2. Ragam Dimensi PembangunanRagam Dimensi Pembangunan
BerkelanjutanBerkelanjutan
Memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengabaikan peluang generasi
yang akan datang untuk
memperoleh kebutuhannya sendiri.
Pencapaian secara simultan tiga
unsur penting, yaitu:
Kesejahteraan Ekonomi
Kualitas Lingkungan
Kesetaraan Ekuitas
Kualitas hidup yang lebih baik
untuk setiap orang serta
generasi yang akan datang
3. Perubahan paradigma strategi untuk
melaksanakan pembangunan
berkelanjutan:
Sistem pemikiran yang terkotak-
kotak terfokus pada bagian
tertentu saja secara parsial
Pendekatan Tradisional Sustainable Approach
Sistem pemikiran fokus pada
ketergantungan bagian dan
mengoptimasikan seluruh sistem
Dampak lingkungan/sosial dilakukan ahli
setelah keputusan strategis dilakukan
Dampak lingkungan/sosial dianalisis
sebelum pembuat keputusan
merencanakan strategi pembangunan
Forecasting: dimana kita saat ini –
bagaimana kita dapat meningkatkan
5%
Backcasting: seperti apakah dunia yang
berkelanjutan itu dalam 30 tahun yad,
dan bagaimana cara kita mencapainya?
Posisi perusahaan hanya satu-satunya
tujuan
Stakeholder terlibat dalam memahami
berbagai pandangan untuk mendapatkan
solusi yang terbaik solution
4. Perusahaan menyusun konsepPerusahaan menyusun konsep
bagaimana mereka mengelolabagaimana mereka mengelola
lingkungan:lingkungan:
Pentaatan
Lingkungan
Pengelolaan
Dampak
Pembangunan
Berkelanjutan
“End-of-pipe”
Batasan dampak
kegiatan saat ini
Pencegahan pencemaran;
Sistem manajemen
Desain ulang untuk
menghilangkan dampak
kegiatan
Integrasi Strategis
Merubah kegiatan dan
merencanakan sistem
industri
5. Tantangan pembangunan berkelanjutan berasal dari
pertemuan dua kecenderungan utama
Penurunan Ketersediaan SDA
dan Ekosistem
Dampak = Populasi x Pemakaian x
Teknologi
Penurunan
Batas
Aktivitas
Ketahanan
Trend Global
7. Mengapa Pengelolaan Lingkungan?
Produk/Jasa
Pencemaran Lingkungan :
-Pencemaran Udara
-Pencemaran Air
-Pencemaran Tanah
Masalah Kependudukan
KONSUMENPRODUSEN
Uang/Imbalan
Sumberdaya Alam penghasil Energi:
-Renewable; energi air, matahari, hutan,
biomassa, angin, laut dan gelombang
-Non-renewable; batu bara, minyak dan gas
bumi, bahan bakar sintetis, energi nuklir maupun
energi geothermal.
SDA penghasil Bahan Baku:
-Mineral, Gas Bumi, Perairan, Tanah, Hutan dan
lain-lain
SDA Lingkungan Hidup:
-Udara, ruang, perairan, tanah, dan sebagainya
8. 1. Kerusakan dan menipisnya sumberdaya
lingkungan global
Kerusakan atmosfir
Kerusakan lapisan ozon
Kerusakan dan menipisnya sumberdaya hutan
Menipisnya keanekaragaman hayati
Pencemaran dan menipisnya sumber daya
kelautan
2. Konsumsi yang berlebihan
3. Kemiskinan dan penurunan kualitas hidup
Permasalahan Lingkungan Global
9. 9
Dampak Lingkungan
Pengelolaan SDA:
Pengurangan SDA dan Energi
Pencemaran Lingkungan
Perubahan Iklim
Perubahan Tata Guna Lahan
Kehilangan Keanekaragaman Hayati
10. 10
Pengurangan SDA dan
Energi
Sumber energi yang non-renewable
Sumber energi yang renewable
SUMBER
ENERGI
CO CO2
N2
O CH4
Batubara
Minyak Bumi
Gas Alam
Biomassa
1.97
15.96
0.15
5.28
19.72
79.79
14.95
29.63
0,002
0,012
3 x 10-15
14.8
2.61 x 10-14
0.065
0.002
0.008
Ekivalen CO2
70.08 144.09 0.102 1.50
11. 11
Pencemaran Lingkungan
Polusi Udara;
Smog, Hujan Asam, Debu dan Partikulat
Polusi Air;
Air permukaan dan Air tanah
Polusi Limbah B3;
Limbah korosif, reaktif, toksik atau yang mudah
terbakar/meledak
Polusi Radioaktif;
Mineral, air/tanah
12. 12
Perubahan Iklim
Skala global dan lokal
Dipengaruhi oleh;
peningkatan konsentrasi CO2
di udara
(efek rumah kaca),
polusi partikulat/debu,
kecepatan penggundulan hutan,
pencemaran panas (industri maupun
transportasi)
15. Gas-gas Rumah Kaca
Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) mengenai Perubahan Iklim
(United Nations Framework Convention on
Climate Change – UNFCCC), ada 6 jenis gas
yang menyebabkan efek rumah kaca yaitu :
Karbondioksida (CO2)
Dinitro Oksida (N2O)
Metana (CH4)
Sulfurheksaflorida (SF6)
Perflorokarbon (PFCs)
Hidroflorokarbon (HFCs)
19. 19
Tabel 5. Peringkat negara pencemar
emisi karbon di dunia
Negara Peringkat Kontribusi (%)
Amerika Serikat
Uni Sovyet (lama)
Brasil
Cina
India
Jepang
Jerman Barat (lama)
Inggris
Indonesia
Perancis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
19.8
12.8
11.2
7.1
4.2
4.1
3.0
2.9
2.6
2.3
20. 20
Perubahan Tata Guna
Lahan
Proses Produksi di rural dan Konsumsi Energi di
daerah urban
Aktivitas penggunaan energi dapat dikonversi
dalam luasan area yang diperlukan untuk
produksi (misal : hidroelektrik/Kedungombo?)
Tanah yang digunakan untuk industri nuklir akan
terkontaminasi berabad-abad
21. Modul 02 Pelatihan ISO 14000 Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP - ITS
21
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
Akibat aktivitas manusia
Dampaknya:
Hilangnya sumber-sumber genetik
Hilangnya sumber pangan potensial dan
pengendali penyakit
Stabilitas ekosistem berkurang
Hilangnya daya tahan ekosistem
22. 1. Persediaan air dan sanitasi
2. Pengelolaan limbah padat
3. Emisi kendaraan di daerah urban
4. Polusi industri, terutama di pulau – pulau yang
menjadi lokasi industri
5. Pengelolaan daerah pertambangan dan area
konsesi hutan di berbagai pulau
6. Proteksi daerah aliran sungai (DAS)
7. Proteksi keanekaragaman hayati dan
keberlanjutan dari ekosistem global
Permasalahan LH di Indonesia
24. Standar internasional yang berisi
syarat-syarat untuk mengadakan,
mengimplementasikan serta
mengoperasikan Sistem
Manajemen Lingkungan (SML)
Seri ISO 14001 : 2004 ditujukan
untuk memperjelas edisi th. 1996
dan lebih kompatible dengan ISO
9001
Tentang ISO
25. IEC (1906)
ISA (1926)
International Organization for
Standardization (23 Februari 1947),
berpusat di Jenewa
Saat ini sudah dihasilkan > 9300 standar
dan 170.700 halaman teknis
Tentang ISO
26. SEJARAH PERKEMBANGAN ISO
14000
Modul 01 Pelatihan ISO 14000
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-
ITS
EU CEN CIA UNCED IEC/ISO BSI
EMAS ISO 9001 Pengembangan
Berkelanjutan
BS 7750 ISO 9000
SAGE
ISO-SHEMS ISO TC 176 VISION 2000
ISO 14001
Standar Sistem Manajemen Lingkungan yang
Diterima Secara Internasional
SEJARAH PERKEMBANGAN ISO 14001
Penjelasan :
EU : European Union; CEN : Comite European de Normalisation; CIA : Chemical Industries Association
UNCED: 1992 United Nations on the Environment and Development
IEC : International Electrotechnical Commission; ISO : International Organization for Standardization
BSI : British Standard Institutes; SAGE : 1991 Strategic Advisory Group for the Environment
EMAS : Eco-Management and Audit Scheme; BS : British Standards
TC : Technical Committee; SHEMS : Safety, Health, and Environmental Management Systems
“Conference on Human
and Environment” oleh
PBB pada tahun 1972
UNEP dan WCED 1987
“Our Common future”
UNCED, 1989 KTT Bumi
Rio de Janeiro, 1992
BCSD
SAGE, 1991
Komisi Teknis TC-207
ISO Seri 14000
27. Alasan Perlunya Standar
Adanya Technical Barriers to Trade
Mencegah Non-TBT
Liberalisasi perdagangan dunia
Saling ketergantungan antar sektor
Sistem komunikasi seluruh dunia
Perlunya penyeragaman standar
teknologi
28. Kriteria Standar Sistem
Manajemen
Generic – aplikabel untuk semua jenis
organisasi/perusahaan
Sistem Manajemen – mengacu
kepada apa yang dilakukan suatu organisasi
untuk mengelola proses atau aktivitasnya untuk
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan sendiri,
yaitu; - mentaati peraturan, sesuai dengan
ketetapan lingkungan
Model Acuan – untuk diikuti dalam
penyusunan maupun pelaksanaan
29. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
Sistem Manajemen Lingkungan menurut
ISO 14001:2004 adalah bagian dari
sistem manajemen organisasi yang
digunakan untuk mengembangkan dan
mengimplementasi kebijakan lingkungan
dan mengelola aspek-aspek lingkungan-
nya.
30. SML ISO 14000 berarti…
Apa yang dilakukan suatu organisasi atau
perusahaan untuk meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan yang disebabkan
oleh aktivitasnya
Jadi concerns proses bukan produk/hasil !
31. Penerapan ISO di Indonesia
• ISO 14001 = SNI 19-14001
• Sertifikasi organisasi yang telah
melakukan SML
• Data 2005 (Database Nasional
Sertifikasi ISO 14001) adalah
berjumlah: ± 384 perusahaan
mendapatkan sertifikasi ISO 14001
32. ISO 14000 SERIES
ISO seri 14001-14009 : SML (EMS)
ISO seri 14010-14019 : Audit Lingkungan
ISO seri 14020-14029 : Environmental Labelling
(Ecolabel)
ISO seri 14030-14039 : Environmental
Performance Evaluation (EPE)
ISO seri 14040-14049 : Life Cycle Assessment (LCA)
ISO seri 14050 : Term and Definition
33. ISO 14000 SERIES
ISO seri 14001-14009 tentang
Environmental Management System
(EMS) atau Sistem Manajemen
Lingkungan (SML).
ISO 14001 tentang SML ini adalah seri
yang paling banyak dikenal karena
sertifikasi ISO 14000 sebenarnya adalah
sertifikasi untuk ISO 14001 ini.
35. ISO 14000 SERIES
ISO seri 14010-14019 tentang Environmental
Auditing (Audit Lingkungan)
ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam
penerapan sistem manajemen lingkungan, jadi
tidak memerlukan sertifikasi.
ISO seri 14020-14029 tentang Environmental
Labelling (Ekolabel).
ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi,
tetapi yang disertifikasi adalah produknya
sedangkan EMS yang disertifikasi adalah
sistemya.
38. ISO 14000 SERIES
ISO seri 14030-14039 tentang Environmental
Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi
Kinerja Lingkungan.
Diukur dengan mengkuantifikasi dampak
kegiatan terhadap lingkungan.
ISO seri 14040-14049 tentang Life Cycle
Assessment (LCA) atau Analisis Daur Hidup
Produk
Standar ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi,
dimana setiap produk mempunyai siklus hidup
47. ELEMEN-ELEMEN SML
4.1. Persyaratan Umum
4.2. Kebijakan Lingkungan
4.3. Perencanaan
4.3.1 Aspek-Aspek Lingkungan
4.3.2 Perundangan dan Peraturan
Lingkungan
4.3.3 Tujuan, Sasaran dan Program
48. ELEMEN-ELEMEN SML
4.4. Penerapan dan Operasi
4.4.1 Sumber Daya, Peran, Tanggung
Jawab dan Wewenang
4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian
4.4.3 Komunikasi
4.4.4 Dokumentasi
4.4.5 Pengendalian Dokumen
4.4.6 Pengendalian Operasional
4.4.7 Persiapan Tanggapan dan Tindakan
Darurat
49. ELEMEN-ELEMEN SML
4.5 Pemeriksaan
4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran
4.5.2 Evaluasi Ketaatan
4.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan
Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
4.5.4 Pengendalian Rekaman
4.5.5 Audit Internal
4.6 Pengkajian Manajemen
50. Keuntungan SML
Mengurangi penggunaan bahan
baku/SD;
Mengurangi konsumsi energi;
Meningkatkan efisiensi proses;
Mengurangi timbulan limbah dan
biaya penanganannya, dan
Memanfaatkan sumberdaya yang
dapat didaur-ulang.
53. TENTANG EMAS
• Program 3 (tiga) tahunan
• Alat bantu manajemen untuk meningkatkan
kinerja lingkungan suatu organisasi dan
menyelaraskan tujuan organisasi dengan
peraturan yang berlaku.
• Meningkatkan kinerja lingkungan sebesar
33%.
• Hingga tahun 2003: 82 organisasi EMAS
versus 2.917 organisasi ISO 14001 yang
mencatat (di UK)
55. SYARAT-SYARAT EMAS
Mematuhi peraturan lingkungan
Membuat analisis lingkungan sekitar
Mengaplikasikan program dan sistem
manajemen lingkungan
Membuat audit lingkungan
Menetapkan tujuan dan sasaran
Mengkomunikasikan pernyataan lingkungan
dengan organisasi terkait (diakui)
56. SYARAT AKREDITASI
EMAS
Menetapkan Kebijakan Lingkungan
Melakukan Review Lingkungan
Menyusun Program Lingkungan
Membuat Sistem Manajemen
Melakukan Siklus Audit
Membuat Pernyataan Publik
Tahunan
Mengaudit Secara Eksternal
57. EMAS diharuskan melakukan analisis lingkungan untuk
kriteria tertentu
Mewajibkan audit, review dan pernyataan publik
(Environmental Statement)
EMAS untuk kegiatan industri, ISO untuk semua aktivitas
organisasi
Lebih menekankan pada EVABAT (Economically Viable
Application of Best Available Technology)
EMAS mensyaratkan adanya verifikasi eksternal sistem
manajemen dan auditnya, sedangkan ISO 14001 tidak
Komunikasi dengan Otoritas, Publik maupun Kontraktor
EMAS masih terbatas di Eropa, ISO diaplikasi internasional
ISO 14001
EMAS
58. PROPERPROPER
Program For Pollution Control, Evaluation & RatingProgram For Pollution Control, Evaluation & Rating
EMAS versi INDONESIA !EMAS versi INDONESIA !
59. PROPER
Tujuan: Peningkatan pentaatan &
kinerja perusahaan dalam
pengelolaan lingk. hidup secara
kontinu lewat implikasi instrumen
insentif & disinsentif reputasi dengan
mekanisme penyebaran informasi
(disclosure) kepada publik dan
stakeholders
Pihak terkait & peran :
BAPEDAL: rating & disclosure
Masyarakat: social pressure
Pasar: reputation
60. PROPER
LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG 1980-1990an : PENGENDALIAN POLUSI
DI INDONESIA TIDAK MEMADAI
“PROPER” DICETUSKAN U/
MEMPERBAIKI KONDISI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
61. LANDASAN PROPERLANDASAN PROPER
1. PENGAWASAN PENTAATAN DLM
PENGELOLAAN LINGK.HIDUP
3. HAK MASY. U/ BERPERAN DLM
PENGELOLAAN LINGK. HIDUP
2. HAK ATAS INFORMASI LINGK.
HIDUP
4. KEWAJIBAN PERUSH. U/
MEMBERIKAN INFORMASI
KATAKUNCI:KATAKUNCI:
UU NO. 23/1997 PASAL 22 (1)
UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2)
UU NO. 23/1997 PASAL 5 (3)
UU NO.23/1997 PASAL 7 (1)
UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2)
62. EMAS KELOLA LINGK > PERSYARATAN & ZERO
EMISI
HIJAU KELOLA LINGK. REPUTASI INSENTIF DAN
PERSYARATAN
BIRU KELOLA LINGK. SESUAI PERSYARATAN
MERAH KELOLA LINGK TAPI BELUM SESUAI
PERSYARATAN
HITAM BELUM MELAKUKAN KELOLA LINGK. YANG
SIGNIFIKAN
HASIL TSB DILAPORKAN KEPADA PUBLIK
HASIL EVALUASI PROPER:HASIL EVALUASI PROPER:
63. Peringkat Proper
2004-2005
Jumlah yang ber-sertifikasi
ISO 14001
Emas (nihil) -
Hijau (total 23) 13
Biru (total 221) 30
Merah (total 150) 7
Hitam (total 71) 1
Perusahaan dengan sertifikasi ISO dan label PROPER (data 2005,
database Nasional sertifikasi ISO 14001)
PROPER
ISO 14001
Notes de l'éditeur
Pemahaman dampak dan perubahan ekologis ini sangat penting mengingat:
1. Manusia tidak akan pernah dapat menduga secara tepat
konsekuensi negatif apa yang terjadi terhadap lingkungan
sebagai dampak dari aktivitasnya.
2. Dampak lingkungan yang terjadi pada suatu komponen
lingkungan secara pasti akan mempengaruhi komponen
lingkungan yang lainnya, atau adanya interrelated effects.
3. Respons komponen lingkungan terhadap suatu
pressure/aktivitas akan menghasilkan dampak yang
berbeda-beda. Tidak semua komponen lingkungan akan
mampu beradaptasi.
Sumber energi yang non-renewable, seperti: batu bara, minyak dan gas bumi, bahan bakar sintetis, energi nuklir maupun energi geothermal.
Hal yang berlaku adalah pada saat kita menggunakannya, secara prinsip sebetulnya kita tidak “memproduksi” energi tetapi mengambil sumber energi yang tersedia sehingga menjadi berkurang untuk persediaan yang akan datang.
Sedangkan sumber energi yang renewable, seperti: energi air atau solar cell (energi matahari yang langsung), atau juga pada hutan, biomassa, angin, laut dan gelombang (energi matahari yang tidak langsung). Hal yang berlaku adalah apabila laju penggunaannya melebihi kemampuan untuk memperbaharui, maka akan terjadi adalah kelangkaan sumber energi (energy depletion).
Polusi Udara, yang dapat kita bagi lagi dalam beberapa kategori, misalnya:
Smog (smoke + fog)
terjadi sebagai akibat dari proses pembakaran yang tidak
sempurna pada mesin kendaraan, sehingga menghasilkan CO
dan NO.
Hujan asam
terjadi sebagai konsekuensi dari penggunaan minyak bumi
yang menghasilkan emisi SOX dan NOX, sehingga berakumulasi
dengan uap air di udara membentuk senyawa asam H2SO4 dan
HNO3 sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada cat
bangunan, badan air, kesehatan, maupun menyebabkan
proses leaching pada logam berat dalam tanah.
Polusi debu dan partikulat
menyebabkan alam semakin “gelap” akibat aktivitas yang
dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan juga aktivitas alam.
Akumulasi gas rumah kaca (CO, CO2, N2O, CH4, CFC-12, CFC-11) dapat menyebabnya naiknya suhu bumi. Setiap kenaikan 1 oC akan menyebabkan muka air laut naik sekitar 15 – 30 cm.
Naiknya suhu bumi dikenal sebagai global warming, hal ini juga ditunjang oleh adanya pengurangan hutan
Global warming juga dipicu olah adanya pengurangan lapisan ozon (ozon depletion) di atmosfir. Lapisan O3 berkurang akibat adanya senyawa Cl pada CFC yang dapat mengikat oksigen sehingga dapat mengurangi pembentukan O3.
Dilain pihak O3 di level troposfir dapat terbentuk dari reaksi antara NOx dengan partikulat/HC sehingga membahayakan bagi manusia karena O3 bersifat reaktif.
Transportasi adalah penyumbang utama polutan CO, NOx dan HC (hidrokarbon), sedangkan industri penghasil utama SOx dan sedikit NOx dan Partikulat.
Perubahan tata guna lahan akibat proses produksi dan konsumsi energi dapat
menyebabkan:
Kerusakan lapisan subur tanah
Pengikisan karena erosi
Perubahan DAS
Proses penggurunan (desertifikasi)
Proses penggaraman (salinasi)
Perubahan bentuk yang mengurangi kemampuan tanah sebagai peresap air
Luas hutan Indonesia 110 juta Ha
Kawasan Lindung 19 juta Ha
Kawasan Hutan Perusahaan Kayu : 65 juta Ha
Tingkat penyusutan hutan setahun 800.000 – 1,3 juta Ha (0,7% -1,1%)
Luas hutan tropis dunia + 1,79 milyar Ha
Laju pengurangan hutan tropis 15,5 juta Ha/tahun
Indonesia mempunyai 17 % spesies dunia, yang tersebar dalam 47
ekosistem.
3000 spesies dimanfaatkan produksi pangan
25.000 – 50.000 spesies untuk obat-obatan tradisional
Dan 80% spesies terestrial ada di hutan.
Pengembangan standar lingkungan ini diperlukan karena memiliki beberapa aspek penting, diantaranya :
Teknis Ilmiah: memberi satu sistem acuan yang terkuantifikasi/terspesifikasi dalam mengukur sesuatu hal, berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang disepakati bersama tanpa melampaui batas-batas kemampuan teknis ilmiah yang ada.
Legal : memberi jaminan adanya suatu sistem acuan yang tidak membedakan status dan kedudukan dari semua pihak yang berkepentingan dengan standar tersebut, dan
Ekonomi : memberi satu acuan sistem kualitas yang obyektif dalam persaingan di pasar ekonomi yang terbuka bagi para produsen serta memberikan mekanisme perlindungan kepentingan konsumen.
Pengembangan standar lingkungan ini diperlukan karena memiliki beberapa aspek penting, diantaranya :
Teknis Ilmiah: memberi satu sistem acuan yang terkuantifikasi/terspesifikasi dalam mengukur sesuatu hal, berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang disepakati bersama tanpa melampaui batas-batas kemampuan teknis ilmiah yang ada.
Legal : memberi jaminan adanya suatu sistem acuan yang tidak membedakan status dan kedudukan dari semua pihak yang berkepentingan dengan standar tersebut, dan
Ekonomi : memberi satu acuan sistem kualitas yang obyektif dalam persaingan di pasar ekonomi yang terbuka bagi para produsen serta memberikan mekanisme perlindungan kepentingan konsumen.
Ada 3 komponen besar dalam ISO 14001 yaitu;
Program lingkungan tertulis;
Pendidikan dan pelatihan; dan
Pengetahuan mengenai peraturan perundang-undangan lokal dan nasional.
Audit lingkungan mirip dengan medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu perusahaan. Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan (internal audit) maupun oleh pihak luar (eksternal audit). Untuk audit sistem manajemen lingkungan seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor seperti yang ditetapkan dalam ISO 14012.
Jadi suatu perusahaan yang sudah mendapat sertifikat ISO 14001, bila diperlukan maka dapat juga mengusulkan untuk memperoleh ekolabeling. Yang mana yang akan didahulukan untuk perolehannya tergantung dari permintaan pasar.
Standar ISO seri 14000 yang telah ditetapkan menjadi standar internasional adalah ISO 14001, 14004, 14010, 14011, 14012 dan ISO 14040. Indonesia pada saat ini telah mengadopsi Standar ISO 14001, 14002, 14010, 14011 dan 14012 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sambutan ISO seri 14000 di Indonesia sangat baik, tak kurang dari 85 industri yang telah sukarela menerapkan SML (ISO 14001) dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dari 85 industri tersebut, tercatat sudah 26 industri yang telah memperoleh sertifikat ISO 14001. Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem, jadi dengan menerapkan standard tersebut berarti kita memperbaiki sistem.
- Kebijakan Lingkungan :
Pernyataan tentang maksud kegiatan manajemen
lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk
mencapainya
- Perencanaan :
Mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan
peraturan lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan
tujuan pencapaian dan program pengelolaan lingkungan.
- Implementasi :
Mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab,
training komunikasi, dokumentasi, kontrol dan tanggap darurat.
- Pemeriksaan
Mencakup pemantauan, pengukuran, dan audit.
- Pengkajian Manajemen :
Kajian tentang kesesuaian dan efektivitas sistem untuk
mencapai tujuan dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.