingsih
 
Impementasi sml iso 14001 di perusahaan indocement
Impementasi sml iso 14001 di perusahaan indocementImpementasi sml iso 14001 di perusahaan indocement
Impementasi sml iso 14001 di perusahaan indocementbennyfernandez
 
ISO 14011 - Guidelines for Environmental Auditing
ISO 14011 - Guidelines for Environmental Auditing ISO 14011 - Guidelines for Environmental Auditing
ISO 14011 - Guidelines for Environmental Auditing ahmadihbal
 
Rekling09 iso14000
Rekling09 iso14000Rekling09 iso14000
Rekling09 iso14000Arif Rahman
 
MATERI QHSE BATCH 25 MAKIN AHLI 2023.pdf
MATERI QHSE BATCH 25 MAKIN AHLI 2023.pdfMATERI QHSE BATCH 25 MAKIN AHLI 2023.pdf
MATERI QHSE BATCH 25 MAKIN AHLI 2023.pdfadeekurniawan
 

Similaire à Ekoling6. sistem managemen lingkungan (20)

ISO_14001.ppt
ISO_14001.pptISO_14001.ppt
ISO_14001.ppt
 
ISO 14001 2015 EMS - Awareness
ISO 14001 2015 EMS - AwarenessISO 14001 2015 EMS - Awareness
ISO 14001 2015 EMS - Awareness
 
Pengenalan ISO 14001
Pengenalan ISO 14001Pengenalan ISO 14001
Pengenalan ISO 14001
 
MATERI ISO 14001-2015 NEW.pdf
MATERI ISO 14001-2015 NEW.pdfMATERI ISO 14001-2015 NEW.pdf
MATERI ISO 14001-2015 NEW.pdf
 
Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001
 
2 ISO 14001.International Standard Organization 14001pptx
2 ISO 14001.International Standard Organization 14001pptx2 ISO 14001.International Standard Organization 14001pptx
2 ISO 14001.International Standard Organization 14001pptx
 
3.1.1.1 materi training awareness iso 14001
3.1.1.1 materi training awareness iso 140013.1.1.1 materi training awareness iso 14001
3.1.1.1 materi training awareness iso 14001
 
ISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptxISO 14001-2015.pptx
ISO 14001-2015.pptx
 
Pertemuan-8.-ISO-14000-dan-ISO-14001.pptx
Pertemuan-8.-ISO-14000-dan-ISO-14001.pptxPertemuan-8.-ISO-14000-dan-ISO-14001.pptx
Pertemuan-8.-ISO-14000-dan-ISO-14001.pptx
 
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
 
Iso 14001
Iso 14001Iso 14001
Iso 14001
 
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdffdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
fdokumen.com_bahan-ajar-iso-14001.pdf
 
Kelompok 2_Sistem Manajemen Mutu.pptx
Kelompok 2_Sistem Manajemen Mutu.pptxKelompok 2_Sistem Manajemen Mutu.pptx
Kelompok 2_Sistem Manajemen Mutu.pptx
 
Impementasi sml iso 14001 di perusahaan indocement
Impementasi sml iso 14001 di perusahaan indocementImpementasi sml iso 14001 di perusahaan indocement
Impementasi sml iso 14001 di perusahaan indocement
 
ISO 14011 - Guidelines for Environmental Auditing
ISO 14011 - Guidelines for Environmental Auditing ISO 14011 - Guidelines for Environmental Auditing
ISO 14011 - Guidelines for Environmental Auditing
 
Makalah ISO 14000
Makalah ISO 14000Makalah ISO 14000
Makalah ISO 14000
 
MAKALAH SML TE1
MAKALAH SML TE1MAKALAH SML TE1
MAKALAH SML TE1
 
Rekling09 iso14000
Rekling09 iso14000Rekling09 iso14000
Rekling09 iso14000
 
SML KEL 1.pptx
SML KEL 1.pptxSML KEL 1.pptx
SML KEL 1.pptx
 
MATERI QHSE BATCH 25 MAKIN AHLI 2023.pdf
MATERI QHSE BATCH 25 MAKIN AHLI 2023.pdfMATERI QHSE BATCH 25 MAKIN AHLI 2023.pdf
MATERI QHSE BATCH 25 MAKIN AHLI 2023.pdf
 

Plus de Wahyu Yuns

Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaMateri MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaWahyu Yuns
 
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALPerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALWahyu Yuns
 
Buku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistem
Buku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistemBuku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistem
Buku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistemWahyu Yuns
 
PermenLHK P.20/2018 jenis tumbuhan satwa lindung
PermenLHK P.20/2018 jenis tumbuhan satwa lindungPermenLHK P.20/2018 jenis tumbuhan satwa lindung
PermenLHK P.20/2018 jenis tumbuhan satwa lindungWahyu Yuns
 
Rpkps hukum lingkungan spsil wys
Rpkps hukum lingkungan spsil wysRpkps hukum lingkungan spsil wys
Rpkps hukum lingkungan spsil wysWahyu Yuns
 
Lis klmpk hl e 18
Lis klmpk hl e 18Lis klmpk hl e 18
Lis klmpk hl e 18Wahyu Yuns
 
Role play 1904
Role play 1904Role play 1904
Role play 1904Wahyu Yuns
 
John knox report hre 2018
John knox report hre 2018John knox report hre 2018
John knox report hre 2018Wahyu Yuns
 
Rpkpm hk lingkungan
Rpkpm hk lingkunganRpkpm hk lingkungan
Rpkpm hk lingkunganWahyu Yuns
 
Artikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive ExpenditureArtikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive ExpenditureWahyu Yuns
 
Pp 46 tahun 2016 ttg klhs
Pp 46 tahun 2016 ttg klhsPp 46 tahun 2016 ttg klhs
Pp 46 tahun 2016 ttg klhsWahyu Yuns
 
Introduction Indonesian Environmental Law
Introduction Indonesian Environmental LawIntroduction Indonesian Environmental Law
Introduction Indonesian Environmental LawWahyu Yuns
 
Ekoling5. chap. ekolabelling
Ekoling5. chap. ekolabellingEkoling5. chap. ekolabelling
Ekoling5. chap. ekolabellingWahyu Yuns
 
Ekoling4. pedoman csr klh
Ekoling4. pedoman csr klhEkoling4. pedoman csr klh
Ekoling4. pedoman csr klhWahyu Yuns
 
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klhEkoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klhWahyu Yuns
 
critical_issues_of_category_assignment_24_oct_2013
 critical_issues_of_category_assignment_24_oct_2013 critical_issues_of_category_assignment_24_oct_2013
critical_issues_of_category_assignment_24_oct_2013Wahyu Yuns
 
introduction_to_the_iucn_pa_management_categories_24_oct_2013
introduction_to_the_iucn_pa_management_categories_24_oct_2013introduction_to_the_iucn_pa_management_categories_24_oct_2013
introduction_to_the_iucn_pa_management_categories_24_oct_2013Wahyu Yuns
 
Pengelolaan lingkungan bandar udara
Pengelolaan lingkungan bandar udaraPengelolaan lingkungan bandar udara
Pengelolaan lingkungan bandar udaraWahyu Yuns
 
Peraturan ttg penilaian amdal 1113
Peraturan ttg penilaian amdal 1113Peraturan ttg penilaian amdal 1113
Peraturan ttg penilaian amdal 1113Wahyu Yuns
 
I. konservasi cagar budaya 0813
I. konservasi cagar budaya 0813I. konservasi cagar budaya 0813
I. konservasi cagar budaya 0813Wahyu Yuns
 

Plus de Wahyu Yuns (20)

Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaMateri MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
 
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALPerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
 
Buku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistem
Buku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistemBuku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistem
Buku pelestarian satwa untuk keseimbangan ekosistem
 
PermenLHK P.20/2018 jenis tumbuhan satwa lindung
PermenLHK P.20/2018 jenis tumbuhan satwa lindungPermenLHK P.20/2018 jenis tumbuhan satwa lindung
PermenLHK P.20/2018 jenis tumbuhan satwa lindung
 
Rpkps hukum lingkungan spsil wys
Rpkps hukum lingkungan spsil wysRpkps hukum lingkungan spsil wys
Rpkps hukum lingkungan spsil wys
 
Lis klmpk hl e 18
Lis klmpk hl e 18Lis klmpk hl e 18
Lis klmpk hl e 18
 
Role play 1904
Role play 1904Role play 1904
Role play 1904
 
John knox report hre 2018
John knox report hre 2018John knox report hre 2018
John knox report hre 2018
 
Rpkpm hk lingkungan
Rpkpm hk lingkunganRpkpm hk lingkungan
Rpkpm hk lingkungan
 
Artikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive ExpenditureArtikel JPSL- Preventive Expenditure
Artikel JPSL- Preventive Expenditure
 
Pp 46 tahun 2016 ttg klhs
Pp 46 tahun 2016 ttg klhsPp 46 tahun 2016 ttg klhs
Pp 46 tahun 2016 ttg klhs
 
Introduction Indonesian Environmental Law
Introduction Indonesian Environmental LawIntroduction Indonesian Environmental Law
Introduction Indonesian Environmental Law
 
Ekoling5. chap. ekolabelling
Ekoling5. chap. ekolabellingEkoling5. chap. ekolabelling
Ekoling5. chap. ekolabelling
 
Ekoling4. pedoman csr klh
Ekoling4. pedoman csr klhEkoling4. pedoman csr klh
Ekoling4. pedoman csr klh
 
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klhEkoling3. valuasi ekonomi sda-klh
Ekoling3. valuasi ekonomi sda-klh
 
critical_issues_of_category_assignment_24_oct_2013
 critical_issues_of_category_assignment_24_oct_2013 critical_issues_of_category_assignment_24_oct_2013
critical_issues_of_category_assignment_24_oct_2013
 
introduction_to_the_iucn_pa_management_categories_24_oct_2013
introduction_to_the_iucn_pa_management_categories_24_oct_2013introduction_to_the_iucn_pa_management_categories_24_oct_2013
introduction_to_the_iucn_pa_management_categories_24_oct_2013
 
Pengelolaan lingkungan bandar udara
Pengelolaan lingkungan bandar udaraPengelolaan lingkungan bandar udara
Pengelolaan lingkungan bandar udara
 
Peraturan ttg penilaian amdal 1113
Peraturan ttg penilaian amdal 1113Peraturan ttg penilaian amdal 1113
Peraturan ttg penilaian amdal 1113
 
I. konservasi cagar budaya 0813
I. konservasi cagar budaya 0813I. konservasi cagar budaya 0813
I. konservasi cagar budaya 0813
 

Ekoling6. sistem managemen lingkungan

  • 2. Ragam Dimensi PembangunanRagam Dimensi Pembangunan BerkelanjutanBerkelanjutan Memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengabaikan peluang generasi yang akan datang untuk memperoleh kebutuhannya sendiri. Pencapaian secara simultan tiga unsur penting, yaitu:  Kesejahteraan Ekonomi  Kualitas Lingkungan  Kesetaraan Ekuitas Kualitas hidup yang lebih baik untuk setiap orang serta generasi yang akan datang
  • 3. Perubahan paradigma strategi untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan: Sistem pemikiran yang terkotak- kotak terfokus pada bagian tertentu saja secara parsial Pendekatan Tradisional Sustainable Approach Sistem pemikiran fokus pada ketergantungan bagian dan mengoptimasikan seluruh sistem Dampak lingkungan/sosial dilakukan ahli setelah keputusan strategis dilakukan Dampak lingkungan/sosial dianalisis sebelum pembuat keputusan merencanakan strategi pembangunan Forecasting: dimana kita saat ini – bagaimana kita dapat meningkatkan 5% Backcasting: seperti apakah dunia yang berkelanjutan itu dalam 30 tahun yad, dan bagaimana cara kita mencapainya? Posisi perusahaan hanya satu-satunya tujuan Stakeholder terlibat dalam memahami berbagai pandangan untuk mendapatkan solusi yang terbaik solution
  • 4. Perusahaan menyusun konsepPerusahaan menyusun konsep bagaimana mereka mengelolabagaimana mereka mengelola lingkungan:lingkungan: Pentaatan Lingkungan Pengelolaan Dampak Pembangunan Berkelanjutan “End-of-pipe” Batasan dampak kegiatan saat ini Pencegahan pencemaran; Sistem manajemen Desain ulang untuk menghilangkan dampak kegiatan Integrasi Strategis Merubah kegiatan dan merencanakan sistem industri
  • 5. Tantangan pembangunan berkelanjutan berasal dari pertemuan dua kecenderungan utama Penurunan Ketersediaan SDA dan Ekosistem Dampak = Populasi x Pemakaian x Teknologi Penurunan Batas Aktivitas Ketahanan Trend Global
  • 6. Dua dunia yang berbeda !!
  • 7. Mengapa Pengelolaan Lingkungan? Produk/Jasa Pencemaran Lingkungan : -Pencemaran Udara -Pencemaran Air -Pencemaran Tanah Masalah Kependudukan KONSUMENPRODUSEN Uang/Imbalan Sumberdaya Alam penghasil Energi: -Renewable; energi air, matahari, hutan, biomassa, angin, laut dan gelombang -Non-renewable; batu bara, minyak dan gas bumi, bahan bakar sintetis, energi nuklir maupun energi geothermal. SDA penghasil Bahan Baku: -Mineral, Gas Bumi, Perairan, Tanah, Hutan dan lain-lain SDA Lingkungan Hidup: -Udara, ruang, perairan, tanah, dan sebagainya
  • 8. 1. Kerusakan dan menipisnya sumberdaya lingkungan global  Kerusakan atmosfir  Kerusakan lapisan ozon  Kerusakan dan menipisnya sumberdaya hutan  Menipisnya keanekaragaman hayati  Pencemaran dan menipisnya sumber daya kelautan 2. Konsumsi yang berlebihan 3. Kemiskinan dan penurunan kualitas hidup Permasalahan Lingkungan Global
  • 9. 9 Dampak Lingkungan Pengelolaan SDA:  Pengurangan SDA dan Energi  Pencemaran Lingkungan  Perubahan Iklim  Perubahan Tata Guna Lahan  Kehilangan Keanekaragaman Hayati
  • 10. 10 Pengurangan SDA dan Energi  Sumber energi yang non-renewable  Sumber energi yang renewable SUMBER ENERGI CO CO2 N2 O CH4   Batubara   Minyak Bumi   Gas Alam   Biomassa     1.97   15.96   0.15   5.28   19.72   79.79   14.95   29.63      0,002 0,012 3 x 10-15 14.8   2.61 x 10-14   0.065   0.002   0.008 Ekivalen CO2 70.08 144.09 0.102 1.50
  • 11. 11 Pencemaran Lingkungan  Polusi Udara; Smog, Hujan Asam, Debu dan Partikulat  Polusi Air; Air permukaan dan Air tanah  Polusi Limbah B3; Limbah korosif, reaktif, toksik atau yang mudah terbakar/meledak  Polusi Radioaktif; Mineral, air/tanah
  • 12. 12 Perubahan Iklim  Skala global dan lokal  Dipengaruhi oleh; peningkatan konsentrasi CO2 di udara (efek rumah kaca), polusi partikulat/debu, kecepatan penggundulan hutan, pencemaran panas (industri maupun transportasi)
  • 13. Peta suhu bumi 1995-2004
  • 15. Gas-gas Rumah Kaca  Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) mengenai Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change – UNFCCC), ada 6 jenis gas yang menyebabkan efek rumah kaca yaitu :  Karbondioksida (CO2)  Dinitro Oksida (N2O)  Metana (CH4)  Sulfurheksaflorida (SF6)  Perflorokarbon (PFCs)  Hidroflorokarbon (HFCs)
  • 17.
  • 19. 19 Tabel 5. Peringkat negara pencemar emisi karbon di dunia Negara Peringkat Kontribusi (%)  Amerika Serikat Uni Sovyet (lama) Brasil Cina India Jepang Jerman Barat (lama) Inggris Indonesia Perancis  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 19.8 12.8 11.2 7.1 4.2 4.1 3.0 2.9 2.6 2.3
  • 20. 20 Perubahan Tata Guna Lahan  Proses Produksi di rural dan Konsumsi Energi di daerah urban  Aktivitas penggunaan energi dapat dikonversi dalam luasan area yang diperlukan untuk produksi (misal : hidroelektrik/Kedungombo?)  Tanah yang digunakan untuk industri nuklir akan terkontaminasi berabad-abad
  • 21. Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS 21 Kehilangan Keanekaragaman Hayati  Akibat aktivitas manusia  Dampaknya: Hilangnya sumber-sumber genetik Hilangnya sumber pangan potensial dan pengendali penyakit Stabilitas ekosistem berkurang Hilangnya daya tahan ekosistem
  • 22. 1. Persediaan air dan sanitasi 2. Pengelolaan limbah padat 3. Emisi kendaraan di daerah urban 4. Polusi industri, terutama di pulau – pulau yang menjadi lokasi industri 5. Pengelolaan daerah pertambangan dan area konsesi hutan di berbagai pulau 6. Proteksi daerah aliran sungai (DAS) 7. Proteksi keanekaragaman hayati dan keberlanjutan dari ekosistem global Permasalahan LH di Indonesia
  • 23. ISO 14001ISO 14001 International Standard Organization 14001
  • 24.  Standar internasional yang berisi syarat-syarat untuk mengadakan, mengimplementasikan serta mengoperasikan Sistem Manajemen Lingkungan (SML)  Seri ISO 14001 : 2004 ditujukan untuk memperjelas edisi th. 1996 dan lebih kompatible dengan ISO 9001 Tentang ISO
  • 25.  IEC (1906)  ISA (1926)  International Organization for Standardization (23 Februari 1947), berpusat di Jenewa  Saat ini sudah dihasilkan > 9300 standar dan 170.700 halaman teknis Tentang ISO
  • 26. SEJARAH PERKEMBANGAN ISO 14000 Modul 01 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP- ITS EU CEN CIA UNCED IEC/ISO BSI EMAS ISO 9001 Pengembangan Berkelanjutan BS 7750 ISO 9000 SAGE ISO-SHEMS ISO TC 176 VISION 2000 ISO 14001 Standar Sistem Manajemen Lingkungan yang Diterima Secara Internasional SEJARAH PERKEMBANGAN ISO 14001 Penjelasan : EU : European Union; CEN : Comite European de Normalisation; CIA : Chemical Industries Association UNCED: 1992 United Nations on the Environment and Development IEC : International Electrotechnical Commission; ISO : International Organization for Standardization BSI : British Standard Institutes; SAGE : 1991 Strategic Advisory Group for the Environment EMAS : Eco-Management and Audit Scheme; BS : British Standards TC : Technical Committee; SHEMS : Safety, Health, and Environmental Management Systems  “Conference on Human and Environment” oleh PBB pada tahun 1972  UNEP dan WCED 1987 “Our Common future”  UNCED, 1989 KTT Bumi Rio de Janeiro, 1992  BCSD  SAGE, 1991  Komisi Teknis TC-207  ISO Seri 14000
  • 27. Alasan Perlunya Standar  Adanya Technical Barriers to Trade  Mencegah Non-TBT  Liberalisasi perdagangan dunia  Saling ketergantungan antar sektor  Sistem komunikasi seluruh dunia  Perlunya penyeragaman standar teknologi
  • 28. Kriteria Standar Sistem Manajemen  Generic – aplikabel untuk semua jenis organisasi/perusahaan  Sistem Manajemen – mengacu kepada apa yang dilakukan suatu organisasi untuk mengelola proses atau aktivitasnya untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan sendiri, yaitu; - mentaati peraturan, sesuai dengan ketetapan lingkungan  Model Acuan – untuk diikuti dalam penyusunan maupun pelaksanaan
  • 29. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN Sistem Manajemen Lingkungan menurut ISO 14001:2004 adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan mengimplementasi kebijakan lingkungan dan mengelola aspek-aspek lingkungan- nya.
  • 30. SML ISO 14000 berarti… Apa yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan yang disebabkan oleh aktivitasnya  Jadi concerns proses bukan produk/hasil !
  • 31. Penerapan ISO di Indonesia • ISO 14001 = SNI 19-14001 • Sertifikasi organisasi yang telah melakukan SML • Data 2005 (Database Nasional Sertifikasi ISO 14001) adalah berjumlah: ± 384 perusahaan mendapatkan sertifikasi ISO 14001
  • 32. ISO 14000 SERIES  ISO seri 14001-14009 : SML (EMS)  ISO seri 14010-14019 : Audit Lingkungan  ISO seri 14020-14029 : Environmental Labelling (Ecolabel)  ISO seri 14030-14039 : Environmental Performance Evaluation (EPE)  ISO seri 14040-14049 : Life Cycle Assessment (LCA)  ISO seri 14050 : Term and Definition
  • 33. ISO 14000 SERIES  ISO seri 14001-14009 tentang Environmental Management System (EMS) atau Sistem Manajemen Lingkungan (SML). ISO 14001 tentang SML ini adalah seri yang paling banyak dikenal karena sertifikasi ISO 14000 sebenarnya adalah sertifikasi untuk ISO 14001 ini.
  • 35. ISO 14000 SERIES  ISO seri 14010-14019 tentang Environmental Auditing (Audit Lingkungan) ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam penerapan sistem manajemen lingkungan, jadi tidak memerlukan sertifikasi.  ISO seri 14020-14029 tentang Environmental Labelling (Ekolabel). ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi, tetapi yang disertifikasi adalah produknya sedangkan EMS yang disertifikasi adalah sistemya.
  • 38. ISO 14000 SERIES  ISO seri 14030-14039 tentang Environmental Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi Kinerja Lingkungan. Diukur dengan mengkuantifikasi dampak kegiatan terhadap lingkungan.  ISO seri 14040-14049 tentang Life Cycle Assessment (LCA) atau Analisis Daur Hidup Produk Standar ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi, dimana setiap produk mempunyai siklus hidup
  • 41. ISO 14000 SERIES  ISO 14050 tentang Term and Definition Dalam dokumen ini terdapat definisi- definisi yang digunakan dalam ISO seri 14000.
  • 45. ELEMEN DALAM SML  Kebijakan Lingkungan  Perencanaan  Implementasi dan Operasi  Pemeriksaan  Pengkajian Manajemen
  • 47. ELEMEN-ELEMEN SML 4.1. Persyaratan Umum 4.2. Kebijakan Lingkungan 4.3. Perencanaan 4.3.1 Aspek-Aspek Lingkungan 4.3.2 Perundangan dan Peraturan Lingkungan 4.3.3 Tujuan, Sasaran dan Program
  • 48. ELEMEN-ELEMEN SML 4.4. Penerapan dan Operasi 4.4.1 Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab dan Wewenang 4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian 4.4.3 Komunikasi 4.4.4 Dokumentasi 4.4.5 Pengendalian Dokumen 4.4.6 Pengendalian Operasional 4.4.7 Persiapan Tanggapan dan Tindakan Darurat
  • 49. ELEMEN-ELEMEN SML 4.5 Pemeriksaan 4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran 4.5.2 Evaluasi Ketaatan 4.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan 4.5.4 Pengendalian Rekaman 4.5.5 Audit Internal 4.6 Pengkajian Manajemen
  • 50. Keuntungan SML  Mengurangi penggunaan bahan baku/SD;  Mengurangi konsumsi energi;  Meningkatkan efisiensi proses;  Mengurangi timbulan limbah dan biaya penanganannya, dan  Memanfaatkan sumberdaya yang dapat didaur-ulang.
  • 51. Kerugian SML Prosedur terdokumentasi dan tertulis sangat rinci sehingga keberhasilan sangat tergantung dari kesadaran karyawan
  • 53. TENTANG EMAS • Program 3 (tiga) tahunan • Alat bantu manajemen untuk meningkatkan kinerja lingkungan suatu organisasi dan menyelaraskan tujuan organisasi dengan peraturan yang berlaku. • Meningkatkan kinerja lingkungan sebesar 33%. • Hingga tahun 2003: 82 organisasi EMAS versus 2.917 organisasi ISO 14001 yang mencatat (di UK)
  • 55. SYARAT-SYARAT EMAS Mematuhi peraturan lingkungan Membuat analisis lingkungan sekitar Mengaplikasikan program dan sistem manajemen lingkungan Membuat audit lingkungan Menetapkan tujuan dan sasaran Mengkomunikasikan pernyataan lingkungan dengan organisasi terkait (diakui)
  • 56. SYARAT AKREDITASI EMAS  Menetapkan Kebijakan Lingkungan  Melakukan Review Lingkungan  Menyusun Program Lingkungan  Membuat Sistem Manajemen  Melakukan Siklus Audit  Membuat Pernyataan Publik Tahunan  Mengaudit Secara Eksternal
  • 57.  EMAS diharuskan melakukan analisis lingkungan untuk kriteria tertentu  Mewajibkan audit, review dan pernyataan publik (Environmental Statement)  EMAS untuk kegiatan industri, ISO untuk semua aktivitas organisasi  Lebih menekankan pada EVABAT (Economically Viable Application of Best Available Technology)  EMAS mensyaratkan adanya verifikasi eksternal sistem manajemen dan auditnya, sedangkan ISO 14001 tidak  Komunikasi dengan Otoritas, Publik maupun Kontraktor  EMAS masih terbatas di Eropa, ISO diaplikasi internasional ISO 14001 EMAS
  • 58. PROPERPROPER Program For Pollution Control, Evaluation & RatingProgram For Pollution Control, Evaluation & Rating EMAS versi INDONESIA !EMAS versi INDONESIA !
  • 59. PROPER  Tujuan: Peningkatan pentaatan & kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingk. hidup secara kontinu lewat implikasi instrumen insentif & disinsentif reputasi dengan mekanisme penyebaran informasi (disclosure) kepada publik dan stakeholders  Pihak terkait & peran :  BAPEDAL: rating & disclosure  Masyarakat: social pressure  Pasar: reputation
  • 60. PROPER LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG 1980-1990an : PENGENDALIAN POLUSI DI INDONESIA TIDAK MEMADAI “PROPER” DICETUSKAN U/ MEMPERBAIKI KONDISI PENGENDALIAN LINGKUNGAN
  • 61. LANDASAN PROPERLANDASAN PROPER 1. PENGAWASAN PENTAATAN DLM PENGELOLAAN LINGK.HIDUP 3. HAK MASY. U/ BERPERAN DLM PENGELOLAAN LINGK. HIDUP 2. HAK ATAS INFORMASI LINGK. HIDUP 4. KEWAJIBAN PERUSH. U/ MEMBERIKAN INFORMASI KATAKUNCI:KATAKUNCI: UU NO. 23/1997 PASAL 22 (1) UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2) UU NO. 23/1997 PASAL 5 (3) UU NO.23/1997 PASAL 7 (1) UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2)
  • 62.  EMAS  KELOLA LINGK > PERSYARATAN & ZERO EMISI  HIJAU  KELOLA LINGK. REPUTASI INSENTIF DAN PERSYARATAN  BIRU  KELOLA LINGK. SESUAI PERSYARATAN  MERAH  KELOLA LINGK TAPI BELUM SESUAI PERSYARATAN  HITAM  BELUM MELAKUKAN KELOLA LINGK. YANG SIGNIFIKAN HASIL TSB DILAPORKAN KEPADA PUBLIK HASIL EVALUASI PROPER:HASIL EVALUASI PROPER:
  • 63. Peringkat Proper 2004-2005 Jumlah yang ber-sertifikasi ISO 14001 Emas (nihil) - Hijau (total 23) 13 Biru (total 221) 30 Merah (total 150) 7 Hitam (total 71) 1 Perusahaan dengan sertifikasi ISO dan label PROPER (data 2005, database Nasional sertifikasi ISO 14001) PROPER ISO 14001

Notes de l'éditeur

  1. Pemahaman dampak dan perubahan ekologis ini sangat penting mengingat: 1. Manusia tidak akan pernah dapat menduga secara tepat konsekuensi negatif apa yang terjadi terhadap lingkungan sebagai dampak dari aktivitasnya. 2. Dampak lingkungan yang terjadi pada suatu komponen lingkungan secara pasti akan mempengaruhi komponen lingkungan yang lainnya, atau adanya interrelated effects. 3. Respons komponen lingkungan terhadap suatu pressure/aktivitas akan menghasilkan dampak yang berbeda-beda. Tidak semua komponen lingkungan akan mampu beradaptasi.
  2. Sumber energi yang non-renewable, seperti: batu bara, minyak dan gas bumi, bahan bakar sintetis, energi nuklir maupun energi geothermal. Hal yang berlaku adalah pada saat kita menggunakannya, secara prinsip sebetulnya kita tidak “memproduksi” energi tetapi mengambil sumber energi yang tersedia sehingga menjadi berkurang untuk persediaan yang akan datang. Sedangkan sumber energi yang renewable, seperti: energi air atau solar cell (energi matahari yang langsung), atau juga pada hutan, biomassa, angin, laut dan gelombang (energi matahari yang tidak langsung). Hal yang berlaku adalah apabila laju penggunaannya melebihi kemampuan untuk memperbaharui, maka akan terjadi adalah kelangkaan sumber energi (energy depletion).
  3. Polusi Udara, yang dapat kita bagi lagi dalam beberapa kategori, misalnya: Smog (smoke + fog) terjadi sebagai akibat dari proses pembakaran yang tidak sempurna pada mesin kendaraan, sehingga menghasilkan CO dan NO.  Hujan asam terjadi sebagai konsekuensi dari penggunaan minyak bumi yang menghasilkan emisi SOX dan NOX, sehingga berakumulasi dengan uap air di udara membentuk senyawa asam H2SO4 dan HNO3 sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada cat bangunan, badan air, kesehatan, maupun menyebabkan proses leaching pada logam berat dalam tanah.  Polusi debu dan partikulat menyebabkan alam semakin “gelap” akibat aktivitas yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan juga aktivitas alam.
  4. Akumulasi gas rumah kaca (CO, CO2, N2O, CH4, CFC-12, CFC-11) dapat menyebabnya naiknya suhu bumi. Setiap kenaikan 1 oC akan menyebabkan muka air laut naik sekitar 15 – 30 cm. Naiknya suhu bumi dikenal sebagai global warming, hal ini juga ditunjang oleh adanya pengurangan hutan Global warming juga dipicu olah adanya pengurangan lapisan ozon (ozon depletion) di atmosfir. Lapisan O3 berkurang akibat adanya senyawa Cl pada CFC yang dapat mengikat oksigen sehingga dapat mengurangi pembentukan O3. Dilain pihak O3 di level troposfir dapat terbentuk dari reaksi antara NOx dengan partikulat/HC sehingga membahayakan bagi manusia karena O3 bersifat reaktif. Transportasi adalah penyumbang utama polutan CO, NOx dan HC (hidrokarbon), sedangkan industri penghasil utama SOx dan sedikit NOx dan Partikulat.
  5. Perubahan tata guna lahan akibat proses produksi dan konsumsi energi dapat menyebabkan: Kerusakan lapisan subur tanah Pengikisan karena erosi Perubahan DAS Proses penggurunan (desertifikasi) Proses penggaraman (salinasi) Perubahan bentuk yang mengurangi kemampuan tanah sebagai peresap air
  6. Luas hutan Indonesia 110 juta Ha Kawasan Lindung 19 juta Ha Kawasan Hutan Perusahaan Kayu : 65 juta Ha Tingkat penyusutan hutan setahun 800.000 – 1,3 juta Ha (0,7% -1,1%) Luas hutan tropis dunia + 1,79 milyar Ha Laju pengurangan hutan tropis 15,5 juta Ha/tahun Indonesia mempunyai 17 % spesies dunia, yang tersebar dalam 47 ekosistem. 3000 spesies dimanfaatkan produksi pangan 25.000 – 50.000 spesies untuk obat-obatan tradisional Dan 80% spesies terestrial ada di hutan.
  7. Pengembangan standar lingkungan ini diperlukan karena memiliki beberapa aspek penting, diantaranya : Teknis Ilmiah: memberi satu sistem acuan yang terkuantifikasi/terspesifikasi dalam mengukur sesuatu hal, berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang disepakati bersama tanpa melampaui batas-batas kemampuan teknis ilmiah yang ada. Legal : memberi jaminan adanya suatu sistem acuan yang tidak membedakan status dan kedudukan dari semua pihak yang berkepentingan dengan standar tersebut, dan Ekonomi : memberi satu acuan sistem kualitas yang obyektif dalam persaingan di pasar ekonomi yang terbuka bagi para produsen serta memberikan mekanisme perlindungan kepentingan konsumen.
  8. Pengembangan standar lingkungan ini diperlukan karena memiliki beberapa aspek penting, diantaranya : Teknis Ilmiah: memberi satu sistem acuan yang terkuantifikasi/terspesifikasi dalam mengukur sesuatu hal, berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang disepakati bersama tanpa melampaui batas-batas kemampuan teknis ilmiah yang ada. Legal : memberi jaminan adanya suatu sistem acuan yang tidak membedakan status dan kedudukan dari semua pihak yang berkepentingan dengan standar tersebut, dan Ekonomi : memberi satu acuan sistem kualitas yang obyektif dalam persaingan di pasar ekonomi yang terbuka bagi para produsen serta memberikan mekanisme perlindungan kepentingan konsumen.
  9. Ada 3 komponen besar dalam ISO 14001 yaitu; Program lingkungan tertulis; Pendidikan dan pelatihan; dan Pengetahuan mengenai peraturan perundang-undangan lokal dan nasional.
  10. Audit lingkungan mirip dengan medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu perusahaan. Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan (internal audit) maupun oleh pihak luar (eksternal audit). Untuk audit sistem manajemen lingkungan seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor seperti yang ditetapkan dalam ISO 14012.
  11. Jadi suatu perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISO 14001, bila diperlukan maka dapat juga mengusulkan untuk memperoleh ekolabeling. Yang mana yang akan didahulukan untuk perolehannya tergantung dari permintaan pasar.
  12. Standar ISO seri 14000 yang telah ditetapkan menjadi standar internasional adalah ISO 14001, 14004, 14010, 14011, 14012 dan ISO 14040. Indonesia pada saat ini telah mengadopsi Standar ISO 14001, 14002, 14010, 14011 dan 14012 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Sambutan ISO seri 14000 di Indonesia sangat baik, tak kurang dari 85 industri yang telah sukarela menerapkan SML (ISO 14001) dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dari 85 industri tersebut, tercatat sudah 26 industri yang telah memperoleh sertifikat ISO 14001. Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem, jadi dengan menerapkan standard tersebut berarti kita memperbaiki sistem.  
  13. -      Kebijakan Lingkungan : Pernyataan tentang maksud kegiatan manajemen lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya -      Perencanaan : Mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan peraturan lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program pengelolaan lingkungan. -      Implementasi : Mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, training komunikasi, dokumentasi, kontrol dan tanggap darurat. -   Pemeriksaan Mencakup pemantauan, pengukuran, dan audit. -      Pengkajian Manajemen : Kajian tentang kesesuaian dan efektivitas sistem untuk mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.
  14. Catatan Peserta :
  15. Catatan Peserta :
  16. Catatan Peserta :